by Leonardo Rimba II on Wednesday, November 9, 2011 at 5:48pm
T = Selamat Malam, Leo,
Aku datang lagi memberikan catatan buatmu, sebenarnya yg kemaren itu belum selesai dan masih awal penulisan dan belum lengkap. Nah ini ya aku berikan tulisan pelengkapnya sampai ending yg memang sudah kucermati selama bergabung di SI, saking prreet-nya akan keinginan tahuan dan kebenaran akan meditasi.
Neurotransmiter ::
Adalah pengirim pesan kimiawi di dalam system saraf, di samping itu juga dikenal dua jenis pengirim pesan kimiawi lainnya yaitu endorphin dan hormone. Neurotransmiter tidak hanya terdapat di otak, namun terdapat juga di saraf tulang belakang, saraf perifer, dan beberapa di kelenjar. Melalui efek yg ditimbulkan pada jaringan saraf tertentu, zat ini dapat mempengaruhi suasana hati, ingatan, dan kesejahteraan. Sifat dasar dari efek yg ditimbulkannya tergantung pada tingkat neurotransmitter, lokasinya, dan jenis reseptor yg diikatnya. Berikut ini ada beberapa Neurotransmiter yg sudah dikenal dan beberapa efeknya diketahui dalam mempengaruhi neuron.
Serotonin: berkaitan dengan tidur, nafsu makan, persepsi sensoris, pengaturan suhu, penahan rasa sakit dan suasana hati.
Depamin: berkaitan dengan gerakan yg disengaja, belajar, ingatan, emosi, kenikmatan atau penghargaan, respon terhadap hal-hal yg baru.
Asetikolin: berkaitan dengan aksi otot, fungsi kognitif, ingatan dan emosi.
Norepinefrin: berkaitan dengan detak jantung, menurunkan aktifitas usus ketika berada dalam kondisi stres, serta terlibat dalam aktifitas belajar, ingatan, mimpi, terjaga dan emosi.
GABA (Gamma Aminobutyric Acid): berfungsi sebagai neurotransmitter inhibitor (penghambat) utama dari otak.
Glutamat: berfungsi sebagai penggerak utama neurotransmitter di otak, glutamate dikeluarkan sekitar 90% oleh neuron otak.
Efek yg berbahaya bisa terjadi bila tingkatan neurotransmiter terlalu tinggi maupun rendah. Tingkat serotonin dan dopamine yg rendah dihubungkan dengan timbulnya depresi berat dan gangguan mental lainnya. Tingkat GABA yg abnormal dapat menimbulkan gangguan penyakit Alzheimer, yaitu kehilangan sel-sel otak yg bertanggungjawab menghasilkan asetikolin dan neurotransmiter lainnya yg mengakibatkan kehilangan dopamine yg menyebabkan tremor dan kekakuan yg dijumpai dalam penyakit Parkinson. Pada diri seorang meditator (praktisi meditasi), kadar asetilkholin dalam darahnya akan konstan, hal ini akan diikuti oleh proses pengereman aktivitas serabut otak bawah sadar (hypothalamus) sehingga produksi kathekolamin (adrenalin dan non adrenalin) menurun., dan juga pacuan yg terjadi pada saraf simpatis juga akan direm. Berkurangnya kathekolamin dalam darah memberikan reaksi pada meditator menjadi lebih tenang, denyut jantung menjadi lebih lambat, dan tekanan darah menjadi lebih stabil. Jika suatu meditasi berhasil maka enzim oksidase monoamine yg mengatur keseimbangan akan aktif sehingga kenaikan kadar kathekolamin darah dapat segera diatasi.
Juga sudah diketahui bahwa insulin dapat menetralkan efek adrenalin, jika insulin menjadi dominan maka kadar gula darah akan stabil, dan di samping itu juga insulin dapat mencegah adanya timbunan lipid (kolesterol) dan kerusakan protein. Bagi para meditator, pengaruh insulin juga akan dominan. Dengan demikian, meditasi akan dapat mencegah terjadinya diabetes melitus, penyakit jantung serta penyakit pembuluh darah (hipertensi). Dari aspek psikis, aktivasi teta penstimulus otak melalui praktek meditasi, dan olah pernapasan terbukti ampuh mencegah dan mengatasi dua jenis stres sekaligus. Pertama stress akut/mendadak yg diakibatkan gangguan hidup sehari hari, kedua stress kronis yg diakibatkan peristiwa masa lalu, seperti rasa dendam yg mendalam dan penyesalan yg belum terungkap. Jika terdapat rangsangan yg dapat menimbulkan stress, maka neurotransmiter yg ada di otak akan bekerja menghambat atau memutuskan rangsangan penyebab stress sehingga rangsangan yg sampai di otak bawah sadar menjadi kecil atau bahkan dihilangkan. Di samping itu otak juga menghasilkan substansi kimiawi yg bekerja identik dengan valium atau obat penenang yaitu asam isobutirat. Pada meditator proses tersebut dapat terjadi dengan intensitas yg lebih besar dari orang yg tidak bermeditasi. Akibatnya, meditator dapat mencegah sejak dini stres yg terjadi pada dirinya. Di saraf tepi, bekerja substansi kimia hasil meditasi yg identik dengan “beta-blocker“ (pengurangan hormone stres), yg memblokir simpul-simpul saraf simpatis. Dari adanya proses di saraf pusat, saraf tepi, dan perubahan kimiawi di dalam darah inilah muncul kesimpulan mengapa meditasi diyakini mampu menjaga kesehatan dan mengatasi stres…..:)
Endorfin (Narkotika Alami) ::
Jika kita telah didiagnosa dan mendapat resep obat penenang seperti Prozac, Paxil, Zoloft, atau Xanax maka disarankan untuk berhati-hati di dalam pemakaiannya, dan apabila masih dapat kita hentikan sebaiknya kita hentikan saja karena bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi keadaan pikiran kita, sementara keadaan pikiran juga dapat mempengaruhi kondisi kimiawi saraf kita, karena semuanya itu pasti akan terjadi adalah ketidak seimbangan kimiawi sementara, bahkan mungkin menciptakan masalah mental atau fisik yg tidak terduga. Meditasi sebenarnya merupakan cara yg paling aman untuk menyembuhkan ketidak-seimbangan kimiawi tubuh pada kasus-kasus depresi. Peneliti dari Skotlandia bernama John Hughes dan Hans Kosterlitz, menemukan bahwa hormon Endorfin terdiri dari tiga yaitu alfa, beta dan gamma. Hormon Endorphin beta dinyatakan sebagai zat penyembuh efektif di dalam tubuh. Zat ini dapat menciptakan kekebalan tubuh, mencegah bahkan membunuh sel-sel kanker, menjaga keseimbangan kadar gula darah, menjaga kesetabilan tekanan darah, menghilangkan Anxietas (cemas, panic, paranoid), menghilangkan rasa sakit, mengurangi berat badan, meredam masalah psikis, seperti marah, benci dan sebagainya, yg akhirnya menimbulkan aura positif di dalam diri. Endorphin adalah bahan kimia alami yg dihasilkan otak pada saat kita sedang melakukan olahraga, dan dapat membuat kita bersemangat. Endorphin dapat juga dihasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada gelombang alfa/teta, dan juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat. Para ilmuawan percaya bahwa bagian otak yg menghasilkan endorphin berada pada bagian area yg sama yg terlibat dalam proses belajar dan mengingat. Dengan kata lain proses belajar dan mengingat akan lebih mudah dilakukan apabila terdapat cukup banyak endorphin dalam otak kita, ini bisa diperoleh apabila kondisi otak kita berada pada gelombang alfa/teta. Keuntungan lainnya bila kita fokus pada konfigurasi gelombang otak alfa/teta ini, kita lebih mudah mengubah citra diri dari mental negatif menjadi mental positif. Selain itu semua, alfa/teta juga sangat baik untuk relaksasi, ketika kita relaks secara mental, seluruh badan kita juga relaks, hal ini menigkatkan volume darah dan oksigen ke otak, yg menyebabkan diri kita lebih peka dan perhatian.
Endorphin memiliki efek yg serupa dengan narkotika alami, yaitu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa gembira, juga memainkan peran dalam meningkatkan nafsu makan, aktivitas seksual, tekanan darah, suasana hati, belajar dan ingatan. Begitu juga dapat kita lihat hubungan endorphin dengan kenikmatan yg dialami ketika menjalin kontak sosial. Penelitian memperlihatakan bahwa kontak antara bayi dengan ibunya dapat merangsang endorphin bayi, yg selanjutnya dapat memperkuat ikatan antara si ibu dengan bayinya, juga dapat terjadi pada tahap awal cinta yg penuh gairah antara orang dewasa, yg menjelaskan perasaan melambung (euphoria) dari seorang yg sedang jatuh cinta. Praktik meditasi dan olah pernapasan terbukti sangat berperan bagi kesehatan karena memberikan sangat banyak manfaat. Meditasi yang dilakukan sekitar 30 menit di pagi hari antara jam 6-14 siang dan 30 menit di sore hari antara jam 18-02 pagi akan memberikan kita kedamaian dari dalam, mengurangi resiko penyakit, dan bahkan bisa menambah beberapa tahun kehidupan kita. Riset menunjukkan bukti yg menjanjikan bahwa meditasi dapat memperlambat penuaan pada tingkat sel, yg berarti memperpanjang waktu hidup kita. Melihat sejarah dari meditasi itu sendiri, sebelum banyak pengembangan teknik secara modern, adalah suatu kegiatan dari Timur yg bermanfaat mencerdaskan nilai spiritual dalam diri dan merupakan proses integrasi pengajaran spiritual untuk memberikan pemahaman terhadap tujuan hidup, hingga akhirnya mencapai kebebasan spiritual. Bahkan menurut publikasi Annals of The New York Academy of Sciences, rutinitas melatih teknik meditasi akan menghasilkan konsentrasi kesadaran yg semakin intens, atau kemampuan untuk menguasai fokus mental dengan jernih di setiap saat serta dapat menunda proses penuaan. Karena para ilmuawan saat ini telah menganggap panjangnya telomere sebagai penanda umur sel semakin pendek (telomere). Hal ini berarti sel dan seluruh organisme di dalam tubuh semakin tua dan semakin kelelahan, di bawah tekanan atau kegelisahan, tubuh kita lebih banyak melepaskan hormon pemicu stres seperti kortisol dan kathekolamin. Pemotongan pada hormon ini berkaitan dengan pemendekan telomere, yg menandai penuaan secara fisik.
Beberapa penyakit yg berhasil disembuhkan dengan latihan meditasi dan olah pernapasan secara terus menerus tanpa putus atau berhalangan dengan melakukannya 30 menit di pagi hari dan 30 menit di malam hari. Beberapa contohnya adalah Lemah Syahwat, Asam Urat, Migrain, Jantung Koroner, Hipertensi, Diabetes Melitus, Darah Rendah, Reumatik, Kolesterol Tinggi, Petusis, TBC, Paru-paru Basah, Batu Ginjal, Saraf, Batu Empedu, Vertigo, Hepatitis, Tifus, Malaria, Maag, Stroke Ringan, Bahkan penyakit yg berhubungan dengan virus. Boleh dicoba membuktikannya lakukan dahulu tanpa putus selama 3 bulan….:)
SUMBER SADURAN: Cambell (2001) dalam bukunya Efek Mozart; Stenberg dan Salovery (1997); Daniel Goleman (1995) dalam bukunya Emotional Intelligences (EQ); Siegel (1999) Ahli pengembangan otak; Glen (1992) pengamat music; Weisskoff (1981) pengamat music; Bailey (1980) pengamat music; Gardner (1983); James N,Parker, MD & Philip M.Parker, PHD. Medical Dictionary Bibliography & Annoted Research Guide.1960; Holmes, J., Psychoterapy 2000: Some Predictions for the coming Decade, British Journal of Psychiatry, 1991; Ekman, P., Davidason, R.J. & Friesen, W.V., The Duchenne Smile Emotional Expression and Brain Physiology II, Jurnal of Personality & Social Psychology, 1990; Blows,M.(Ed), Towards the Whole Person: Integrating Eastern & Western Approaches to Body Mind Skills, Proceedings of the workshop, The Transnational Network for the Study of Physical, Psychological & Spiritual Wellbeing, Kenthust NSW: Linking Publications, 1993; Bankart, C.P., Koshikawa, F., Nedate, K. & Haruki, Y., When West meet East: Contribution of Eastern Traditions to the Future of Psychoterapy. Psychophysiology, 1992 ; dan lain lain dan lain lain…….:)
Cuplikan catatan mengenai empat kategori gelombang otak ::: dalam melakukan kegiatan meditasi :::
Satu, Gelombang Beta (14-100Hz). Keadaan : Kognitif, analitis, logika, otak kiri, konsentrasi, pemilahan, prasangka, pikiran sadar, aktif, cemas, waswas, khawatir, stres, fight or disease (kondisi abnormal yg mempengaruhi kondisi organism tubuh, seperti penyakit autoimun), cortisol, neropinephrine. Keterangan: Dalam frekuensi ini, seseorang dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan didominasi oleh logika. Saat seseorang berada di gelombang ini, otak (kiri) sedang aktif digunakan untuk berpikir, kosentrasi dan sebagainya sehingga gelombang meninggi. Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin yg menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stres. Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang kalau kita terlalu aktif di gelombang ini.
Dua, Gelombang Alfa ( 8-13,9 Hz). Keadaan: Khusyuk, relaksasi, meditatif, focus-alertness, superlearning, akses nurani bawah sadar, ikhlas, nyaman, tenang, santai, istirahat, puas, segar, bahagia, endorphine, serotonin. Keterangan: Inilah ketenangan yg kita cari. Orang yg sedang relaks, melamun, atau berkhayal gelombang otaknya berbeda dalam frekuensi ini. Kondisi ini merupakan pintu masuk atau akses ke perasaan bawah sadar sehingga otak akan bekerja lebih optimal. Tanpa gelombang otak ini, jangan bermimpi bisa masuk ke perasaan bawah sadar. Pada anak balita, gelombang otaknya selalu dalam keadaan alfa. Itu sebabnya mereka mampu menyerap informasi secara cepat. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorphin yg menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia. Hormon ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra kita meningkat.
Tiga, Gelombang Teta ( 4-7,9Hz). Keadaan: Sangat Khusyuk, deep-meditation, problem-solving, mimpi, intuisi, nurani, bawah sadar, ikhlas, kreatif, integratif, hening, imajinatif, catecholamines, AVP (orginie vasopressin). Keterangan: Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dalam kondisi mimpi. Dalam kondisi ini pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif. Seseorang yg berada dalam gelombang ini berada dalam kondisi khusyuk, relaks yang dalam, ikhlas, pikiran sangat hening, indera keenam atau intuisi muncul. Itu semua terjadi karena otak mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine dan AVP (arginine-vasopressin).
Empat, Gelombang Delta (0,1-3,9Hz). Keadaan: Tidur lelap (tanpa mimpi), non-physical state, nurani bawah sadar kolektif, tidak ada pikiran dan perasaan, cellular regeneration, HGH (Human Growt Hormone). Keterangan: Frekuensi terendah ini memancar saat seseorang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tidak bisa merasakan badan, tidak berfikir. Pada gelombang ini, otak mengeluarkan HGH (Human Growth Hormone) atau hormon pertumbuhan yg bisa membuat orang awet muda. Jika seseorang tidur dalam keadaan delta yg stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meskipun hanya beberapa menit tertidur, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.
J = Very good.
T = Selesai juga. Demikianlah, Leo, tulisan ini aku bagi buat-mu mulai dari yg kemaren, agar banyak pengertian mengenai meditasi kita yg berkonsetrasi di Mata Ketiga, yg secara keseluruhannya meditasi itu membangun tubuh, jiwa dan rohani kita bahkan bisa memberikan kesehatan dan terhidar dari stres dan menambah panjang umur kehidupan kita. Semoga meditasi rutin bisa kita lakukan dengan benar dengan tujuan yg benar dan bukan mencari klenik. Hal itu boleh-boleh saja sih, asal si pelaku mampu dan kuat menerima konsekuensinya sendiri. Dan di balik itu ini tulisan memang ku sediakan buat Leo dan Group Spiritual Indonesia yg mana aku sudah bergabung empat bulan, dan selama empat bulan itu juga mencari tahu apa itu spiritual yg benar, meditasi yg benar dari berbagai literatur dan web. Semoga SI semakin cerdas dan dewasa dan bermanfaat bagi masyarakat yg membaca atau yg bergabung didalamnya…..BRAVO FRIEND LEO…..:)
J = Terimakasih, bravo my friend !
Marihot Sumbayak: Tulisan ini aku suka dan ketepatan hari ini Ioanes Rakmat (Freindenker) menuliskan hal yg mirip yg membuat kita tambah puyeng2 tujuh keliling...wkwkwkwkwkkk...ini lingnya...Ingin tahu interkoneksi "roh" dan otak? Simak di http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html
36 minutes ago · Like · 4
Ni Nengah Hardiani: serupa dengan informasi yg kudapat ketika membaca buku 'ilmu medis dan meditasi', percakapan antara anand krishna dengan dokter ahli bedah syaraf. dan buku 'sains dan spiritualitas', karya roy b. efferin, untuk informasi mengenai gelombang otak.
25 minutes ago · Like · 4
Ni Nengah Hardiani:
dulu aku pernah diberi resep oleh dokter ahli penyakit dalam yang isinya obat penenang, sejenis psikotropika. itu aku ketahui ketika menebus resepnya di apotik, karena petugas apotiknya menanyakan secara detil alamat rumahku -- hal yang tak biasa -- itu ternyata karena jenis obat yg aku tebus itu. itu karena aku mengeluhkan sakit, tapi setelah diperiksa secara medis tak ada penyakit yg signifikan, mungkin cuma psikosomatis saja.
8 minutes ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: setelah mengkonsumsi obat dari dokter itu, memang selama seminggu itu kondisinya jadi enak. tapi aku mikir, kalo mengkonsumsi terus-terusan obat semacam itu bisa ketergantungan obat. aku ngga mau jadi pencandu obat-obatan.
6 minutes ago · Like · 1
selama ada Facebook banyak yang menuliskan tetang keluhan mereka. apakah keluhan dapat mengacaukan produksi serotonin dan dopamine?
BalasHapus