11 Jul 2012

mata ketiga

Leonardo Rimba: Mata ketiga adalah kelenjar pineal, ada di tengah batok kepala kita, selalu terbuka karena tidak ada kelopaknya. Anda bisa mencoba meditasi di cakra mata ketiga, kalau mau.


Cara meditasi di cakra mata ketiga mudah saja, yaitu duduk dengan punggung tegak. Bisa bersila, bisa juga di atas kursi. Fokuskan kesadaran anda di titik antara kedua alis mata. Rasakan saja kesadaran anda berada di titik itu. Rasakannya dengan bola mata anda yg dipejamkan. Bisa juga setengah terpejam. Bisa sambil dengar musik meditasi, bisa juga tidak. Bisa sambil baca mantera atau doa, bisa juga tidak. Bisa pakai mantera atau doa apa saja yg diulang-ulang di dalam hati. Yg penting, fokus kesadaran anda tetap di titik itu. Lakukan rutin tiap hari, 30 menit di pagi hari, dan 30 menit di malam hari.


Jadi, tidak ada itu yg namanya "Pembukaan Mata Ketiga", apalagi pake duit.

Rizal Lee Kayto: hmmm, makasih mas Leo.. apakah jenis indra ke6/ mata k3 itu beda yaa,, soalnya saya masih bingung dg pendapat org tentang mata ke3,, apakah apabila kita melihat makhluk astral sudah bisa dikatakan mata k3 kita terbuka... atau kalau saya bisa melihat kejadian mendatang juga bisa dikatakan Mata k3?? yg mana sich sebenarnya...


Leonardo Rimba: Jenis-jenis intuisi yg muncul di orang berbeda-beda. Intuisi adalah hasil dari mata ketiga. Ada yg berbakat melihat, tapi tidak tahu artinya apa. Ada yg bisa mengerti tanpa melihat apa-apa. Ada yg tiba-tiba merasa tahu. Ada yg digerakkan untuk melakukan sesuatu secara spontan. Beda-beda. Dan bukan cuma melihat saja, seperti salah kaprah semua ini.

Pasal 1 UU No.36 Th.2008


UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN
2008
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Penjelasan Pasal 1

Undang-Undang ini mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap
subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak
apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek pajak yang
menerima atau memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang ini
disebut Wajib Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai
pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban
pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.

Yang dimaksud dengan “tahun pajak” dalam Undang-Undang ini adalah
tahun kalender, tetapi Wajib Pajak dapat menggunakan tahun buku
yang tidak sama dengan tahun kalender, sepanjang tahun buku tersebut
meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

10 Jul 2012

cara mempertajam instuisi/indra keenam

Sewaktu kita sekolah, kita mendapat pelajaran biologi mengenai penginderaan manusia, dimana manusia hanya memiliki 5 indra, yaitu: indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra perasa (kulit). Kelima indra indra tersebut kita pakai dalam keseharian kita untuk memastikan bahwa sesuatu itu benar-benar ada dan kita dapat memverifikasikannya secara ilmiah. Misalnya: kita bisa merasakan gula itu manis sewaktu kita kecap, hal ini dapat diverifikasi dan diidentifikasi secara ilmiah, begitu juga bila di lingkungan kuburan yg lebat pepohonannya dan lembab, kita bisa merasakan udara di sekitar itu dingin dan lembab dengan indra perasa kita sehingga bulu kuduk berdiri karena dingin dan lembabnya udara sekitar situ.

Akan tetapi ada kejadian-kejadian tertentu yg kadang-kadang tidak dapat dirasakan dan dianalisa oleh kelima indra kita tersebut atau di luar kemampuan nalar manusia kita untuk memverifikasinya, Misalnya kita mempunyai perasaan sesuatu akan terjadi di masa yg akan datang baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu yg agak lama, dan sesuatu itu benar-benar terjadi. Padahal secara ilmiah kita tidak mempunyai bukti-bukti ilmiah untuk memperkokoh perasaan kita tersebut. Bagaimana kita mengetahuinya akan kejadian itu ? Kemampuan inilah yg sering disebut dengan “intuisi” atau juga disebut dengan “indra keenam”.

Ada juga orang yg mampu membaca pikiran orang lain, mampu menemukan benda yg orang lain tidak mampu dalam keadaan normal, mampu memindahkan benda tanpa menyentuh, mampu menyalakan api hanya dengan sebuah tatapan, ada yg mampu mendengar suara-suara yg tidak dapat didengar oleh indra pendengar dalam keadaan normal, atau mampu melihat sesuatu yg tidak dapat dilihat oleh indra penglihatan dalam keadaan mata normal. Hal-hal yg terjadi pada diri manusia secara abnormal dan keadaan tersebut tidak dapat diidentifikasi oleh indra manusia yg normal. Indra keenam pada zaman ini disebut juga ESP (Extra Sensory Perception), jadi istilah indra keenam, intuisi, dan ESP memiliki arti yg sama.

Kita mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan seketika jika kita mempercayai diri sendiri. Kita semua pasti seperti itu, namun seringkali peringatan itu seperti tidak datang lagi, kenapa demikian ? Bagaimana kita mengeksploitasi kekuatan batin itu yakni suara batin yg mengabaikan semua kebohongan, manipulasi, dan tipuan, serta mengatakan kepada kita hal yg sebenarnya ?


Ada enam cara untuk mempertajam intuisi/ indra keenam kita (dari berbagai catatan) sebagai berikut:

1) Pergunakanlah empati alami kita sesering mungkin ::: Bayangkan diri kita pada posisi orang lain, atau dengarkan pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Rasakanlah penderitaan batin mereka, semakin dalam perasaan kita terlibat, maka semakin memperkuat intuisi kita, dengan kata lain semua pengalaman buruk orang lain bisa memperkuat intuisi kita, tanpa kita harus mengalaminya sendiri.

2) Biarkan diri kita merasa takut dan mengalirlah melewatinya ::: Kita semua tidak menyukai rasa takut bukan ? Tetapi rasa takut adalah instink dasar yg diberikan Tuhan agar kita bisa survive di dunia ini, kita harus menyesuaikan diri dengannya dan menemukan suatu cara untuk menjadikannya teman kita, bukan sebagai musuh, kecuali jika kita adalah superman dan sudah melampaui rasa takut itu. Membiarkan diri kita untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu memberikan pengajaran kepada kita untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih kita bertempur melawannya.

3) Berhubunganlah dengan orang lain secara emosional ::: Ketika kita terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara di telepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka, apakah kedengarannya seperti bunyi marah, berbahagia, penuh harapan, gembira, tertekan, atau sedih ? Semakin banyak kita berhubungan dengan emosi orang lain semakin dalam pemahaman kita akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi kita akan berfungsi. Mengidentifikasi dan memberi nama emosi di dalam diri kita dan orang lain adalah sebuah latihan yg membutuhkan banyak energy.

4) Hentikan penilaian-penilaian pribadi (judgments) ::: Ketika kita menghakimi seseorang atau sesuatu termasuk diri kita sendiri, itu bukan intuisi, tetapi energy negative yg menghalangi intuisi. Ketika kita mendengar suara keritik di dalam benak kita yg berkata ”dia bodoh”, ”dia jahat”, ”aku akan kalah”, maka hentikanlah berpikir dan berkata seperti itu, dan berusahalah untuk merubah menjadi yg positip dan berpikirlah; kenapa aku berpikir seperti itu ? Begitu kita mulai menanyakan pertanyaan positip, maka pikiran alam bawah sadar kita akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi dalam wujud intuisi.

5) Temukan keheningan ::: Cara terbaik adalah meditasi, jadwalkan sedikitnya tiga puluh menit dalam sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran kita, merenung dan tafakur. Belajar untuk mendengarkan diri kita di dalam keheningan akan memberikan kita kesempatan untuk mendengarkan suara bagian dalam diri ketika kita sedang bersama orang lain dan pekerjaan kita, juga akan membimbing kita untuk menangkap ide-ide intuitif yg benar dan tangguh di saat kita memerlukannya.

6) Ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya ::: Ini adalah yg disebut pembangunan tubuh dari intuisi, tanya-jawab adalah cara terbaik untuk menciptakan intuisi-intuisi yg lebih kuat. Intuisi-intuisi kreatif yg paling kuat akan datang kepada kita setelah sesi-sesi tanya jawab yg lama.
Itu makanya saya paling tidak suka melihat sesi-sesi tanya jawab yg hanya melahirkan sifat-sifat yg skeptic dan pem-blokan dan merasa paling benar sendiri dan harus diakui hasil jawabannya oleh si penjawab maupun si penanya, itu very dangkal manfaatnya buat keberhasilan tubuh intuisi kita dan perlu dibuang ke tong sampah karena tidak bermutu, hanya berbau emosi dan ke-egoisan semata, karena sesi-sesi tanya jawab itu adalah salah satu usaha untuk membangun tubuh intuisi kita yg kuat, kecuali sesi-sesi tersebut sudah mengarah kepada SARA dan pelecehan memang harus segera diberhentikan.
Bentuklah sebuah kelompok diskusi dengan orang-orang yg mempunyai rasa curiga tinggi dan diskusikan isu-isu kompleks, seperti filsafat, politik, sains dan teknologi, dan topik-topik lain yg menantang.
Kebanyakan kekuatan datangnya bukan dari jawaban-jawaba tetapi dari pertanyaan-pertanyaannya, akan membawa kita kepada alur-alur yg belum dipertimbangkan, mendatangkan pertanyaan baru dan mendatangkan lebih banyak lagi jawaban.
Tidak ada cara yg lebih baik untuk melatih intuisi kita dibandingkan dengan sesi-sesi tanya jawab yg berkembang, sebagian orang mengatakan intuisi itu tidak ilmiah dan tidak beralasan, pendapat itu benar dan juga salah.
Gagasan yg intuitif kreatif memang tidak ilmiah hingga kita dapat membuktikannya, karena bagaimanapun semua ilmu pengetahuan dimulai dari sebuah hipotesa, dan sebuah hipotesa berasal dari mana ? Hal-hal yg baik, kreatif, dan orisinil, itu datang karena intuisi kita, sebuah kilatan jiwa, cahaya dari Tuhan.

Sumber: Leonardo Rimba notes.

9 Jul 2012

Tips bagi penderita asam urat:

• Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yogurt, dan pisang
• Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan strawberry
• Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat
• Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
• Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali dan sirup
• Jangan minum aspirin
• Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
• Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan dengan olahraga yang cukup
• Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan berat badan ( google.com )
Rara Ireng

Woro Art

8 Apr 2012

Di Manakah Tuhan?

Ketika bencana menimpa tiba-tiba, tanpa diduga, tanpa diharapkan, bahkan tanpa terpikirkan sama sekali, dimanakah Tuhan?
Pertanyaan “Di manakah Tuhan ketika bencana menimpa?” bukan hanya datang akhir-akhir ini saja. Di setiap kebudayaan, setiap masa kehidupan manusia, pertanyaan itu selalu hadir tepat saat bencana datang. Di manakah Tuhan? Mengapa harus saya yang menanggung bencana ini, Tuhan? Apakah Tuhan ada?
Ketika setengah juta orang Aceh tersapu badai tsunami, di manakah Tuhan? Ketika ribuan orang Yogyakarta mati tertimpa reruntuhan rumah mereka sendiri saat gempa bumi terjadi, di manakah Tuhan?
Tidakkah saya sudah berbakti kepada Tuhan? Tidakkah saya sudah membayar sedekah? Tidakkah zakat fitrah dan segala utang saya kepada fakir miskin yang sudah diwajibkan oleh Tuhan telah saya bayar dengan sempurna?
Tapi di manakah Tuhan? Di manakah Tuhan yang saya sembah? Di manakah Tuhan yang saya percayai?
Jawaban yang paling mendekati kebenaran mungkin hanya bisa diberikan oleh Nabi Ayub. Ayub adalah seorang yang sangat taat beribadah, dan menerima segala berkat dari Tuhan. Tapi setan datang ke hadapan Tuhan dan meminta izin untuk mendatangkan segala bala itu. Apabila Ayub bisa tergoda dan mengutuk Tuhan, maka menanglah setan, begitulah perjanjiannya. Dan karena Ayub adalah yang paling bertakwa di antara manusia di zamannya, maka berarti tak akan ada lagi makhluk berupa manusia di dunia yang bisa menyembah Tuhan dengan ikhlas dan pasrah, apa pun yang diterimanya.
Dan Tuhan mengizinkan. Sekali lagi saya tulis, Tuhan mengizinkan. Tuhan mengizinkan setan untuk mendatangkan segala bala bencana bagi Ayub, seorang manusia yang sangat bertakwa dan dicintai Tuhan. Tetapi, Tuhan apa itu yang mengizinkan bencana datang bagi umatnya?
Tuhan adalah Tuhan, dan dalam kitab suci dituliskan bahwa Tuhan 'mengizinkan' setan untuk mendatangkan bencana bagi Ayub. Hal ini bisa menjadi simbol bahwa bencana bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Dan tidak ada perbedaan antara umat Tuhan dan umat setan. Tuhan mengizinkan.
Maka runtuhlah segala harta kekayaan dan keluarga Ayub. Ribuan ternaknya habis. Anak-anaknya mati tertimpa bangunan tempat mereka berpesta. Ayub sendiri terserang penyakit kulit yang tak tersembuhkan. Dia gatal-gatal, sehingga dia menggaruk kulitnya sendiri sampai tinggal tulang, tetapi tidak mati.
Sebagaimana layaknya manusia beradab, berdatanganlah sahabat-sahabat Ayub untuk menengok dan menghiburnya. Seorang sahabat berusaha menghibur dengan mengingatkan Ayub akan dosa-dosanya. “Hmmm, tidak ada itu,” kata Ayub. Sahabat yang lain mencoba menghibur dengan satu dan lain cara. Semuanya memberikan pengertian-pengertian yang tak satu pun diterima oleh Ayub.
Pertanyaan asal tetap ada: “Mengapa harus saya, Tuhan?”
Dan Tuhan pun diam membisu, walaupun di langit antah-berantah komunikasi antara setan dan Tuhan tetap berlangsung. Begitulah yang terekam di kitab suci. Setan tertawa-tawa dan Tuhan tetap menjawabnya tanpa ekspresi.
“Wah, ternyata si Ayub masih bertahan,” kata setan. “Ternyata dia masih percaya pada-Mu, Tuhan, walaupun bencana menimpa.” Tuhan tetap diam tanpa ekspresi.
Dan itu berlangsung sampai Ayub ditinggal seorang diri. Duduk di bawah pohon kering kerontang di tengah padang pasir. Harta tidak lagi dia punya, sanak saudara juga tidak. Sahabat semuanya sudah bergiliran membesuknya. Tubuhnya yang penuh bisul bernanah membuatnya dipersonanongratakan, orang yang tak diinginkan. Tak ada yang mendekat, tak ada yang menghiraukan.
Kitab suci mencatat bahwa tidak ada malaikat yang datang menghibur Ayub. Tidak ada keajaiban apa pun selain hal-hal biasa yang pasti terjadi ketika seorang kaya raya yang penuh berkat tertimpa malapetaka sehingga miskin papa.
Setelah semuanya meninggalkannya, orang saleh yang bertakwa itu mulai menumpahkan segala keluh-kesahnya ke hadapan Tuhan. Nah, ternyata tidak kebal juga dia. Memang bukan kutukan terhadap nama Tuhan, tetapi keluh-kesah. Komplain. “Mengapa harus saya, Tuhan?”
Dan Ayub mendasarkan keluh-kesahnya atas kebenaran yang ada di dirinya. Atas segala baktinya terhadap Tuhan maupun sesama. Mengapa semua itu tidak dihitung oleh Tuhan? Mengapa Tuhan mengizinkan segala bencana datang terhadap orang yang paling bertakwa? Apakah Tuhan kekurangan orang zalim sebagai sasaran bencana? Dan... mengapa setan bisa memperoleh audiensi di hadapan Tuhan, sedangkan ia harus menjadi taruhan tentang kesanggupan bertahan ketika bencana datang?
Tuhan tetap diam.
Kitab suci hanya menuliskan bahwa semua baru berakhir ketika Ayub menyadari bahwa segala kebenaran dan baktinya itu ternyata tidak berarti apa-apa. Tuhan adalah Tuhan. Dia akan melakukan apa yang Dia inginkan.
Tidak ada yang namanya ritual menyogok Tuhan dengan ibadah dan amal jariah. Semua kembali kepada Tuhan. Apa yang ingin Tuhan lakukan, itulah yang dilakukan-Nya. Segala kebenaran manusia yang dipupuk melalui amal ibadah tidak menjadi hitungan.
Ketika hal itu disadarinya, barulah Ayub tersedu-sedu. Ayub menangis dan melaburkan segala abu serta pasir kering ke seluruh wajahnya. Dia minta ampun karena mencoba menilai Tuhan dengan perangkat manusia. Kriteria manusia ternyata tidak berlaku.
Tak banyak yang tertulis di kitab suci setelah episode itu selain bahwa Ayub akhirnya sembuh dari penyakit kudisnya dan memperoleh kembali dua kali lipat dari segala harta benda yang pernah dimilikinya.
Hanya itu.

(Leonardo Rimba, Pelangiku Warna Ungu, Penerbit Dolphin, 2012)

7 Apr 2012

kelenjar pineal


Selama seribu tahun, kelenjar pineal dikenal sebagai penghubung tubuh manusia dengan alam pikiran yang lebih dalam atau sebuah jendela untuk memasuki dimensi lain. Namun konsep seperti ini telah memudar seiring dengan berjalannya waktu. Ilmu pengetahuan mulai menaruh perhatian padanya dalam upaya untuk memahami fungsi terpendam dari “mata yang tersembunyi”. Sebutan istilah “kelenjar pineal” menciptakan aura yang gaib. Ahli filsafat, fisiologi, fisika, ilmu pengetahuan alam dan matematika Perancis yang terkenal, Rene Descartes (1596 – 1650) menyebutnya “pusat dari jiwa.” Yang lain mempercayai inilah Pusat yang membawa “kode kehidupan” dan menyampaikan berbagai pesan ke tubuh. Penelitian akademik baru baru ini telah menemukan bahwa kelenjar pineal berisi sel-sel peka cahaya yang berfungsi seperti sel-sel retina mata, yang membuktikan kebenaran bahwa kelenjar pineal dapat “melihat.” Kemudian, dikenal juga sebagai “mata ketiga.” Penelitian modern pada produksi melatonin oleh kelenjar pineal telah membongkar sedikit misteri kelenjar pineal. Kelenjar Pineal dan Melatonin. Kelenjar pineal itu organ berbentuk kerucut yang rata, sebesar kacang polong terletak di pusat otak tengah. Mencapai ukuran terbesar selama masa kanak-kanak, tetapi mengeras dan menyusut dengan bertambahnya usia. Produksi melatonin oleh kelenjar pineal ditentukan oleh jumlah cahaya yang diterima, karena kelenjar memainkan peranan jam tubuh, disebabkan oleh kepekaannya terhadap cahaya dan pengaturan siklus tidur-bangun. Selama tidur malam, tingkat melatonin dalam tubuh naik, mencapai puncak antara jam 11 malam dan jam 2 pagi, dan kemudian turun secara dramatis saat hari menjelang fajar. Produksi melatonin berhubungan dengan umur, meningkat pada tiga bulan setelah lahir, memuncak pada usia enam tahun, dan mulai merosot setelah masa puber. Pengaruh Melatonin pada Tubuh Manusia Melatonin memiliki susunan kimia yang sederhana, tetapi memainkan peran yang penting dalam fungsi-fungsi tubuh, mengawasi kerja berbagi kelenjar dan organ, dan mengatur produksi hormon. Juga mengendalikan kelebihan rangsangan syaraf simpatik pada tekanan darah bawah dan memperlambat kecepatan jantung, sehingga mengurangi dampak pada jantung. Juga mengurangi ketegangan jiwa, memperbaiki tidur, mengatur jam biologis tubuh, menghilangkan pengaruh dari perbedaan jam tidur, memperkuat kekebalan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kuman dan virus, dan mencegah kanker dan pikun. Produksi Melatonin berbanding terbalik dengan produksi serotonin, zat kimia yang menarik pembuluh darah dan bertindak sebagai pemancar syaraf. Pikiran paling aktif selama siang hari,saat berkelana secara liar dan kacau, menyebabkan peningkatan jumlah serotonin yang diperlukan oleh sel-sel syaraf. Selama malam hari atau meditasi, saat pikiran kurang aktif, serotonin berkurang dan lebih banyak melatonin diproduksi, dan situasinya berubah. Bagaimanapun, saat mata merasakan cahaya, produksi melatonin turun. Inilah mengapa para pekerja malam dan mereka yang tidur dengan lampu menyala memiliki kekebalan lebih rendah terhadap penyakit dan kecenderungan mengembangkan penyakit kanker lebih tinggi daripada yang lain. Dua penelitian di Amerika telah menunjukkan bahwa cahaya terang pada malam hari mengurangi produksi melatonin dan menyebabkan pengeluaran hormon estrogen pada perempuan, yang akan meningkatkan timbulnya kanker payudara di antara para perempuan pekerja malam. Penelitian pada bayi yang meninggal karena sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) menemukan bahwa bayi-bayi yang kelenjar pinealnya kurang berkembang, sehingga menurunkan tingkat melatonin dan melemahkan kemampuan otaknya menangani radikal bebas (molekul-molekul dengan electron tanpa pasangan), sehingga membuat otak mudah di serang kerusakan radikal bebas. Penelitian lain pada anak-anak dan orang dewasa pengidap kesedihan tanpa alasan menunjukkan bahwa tingkat melatonin pasien penyakit jiwa lebih rendah daripada orang yang sehat. Asal Melatonin. Melatonin ada dalam jumlah kecil dalam banyak jenis tanaman, termasuk gandum, jagung manis, beras, jahe, tomat, pisang dan jali-jali. Asupan makanan lain seperti rumput laut, kacang kedelai, biji labu kuning, biji semangka, kacang almond, kacang-kacangan, ragi, susu bubuk campur ragi, kecambah gandum dan susu membantu meningkatkan produksi melatonin tubuh. Asupan makanan yang rendah menjamin tingkat melatonin normal. Penelitian menunjukkan bahwa tikus tua yang diberi lebih sedikit makanan memiliki kelenjar pineal yang sehat seperti tikus muda, dan dapat mengatur produksi melatonin. Tingkat melatonin mereka 80 persen dari yang di temukan pada tikus muda, dibandingkan dengan 40 persen pada tikus tua yang tidak dibatasi makanannya. Pineal body adalah suatu jaringan kelenjar kecil yang terletak di bagian pusat kepala, yang tidak hanya mampu merasakan adanya cahaya dari luar layaknya sa-ma seperti sepasang mata kita, tetapi strukturnya juga sama dengan mata pada umumnya tetapi dia jauh lebih sederhana. Kelenjar Pineal melaksanakan sejumlah besar fungsi-fungsi jasmani yang penting, seperti pengembangan seksual, metabolisme dan menghasilkan Melatonin. Namun para ilmuwan telah menemukan banyak keistimewaan yang ada di dalam kelenjar pineal yang tidak dapat dijelaskan secara sederhana, karena organ ini memiliki struktur yang unik, ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia telah memerankan beberapa fungsi yang tak dapat diketahui sampai sekarang ini. Ilmu pengobatan modern telah menyatakan bahwa kelenjar yang terletak jauh di bagian dalam pusat otak ini terdiri dari sel-sel yang peka cahaya (photoreceptor cells). Namun pendapat utamanya menyebutkan bahwa keistimewaan ini hanya dapat menguraikan beberapa kemampuan terpendam yang ada pada masa-masa awal evolusi kita Menurut pemahaman teori evolusi dari ilmu pengetahuan tentang pineal body, organ ini dulunya merupakan suatu sistem serabut saraf yang tidak teratur, yang terletak di bagian luar permukaan tengkorak kepala, khusus untuk menangkap perubahan-perubahan cahaya dan sebagai sarana penunjang bagi tuannya agar dapat melarikan diri bila diserang pemangsa. Pemahaman seperti ini memperlihatkan bahwa kelenjar pineal melaksanakan fungsi-fungsi yang sama seperti sepasang mata, hanya saja perbedaannya keberadaannya yang secara aneh menjadi terdesak mundur sampai di bagian dalam tengkorak kepala. Suatu hipotesa terbaru yang diusulkan David Klein sebagai kepala bidang saraf Endokrin (Neuroendocrinology) pada Lembaga Nasional Pengembangan Kesehatan Anak dan Orang (National Institute of Child Health and Human Development (NICHD)), menyatakan bahwa retina primitif telah terlatih untuk merangkap pekerjaannya, apakah itu untuk menangkap gambar atau untuk menghasilkan Melatonin. Ia percaya bahwa seiring dengan berjalannya waktu, fungsi ini akhirnya telah berpindah tempat ke kelenjar Pineal, suatu organ yang mandiri, sedangkan degenerasi dari retina sebagai penghasil melatonin pada mamalia (binatang menyusui) dapat tetap ada tanpa suatu penjelasan yang masuk akal. Namun sekarang kelenjar Pineal dikenal sebagai suatu yang baik karena mengeluarkan Endogin, dan tentu saja masih terdiri dari sejumlah sel peka cahaya yang penting, ini adalah suatu proses jasmani yang dikenal secara ilmiah. Yang mengejutkan adalah apabila sepasang mata ini dipindahkan, dan pada jalur anatomi di bagian depan dari kelenjar ini bila dihadapkan secara langsung ke cahaya, organ ini tetap dapat merespon serta memberikan rangsangan-rangsangan dengan cara yang sama seperti sepasang mata. Fakta ini telah menyebabkan beberapa para peneliti mempertimbangkan apakah kelenjar Pineal bukan hanya lebih dari sekedar mata yang mengalami degenerasi. Apakah masih banyak proses dalam otak yang belum dapat dimengerti, yang masih tertinggal dalam ruang dari sel-sel yang berbentuk kerucut kecil yang ada dalam kelenjar pineal ini? Suatu jendela menuju kesadaran yang lebih tinggi Dr. Sergio Felipe de Oliveira, Msc. dari fakultas medis Universitas Sao Paulo dan direktur Klinik Otak Pineal (Pineal Mind Clinic), mengatakan bahwa meningkatnya aktivitas Pineal secara intim berkaitan dengan akti-vitas jasmani seperti penampakan atau meditasi. Selanjutnya, disamping berbagai fungsi Endogin dari kelenjar pineal (pengendalian hypothalamus, bioritmik dan perlindungan terhadap radikal bebas) juga bertanggung jawab untuk memancarkan N, N-dimethyltryptamine (DMT), yang dikenal oleh beberapa orang sebagai “molekul dari roh”. Pembebasan dari molekul ini dianggap sebagai halusinasi yang berasal dari pancaran saraf (hallucinogenic neu-rotransmitter) yang akan meningkat pada waktu tidur, meditasi dalam suatu keadaan tertentu, pengalaman selama menjelang kematian, begitu juga dengan suatu proses seperti membayangkan perencanaan pembangunan pabrik-pabrik. Orang-orang yang skeptis meragukan perihal kesadaran yang lebih tinggi untuk memasuki taraf dimensi lain, mereka lebih percaya bahwa pengalaman seperti itu adalah fenomena yang dipengaruhi oleh pengaruhi kimia tertentu pada otak. Tetapi mereka kesulitan menjelaskan hubungan antara pembebasan DMT (yang mengakibatkan terjadinya gambar di pineal) dengan pengalaman-pengalaman mendekati kematian. Seperti yang diketahui oleh Dr. Rick Strassman, yang sudah menyelenggarakan studi-studi secara menyeluruh dan mendalam terhadap efek DMT pada manusia, riset semacam ini diharapkan mulai dapat mengetahui lebih dekat lagi mengenai kelenjar pineal yang tidak lebih dari sekedar mata yang mengalami degenerasi, yang berpindah tempat untuk menghasilkan hormon-hormon, tetapi sebagai sebuah jendela bawaan lahir untuk melihat keberadaan ruang-ruang lain. Pandangan dari kelenjar pineal ini bukanlah sesuatu yang baru. Hal tersebut sebenarnya telah mewakili cakra keenam dari ajna, seperti yang dibicarakan dalam tradisi Vedic (tradisi India kuno yang ada pada kitab Veda yang ditulis dalam bahasa Sansekerta (bahasa India kuno)), jendela dari Brahma yang dikenal dalam agama Hindu, Mata Surga (Mata Ketiga) dalam istilah Tiongkok kuno, tempat istana Niwan seperti yang dikenal oleh pengikut Dao (baca Tao) atau “tempat bersemayamnya jiwa” menurut Descartes. Ikan air tawar Meksiko memiliki dua bentuk berbeda: satu yang memiliki mata - tinggal di perairan dangkal dan satu lagi - tanpa mata yang hanya hidup di gua-gua. Ikan Tetra meksiko tanpa mata dilengkapi sebuah optik primordium - cikal bakal mata - selama berbentuk embrio. Namun hal tersebut mengalami degenerasi dan dengan cepat ditumbuhi kulit setelah menjadi larva. Awalnya ikan tersebut diperkirakan tidak dapat mendeteksi cahaya, akan tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology oleh Universtas Maryland menemukan hal yang berbeda. Selama mata ikan itu tidak berfungsi, para peneliti menemukan bahwa ikan tersebut dapat mendeteksi cahaya lewat kelenjar pinael, sebuah kelenjar endokrin yang berbentuk biji pinus dekat otak pusat. Meskipun mata ikan itu terpendam lebih dalam oleh daging, ikan ini tetap dapat mendeteksi cahaya. Organ sensor ini dikenal sebagai pinael atau "mata ketiga" pada hewan-hewan vertebrata. Ikan Gua dari dua populasi, Pachon - Tinaja serta ikan air dangkal yang digunakan dalam penelitian tersebut. Selama eksperimen, antara larva ikan air dangkal dan ikan gua dipancari cahaya dalam bilik plastik dalam tiga menit. Kemudian para peneliti, menunggui bilik-bilik itu dan menghitung jumlah ikan-ikan yang naik ke permukaan. Respon bayangan ini merupakan suatu langkah yang dapat membantu larva-larva muda terhindar dari pemangsa dengan bersembunyi di bawah objek terapung pada permukaan air. Menariknya, pada 1,5 hari hari setelah fertilisasi, 60 - 70 persen dari kedua jenis ikan gua ini menunjukkan adanya respon bayangan, sementara hanya 50 persen ikan air dangkal yang melakukannya. Eksperimen ini diulang sehari sekali selama tujuh hari. Ikan gua Tinaja tetap lebih memperlihatkan adanya respon bayangan dibandingkan ikan air dangkal dalam seluruh eksperimen. Penemuan ini menunjukkan kemampuan kepekaan terhadap cahaya antara ikan gua dan ikan air dangkal. Untuk menentukan larva ikan mana yang peka terhadap bayangan, para peneliti memindahkan ikan berkelenjar pineal atau salah satu atau kedua ikan bermata itu dan mengulagi eksperimen. Ikan air dangkal dan ikan gua yang dipindahkan memperlihatkan perilaku serupa seperti sebelumnya, namun diantara ikan dengan kelenjar pineal yang mereka pindahkan hanya 10 persen yang tetap memiliki respon bayangan. Para peneliti menyimpulkan bahwa kelenjar pineal sangat peka terhadap respon bayangan, dan bukan hanya kelenjar pineal yang peka terhadap cahaya, akan tetapi juga karena adanya hubungan saraf antara kelenjar pineal dan sistem motorik. http://geniusactivation.com/index.php?option=com_content&view=article&id=72%3Akelenjar-pineal&catid=31%3Aartikel&Itemid=67