28 Okt 2011

Manajemen Pengeluaran

Menurut pengalaman dan pengamatanku, orang yang hidupnya makmur secara ekonomi itu bukan hanya karena ia pandai mencari uang semata. Tapi ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya. Yaitu menggunakan uang yang dihasilkannya itu secara bijaksana. Secara hemat dan cermat, tidak berfoya-foya.
Setiap orang atau keluarga hendaknya tahu kemampuannya, berapa penghasilannya rata-rata dalam satu bulan. Berdasarkan itu, kita menetapkan standar hidup yang sesuai. Sebaiknya gaya hidup yang kita terapkan sedikit di bawah penghasilan yang kita punya. Itu untuk jaga-jaga apabila mendadak terjadi masalah ekonomi, kita tidak terlalu kaget untuk menyesuaikan diri dengan situasi.
Gaya hidup yang sedikit di bawah standar penghasilan ini, contohnya adalah tidak mencicil barang yang merupakan kebutuhan konsumtif, contohnya barang elektronik atau pakaian. Untuk benda-benda yang tidak terlalu tersebut sebaiknya dibeli dari tabungan. Menabung dulu, menyisihkan dari penghasilan, barulah membeli barang yang diinginkan. Karena dengan cara mencicil biasanya dikenai bunga.
Gaya hidup sederhana bukan berarti tidak bisa menikmati hobi atau tak mau mengeluarkan uang untuk hobi. Boleh saja keluar uang untuk hobi, tetapi tetapkan anggaran untuk itu. Kalau aku biasanya untuk hobi atau hal yang tidak terlalu pokok lainnya, aku anggarkan 10 % saja dari anggaran untuk kebutuhan pokok yang tidak bisa diganggu-gugat.
Ada baiknya mencatat semua kebutuhan/pengeluaran sehari-hari. Setelah sebulan, bisa dijumlahkan berapa pengeluaran total kita selama sebulan itu. Jadi bisa dianalisa atau dievaluasi. Bisa dikelompokkan menjadi pos-pos tertentu. Misalnya pos pengeluaran untuk makanan, bahan bakar, cicilan kendaraan dan lain sebagainya. Dari sana bisa diketahui apakah kita benar-benar sudah mengeluarkan uang yang sebanding dengan penghasilan kita selama sebulan.
Dengan bergaya hidup hemat dan cermat, otomatis kita bisa menabung, punya tabungan. Sebenarnya punya hutang bukanlah hal yang haram, tapi hendaknya hutang yang cerdas. Contoh hutang yang cerdas adalah hutang cicilan rumah atau tanah. Karena tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok, jadi daripada keluar uang untuk sewa atau kos, mencicil rumah atau tanah, jelas perlu. Begitu pula mencicil kendaraan yang jenis atau harganya sebanding dengan kemampuan keuangan, daripada terus menerus mengeluarkan uang untuk angkot, ada baiknya juga punya kendaraan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar