24 Okt 2011

apa beda delusi dengan pengalaman spiritual?

Doni S.:
Selamat tengah malam,



Bagaimana membedakan delusi, halusinasi dengan Pengalaman spiritual? Bagaimana cara ngukurnya?


Lalu, Bagaimanakah Cara mengukur atau membedakan apakah pengalaman spiritual orang lain sekedar delusi/halusinasi dia, atau Memang sebenarnya?


Suatu pengalaman spiritual dijustifikasikan, sebagai Pengalaman Individu Atau malah Delusi/halusinasi.


Apakah akan menjadi delusi/halusinasi bila tidak bisa dibuktikan? dan tidak ada kesamaan dari berbagai sumber?


Atau sekedar percaya atau tidak percaya?


#askingLike · · Unfollow Post · Yesterday at 1:38am





Kang Tom's and 4 others like this.



Ni Nengah Hardiani: Knapa repot membedakan/mengukur pengalaman pribadi kita atau orang lain?

Yesterday at 2:14am via mobile · Like



Doni Sumitro: Biar bisa memahami apakah pengaalaman pribadi itu delusi apa nggak dengan membandingkannya dengan beberapa pengalaman yang lain.


tapi kalo yang jadi contoh pengalaman, hasil delusi juga gimana ya?

Yesterday at 2:19am · Like



Ni Nengah Hardiani: Satu pengalaman delusi itu tidak masalah, yg jadi masalah mentok di satu itu aja.

Yesterday at 2:46am via mobile · Like



Doni Sumitro: maksdunya mentok disitu aja?

Yesterday at 2:47am · Like



Ni Nengah Hardiani: Mentok di satu itu aja, muter2 di situ kayak orang mabok, itu masalahnya. Hidup itu mengalir, berjalan terus.

Yesterday at 2:48am via mobile · Like



Ni Nengah Hardiani: Membanding-bandingkan dgn orang lain, sering secara tak sadar kita jadi ikut-ikutan.

Yesterday at 2:49am via mobile · Like



Doni Sumitro: atau akhirnya jadi cocoklogi? kokologi?


lalu bagaimana biar bisa bedakan delusi sama pengalam siritual?

Yesterday at 2:55am · Like



Ni Nengah Hardiani: Suatu pengalaman, bisa saja diberi label delusi atau pengalaman spiritual, itu terserah kita. Tapi yg merugikan itu kalo kita jadi mabok karenanya, kayak orang kecanduan, ngga kemana-mana.

Yesterday at 3:00am via mobile · Like



Doni Sumitro: Kesurupan keyakinan? atau kesurupan dogma yang di buat sendiri?

Yesterday at 3:02am · Like



Ni Nengah Hardiani: Itu bisa aja. Apakah kamu suka kesurupan?

Yesterday at 3:07am via mobile · Like



Doni Sumitro: Suka.

Kesurupan kalo pendidikan itu penting.

Kesurupan kalo uang juga penting.
Kesurupan kalo kekasih yang dicintai itu penting.

Yesterday at 3:10am · Like



Doni Sumitro: Kesurupan kalo Spiritual itu Sesuatu banget, :D

Yesterday at 3:11am · Like



Ni Nengah Hardiani: Gpp kesurupan, yg penting gak ganggu/merugikan orang lain.

Yesterday at 3:18am via mobile · Like



Ari Setio P: hmmkalo udah tau jawabanya kenapa nanyaaa...wheww.!1

Yesterday at 6:47am · Like



Ki Mansu: delusi, halusinasi itu jenis pengalaman spiritual juga, yg penting kita sadar saja, sadar kita bisa mengalami apa saja.

Yesterday at 7:45am · Like



Ksetiaan Pangeran Chinta: takaran kemampuan setiap manusia itu berbeda mas, bisa lebih hebat atau lemah. pengalaman pun tak selamax sama

Yesterday at 7:57am via mobile · Like



Puncak Kasih Illahi: Itu Foto Sampean Nahan Apa MAs.............

Yesterday at 8:14am · Like



Ima Santika Jayati: kesurupan ato tdak, yg penting hidupnya bhagia, hehe....

22 hours ago · Like



Doni Sumitro: belom kejawab kok pertanyaan intinya: gimana cara bedain delusi dengan pengalaman spiritual sesungguhnya?

21 hours ago · Like



Ni Nengah Hardiani: menurutku tidak bisa dibedakan, karena semua pengalaman, delusi atau tidak, adalah pengalaman spiritual.

21 hours ago · Like



Ni Nengah Hardiani: semua pengalaman adalah pengalaman spiritual.

21 hours ago · Like



Doni Sumitro: Termasuk yang Bohong dong mbak? alias karangan diri sendiri?

20 hours ago · Like



Doni Sumitro: saya mengartikan delusi= kebohongan

20 hours ago · Like



Steven Aswinata: why not? selama itu menjadi sugesti positif ga masalah kita imajinatif dikit, yg penting ga memaksakan imajinasi kita ke orang lain, karena y kembali lagi semua itu pribadi

20 hours ago · Like · 2 people



Doni Sumitro: Berbohong sama diri sendiri dong jadinya?


Lalu kalo delusi merupakan suatu kebhongoan spiritual, kenapa itu terjadi di beberapa orang saja?


Melihat malaikat? melihat Hantu yang rupanya seperti ini dan itu? Bermeditasi untuk melihat alam dimensi?


Ada yang melihat ratu laut kidul, ada yang nggak...


Atau apakah wajah dari ratu laut kidul sama?


ataukah kuntilanak yang dilihat A dan B di suatu tempat yang sama akankah sama?


Lalu Kalo semua itu hanya bagian dari delusi, Manfaatnya buat diri sendiri?

20 hours ago · Like



Steven Aswinata: thats why its private life, terserah Doni klo anggep itu salah y uda salah, klo itu bener y uda bener. Otak manusia ada dunianya sendiri2, enjoy aja, delusi juga hiburan entah ada ato tidak terbukti secara empiris ato tidak, kembali lagi ke sugesti diri. Klo emang negatif dan anda anggep bullshit ga usa didenger, klo anda ok ok aja its ok

20 hours ago · Like · 1 person



Steven Aswinata: manfaat buat diri? its entertainment u can use the delusi untuk meditasi juga kok, imajinatif n sugestif.

20 hours ago · Like



Doni Sumitro: trus nggak ada yang bener dong?


Seeing is believing?

20 hours ago · Like



Steven Aswinata: emang harus ditarik fine line antara empirical (fakta) n imajinasi, fakta bahwa 1+1=2 tetep harus dipegang, tp klo uda cerita ttg kuntilanak dsb itu pengalaman pribadi n dunia pribadi. Seeing is believing kan juga pengalaman pribadi, klo anda ga pernah liat kuntilanak y sah2 aja klo anda bilang bullshit

20 hours ago · Like



Doni Sumitro: Tapi kalo kuntilanaknya bisa dilihat bersama-sama dengan rupa yang sama bagiamana?

20 hours ago · Like



Steven Aswinata: berarti itu sugestif populer yg merambah di masyarakat, si A bilang kuntilanak itu bentuke gini3, trus si B percaya y alhasil suatu saat di petang si B akan "berdelusi" n melihat kuntilanak versi A, selanjutnya sugesti itu akan menyebar ke C dan D dan jadi teori populer

20 hours ago · Like



Sjahrazad Monchu Alamsjah: mungkin ndak perlu buang waktu memikirikan apa yang dialami orang lain, apa kata buku, apa kata guru, apa kata-nya. yang perlu adalah apa yang kita alami, apa yang kita mengerti, apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu ...

20 hours ago · Like · 1 person



Doni Sumitro: Berarti kuntilanak akan menjadi suatu objektivitas layaknya gravitasi, bila bisa dibuktikan atau dilihat seluruh orang di dunia? tanpa syarat apapun?

20 hours ago · Like



Doni Sumitro: Sjahrazad Monchu Alamsjah :
Berarti segala sesuatu yang nggak bisa kita ukur, seharusnya kita nggak terlalu peduli kan ya? karena bisa jadi beban?


Kalo yang nggak bisa melihat hantu, ya berarti hantu nggak ada...?


Kalo yang bisa melihat hantu, berarti hantu itu ada...?


Trus Kebenaran yang universal yang mana? yang hanya bisa diukur dan ditangkap oleh panca indera?

20 hours ago · Like



Doni Sumitro Sama seperti:


Yang percaya Tuhan ada, Ya tuhan menjadi Ada?


Yang percaya Tuhan tidak ada, Ya tuhan menjadi tidak ada?


Begitu?

20 hours ago · Like



Sjahrazad Monchu Alamsjah: ‎@ bang Doni: tidak ada kebenaran universal, yang ada adalah kebenaran yang bersifat subyektip. kebenaran subyektip yang disepakati bersama akan dianggap menjadi kebenaran universal, misal kalau makan pakai sendok dan garpu. kalau kekantor kudu pake celana panjang bukan celana dalam :)


kalau yang tidak bisa melihat hantu artinya ya tidak bisa melihat hantu terlepas masalah percaya atau tidak.. artinya bagi yang tidak melihat hantu ya hantu tidak ada.


tapi beda soal kang tuhan. sudah ribuan tahun ndak satupun yang melihat tuhan tapi banyak bener yang yakin tuhan itu ada :) hi.. hi..

20 hours ago · Like



Arjun Gomo: Ya ga gitu toh kang Monchu. Mata manusia itu terdiri dari struktur yg sama, fungsinya juga sama. Kalau sakit mata juga berobat ke dokter mata dengan ilmu mata yang sama. Jadi kalau ada 10 orang melihat hantu, dan 20 orang tidak melihat, ya, perlu diselidiki mata yang melihat ini terbuat dari struktur yang sudah diakui oleh dunia kedokteran, yaitu, ada lapisan kornea, retina, dst, atau ...banyak halimun halimun di luarnya.

19 hours ago via mobile · Like · 1 person



Agung Pindha: ngukurnya pakai ilmu ukur , boleh ukur sudut atau ukur ruang... dalam segala bidang spiritual , baik bidang datar dan bidang miring...

19 hours ago · Like



Sjahrazad Monchu Alamsjah: ‎@bang Ardjun Gomo : tergantung mau bicara dari sudut mana.


kalau sains, hantu blau itu tidak ada. kalaupun ada saintis yang mau buang waktu bisa saja caranya orang yang bisa lihat dan yang tidak bisa lihat dua duanya berada ditempat itu kepalanya dipasang kabel untuk melihat perbedaan grafik dari aktifitas yang terjadi dikedua kepala orang itu.


masalahnya jarang saintis yang mau melakukan penelitian itu, buang waktu. karena belum tentu kang hantunya hadir saat itu, dan kedua hasil research itu juga harus disiapkan dengan argumentasi yang kuat agar absah sebagai bukti sains.


kalo dari sisi celotehan spiritual, semua fenomena itu adalah fenomena yang dialami didalam kesadaran setiap individu. tidak bisa dipastikan oleh orang lain, apakah individu itu masuk kedalam dimensi yang berbeda, atau panca inderanya yang peka untuk melihat frekwensi yang berbeda, atau itu merupakan ciptaan dari imaginasi akibat kultur dimana dia berada. ada macam macam faktor yang tidak bisa dijelaskan secara hitam putih..


contoh orang mistik islam itu melihat penampakan lailatul qadar bukannya kehadiran yesus, pan repot dia kudu ganti agama kalo yang dilihatnya yesus atawa buddha. demikian pula orang mistik kristen itu ada yang dalam meditasinya melihat merasakan kehadiran yesus. bisa berabe kalo dia merasakan kehadiran buddha.. iay ndak?

19 hours ago · Like · 1 person



Doni Sumitro: ‎:D terima kasih semuanya :D

12 hours ago · Like



Surya Aditya: hehe nice status bang doni,mudah2an semua komen ini banyak dibaca oleh semua member

8 hours ago via mobile · Like



Bikkhu Ardian: Semuanya kembali pada apa yang anda cari. Kalau mencari kedamaian dan mendapat kedamaian, apa penting ilusi atau bukan? Kalau pengin lihat hantu. Nah mungkin baru penting tuh ilusi atau bukan.

7 hours ago · Unlike · 1 person



Log Sed: ‎Bikkhu Ardian: Kalau saya sih maunya hidup damai dan biasa-biasa saja. Kalau pengalaman spiritual cuma membawa saya kepada rumah sakit jiwa, mendingan nggak usah. Pada akhirnya, yang saya cari bukanlah pengalaman spiritual itu sendiri, tetapi manfaatnya bagi saya .... he he he ....

7 hours ago · Unlike · 1 person



Harry Atmadja Jaya: Jika ќΐτÄ membicarakan kebenaran universal,pake contoh simple aja,coba ќΐτÄ Șȃṁ̭̥̈̅ȃ2 melihat listrik mas/mbak,βϊșα †iϑαќ ?ŢªþÏ mengapa kok ќΐτÄ blg listrik î†ü ada,organ fisik ќΐτÄ î†ü sempurna menurut ukuran makhluk,ŢªþÏ tetap terbatas,ada atau †iϑαќ ada ,kliatan ato †iϑαќ kliatan,î†ü bukan masalah đăň †iϑαќ perlu diperdebatkan/dibanding2kan,selama dunia ïƞ¡ masih berjalan,maka kebenaran †iϑαќ ada Ўªnƍ hakiki,kebenaran Ĵчğå ikut berevolusi bersama dunia ïƞ¡ sendiri hingga berakhirnya segala sesuatu.kebenaran kmrin ßεĽü♏ tentu βϊșα digunakan ϋτќ Ħαя̅î ïƞ¡,kebenaran hari ïƞ¡ Ĵчğå ßεĽü♏ tentu βϊșα diterapkan ϋτќ besok.kebenaran †iϑαќ ϑa̲̅ρ̩a̲̅† dijelaskan secara fisik melainkan ϑεηĝάη hati/rasa Ўªnƍ ðï tiap2 ☺яα̲̅πğ tentu berbeda pula penangkapannya,entah î†ü dianggap delusi atau pengalaman spiritual bkan masalah,jk ќΐτÄ selalu memandang î†ü sebuah delusi atau kebohongan,ќΐτÄ †iϑαќ perlu mnunggu pengalaman supranatural ϋτќ melakukan kebohongan,ðï kenyataan sehari2 sj ќΐτÄ sering melakuka delusi î†ü sendiri kok hehehehe MATURNUWUN 7x

5 hours ago via mobile · Like



Rein Decper Tulandi: kalau dari sudut pandang sains semua pengalaman penampakan/astral/kodham terjadi di otak dan terproject pada realitas anda nah masalahnya kenyataan buat tiap individu ya realitas mereka sendiri jadi saya ga bisa mengukur penampakan/astral/apapun yang anda alami karena realitas saya bukan realitas anda begitu juga sebaliknya :)

5 hours ago · Unlike · 1 person



Rein Decper Tulandi: jadi jangan maksa orang menerima realitas anda begitu juga anda bebas mau menerima realitas orang atau tidak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar