Ini foto bapakku waktu umur 20-an.
Aku mempunyai keluarga dekat yang kematiannya menurutku cukup unik. Keduanya meninggal karena penyakit yang sama. Mungkin karena keluarga dekat, sehingga faktor gen berperan. Keduanya meninggal karena stroke. Bapakku meninggal di usia 40-an, sedangkan kakek meninggal pada umur 60-an.
Kedua orang ini semasa hidupnya bukan orang yang sakit-sakitan, dalam artian sering harus dirawat inap di rumah sakit karena sakit tertentu. Bapak, yang kukenal sejak aku lahir sampai beliau meninggal, tak pernah menjalani opname di rumah sakit, kalau sakit, mungkin cuma sakit ringan, semacam flu atau sakit kepala.
Bapak meninggal sangat mendadak. Sore itu Bapak menonton pertandingan bola, di stadion yang jaraknya beberapa km dari rumah. Menonton pertandingan langsung sepakbola dari siang sampai sore.
Malamnya, sekitar jam setengah tujuh malam, seperti biasa, bagian dalam rumah disemprot dengan obat nyamuk cair, itu biasa dilakukan sore menjelang malam. Kami sekeluarga duduk-duduk di teras rumah menunggu aroma obat nyamuk berkurang, suasana santai, sambil ngobrol-ngobrol. Tiba-tiba Bapak seperti tersedak dan langsung tidak sadarkan diri, kursi kecil di depan tempat duduknya tertendang. Napasnya terdengar aneh seperti orang mengorok. Ibu panik dan segera membopongnya dibantu paman dan kakak ke tempat tidur untuk diberi balsem dan minyak angin. Sambil langsung minta tolong ke tetangga untuk membawa Bapak ke rumah sakit. Kejadian itu berlangsung cepat, hanya sekitar 10 menit. Dengan mobil tetangga Bapak dilarikan ke rumah sakit, perjalanan ke rumah sakit tidak lama, sekitar 20 menit dengan mobil. Tapi kami anak-anak tidak ikut ke rumah sakit. Ibu mengantar ayah ke rumah sakit bersama tetangga yang menyetir dan mungkin beberapa orang lain lagi.
Di rumah, aku dan Kakak membuka salah satu buku milik Bapak tentang pengobatan yang di dalamnya berisi tentang gejala-gejala penyakit dan obatnya. Gejala yang seperti Bapakku alami itu, tertulis di buku itu adalah karena kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, terjadi penyempitan pembuluh darah, pembuluh darah di kepala pecah karena tekanan darah yang tinggi, akibatnya ada 2, lumpuh sebelah atau meninggal.
Sekitar setengah jam kemudian, ibu datang dari rumah sakit sambil menangis, Bapak sudah meninggal di perjalanan menuju rumah sakit katanya.
Kalau kakek stroke juga, tapi lumpuh sebelah. Setahun dirawat di rumah sakit, kemudian 7 tahun sebelum meninggal dirawat di rumah, di tempat tidur saja. Tidak bisa berjalan dan mengobrol, karena suara yang keluar dari mulutnya susah dimengerti, seperti orang bisu.
Aku jadi berpikir, cara/jalan orang mati itu bisa bermacam-macam. Bisa relatif tanpa rasa sakit seperti bapakku, atau mesti melalui sakit yang sangat menyedihkan seperti kakek. Padahal judul penyakitnya sama, tapi efeknya bisa beda.
Aku masih ingat tanggal kematian bapak, 9 Januari 1988. Sedangkan kakek terkena stroke tahun 1990, waktu itu aku harus pindah ke Bali karena kedua orangtua sudah meninggal. Ibuku meninggal tahun 1990, pas aku ulangan umum untuk kenaikan kelas 2 SMP. Jadi begitu tiba di Bali, salah satu acara pertama adalah menjenguk kakek di rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar