14 Mar 2012

Saya Nyoman X (37 Tahun)

by Leonardo Rimba on Wednesday, March 14, 2012 at 11:02am ·

Seorang teman yg untuk pertama-kalinya bertemu dengan saya di acara Bakti Sosial Penyembuhan, yg diadakan oleh Komunitas Spiritual Indonesia, di Denpasar, 4 Maret 2012, mengirimkan yg berikut kepada saya:



-



T = Mas Leo,



Saya Nyoman X (37 tahun). Saya ikut acara di wantilan DPRD Bali, hari Senin kemarin. Sewaktu hujan deras sekitar sore sampai malam harinya. Keinginan awal saya untuk bisa attunement Mata Ketiga dengan Mas Leo tidak kesampaian. Saya salah strategi mengikuti workshop yang lainnya lebih dulu, pas mau ikut yg Mas Leo sudah harus menonton Svara Semesta. Yahhh belum kesampaian deh. Saya memaknai ini hal itu sebagai; saya mungkin belum siap untuk di’tangani’ secara langsung oleh Mas Leo.



J = Suatu saat anda akan bertemu saya lagi, kita akan meditasi berhadap-hadapan.



T = Saya cukup happy karena sempat ngobrol sekilas di awal acara dengan Mas soal unsur-unsur itu. Waktu saya minta tanda tangan Mas untuk buku yg baru saya beli. Selain itu saya sempat diterapi trauma oleh Mas Frans Hananto. Melalui email ini ijinkan saya bertanya beberapa hal. Bagaimana kondisi Mata Ketiga saya?



J = Very good. You have seen things as they are. Mata Ketiga bukanlah tentang konsep kewaskitaan, melainkan tentang kemampuan untuk menjadi diri sendiri.



T = Saya pernah dipotret aura, trus dibilang berwarna indigo? Apakah itu benar? Apa artinya itu? Kenapa saya dikatakan punya bakat jadi penyembuh?



J = Warna indigo artinya anda umumnya sudah berada dalam kondisi gelombang otak Alpha ke bawah. Artinya sudah samadhi hampir setiap saat. Saya juga seperti itu. Dan memang berbakat menjadi penyembuh, kalau anda mau. Caranya bisa anda ciptakan sendiri. Baca saja buku Membuka Mata Ketiga sampai anda paham semuanya, dan kalau anda paham, berarti akan ada yg muncul di pikiran anda. Ikuti saja, namanya intuisi. Itulah fungsi mata ketiga, dan bukan untuk melihat yg aneh-aneh.



T = Kenapa saya tidak bisa klop/plong menjalankan agama tradisi Hindu Bali saya; yang sangat menekankan ritual? Saya ingin keluar dari situ, tapi karena hidup di sebuah desa di Bali, saya mau-tidak mau terlibat di dalamnya.



J = Saya juga tidak klop dengan ritual. Saya tidak pernah ikut ritual dari aliran apapun kecuali saya mau.



T = Tahun 1994 saya mengalami kekerasan di kampus IPDN Jatinangor. Saya lari dari sana karena mengalami banyak hal yg menteror baik fisik, mental, spiritual. Selama 3 bulan saya berdiam diri. Tidak bisa ngomong. Apakah peristiwa ini berdampak pada Mata Ketiga saya? Apa yang menyebabkan saya alami kejadian itu? Apakah saya punya hutang di masa kehidupan saya sebelumnya? Kapan itu? Sebagai apa?



J = Pengalaman anda di masa lalu merupakan hal yg sambung menyambung dengan masa kini. Seolah Alam Semesta membimbing anda, untuk menjadikan anda sebagai anda yg sekarang. Maksudnya apa, anda bisa tanya sendiri kepada diri anda. Hutang masa lalu hanyalah konsep yg berlaku bagi orang yg mempercayainya. Saya sendiri tidak percaya konsep itu. Saya percaya konsep sinkronisitas, jadi seolah ada yg mengatur agar kita hidup sambung menyambung. Dari satu titik menyambung ke titik lainnya tanpa kita berusaha. Namanya sinkronisitas, dan itu dibahas tuntas di dalam buku Membuka Mata Ketiga. Mungkin secara intuitif anda sudah tahu, tapi belum bisa mengungkapkannya. Suatu saat anda akan bisa.



T = Apakah saat ini saya sudah berada dalam track yg betul dalam misi hidup saya? Apakah benar misi hidup saya dalam bidang pendidikan dan tulis menulis? Apakah saya punya bakat menulis yang cukup? Kenapa saya sangat moody?



J = Tentu saja anda sudah betul. Kalaupun ada, mungkin cuma penyesuaian sedikit demi sedikit. Anda moody karena merasa tidak bisa full menjadi diri sendiri. Kalau anda mau menjadi diri sendiri, maka mood anda akan lebih stabil. Saya bisa merasakan anda. Saya seperti anda dulu.



T = Kenapa saya sulit meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya?



J = Karena anda tidak mau pakai itu bahasa. Untuk meningkatkan bahasa Inggris, anda harus berpikir dengan bahasa Inggris. Bicara dengan bahasa Inggris, dan membaca dalam bahasa Inggris. Itu saya lakukan, waktu saya belajar bahasa Inggris. Sekarang pun bacaan saya semuanya bahasa Inggris. Saya membaca dalam bahasa Inggris, dan menulis dalam bahasa Indonesia.



T = Kenapa dada kiri saya sering sakit? Terutama saat cuaca dingin?



J = Kemungkinan itu masalah medis. Kalau medis, anda harus mencari solusi medis juga. Pada pihak lain, ada kemungkinan itu sakit hati dari masa lalu. Dan, karena anda sudah ikut program penyembuhan dengan Frans Hananto, kemungkinan sakit itu sudah jauh berkurang. Kalau anda coba rasakan, mungkin sudah tidak ada lagi. Anda bisa ingat, tapi tidak bisa merasa sakit lagi.



T = Karena terlalu banyak, agaknya sekian dulu. Mohon juga diberikan tips agar Mata Ketiga saya bisa terbuka.



J = Mata Ketiga adalah kelenjar pineal, letaknya di tengah kepala kita. Tidak ada kelopaknya, sehingga tidak bisa terbuka maupun tertutup.



-



T = Mas Leo,



Saya sedang di Yogya. Oya, semalam saya mimpi jadi tersangka dari suatu tindak kriminal, saya merasakan betul. Tapi begitu terbangun, lega, karena hanya mimpi. Mas Leo betul, sakit dada saya mulai berkurang. Kini saya bisa lebih menikmati meditasi.



Mas, saya sedang sekolah S3 di UGM. saya memerlukan fikiran yg fokus dan energi yg ekstra untuk menyelesaikan riset. Mohon bimbingan untuk bisa lebih fokus pada apa yg sedang dihadapi/dikerjakan. Semoga semesta mempertemukan kembali kita, sehingga saya bisa meditasi dengan Mas Leo. buku Mata Ketiga nya tidak bisa saya bawa ke Yogya, karena istri saya jatuh cinta dan langsung ingin membacanya di Bali.



J = Ya, saya akan selalu ingat anda ketika saya meditasi. Kita punya komunitas di Yogyakarta, rencana mau buat acara out bound bulan Mei ini. Frans Hananto juga di Yogyakarta. Anda bisa langsung gabung dengan mereka.



T = Mas, ini kisah spiritual yg pernah saya alami. sehari sebelum hari pernikahan di tahun 2005. Ini sangat besar engaruhnya bagi our journey of spirituality. Oya, saya senang bisa join dengan Komunitas Spiritual Indonesia di DIY. Semoga waktunya pas nanti bulan Mei. Mohon komentarnya setelah Mas Leo membaca kisah saya itu.





Dia Menyelamatkanku



TAHUKAH kawan, sekali dalam fase hidupku, aku pernah mengalami kejadian trance yang sungguh menakjubkan. Sebuah pengalaman bersentuhan dengan kekuatan Maha Sempurna! Itu terjadi persis sehari sebelum puncak hari pernikahan kami.



Pada sore yang kelam, matari belum juga beranjak ke peraduannya. Rumahku saat itu dipenuhi banyak keluarga besar dan tetangga yang ikut membantu persiapan hari pernikahan kami. Aku seharusnya gembira saat itu. Menikah, kawan! Menikah! Lama nian aku tunggu-tunggu momen penting dalam hidupku itu. Tapi hal itu kurang berlaku sempurna rupanya pada diriku. Banyaknya persiapan pernikahan yang mesti ditangani dengan sedikitnya tenaga yang membantu mempengaruhi beban pikiranku di hari-hari terakhir itu. Aku depresi. Banyak urusan kutangani sendiri. Mulai dari memesan katering, membeli babi untuk disembelih, membuat undangan, dan seterusnya.



Di sisi lain aku merasa diteror oleh kerabat dekatku; pamanku. Ia selalu mempersalahkan dan mengkritik hal-hal yang kutangani. Bukannya membantu meringankan beban kami, ia malah kerap mengeluarkan kata-kata yang begitu menusuk hati, menyayat perasaanku.



’Beh, kok begini persiapannya, seperti menikah mendadak?’



’Jangan membuat dekorasi semacam itu, kampungan!’



Atau ” Undang banjar dong, masak menikah sekali hanya ngundang 100 keluarga, kan kurang meriah.’



Setiap usaha keras yang telah kuperbuat, dinilai kecil olehnya. Ia berubah menjadi Ramapati, punggawa tengik dalam serial sandiwara radio Tutur Tinular. Dan sialnya otakku termakan oleh kata-kata tajamnya. Dari menit ke menit pikiranku dipenuhi oleh sumpah-serapahnya. Apakah ia sengaja menterorku? Entahlah. Dan puncaknya terjadi senja itu. Pak Nik, pamanku, mendampratku dengan kata-kata setajam siletnya ketika aku menanyakan masalah pemasangan terpal di depan balai dauh.



’ Pak nik ndak tahu apa-apa, terserah padamulah mau memasang di mana terpal itu,’ ujarnya ketus saat kutanyakan di mana sebaiknya terpal yang barus kudapatkan itu dipasang.



Aneh, kata-katanya kurasakan seperti petir menyambar hatiku yang tengah di puncak sensitifitasnya. Aku berlari ke kamarku. Begitu pintu kubuka, teriakanku pecah menghiasi malam yang mulai tiba. Aku berteriak sekuatnya,” Ahhhhh..................aaaaaaaa!”



Aku berlari dan menjatuhkan diri di depan foto Sad Guru, Narayana (Sri Sathya Sai Baba) yang tersenyum di atas altar kecilku. Kutumpahkan seluruh beban perasaan kepada Beliau.



Kulihat Sad Guru tersenyum dengan lembut ke arahku. Aku menyambutNya. Sepersekian detik kemudian tangisku pecah, aku meraung, menjerit, memecah kesenyapan malam yang mulai turun. Gerimis mulai turun memeluk bumi. Tubuhku lemas, kesadaranku perlahan memudar, semuanya jadi nampak kian menghilang, lenyap dari pandangan. Aku hanya merasakan ibuku masuk ke kamar dan meletakkan tubuhku di atas pangkuannya. Kami berdekapan. Kucurahkan semua beban pada ibuku. Perempuan yang telah melahirkan, mengasuhku, dan berdoa tak pernah putus terhadapku.



Tiba-tiba aku merasakan seluruh saraf di sekujur tubuhku bergetar hebat. Bersamaan dengan itu aku menggigil seperti beribu-ribu ton air es telah dicurahkan di atas kepalaku. Pada saat yang genting itulah, ’sesosok’ wujud melesak masuk ke tubuhku melalui ubun-ubun kepalaku. Sedetik kemudian aku telah kehilangan kuasa atas tubuhku. Sosok tersebut mengambil alih kendali. Dia kini yang menjadi kusir atas diriku. Sedangkan diriku sendiri kurasakan hanya menjadi setitik noktah di sekitar tubuhku. Menyaksikan tubuhku sendiri telah ’dikuasai’ sosok yang baru masuk tersebut. Namun aku masih punya hak merasakan apa yang tengah dilakukan oleh tubuh, dan pikiranku. Selebihnya aku hanya menjadi saksi dari drama yang tengah berlangsung.



Setiap gerakan yang akan kulakukan seperti telah mendapatkan konfirmasi dari sesuatu di luar sana. Sebuah gema halus menuntun setiap gerakan yang akan dilakukan oleh badanku. Gema itu pula yang membisikkan apa-apa yang harus kukatakan. ’Berpaling ke kanan,’ bisiknya. Maka akupun otomatis akan memalingkan wajah ke kanan. ’Ambil gelas di depanmu’. Dengan taksim tubuhku akan melakukan hal tersebut. Tanpa dapat ku kendalikan lagi. Seakan-akan aku hanya sekedar wayang dari dalang yang tengah mempermainkan gerakan-gerakanku.



Selanjutnya yang terjadi adalah hal-hal yang paling menakjubkan dalam hidupku. Aku meminta kain dan baju putih kepada Bapak yang tiba-tiba telah ada di kamarku. Di dekat ayah duduk sambil menangis mbok dan Na, istriku. Setelah mengenakan baju putih, aku meminta mereka semua berjejer duduk di depanku. Saat itulah dari ruang kosong di atasku, sebuah aliran energi dengan deras mengaliri ubun-ubunku. Energi yang berwarna kuning keemasan itu terus menderas memenuhi tubuhku. Aliran itu memberikan suasana tenang dan damai luar biasa bagi tubuh dan pikiranku.



Aku merasakan kebahagian meluap-luap yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Selanjutnya aliran energi itu menuju ke tangan kananku mencari jalan keluarnya. Tiba-tiba aku mengulurkan tangan kananku dengan telapak tangan menelungkup ke bawah. Persis di atas kepala Bapakku. Energi itupun mengalir keluar menderas menuju ubun-ubun Bapak. Secara bergiliran energi itu juga masuk ke tubuh mbok dan isteriku. Energi berwarna kuning keemasan itu meluncur deras melewati tanganku ke arah ubun-ubun ke tiga orang yang duduk bersimpuh di depanku.



Selanjutnya dari mulutku keluar wejangan Baba dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Ia menyampaikan banyak pesan tentang makna pertemuanku dengan istriku, juga soal misi yang akan kujalankan dalam hidupku. Untuk pernikahan ini, Baba akan menyelamatkannya.ia meminta seluruh anggota keluargaku tdk mengkhawatirkan situasi yang terjadi. Baba juga mengatakan bahwa rumahku suatu saat akan menjadi pusat kegiatan orang-orang yang melakukan pencarian spiritual. Baba akan membimbingnya untuk misi itu.



Keadaan Ilahiah itu terjadi sekitar 4 jam. Setelah diberikan air suci dari pemangku, kondisiku normal kembali. Dan aku bisa melaksanakan acara pernikahan keesokan harinya. Namun perasaan happiness berlangsung hampir seminggu sesudahnya. Tenang.damai. seperti berada di dimensi yang lain. Saat ini, dengan mengingat kejadian itu saja telah membuatku merasa amat dekat denganNya.





J = Apa yg telah diberikan adalah milik anda. It's yours.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar