Super Intelligence!
Melampaui mind atau gugusan pikiran, yakni intelek – yang merupakan pengembangan mind dan emosi, Super Intelligence adalah kesadaran jiwa, dengannya kita dapat menyaksikan perubahan-perubahan yang senantiasa terjadi pada lapisan mind dan emosi. Bahkan, kita dapat mengendalikan dan memanfaatkan perubahan-perubahan tersebut.
Abad ke-18 adalah abad para penemu seperti Newton dan Darwin. Penemuan-penemuan mereka di bidang fisika dan evolusi fisik manusia sangat menentukan pemikiran kita hingga hari ini.
Abad ke-19 adalah abad para psikolog seperti Freud dan William James; pemikir seperti William Atkinson, Wallace Wattles, dan James Allen; dan, para spiritualis seperti Blavatsky, Besant, Vivekananda, dan lainnya. Mereka semua, tanpa kecuali menempatkan pikiran manusia dia atas fisik. Manusia tidak lagi dilihat sebagai makhluk tak berdaya yang dikendalikan oleh alam. Dengan kekuatan pikirannya, ia dapat menguasai alam.
Demikian, benih parapsikologi dan fisika kuantum mulai bertunas. Kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya tidak pernah terpikir mulai ramai dibicarakan.
Kita memasuki abad ke-20 dengan pemahaman baru tentang hukum-hukum alam. Bahwasanya, segala sesuatu relatif adanya... Dan, barangkali relativitas itulah absolut.... Barangkali, karena ternyata, Hukum Kemungkinan sebagaimana dijelaskan oleh Buddha dan Mahavira sekitar 500 tahun sebelum masehi memang “berlaku”. Lagi-lagi, “mungkin berlaku”!
Dari mind atau pikiran, kita beralih ke emosi, perasaan; dari fisik ke metafisik; dari tangga ke ular, dan sebaliknya dari ular ke tangga!
Abad ke-20 adalah abad Albert Enstein, Napoleon Hill, Maharishi Mahesh Yogi, Deepak Chopra, dan tentunya para Rockfeller di setiap benua.
Belajar dari Abad Silam
Kita memasuki abad ke-21 dengan pengalaman beberapa abad yang masih terekam dalam kesadaran kolektif umat manusia.
Pengalaman-pengalaman inilah yang akan mengantar kita pada next level! Intelejensia Supra menghubungkan kita dengan semesta, yang saat ini belum terjadi.
Saat ini kita masih berada dalam posisi tarik-menarik. Kita masih ingin menarik yang terbaik bagi diri kita saja. Kita belum mencapai tingkat intelejensia supra di mana kita bisa merasakan kesatuan, bukan sekedar persatuan dengan semesta.
Jika masih ada seorang pun yang tidur dengan perut kosong malam ini, saya ikut merasakan laparnya. Itulah intelejensia supra. Kemudian, intelejensia ini pula yang akan menuntun kita untuk “secara aktif” mencari solusi supaya tidak ada satu pun orang yang tidur dengan perut kosong.
Intelejensia supra inilah yang dapat mewujudkan surga di bumi. Intelejensia supra inilah yang dapat mendatangkan Kerajaan Allah.
Inilah abad yang ditunggu-tunggu.
Datangnya abad inilah yang diramalkan sejak 5.000 tahun yang lalu, ketika umat manusia secara kolektif mengalami degradasi kesadaran, dan dari intelejensia supra kesadaran kita merosot ke level terendah. Sejak itu, dari masa ke masa kesadaran kita mengalami peningkatan hingga sampailah kita pada masa yang sangat menentukan ini.
Barangkali Anda mulai menanyakan alasan kita membahas semua ini, dan...
Apa Urusannya dengan Astrologi?
Bukan dengan astrologi fortune cookies seperti yang kita temukan di koran dan di majalah, urusannya adalah dengan “Masa penuh Kemungkinan”!
Karena, buku ini bukanlah buku hitam-putih yang baku, “Jika bintangmu Virgo, kamu pasti orang yang sangat berperasaan dan romantis. Titik.”
Apa selalu demikian?
Saya pernah bertemu dengan seorang remaja Virgo yang tampaknya tak berperasaan. Lempeng dan lurus seperti papan. Lebih keras dari batu, kepala baja barangkali... Ia melanggar dan sekaligus menentang segala deskripsi tentang seorang Virgo.
Namun, setelah mengenal dia lebih jauh, lebih dalam, ternyata karakter Virgo dalam dirinya belum terungkap. Romantismenya terpendam, perasaannya terkubur – ia seorang yang sangat tidak bahagia.
Ia dibesarkan dalam suatu lingkungan ketika romantisme dianggap tabu; dan, perasaan dianggap sesuatu yang bersifat sangat pribadi sehingga tidak perlu diungkapkan. Remaja itu bisa tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin. Tertimbun dalam dirinya adalah segudang perasaan yang tidak pernah terungkap. Terpendam dalam jiwanya adalah obsesi dan fantasi liar, khayalan-khayalan yang sangat berbahaya. Remaja itu tinggal tunggu waktu kapan dirinya meledak, yang jelas akan memcelakakan dia sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Nah, dengan menyelami isi buku ini, Anda akan menemukan potensi diri Anda... Apa yang dapat Anda capai dan betapa sayangnya jika potensi itu tidak dikembangkan.
Buku ini juga menjelaskan sisi-sisi negatif dalam diri kita. Penulis buku ini tidak mengibuli kita dengan ucapan-ucapan manis bila kita mesti melihat yang positif saja. Tidak, penulis buku ini mengajak kita untuk bersikap positif, yang berarti “bersikap holistic” -- melihat gambaran hidup seutuhnya. Kita tidak melihat kehidupan sepotong-sepotong.
(Spiritual Astrology, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010)
Label
about me
(94)
spiritual indonesia
(92)
leonardo rimba
(64)
pengembangan diri
(44)
humor
(17)
cinta
(16)
english
(14)
science
(14)
psikologi
(13)
baju dan aksesoris
(12)
kesehatan
(12)
sosial
(9)
sufi
(8)
budaya
(6)
osho
(6)
ekonomi
(5)
koleksi gambar
(5)
pendidikan
(5)
sex
(5)
memberdaya diri
(4)
uneg-uneg
(3)
lingkungan
(2)
meditasi
(2)
wisata spiritual
(2)
facebook
(1)
pajak
(1)
pertanian
(1)
4 Apr 2011
3 Apr 2011
Be the Best of Whatever You Are
Be the Best of Whatever You Are
by Ni Nengah Hardiani on Friday, April 1, 2011 at 6:23pm
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
...Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri..
Douglas Malloch – Be the Best of Whatever You Are
If you can’t be a pine on the top of the hill,
Be a scrub in the valley — but be
The best little scrub by the side of the rill;
...Be a bush if you can’t be a tree.
If you can’t be a bush be a bit of the grass,
And some highway happier make;
If you can’t be a muskie then just be a bass —
But the liveliest bass in the lake!
We can’t all be captains, we’ve got to be crew,
There’s something for all of us here,
There’s big work to do, and there’s lesser to do,
And the task you must do is the near.
If you can’t be a highway then just be a trail,
If you can’t be the sun be a star;
It isn’t by size that you win or you fail —
Be the best of whatever you are!
by Ni Nengah Hardiani on Friday, April 1, 2011 at 6:23pm
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau
...Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri..
Douglas Malloch – Be the Best of Whatever You Are
If you can’t be a pine on the top of the hill,
Be a scrub in the valley — but be
The best little scrub by the side of the rill;
...Be a bush if you can’t be a tree.
If you can’t be a bush be a bit of the grass,
And some highway happier make;
If you can’t be a muskie then just be a bass —
But the liveliest bass in the lake!
We can’t all be captains, we’ve got to be crew,
There’s something for all of us here,
There’s big work to do, and there’s lesser to do,
And the task you must do is the near.
If you can’t be a highway then just be a trail,
If you can’t be the sun be a star;
It isn’t by size that you win or you fail —
Be the best of whatever you are!
Langganan:
Postingan (Atom)