29 Feb 2012

God Spot

Frans Hananto:

Ada yg sudah mengalami singgah di suatu tempat yg disebut "titik tuhan"..atau GOD SPOT..

Dia berada di PIKIraN

Otak kita yg terhubung dengan PIKIRAN adalah pusat dari kecerdasan intelektual,emosional dan spiritual..
Trimakasih. Like · · Unfollow Post · 22 hours ago





Ninin Love, Yulius Leonarta Tarigan I, Agus Januraka and 22 others like this.



Leonardo Rimba II: Oh (itulah Mata Ketiga)

11 hours ago · Like · 1



Indra Prayana: sudah banyak, ada perlu apa memangnya ?

11 hours ago · Like



Tarot Bali: Mata Siwa.

10 hours ago · Like



Andi Susanto: mungkin banyak yg sudah mengalami...hanya saja mungkin jg dgn istilah yg berbeda-beda.

10 hours ago · Like



Frans Hananto: Sewaktu ngomong2 dg dr ahli saraf,letak sensifitas titik itu d lobus(temporalis dan parietalis) dan jonjot otak...katanya percobaan menggunajan stimulus gel. Elektromagnetik menyebabkan suatu kondisi kultivasi..dan pengalaman spiritual.

8 hours ago via mobile · Like · 2



Frans Hananto: Hehehe.. Sepertinya SI punya tehnik yg sejenis ini dg sistem stimulasi pada otak juga.

8 hours ago via mobile · Like · 1



Leonardo Rimba: Sebenarnya "spesialisasi" kita itulah, meditasi di cakra mata ketiga, walaupun disebutnya dengan istilah beda-beda. Barusan saya dengar Rudi Cool bicara di RRI Denpasar, fully blank, pakai frekwensi cakra mata ketiga. -- Tambahan yg mungkin perlu teman-teman kuasai cuma satu lagi, yaitu kemampuan verbal. Frekwensi mata ketiga bekerja dengan cakra tenggorokan. Ada sesuatu yg dikeluarkan lewat cakra tenggorokan, yaitu ucapan. Ucapan yg dikeluarkan pada saat frekwensi mata ketiga optimum bisa membawa penyembuhan.

8 hours ago · Unlike · 7



Frans Hananto: Betul Leo...yg memang mau saya angkat adalah..1.pengalaman subyektif ESP yg membuat segala macam gejala spt OBE,NDE dan pengalaman entrainmen 2 gel.keselarasan Alam/OHM,dan juga pengalaman lain yg biasa di sebut Kultivasi atau ENLIGHMENT atau peristiwa semacam itu. 2.Telaah Infinite intelegensia. 3.Implementasi dari pemahaman. 4.intrapersonal n interpersonal komunikasi. Semuanya memang akhirnya meletakkan posisi OTAK sebagai Sentral Kemudi.

8 hours ago via mobile · Like · 2



M Daniel Zamril: tenggorokan bisa gatel2 gak ya kalo lagi aktif cakra tenggorakannya?

8 hours ago · Like · 1



Leonardo Rimba II: Oh (tenggorokan bisa gatel kalo sakit batuk)

8 hours ago · Like · 1



M Daniel Zamril: oh (kalo tidak sakit batuk..berarti kegatelan ya tenggorokannya)..

8 hours ago · Like



Frans Hananto: Kemampuan verbal maupun nonverbal yg didukung dg berkembangnya penginderaan serta olah linguistik memberikan pengaruh yg sangat signifikan bagi kontribusi kpd ekologis alam.

7 hours ago via mobile · Like · 2



Wempi Tiung: G SPOTkan cm ada diwanita? Sentulah dia tepat di G SPOTx wanita akan tergila2 padamu wkwkwkwkwk

6 hours ago via mobile · Like · 2



Ni Nengah Hardiani: Oh (ini lebih dahsyat dibanding G spot)

6 hours ago via mobile · Like · 2



Wempi Tiung: wah sy kira orgasme yg paling dahsyat ngah! Buat wanita loh! Sy sih lelaki jd g tau gmn rasax orgasme

5 hours ago via mobile · Like · 2



Ni Nengah Hardiani: Kalo cocok dan pas pria maupun wanita bisa orgasme.

5 hours ago via mobile · Like · 1



Samwan Els: weks? (god spot = orgasme) lebih mudah mana mencapai orgasme cara konvensional dg cara meditasi gitu?

5 hours ago · Like · 1



Frans Hananto: Ada beberapa tehnik mk3 yg relatif mudah dan mencapai titik kulminasi dalam Iluminasi ini selain yg sdh d kembangkan Leo, yaitu entrainment 2 getaran suara OHM dan menekan 2 kelopak mata secara perlahan...anda akan tiba dlm "kondisi itu".

5 hours ago via mobile · Like · 2



Ni Nengah Hardiani: Orgasme-->kenikmatan. Ada orgasme krn ml ada juga orgasme spiritual.

5 hours ago via mobile · Like · 1



Samwan Els: noted ! tapi apakah orgasme krn ml bisa di mix dg orgasme spiritual?

5 hours ago · Like



Zheng Xuanyuan: Pernah denger istilah Yab-Yum?

5 hours ago · Like



Indra Prayana: tentu saja bisa, ketika penghayatan dan kesadaran saat ml terpadukan.

5 hours ago · Like · 1



Cin Cun: apa itu yap-yum ??

5 hours ago · Like



Cin Cun: pak frans suara OHM itu apa ??

5 hours ago · Like



Andi Susanto: OHM apa FHM!? :P

5 hours ago · Like



Zheng Xuanyuan: http://vitalcoaching.com/images/yabyum8.jpg



http://vitalcoaching.com/images/yabyum8.jpg
vitalcoaching.com

5 hours ago · Like ·



Samwan Els: FHM dulu deh, yg OHM ntar ajah.. :P

5 hours ago · Like · 1



Cin Cun: wah!!! gambar begituan ??? emang bisa ya dah di praktekin lom ???

5 hours ago · Like



Frans Hananto: Ya suara ((((...Ohhmn...))))

5 hours ago via mobile · Like





Zheng Xuanyuan: ‎Samwan Els

noted ! tapi apakah orgasme krn ml bisa di mix dg orgasme spiritual?
==========================

==============
http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.vitalcoaching.com%2Fimages%2Fyabyum8.jpg&h=CAQFIkRNIAQECmAYY9_lfatlU4n2RyCrsZSkN1T3JN_X7LQ



http://vitalcoaching.com/images/yabyum8.jpg
vitalcoaching.com

5 hours ago · Like ·



Ni Nengah Hardiani: FHM apa?

5 hours ago via mobile · Like



Samwan Els: Zheng Xuanyuan yup itu yg aku maksudkan, adalah pembelajaran ttg parktisnya? ... secara aku pernah di tunjukkan pada ritual seorang samurai menjelang pertarungan dengan ML terlebih dulu, dan itu katanya spiritual.. apakah benar adanya?

5 hours ago · Like



Samwan Els: Ni Nengah Hardiani FHM = For Hardiani Magazine... :P

5 hours ago · Unlike · 2



Andi Susanto: xixixixixixixixixixixixixixixixxixi...

5 hours ago · Like



Zheng Xuanyuan: Yab-yum (Tibetan literally, "father-mother") is a common symbol in the Buddhist art of India, Bhutan, Nepal, and Tibet representing the male deity in sexual union with his female consort. Often the male deity is sitting in lotus position while his consort is sitting in his lap.


The symbolism is associated with Anuttarayoga tantra and, while there are various interpretations of the symbolism in the twilight language, the male figure is usually linked to compassion (karuṇā) and skillful means (upāya-kauśalya), while the female partner to 'insight' (prajñā).[1]


The symbolism of union and sexual polarity is a central teaching in Tantric Buddhism, especially in Tibet. The union is realised by the practitioner as a mystical experience within one's own body.[2]


Yab-yum is generally understood to represent the primordial (or mystical) union of wisdom and compassion.[3] In Buddhism the masculine form is active, representing the compassion and skillful means (upaya [4]) that have to be developed in order to reach enlightenment. The feminine form is passive and represents wisdom (prajna), which is also necessary to enlightenment. United, the figures symbolize the union necessary to overcome the veils of Maya, the false duality of object and subject.


Yab-yum may also be represented through the aniconic signification of yantra and mandala.


In Tibetan Buddhism, the same ideas are to be found concerning the bell and the dorje, which, like the yab-yum, symbolize the dualism that must be exceeded. The sacred Tantric practice leads to rapid development of mind by using the experience of bliss, non-duality, and ecstasy while in communion with one's consort.


In Hinduism the yab-yum has a slightly different meaning. There, the embraced posture represents the divine strength of creation. The Hindu concept is the one of a passive masculine deity embracing his spouse called shakti, which represents his activity or power.


These figures are frequently worked in the shape of statues [5] or reliefs, or are painted on thangkas.

5 hours ago · Like



Zheng Xuanyuan: As a tantric practice, Yab-yum is akin to the Kāmamudrā or "loveseal" (sometimes Karmamudrā or "actionseal") (T:las kyi phyag rgya). This is the tantric yoga involving a physical partner. However, the aim of the practice is to control one's sexual energy, and the most advanced forms of yab-yum practice are done mentally, without using a physical partner. Like all other yogas, it cannot be practiced without the basis of the inner heat yoga, tummo, of which kāmamudrā is an extension. This sadhana is subsumed within the Six Yogas. The iconography of Yab-yum and the maitrī practice of Kāmamudrā engenders cognition[6] of the upaya doctrine of interpenetration.

5 hours ago · Like



Cin Cun: oooo pantesan klo bikhu" yang aliran saudara dari tibet begitu ya.. karena isi kitabnya begituan.....

5 hours ago · Like



Zheng Xuanyuan: Begitu bagaimana maksudnya? Tolong jangan berlagak tolol. Itu bukan sesuatu yang diartikan literal.

5 hours ago · Unlike · 1



Indra Prayana: yup, kalo di indonesia ini dinamakan dengan Sastra jendra,

4 hours ago · Like



Samwan Els: Indra Prayana sastra jendra hayuningrat pangruwating diyu?

4 hours ago · Like



Indra Prayana: yup

4 hours ago · Like



Samwan Els: i see

4 hours ago · Like





Frans Hananto: mas Indra Prayana...boleh share sastrajendra hayuningrat nya?

***

Iformasi menarik dari seorang teman,

bahwsanya dalam penghayatan sastrajendra hayningrat yg mengenai hal ikhwal kisah lahirnya anak manusia beserta "teman" yg menyertainya,yg kemudia lebih populer dengan sebutan SEdulur Papat Limo Pancer pernah menjadi bagian study yg menarik oleh para ahli Psikoanalisa yg kemudian menghasilkan TEORI EGO STATE.

...

Dan ternyata riwayat perkembangan ilmu psikologi transpersonal di Indonesia juga sangat menarik.

Ada Kawruh Bejo dari KiAgeng Suryomentaram.

Ada Kantong Bolong dari RM Kartono..

dan Ilmu rasa dari SUBUD yg dikembangkan secara sistematis dan terstruktur menjadi Neuro Linguistik Program.
dan tentu masih ada yg lain juga...

Laci Terbuka Dan Tertutup Dengan Sendirinya Lalu Uangpun Hilang.

Berikut obrolan dengan seorang teman di FB yang telah disempurnakan agar lebih dapat dimengerti.



TDA : Kenapa saya lebih condong yang ada dalam hatinya sendiri... kalau saya bahasakan Nur.. kita memiliki Nur yg sama.. itu pendapat saya.. anda setuju dengan itu ??





Aku : Hati itu menunjuk ke dada. Artinya perasaan itu ada di situ. Rasa...

Perasaan yang timbul karena turunan dari fikiran. Fikiran yang memikirkan tentang konsep Tuhan.

Nur, Ruh, Urip, kesadaran sejati, atau apapun namanya adalah konsep untuk menggambarkan rasa yang ada di dada. Rasa yang timbul dari akibat yang difikirkan. Sementara sesuatu yang difikirkan itu sendiri tidak pernah dapat didefinisikan dengan tepat.



Apapun itu namanya semua itu hanya konsep dari fikiran. Tapi konsep itu sendiri ternyata menjebak kita dalam dualitas. Keberpisahan kita dengan SESUATU itu sendiri.



Sesuatu yang oleh orang kebanyakan (awam) disebut Tuhan, ternyata terdiri dari berbagai macam versi. Sesuai dengan kebudayaan asal dimana teori tersebut muncul.



Aku sendiri malah sangat sependapat dengan konsep yang dikembangkan syekh Siti Jenar. Bahwa Tuhan, manusia, dan semesta adalah satu kesatuan tunggal.



Maka bagiku, tidak ada pencipta dan tidak ada ciptaan. Semuanya mengalir alamiah, seimbang dan kausalitas. Seperti apa yang digambarkan oleh Darwin dengan teori evolusinya.



TDA : Hahahaha...Syeh Siti Jenar....Nabi Khidir... Gus Dur ?? Sepertinya kita pada muara yg sama... mungkin..



Aku : Bagaimana bisa sampean mengatakan kita mempunyai muara yang sama? Coba berikan alasannya. hmm (diskusi yang menarik).



TDA : Untuk menuju laut begitu banyak aliran sungai... Kita mungkin belum tentu di sungai yang sama tetapi kemungkinan kita akan bertemu di muara yg sama.. Anda punya perumpamaan lain ??



Aku : Yap.. mengenai ini saya sependapat. Selama kita tetap menganggap bahwa aliran sungai itu bukanlah tujuan akhir, maka kita akan sampai di muara yang sama. Pencarian adalah naluri. Setiap manusia mempunyai naluri pencarian yang memang mengalir dari kesadaran si manusia itu sendiri. Dan setiap kesadaran-kesadaran manusia adalah merupakan bagian dari kesadaran tinggi semesta yang berproses. Hal ini dalam Kristen digambarkan sebagai domba-domba yang mesti digiring pulang.



TDA : Kalau sudah seperti ini... anda kebal santet dong... ( intermezo..)





Aku : Hahaha...??

Anda percaya santet..??



TDA : Apa definisi anda tentang santet ??



Sampai disini obrolan ku hentikan. Karena dibanyak catatan pengalaman ku, sudah banyak kujelaskan tentang santet. Beberapa hari kemudian obrolan berlanjut lagi.



TDA : Malam bang..!!



Aku : Malam..!!



TDA : Konsul boleh bang ?



Aku : Mengenai apatuh..?? Boleh aja...



TDA : Bagaimana cara usir jin pencuri uang bang ?



Aku : Boleh tau bagaimana ceritanya..??



TDA : Seorang temen yang mempunyai bengkel, sering kali kehilangan uang, kurun waktu sudah 6 bulanan. Terakhir kita boikot dengan tanpa menyimpan uang sepeserpun di rumah. Dan yang terjadi adalah.. laci membuka dan menutup sendiri. Benda-benda bergerak sendiri. Yang terbaru yang kita lakukan adalah kita paku selembar uang di 6 titik dan paku dibengkokkan untuk mempersulit uang dicuri. Tetapi yang terjadi, itu paku dilurusin dulu terus uangnya diambil bang. Bandel bener.



Aku : Waktu laci terbuka dan tertutup dengan sendirinya apakah anda melihatnya dengan mata kepala anda sendiri?



TDA : Ini cerita temen saya itu bang.



Aku : Hmm.. Beginilah dia kalau sekedar cerita dari mulut tanpa ada bukti otentik. Sulit juga untuk di percaya, kecuali kalau memang kita liat dengan mata kepala kita sendiri.



TDA : Tetapi ini temen deket saya sendiri bang. Susah untuk tidak percaya, saya pikir dia jujur bang.



Aku : Aku nggak bilang dia bohong. Tetapi cerita yang disampaikan dari mulut tanpa kita lihat dengan mata kepala kita sendiri tentu saja sangat diragukan.



TDA : Mungkin ada kali 5 orang yg mencoba hentikan itu. Tapi masih saja terjadi.



Aku : Ntar dulu. Jangan dulu membahas tentang 5 orang yang sudah berusaha menghentikan itu. Jangan dulu ganti topik. Tetapi yang kita bahas adalah kebenaran cerita apa yang akan dihentikan itu. Bagaimana mungkin kita bisa menghentikan sesuatu yang diragukan kebenarannya..??



TDA : Sebentar bang! Karena yg 5 orang itu salah satunya adalah saya



Aku : Oke lah.. Katakanlah bahwa salah satu yang menangani itu adalah anda. Tetapi topik pembicaraan kita yang pertama bukanlah membahas yang 5 orang itu. Aku masih membahas kebenaran cerita tentang jin yang mencuri uang. Sebagai orang yang dipercayai untuk memusnahkan gangguan-gangguan gaib, sudah seharusnya kita bisa melihat permasalahan dari segala sudut, dan mengambil kesimpulan yang terbaik. Jangan larut dalam emosi klien dalam menyampaikan cerita tentang permasalahan nya pada kita. Dan tetap menjaga emosi kita selalu dapat tenang dan berfikir objektif. Tidak bisa begitu saja kita mempercayai hal-hal gaib tentang permasalahan klien dari definisi sang klien yang tentu saja melibatkan emosinya.



TDA : Setuju!! Begini bang... saya pernah coba tangkap itu jin, saya masukin botol (kaya’ film ya bang..) dan itu memang ada. Manggilnya gampang. Tinggal geletakin, dia pasti datang. Tapi maksimal 1 minggu dia sudah bisa operassi lagi.. setelah diliat itu botol sudah kosong.



Aku : Untuk hal itu aku setuju. Jin adalah energi magnetik yang tidak memerlukan materi sebagai penghantar, dan dapat dipekatkan kemudian di masukkan ke dalam botol. Oke..!! Tetapi ada sedikit perbedaan persepsi mengenai jin. Menurut ku, jin bukanlah makhluk.



TDA : Terus bagamana menurut abang sebaiknya?



Aku : Ada baiknya kita menyilidiki secara fisik dengan mencari bukti-bukti fisik yang mencuri uang. Kemudian mengambil analisa secara logis untuk kesimpulan. Jadi jangan dulu percaya bahwa hal ini adalah kerjaan jin.



TDA : Sama sekali saya tak pernah menyalahkan bangsa jin.. saya hanya menyesali yang memanfaatkannya..



Aku : Bukan begitu maksud ku. Begini.. jujur saja dalam hal ini kita berbeda teori atau definisi mengenai jin. Menyebabkan penanganannya juga berbeda. Aku sama sekali tidak pernah mempercayai bahwa jin mencuri uang dengan merusak benda-brenda fisik lainnya. Bagiku itu jelas-jelas kerjaannya manusia. Andai jin yang ada dalam konsep anda berfikir ingin mencuri uang, maka kerjaan jin tentu saja berbeda dengan kerjaan manusia. Uang akan diubah menjadi energi, kemudian dipindahkan ke tempat lain, lalu dikembalika kebentuk materi seperti semula. Dan benda fisik lainnya sama sekali tidak berubah keadaannya.



TDA : Setuju.. tapi bagaimana dengan ngipri?



Aku: Ngipri bagaimana..?? Bisa di jelaskan dengan lebih spesifik..??



TDA: Iya.. bagaimana dengan orang yang ngipri...tuyul, monyet..babi ngepet... bukankah itu metoda pemenfaatan jin ?



Aku : Hal ini juga kita berbeda teori. Bagi ku hal-hal seperti itu hanyalah memanfaatkan system kepercayaan si klien. System kepercayaan adalah keyakinan yang tertanam di bawah sadar. Itu adalah kekuatan luar biasa yang dapat menarik hukum LOA. Menurutku tidak ada jin yang bermain-main disitu dan dimanfaatkan si manusia. Kecuali hanyalah energi berfrekwensi tertentu yang membantu menambah power dari LOA sang klien.



TDA : Terus?



Aku : Ini adalah murni kekuatan keyakinan bawah sadar orang yang mempercayai keberadaan dan kerja sama dengan jin tersebut, dan kekuatan ini semakin berpower ketika berkolaborasi dengan energi berfrekwensi tertentu yang disangka jin untuk ngipri tersebut.



TDA : Lalu apakah anda mau bilang bahwa karena temen saya mempercayai itu.. kejadian jadi terus terulang?



Aku : Lo.. kita kan sedang berdiskusi mengenai ngipri. Tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi dengan teman anda itu. Mengenai teman anda, saya kan sudah bilang. Itu jelas-jelas perbuatan manusia. Jadi bukan berarti karena teman anda mempercayai segala macam jin, kemudian hal itu terjadi. Tidak juga begitu.



TDA : Lalu ?



Aku : Mengenai teman anda yang punya bengkel itu, andaikan kan itu memang benar perbuatan jin seperti dalam logika anda berfikir, maka tidak perlu merusak benda fisik lainnya seperti paku, atau laci meja yang dibuka tutup. Alasannya sudah saya bilang di atas tadi kan?? Nggak ada gunanya buat si jin. Tapi ini jelas-jelas rekayasa manusia yang mengatas namakan “jin” dalam tanda kutip, untuk menutupi perbuatannya.



TDA : Setuju.. Sebenarnya pemikiran seperti anda sudah ada di otak saya..



Aku : Jadi kalau kita sudah tau duduk permsalahan yang sebenarnya, tidak perlu sampai menggunakan 5 orang paranormal kan?? Cukup kita sendiri saja. Tidak perlu jampe-jampe ataupun cerita sahibul hikayat lainnya, yang memihak system kepercayaan klien untuk menaikkan pamor kita sebagai dukun. Menjadi diri kita apa adanya itu lebih baik dari pada pura-pura tau tetapi ternyata tidak tau apa-apa.



TDA : Tapi.. buka terbuka dan tertutupnya laci dengan sendirinya terlihat oleh banyak mata, sempat jadi tontonan, meski bukan termasuk saya.



Aku : Yang punya beberapa pasang mata sebagai saksi tersebut ada berapa orang yang bilang?



TDA : Begini.. namanya bengkel bang, tiap hari pasti rame. Ada 4 orang anak buah di situ. Tak ada seorangpun yang bisa membuktikan bahwa ada orang yang masuk rumah dan mengambil uang itu.



Aku : Tetapi bukan pula berarti jin yang ambil kan, karena tidak seorang pun yang dapat membuktikan bahwa jin yang mengambil. Berarti tersangka adalah 1 di antara 4 orang itu kan?



TDA : Ketika terjadi laci buka tutup dengan sendirinya, spontan mereka 4 orang berlari melihat. Tak seorangpun dari mereka yang membuat laci bergerak.



Aku : Dan siapa dari keempatnya memang benar-benar melihat dengan mata kepala mereka sendiri, tertutup dan terbukanya laci?



TDA : Tak seorangpun. Mereka hanya mendengar suara seperti suara laci yang tebuka dan tertutup.



Aku : Lalu..?? Bagaimana bisa mereka bilang bahwa laci itu benar-benar terbuka dan tertutup dengan sendirinya?



Begini mas Trisno, pekerjaan seperti kita ini adalah unik, sangat unik. Karena profesi kita berhubungan dengan "gaib" dengan tanda kutip. Tetapi bukan pula berarti gaib yang diceritakan dan dipercaya oleh orang banyak adalah gaib yang sebenarnya. Kita juga perlu menggunakan akal kita, fikiran kita sebab kita adalah "orang pintar" juga dengan tanda kutip. Artinya kita yang lebih mengerti tentang gaib dari pada orang awam lainnya. Dan kitalah yang seharusnya menggiring sudut permikiran orang awam ke hal-hal yang empiris.



Dan gaib yang ada dalam cara berfikir kita yang sesuai dengan pengalaman kita selama jadi dukun itu lah yang dipakai. Bukan malah justru terbawa emosi klien demi uang atau promosi diri sebagai orang pintar. Selama kita masih menggunakan definisi gaib orang awam mengenai hal-hal gaib, kita tidak pernah bisa jadi orang pintar. La... orang awam kan nggak ngerti gaib, bukan berarti pula kita meremehkan mereka



TDA : Sungguh.. saya selalu meremehkan ketika mereka bercerita hal-hal seperti ini kalau saya menampik apa yang mereka alami. Saya sama sekali tak tertarik tentang hal-hal seperti ini. Tapi ketika seorang temen sudah putus asa, sepertinya emosi saya ikut terhanyut.



Aku : Terangkanlah pada mereka dengan bahasa kita yang bisa dimengerti oleh mereka. Kalau saya berbicara sama anda tentu saja berbeda bahasa yang saya pakai. Karena saya dan anda sama-sama sudah memahami.



TDA : Saya kira saya sependapat...





INDI SUJAWE

Praktisi Spiritual dan Shamanistic.

26 Feb 2012

HAM dan Spiritualitas

Saya melihat, spiritualitas adalah hal menjadi diri sendiri saja, dan ada hak-hak dasar milik kita yg tidak bisa dilecehkan dengan alasan apapun. Hak mendasar itulah yg namanya HAM. Hak Asasi. Hak Dasar. Hak yg mutlak harus ada. Tanpa ada HAM, maka spiritualitas manusia akan kembali lagi ke era ribuan tahun lalu, masa nenek moyang kita. Di masa itu cuma dikenal adanya tuan dan budak. Ada spiritualitas tuan, dan ada spiritualitas budak. Tetapi itu masa lalu. Beda. Di masa sekarang, semuanya tuan dan nyonya. Tidak ada lagi budak.



Saya tunjukkan bahwa semua agama dan kepercayaan berisikan simbol-simbol belaka. Simbol berbentuk visual, dan kalau sudah diuraikan dengan kata-kata namanya konsep. Ada simbol Allah, simbol Yesus, simbol Buddha, simbol Siwa, simbol Semar. Bentuknya visual, supaya mereka yg mengerti bisa langsung tahu, tanpa perlu memakai kata-kata. Kalau sudah pakai kata-kata, jadinya runyam. So, untuk mereka yg masih suka pakai simbol, pakai saja. Enjoy saja. Tidak ada yg salah dengan simbol-simbol itu. Yg salah adalah apabila orang berusaha memaksakan konsepnya untuk diterima oleh orang lain.



Simbol-simbol keagamaan itu hidup, dan hidupnya di dalam kesadaran manusia yg mempercayainya. Bukan ada di luar sana, atau di atas awang-awang, atau di dunia lain. Tidak begitu. Simbol selalu hidup di dalam kesadaran atau pikiran manusianya. Disini dan saat ini. Kalau dipercaya, simbol itu hidup. Kalau sudah tidak dipercaya, mati. Simbol datang dan pergi. Hidup dan mati. Tetapi umat manusia berjalan terus. Generasi demi generasi lahir dan hidup di bumi. Menggunakan simbol-simbol itu yg datang dan pergi. Simbol keagamaan datang dan pergi, tetapi umat manusia tetap.



Yg berharga adalah manusianya, dan bukan simbolnya. Simbol bisa bekerja bila ada manusia. Tanpa ada manusianya, simbol itu mati. Banyak simbol-simbol keagamaan dari masa lalu yg sekarang sudah mati. Mati karena tidak ada lagi manusia yg mempercayainya. Kalau ada yg mau mempercayainya sekarang, simbol itu bisa hidup lagi. Hidup di dalam kesadaran manusianya. Yg hidup itu manusianya, dan bukan simbolnya.



Salah kaprah tentang Tuhan sudah menjadi-jadi di Indonesia, seolah-olah benar ada Tuhan yg menurunkan agama-agama. Yg benar, ada orang yg bilang ada Tuhan yg menurunkan agama-agama. Apakah benar Tuhan menurunkan agama adalah soal lain. Yg kita cuma bisa tahu pasti adalah semua agama diciptakan oleh manusia. Alasannya macam-macam. Ada yg mengaku didatangi oleh malaikat, ada yg mengaku memperoleh pencerahan, ada yg mengaku didatangi oleh Dewa Dewi. Apapun alasannya, yg kita bisa lihat cuma si manusia itu saja. Anda juga bisa seperti itu, kalau mau. Saya tidak mau.



Konten dari agama tentu saja berbeda-beda, tergantung masa pembuatannya. Yg penting kita tahu, bahwa semuanya dibuat. Dan konten itu pun tidak selamanya sama, berubah juga. Apa yg menjadi konten dari agama tertentu 100 tahun lalu, sekarang cuma merupakan catatan sejarah. Konten agamanya sudah berubah, walaupun nama agamanya tetap. Kristen Protestan seperti itu. Sudah berubah total selama 100 tahun terakhir. Katolik masih fifty-fifty, walaupun kita sudah bisa melihat bahwa Katolik juga sudah berubah total. Tidak secepat Protestan yg umumnya lebih liberal karena tidak terikat oleh tradisi. Tetapi yg bisa mengerti hanya para spesialis atau orang yg mendalami sejarah agama. Kalau tidak mengerti, jadinya seperti anak TK yg kalau ditanya agama buatan siapa. Jawabnya: buatan Tuhan. Oh (seperti Pelangi, ciptaan Tuhan)



Setan juga termasuk konten dari agama; Setan harus ada kalau anda pakai istilah Tuhan, Setan itu counterpart dari Tuhan, tanpa ada Setan, anda tidak bisa bicara tentang Tuhan. Solusi dari saya adalah berbagi pengalaman spiritual pribadi. Anda bisa memiliki latar belakang apapun, dan anda bisa memiliki pengalaman spiritual. Pengalaman spiritual anda selalu mengikuti alam pemikiran anda. Agama itu hidup di alam pemikiran anda. Konsep abstrak yg ditanamkan di dalam pikiran anda. Kalau anda masih percaya, maka pengalaman spiritual anda akan mengikuti program agama. Kalau anda tidak percaya, maka pengalaman spiritual anda akan berbeda. Yg penting adalah pengalaman spiritual anda, yg akan membawa anda semakin lama menjadi semakin utuh. Semakin dewasa secara spiritual. Anda penting karena anda makhluk hidup. Anda manusia, agama bukan.



Saya melihat, spiritualitas adalah hal menjadi diri sendiri saja, dan ada hak-hak dasar milik kita yg tidak bisa dilecehkan dengan alasan apapun. Hak mendasar itulah yg namanya HAM. Hak Asasi. Hak Dasar. Hak yg mutlak harus ada. Tanpa ada HAM, maka spiritualitas manusia akan kembali lagi ke era ribuan tahun lalu, masa nenek moyang kita. Di masa itu cuma dikenal adanya tuan dan budak. Ada spiritualitas tuan, dan ada spiritualitas budak. Tetapi itu masa lalu. Beda. Di masa sekarang, semuanya tuan dan nyonya. Tidak ada lagi budak.



Saya tunjukkan bahwa semua agama dan kepercayaan berisikan simbol-simbol belaka. Simbol berbentuk visual, dan kalau sudah diuraikan dengan kata-kata namanya konsep. Ada simbol Allah, simbol Yesus, simbol Buddha, simbol Siwa, simbol Semar. Bentuknya visual, supaya mereka yg mengerti bisa langsung tahu, tanpa perlu memakai kata-kata. Kalau sudah pakai kata-kata, jadinya runyam. So, untuk mereka yg masih suka pakai simbol, pakai saja. Enjoy saja. Tidak ada yg salah dengan simbol-simbol itu. Yg salah adalah apabila orang berusaha memaksakan konsepnya untuk diterima oleh orang lain.



Simbol-simbol keagamaan itu hidup, dan hidupnya di dalam kesadaran manusia yg mempercayainya. Bukan ada di luar sana, atau di atas awang-awang, atau di dunia lain. Tidak begitu. Simbol selalu hidup di dalam kesadaran atau pikiran manusianya. Disini dan saat ini. Kalau dipercaya, simbol itu hidup. Kalau sudah tidak dipercaya, mati. Simbol datang dan pergi. Hidup dan mati. Tetapi umat manusia berjalan terus. Generasi demi generasi lahir dan hidup di bumi. Menggunakan simbol-simbol itu yg datang dan pergi. Simbol keagamaan datang dan pergi, tetapi umat manusia tetap.



Yg berharga adalah manusianya, dan bukan simbolnya. Simbol bisa bekerja bila ada manusia. Tanpa ada manusianya, simbol itu mati. Banyak simbol-simbol keagamaan dari masa lalu yg sekarang sudah mati. Mati karena tidak ada lagi manusia yg mempercayainya. Kalau ada yg mau mempercayainya sekarang, simbol itu bisa hidup lagi. Hidup di dalam kesadaran manusianya. Yg hidup itu manusianya, dan bukan simbolnya.



Salah kaprah tentang Tuhan sudah menjadi-jadi di Indonesia, seolah-olah benar ada Tuhan yg menurunkan agama-agama. Yg benar, ada orang yg bilang ada Tuhan yg menurunkan agama-agama. Apakah benar Tuhan menurunkan agama adalah soal lain. Yg kita cuma bisa tahu pasti adalah semua agama diciptakan oleh manusia. Alasannya macam-macam. Ada yg mengaku didatangi oleh malaikat, ada yg mengaku memperoleh pencerahan, ada yg mengaku didatangi oleh Dewa Dewi. Apapun alasannya, yg kita bisa lihat cuma si manusia itu saja. Anda juga bisa seperti itu, kalau mau. Saya tidak mau.



Konten dari agama tentu saja berbeda-beda, tergantung masa pembuatannya. Yg penting kita tahu, bahwa semuanya dibuat. Dan konten itu pun tidak selamanya sama, berubah juga. Apa yg menjadi konten dari agama tertentu 100 tahun lalu, sekarang cuma merupakan catatan sejarah. Konten agamanya sudah berubah, walaupun nama agamanya tetap. Kristen Protestan seperti itu. Sudah berubah total selama 100 tahun terakhir. Katolik masih fifty-fifty, walaupun kita sudah bisa melihat bahwa Katolik juga sudah berubah total. Tidak secepat Protestan yg umumnya lebih liberal karena tidak terikat oleh tradisi. Tetapi yg bisa mengerti hanya para spesialis atau orang yg mendalami sejarah agama. Kalau tidak mengerti, jadinya seperti anak TK yg kalau ditanya agama buatan siapa. Jawabnya: buatan Tuhan. Oh (seperti Pelangi, ciptaan Tuhan)



Setan juga termasuk konten dari agama; Setan harus ada kalau anda pakai istilah Tuhan, Setan itu counterpart dari Tuhan, tanpa ada Setan, anda tidak bisa bicara tentang Tuhan. Solusi dari saya adalah berbagi pengalaman spiritual pribadi. Anda bisa memiliki latar belakang apapun, dan anda bisa memiliki pengalaman spiritual. Pengalaman spiritual anda selalu mengikuti alam pemikiran anda. Agama itu hidup di alam pemikiran anda. Konsep abstrak yg ditanamkan di dalam pikiran anda. Kalau anda masih percaya, maka pengalaman spiritual anda akan mengikuti program agama. Kalau anda tidak percaya, maka pengalaman spiritual anda akan berbeda. Yg penting adalah pengalaman spiritual anda, yg akan membawa anda semakin lama menjadi semakin utuh. Semakin dewasa secara spiritual. Anda penting karena anda makhluk hidup. Anda manusia, agama bukan.



Leonardo Rimba

25 Feb 2012

apartemen

Seorang pengusaha kencan dgn seorang gadis cantik dan setuju utk melewatkan malam itu bersama denga bayaran 3jt. Setelah semua berlalu, ia berjanji akan melunasi pembayaran dgn cek.

Sesampainya di kantor, ia menulis cek dengan kode 'UTK PEMBAYARAN SEWA APARTMENT'.

Ketika akan menulis cek, ia merasa 'service' yg didapat td malam tidak sebanding dan akhirnya memutuskan utk membayar 2jt saja disertai dengan memo :

'Yth pemilik apartement, terlampir adalah cek sebesar 2jt. Maaf saya tdk jadi mengirim 3jt krn sebelumnya saya mengira:

1. Ruangannya blm pernah dihuni..
2. Suasananya hangat..
3. Ukurannya kecil sehingga seperti dirumah sendiri.

Tapi yg saya dapati adalah :

1. Ternyata ruangannya sdh pernah dihuni sebelumnya..
2. Tdk ada kehangatan sama sekali, dan...
3. Ukurannya sangat 'besar'.

Setelah menerima ceknya si gadis segera mengembalikannya disertai dengan memo:

'Tuan Penggemar Apartemen yth ,

1. Rasanya tidak masuk akal kalo apartemen sebagus ini belum ada yang menghuni sebelumnya.. :p
2. Soal kehangatan, mungkin tuan yg tdk paham menyalakannya..
3. Mengenai ukuran, memang agak terlalu besar kalo tuan tidak punya perabot yang cukup besar untuk mengisinya..

'Mohon jangan menyalahkan pengurus apartemen dan mohon bayar sesuai janji atau saya terpaksa menghubungi Nyonya rumah....:D

(Hardy L.)

23 Feb 2012

DASAR-DASAR KOMUNIKASI YANG EMPATIK

Komunikasi yang empatik bisa juga dinamakan sebagai membaca pikiran. Biasanya istilah itu diartikan sebagai membaca pikiran orang lain, walaupun sebenarnya yang kita baca adalah pikiran kita sendiri. Kita membaca pikiran orang lain melalui pikiran kita sendiri.



Tidak ada yang kita baca selain pikiran kita sendiri di dunia ini. Segala sesuatu yang kita lihat, kita rasakan, kita dengar, kita baca, kita pahami itu melalui pikiran kita sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang datang begitu saja tanpa melalui saringan di kepala kita yang kita kenal sebagai jaringan otak. Dan pasangannya di alam nir-ruang dan waktu kita sebut sebagai “pikiran” atau “mind”.

Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita bisa membaca pikiran orang lain melalui pikiran kita sendiri?



Jawabannya mudah saja. Kita harus mulai dari awal kembali, membayangkan ketika pertama kali kita mengenal yang disebut kesadaran. Apakah yang pertama kita sadari itu? Bukankah pertama kali kita sadar dan mengenali diri kita setelah beberapa saat terlahir di dunia ini? Bukankah pertama kali yang kita sadari (kenali) adalah orang lain (ibu, ayah, dan lingkungan)?



Sebagai seorang bayi, kita menyadari diri kita sebagai orang lain, terutama sebagai ibu kita. Atau lebih tepatnya, kita sebagai bagian dari ibu kita. Tidak ada yang namanya “ego” itu selain kebutuhan-kebutuhan fisikal yang dirasakan oleh kita sebagai bayi. Selanjutnya, segalanya adalah ibu kita, dan kita sebagai bagian dari ibu. Dan apa pun yang dirasakan ibu kita akan kita rasakan: emosi-emosinya, kegalauannya, kegembiraannya.



Setelah itu kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita: ayah, saudara-saudari, lingkungan. Walaupun saat itu kita masih seorang bayi yang belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Kita sadar bahwa kita sadar, tetapi kesadaran kita adalah kesadaran orang lain. Kesadaran yang ada di manusia-manusia dewasa yang berada di sekitar kita.



Setelah berlalunya waktu, sedikit demi sedikit lingkungan akan mengajarkan bahwa kita beda, bahwa kita adalah seorang entitas yang berdiri sendiri. Sebagai manusia modern, inilah sosialisasi yang kita alami, walaupun kita juga menyadari bahwa banyak manusia yang budayanya primitif tetap mengalami identitas komunal sepanjang hidupnya.



Sebagai manusia modern kita akhirnya dibiasakan untuk berpikir bagi diri kita sendiri, menyatakan kebutuhan kita, mengartikulasikan kepentingan kita. Dan lahirlah “ego”. Ego adalah kita, vis a vis orang-orang lain. Tetapi ego adalah perkembangan lanjutan dari diri kita yang asli ketika lahir di dunia ini. Kita lahir tanpa ego. Ego adalah bentukan budaya, superficial.



Setelah kita dewasa, kita akan terbiasa untuk berpikir dalam konteks kita versus mereka. Yang kita lihat dan kita rasakan hanyalah diri kita sendiri karena kita disosialisasi seperti itu. Tidak ada lagi yang namanya merasakan melalui orang-orang lain itu karena kita tahu bahwa setelah tahap bayi berlalu, kita harus menghadapi orang-orang lain sebagai orang lain.



The others are not me, and I have to state my own interests as opposed to those of the other’.

Kepentingan saya sebagai entitas tersendiri dinyatakan sebagai sesuatu yang terpisah dari kepentingan orang-orang lain: baik orang dekat, orang jauh, lingkungan dekat, lingkungan jauh, masyarakat, maupun dunia luas. Empati masih ada, karena kita masih bisa merasakan apa yang dirasakan orang-orang lain itu, kalau kita mau. Tetapi, itu “tidak normal”. Yang dianggap normal adalah dipertahankannya mode saya versus orang lain itu.



Saya selalu mengatakan bahwa komunikasi yang empatik adalah bakat alam dari tiap orang. Artinya, bahwa komunikasi yang empatik adalah sesuatu yang telah kita miliki sebagai mode awal dari interaksi kita sebagai manusia ketika terlahir ke dunia. Telah kita lakukan dengan fasih ketika kita masih bayi dan belum bisa berkata-kata. Komunikasi Telah mendarah daging ketika segala konsep tentang kepentingan diri sendiri belum ditanamkan ke diri kita oleh lingkungan budaya tempat kita dibesarkan.



Susahnya adalah menguraikan benang kusut antara “saya” dan “mereka” itu. Antara impresi-impresi yang masuk ke dalam pikiran saya. Impresi-impresi itu tetap sebagai impresi, dan selalu ada di pikiran saya, tetapi saya kesulitan membedakan impresi itu mengenai saya atau orang lain. Yang menghalangi tentu saja ego saya yang merupakan konsep diri saya yang ditanamkan oleh budaya tempat saya dibesarkan. Saya dan Anda dibesarkan dengan pengertian bahwa ego harus dipertahankan demi kewarasan pikiran. Kalau tidak, maka akan bisa terombang-ambing antara kepentingan saya dan kepentingan orang lain yang saya lihat sebagai saya juga.



Memang benar akan ada kemungkinan seperti itu, terutama bagi mereka yang lemah mental. Tetapi di sini saya akan berbicara tentang hal-hal yang umum dan berlaku bagi semua orang. Bukan tentang psikologi klinis yang menyelidiki skizofrenia, paranoia, dan sebagainya. Ada orang yang lemah mentalnya dan tidak bisa melakukan komunikasi yang empatik tanpa jatuh ke dalam kategori tidak waras dan ada juga orang yang sehat jasmani rohani serta mampu melakukan komunikasi yang empatik sebagaimana komunikasi umumnya. Apa adanya dan tanpa dipaksakan.



Secara gamblang, komunikasi yang empatik adalah mengomunikasikan sesuatu yang kita baca dengan pikiran kita tentang yang dirasakan orang lain, aspirasinya, ketakutannya, kepentingannya. Dan itu bisa kita lakukan apabila kita mau kembali menelaah situasi yang terjadi ketika kita masih bayi sebelum konsep ego ditanamkan oleh lingkungan kita. Kita akan bisa melihat orang lain seperti kita melihat diri kita sendiri. Kita akan bisa merasakan orang lain seperti kita merasakan diri kita sendiri.



Tetapi ada bedanya dibandingkan dengan ketika kita masih bayi dan belum bisa menerangkan tentang yang kita lihat dan rasakan mengenai orang-orang lain itu. Sekarang, kita akan bisa membedakan bahwa sesuatu yang kita lihat itu adalah mengenai orang lain. The others. Dan bukan kita sebagai diri kita yang merupakan entitas terpisah dari orang-orang lain itu. Ketika kita masih bayi, hal itu tidak bisa kita lakukan.



You could give it a try even now! Try to think and feel as if you were somebody else: your close friend, your mate, your brother, sister, neighbor, anybody. Ucapkanlah, tuliskanlah … cobalah dicocokkan dengan orangnya. Dan Anda telah melakukan komunikasi yang empatik!



Di bagian atas telah saya tuliskan bahwa tahap pertama dalam penguasaan komunikasi yang empatik adalah dengan mencoba membayangkan diri kita sendiri sebagai orang lain. Seolah-olah kita adalah orang lain itu. Caranya memang mudah, dan bahkan tahap-tahap selanjutnya juga sama mudahnya.



Tahap berikutnya dijalankan dengan melakukan osmosis. Osmosis adalah istilah ilmu alam yang berarti menyamakan isi dari sesuatu yang kosong dengan sesuatu yang berisi. Kalau saya selembar kertas kosong, dan di sebelah saya ada selembar kertas lain yang berisi tulisan-tulisan, maka isi kertas itu bisa berpindah ke kertas kosong di sebelahnya.



Maksud istilah itu adalah penyerapan pengetahuan dari seseorang tanpa melalui cara-cara umum; tanpa perlu diajari secara formal, walaupun tetap harus ada komunikasi intensif. Cara melakukan osmosis bukanlah sesuatu yang aneh bagi kita manusia-manusia normal, karena kita sudah melakukan osmosis itu sepanjang hidup kita?



Bukankah kita sudah menyerap segala nilai budaya masyarakat kita tanpa merasa mempelajarinya secara sungguh-sungguh: dari orangtua kita, teman, dan semua yang kita temui sepanjang hidup kita? Kita telah melakukannya sejak kita menyadari bahwa kita memiliki kesadaran sebagai sebuah entitas.



Tidak ada cara lain bagi kita dalam mempelajari sesuatu secara mendalam kecuali melakukan osmosis.. Osmosis dari dosen-dosen pengajar, atau penulis yang kita kagumi. Segala teknik yang dipelajari itu cuma pengisi waktu saja, sebagai bukti empirik bahwa ada metode yang diajarkan dan dipelajari. Tetapi untuk bisa dan memahami mau tidak mau kita harus melakukan osmosis.



Setelah osmosis itu kita jalankan, dengan mudah kita akan bisa mengembangkan teknik kita sendiri, bahkan pengertian kita sendiri.



Mungkin apa yang saya tulis kali ini terasa mengejutkan bagi sebagian rekan-rekan. Mungkin juga ada sebagian rekan yang telah bisa meraba secara intuitif bahwa pada akhirnya saya akan menuliskan hal ini juga, apa pun konsekuensinya.



Pertama, seperti disebutkan sebelumnya, kita bisa memulai komunikasi yang empatik dengan cara membayangkan diri kita sebagai orang lain itu: teman, pasangan hidup, atasan, bawahan, kolega bisnis, dsb. Dan kedua, dengan mulai melakukan osmosis dari orang-orang yang kita anggap telah mahir melakukan komunikasi yang empatik.



Segala percakapan dengan menggunakan bahasa sehari-hari ini adalah komunikasi yang empatik dengan aliran-aliran osmosis dari alam bawah sadar orang yang satu ke bawah sadar orang yang satunya lagi. Dan bergerak kembali dengan input, output, dan feedback yang tidak berkesudahan. Hasil akhirnya adalah pemenuhan isi dari seseorang yang tidak memiliki dengan isi dari orang yang memiliki. Osmosis selalu berlaku dua arah.



Nah, bukankah osmosis ini sesuatu yang natural bagi kita? Kita telah melakukannya sepanjang hidup kita. Waktu kuliah, kita bisa menangkap maksud hati seorang dosen hanya dengan mengamatinya. Waktu masih pacaran, kita bisa tahu bahwa pacar kita serius atau tidak dalam berhubungan dengan kita. Setelah menikah, kita bahkan bisa tahu kalau pasangan kita hanya mempertahankan formalitas belaka karena segala desir romantik telah habis terpakai.



Jadi, komunikasi yang empatik juga mengandalkan osmosis yang tidak berkesudahan ini antara kita dan orang-orang yang kita ajak berkomunikasi. Kalau Anda merasa perlu melakukan osmosis dari saya, that’s fine too. Aturlah waktu untuk bertemu dengan saya atau saling berkirim e-mail dan SMS! Bisa juga melalui chatting atau bahkan cukup dengan hanya membaca tulisan-tulisan saya.



Sesederhana itu. Tetapi, tentu saja masih banyak lagi pernak-perniknya. Sekali bertemu saja tidak cukup, sekali membaca saja juga tidak cukup. Anda perlu bertemu atau membaca berulang-ulang untuk bisa menangkap esensi komunikasi itu.



(Pelangiku Warna Ungu, Leonardo Rimba, Penerbit Dolphin)

membaca

Saling 'membaca'



Sony Sanjaya: Membaaca apakaah itu?

5 hours ago via mobile · Like



Ni Nengah Hardiani: Saling mempengaruhi dan memberi, sehingga dinamis.

5 hours ago via mobile · Like · 1



Annita Mahfudz: eemm'' saling memberi''

5 hours ago · Like



Ni Nengah Hardiani: Dari membaca, kemudian bisa dikeluarkan tulisan yg diperlukan untuk peningkatan kesadaran dan pemahaman.

5 hours ago via mobile · Like · 2



Annita Mahfudz: kebanyakan suka diberi,,g mau memberi..

5 hours ago · Like



Ni Nengah Hardiani: Suka membaca saja ngga mau menulis? Kalau mau menulis=mau tampil, bisa dinilai oleh orang/dihakimi, beresiko dihujat walaupun mungkin ada juga yg memuji.

4 hours ago via mobile · Like · 2



Annita Mahfudz: ‎''harus tampil berani sesuai keahlian masing'' yng apa adanya,, Resiko itu bumbu penyedap'' penting EGP ajah... apa ya gitu mbakyu..

4 hours ago · Like



Ni Nengah Hardiani: Tapi kalau memang niat mau berbagi, walaupun dihujat, akan tetap jalan terus. Kritik yg benar2 membangun dijadikan pembelajaran.

4 hours ago via mobile · Like · 2



Annita Mahfudz: naahh Siip deh,,:P

4 hours ago · Like



Ni Nengah Hardiani: Dengan berbagi/memberi otomatis berproses/belajar. Tanpa proses biasanya tak ada hasil.

4 hours ago via mobile · Like · 2



Sony Sanjaya: Mbox nengah pernah aktif di NIM atw AKC ya??

4 hours ago via mobile · Like · 1



Ni Nengah Hardiani: Pernah ikut kelas meditasi di AKC Bali sekitar 2 tahun.

2 hours ago via mobile · Like



Ceria Indah: Ni Nengah Hardiani, apa yang telah kamu peroleh dengan 2 tahun bermeditasi? =)

8 minutes ago · Like



Bagoes Soerahman: aku sedang membacamu

4 minutes ago · Like



Ni Nengah Hardiani: ‎Ceria Indah: yg aku peroleh adalah yg sedang aku bagi ini.

Ceria Indah: Oh! kalau begitu baca aku dong! =)

4 minutes ago · Like



Ni Nengah Hardiani: udah.

3 minutes ago · Like · 1



Ceria Indah: bagaimana hasilnya share di sini dong. =)

2 minutes ago · Like



Sony Sanjaya: Periode 2008 - 2oo9 yah mbx?

2 minutes ago · Like



Ni Nengah Hardiani: Sony Sanjaya: sekitar tahun 2004.

about a minute ago · Like



Ni Nengah Hardiani: ‎Ceria Indah: ngga semua hasil 'bacaan' aku publikasikan.

Sony Sanjaya: Owh.. Salah mengira org :D

Yesterday at 8:11pm via mobile · Like



Ceria Indah: Oh please punyaku dipublikasikan dong. kalau ngga mau dipublikasikan ke umum, lewat pm aja. =)

Yesterday at 8:13pm · Like



Ceria Indah: biar aku bisa introspesi diri. =)

Yesterday at 8:14pm · Like



Ni Nengah Hardiani: biasa aja, punyamu, nanti asal ngga malas berproses, akan terjadi intropeksi diri secara otomatis. karena biasanya ada benturan2 yg akan memaksa untuk intropeksi.

Yesterday at 8:16pm · Like · 1



Sony Sanjaya: Oh aku juga, biar bsa instropesi dirri breng om ceria indah

Yesterday at 8:16pm via mobile · Like



Ni Nengah Hardiani: sony sudah lebih ceria dibanding ceria indah.

Yesterday at 8:17pm · Like · 2



Ceria Indah: Trims ya. aku tunggu hasil pembacaanku. =)

Yesterday at 8:17pm · Like



Sony Sanjaya: Oh (happy always)

Yesterday at 8:18pm via mobile · Like



Ni Nengah Hardiani: ‎Ceria Indah: itulah sudah hasil bacaanku untukmu, ngga ada lagi yg perlu ditunggu.

Yesterday at 8:19pm · Like · 1



Ceria Indah: Oh trims ya buat masukannya. =)

Yesterday at 8:22pm · Like



Ceria Indah: Hasil bacaannya 100% cocok! =)

18 Feb 2012

Setiap Orang adalah Tuhan yg Menjadi Manusia

by Leonardo Rimba on Saturday, February 18, 2012 at 6:32pm ·

"Ku Mau Berjalan Dengan Juruslamatku" yg dinyanyikan oleh Frida Situmorang juga lagu yg berkhodam padat, full of energies. Begitu indahnya lagu-lagu Kristen sehingga Karl Marx sempat bilang agama adalah candu rakyat. Yg dibilang candu rakyat itu agama Kristen, karena bisa menghilangkan rasa sakit dan membuat orang kecanduan. Tapi Marx tidak bisa melihat perkembangan Kristen berikutnya ketika Yesus diubah oleh pengikutnya menjadi New Age Jesus yg tidak tergantung dari institusi agama lagi. Oh (New Age Jesus)



Dari kemarin-kemarin saya mau memperlihatkan kepada teman-teman bahwa agama yg berada paling depan di satu dunia beradab telah berubah. Kristen sekarang telah meninggalkan dogma-dogma, secara diam-diam dan tanpa gembar-gembor. Dan sebagai gantinya menekankan hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhannnya. Oh (pencerahan.. pencerahan..)



So, your relationships with those spiritual symbols depend on you alone. Anda bisa akses langsung, tanpa melalui lembaga-lembaga agama. Oh (kesian deh loe, Karl Marx)



Yesus cuma proyeksi dari kesadaran anda sendiri. Buddha juga. Siwa juga. Bunda Maria juga. Anda bisa berhubungan langsung, tanpa perlu diperintah-perintah oleh orang-orang yg jualan agama. Anda mau konsepkan seperti apapun, it's your own business. Dan itulah essensi dari berbagai buku-buku spiritual garda depan dari dunia Barat yg telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Seperti buku "Conversation with God", dll. Intinya, segalanya tergantung dari anda. Anda bukan budak. Anda bukan ikan yg harus ditangkapin oleh lembaga-lembaga agama. Anda tentukan sendiri agama anda. Agama anda adalah milik pribadi anda. Oh (very cute)



You interprete you own religion. Agama anda tidak terikat kepada lembaga. Agama anda adalah pengertian anda. Hubungan anda dengan Tuhan anda adalah urusan pribadi anda. Tidak ada yg bisa bilang anda memperoleh pahala dari Tuhan. Atau berdosa. Anda bukan anak kecil lagi. Tidak perlu segala macam penafsiran dari mereka yg jualan agama. Anda bisa membuat sendiri agama anda. Menafsirkan sendiri. Merubah sendiri. Dan menikmati sendiri. Itu bagian dari Pencerahan 2012.



Dan di Indonesia kita adalah garda depan dalam hal spiritualitas. Kita sudah tahu hal ini. Sedangkan kelompok-kelompok lain masih berkutat pada cara-cara untuk menyenangkan Tuhan buatan orang lain. Kita tidak perlu menyenangkan Tuhan orang lain. Kita cukup menyenangkan Tuhan buatan kita sendiri.



Kalau kita menyenangkan Tuhan buatan kita sendiri, kita ikut senang. Kalau kita menyenangkan Tuhan buatan orang lain, kita jadi sakit. Sakit jiwa, karena orang lain akan bisa menyetir jalan hidup kita. Dan itu tidak sehat. Yg sehat adalah senangkan Tuhan anda sendiri. Tuhan anda ingin anda berhasil, dan berhasil lah anda akan jadi. - Sedangkan Tuhan orang lain maunya memeras anda. Oh (dikirain jeruk, bisa diperas)



Kalau Yesus adalah Tuhan yg menjadi manusia, maka setiap orang adalah Tuhan yg menjadi manusia.



Oh (that's it)

Lagu Meditasi Saya untuk Hari Ini


by Leonardo Rimba on Friday, February 17, 2012 at 12:57pm ·

Lagu meditasi saya untuk hari ini: "Ku Tak Dapat Jalan Sendiri" oleh Victor Hutabarat.



Duduk tegak, rasakan kesadaran anda berada di kepala, mata dipejamkan (bisa juga setengah terpejam).



-



Lirik "Ku Tak Dapat Jalan Sendiri" oleh Victor Hutabarat:



Melewati lembah duka semu..

Jalanku gelap dan ngeri...

Tuhan ku perlu pertolongan mu..

sebab ku tak dapat jalan sendiri...



Reff:

Ku tak dapat jalan sendiri

Tuhan tolonglah daku...

Biarlah sinar-Mu menerangi ku

Sebab ku tak dapat jalan sendiri



Tiada orang yang menolong daku

ku sangat lemah dan letih....

Jalanlah Tuhan dekat padaku...

sebab ku tak dapat jalan sendiri...



Reff:

Ku tak dapat jalan sendiri

Tuhan tolonglah daku...

Biarlah sinar-Mu menerangi ku

Sebab ku tak dapat jalan sendiri



-



Tuhan memandang keluar dari mata anda, Tuhan ikut membaca ketika anda membaca, Tuhan ikut mengetik ketika anda mengetik, Tuhan tertawa ketika anda tertawa, Tuhan menangis ketika anda menangis. Oh (Tuhan)



For your info, saya sering pakai lagu ini untuk meditasi sendiri di tahun 2005-2006. Memang sesak di dada, tetapi itu penyeimbang, karena kita harus tarik semua ke atas, ke cakra mata ketiga. Kalau terlalu terbawa, bisa nangis sendiri. Tadi saja saya sempat nangis. Oh (cengeng)



So, saya tidak lagi pakai agama apapun. Bisa pakai simbol Tuhan, tapi itu juga suka-suka saya. Apa yg saya suka, saya pakai. It's very personal.



My Tuhan is always jalan di samping saya. Saya jalan, Tuhan jalan. Saya duduk, Tuhan duduk. Saya ML, Tuhan ML. Saya masturbasi, Tuhan masturbasi. Oh (jorok)



Karena saya tidak pakai agama apapun, saya bisa pakai ritual agama apapun. Oh (tidak haram)



Ada agama-agama yg tidak membedakan orang. Anda bisa ikut ritualnya tanpa ditanya apa agama anda. Kristen (Protestan dan Katolik) seperti itu, Hindu Bali juga seperti itu, Buddha juga. Kejawen juga. Mungkin Islam sufi juga, walaupun saya belum pernah ikut. Kalau yg Kristen, Hindu Bali, Buddha dan Kejawen, saya sudah pernah.



Oh (semua dicobain)

16 Feb 2012

Find Your Original Face

Just be what you are and don't care a bit about the world. Then you will feel a tremendous relaxation and a deep peace within your heart. This is what Zen people call your 'original face' – relaxed, without tensions, without pretensions, without hypocrisies, without the so called discipline of how you should behave.
And remember, the original face is a beautiful poetic expression, but it does not mean that you will have a different face. This same face will lose all its tensions, this same face will be relaxed, this same face will not think of others as inferior. This same face under these new values will be your original face.
There is an ancient proverb: Many a hero is a man who did not have the courage to be a coward.
If you are a coward, what is wrong in it? You are a coward – it is perfectly good. Cowards are also needed, otherwise from where will you get heroes? They are an absolute necessity to give the background to create heroes.
Just be yourself, whatever it is.
The problem is that never before has anybody told you just to be yourself. Everybody is poking his nose in, saying that you should be this way, you should be that way – even in ordinary matters.

(Osho, Courage)

Menjadi Manusia Spiritual yg Individualistik

by Leonardo Rimba on Wednesday, February 15, 2012 at 12:12pm ·

Musik meditasi saya saat ini, sebuah lagu Kristen tradisional, berjudul "All to Jesus I Surrender All", yg saya tahu berisikan energi yg kuat sekali kalau anda pakai untuk meditasi di cakra mata ketiga. Jesus wants to empower you to become yourself. Oh (menjadi diri sendiri saja)



Harus saya akui, bahwa lagu-lagu rohani terindah di satu dunia berasal dari khazanah Kristen. Dan saya tidak ragu menggunakannya untuk musik meditasi, tanpa perlu merasa harus terjerambab ke dalam belief system. Yesus saya beda. Tidak seperti yg dikhotbahkan agama. Dan itu boleh saja. Yesus cuma simbol, bisa jadi seperti apapun yg kita konsepkan di dalam kepala kita sendiri. Yesus saya tidak pakai salib. Sangat modern dan metroseksual. Oh (anjrittt)



Saya tulis minggu lalu, bahwa spiritualitas satu dunia bisa begini maju karena orang-orang Kristen di negara-negara maju mulai melirik praktek-praktek Hindu-Buddha. Bukan orang-orang Hindu-Buddha yg menjadi Kristen, tetapi sebaliknya. Kalau Hindu-Buddha menjadi Kristen, maka mereka menjadi Kristen yg tradisional, mengikuti cetakan dunia Barat. Tetapi kalau orang-orang Kristen menjadi Hindu-Buddha, maka mereka menciptakan sesuatu yg baru. Sekarang dikenal sebagai New Age.



New Age atau aliran kebangkitan spiritual satu dunia digerakkan oleh orang-orang Kristen yg mengambil alih praktek-praktek Hindu-Buddha. Memunculkan banyak pengertian-pengertian baru. Menyalakan api kehausan spiritualitas sejati di seluruh dunia. Oh (sejati)



Kita di Indonesia banyak yg langsung ikut praktek Hindu-Buddha tanpa lewat belief system Kristen, makanya terkadang terasa kurang kuat tendangannya. Untuk bisa menendang, maka anda harus memperoleh exposure dari belief system Kristen tradisional, seperti musik yg saya posting ini. Itulah Kristen tradisional. Kalau kita sudah tahu itu, kalau sudah ada di dalam kita, dan kita kemudian lakoni lawannya, yaitu praktek Hindu-Buddha, maka akan ada yg terasa beda. Seperti ada gosokan energi kiri kanan. Ada sesuatu yg akhirnya mengumpul di tengah. Mengumpul dan menggumpal. Oh (gumpalan)



The gumpalan is energy. Itu yg keluar dari banyak orang-orang Barat ketika mereka meditasi. Dan kita juga bisa seperti itu kalau mau. Tanpa perlu merasa takut. Dan ujung-ujungnya, kita juga akan menjadi seperti orang Barat, walaupun kita bukan bule. Oh (bule item)



Orang Barat is very individualistic. Sangat individualistik. Beda jauh dengan mental orang Timur yg gila berkelompok, dan tidak berani menjadi diri sendiri. Anda lihat sendiri, kita di Komunitas Spiritual Indonesia juga individualistik. Kita enjoy ketika bersama, tetapi kita tetap mempertahankan individualitas masing-masing. Itu dihormati dan diakui. Kita komunitas spiritual yg paling Barat di Indonesia. Oh (kebarat-baratan)



So, dengan kata lain, kita tidak lagi bicara tentang belief system atau sistem kepercayaan, melainkan tentang pengalaman spiritual pribadi. Bagaimana anda menjalani hidup anda, bagaimana anda belajar, bagaimana anda mencintai (ceile). Itu semuanya tentang spiritualitas, tanpa perlu membawa-bawa Tuhan dan agama. Oh (sombong nih ye)



Dan itulah spiritualitas post modern. Paska modern. Sama seperti dipraktekkan di negara-negara Barat. Banyak dari kita sudah mencapai pemahaman seperti mereka yg tinggal di negara-negara Barat. Kita cuma mau menjadi diri kita sendiri saja, dan enjoy. Makanya kita tidak suka saling kasih nasehat bagaimana orang harus hidup. Bagaimana orang mau hidup, is urusan orang itu sendiri. Yg kita bisa lakukan cuma berbagi pengalaman spiritual pribadi. Sharing, berbagi, membandingkan. And the rest is urusan masing-masing.



Oh (menjadi manusia spiritual yg individualistik)



Osho dan Krishnamurti, yg begitu dipuja-puja oleh banyak praktisi spiritual di Indonesia adalah orang individualistik yg sempurna. They are very individualistic. Oh (seperti saya)



Individualistik bukan berarti egois. Individualistik artinya memiliki karakter. Memiliki kepribadian. Orang spiritual tradisional di Indonesia berusaha untuk memberantas kepribadian, dengan alasan itu "ego". Saya bilang itu terbalik, ego adalah orang-orang yg suka menekan orang lain untuk menjadi seragam. Ditekan tanpa ganti rugi. Tanpa memperoleh imbalan apa pun. Dan itu sama sekali tidak masuk akal. Kalau dibayar, at least 10 M, maka saya akan mau saja menjadi seragam dengan yg lain. Kalau tidak dibayar, oh (nehi.. nehi..)



So, ini tentang terbukanya pengertian, bahwa menjadi spiritual atau rohaniah artinya menjadi manusia yg berkarakter, yg individualistik. Dan bukan menjadi manusia kodian yg bisa dijumpai dimana-mana, tanpa memiliki ciri khas. Oh (kodian)



Think about this. Bisa dibawa ke dalam meditasi anda. Saya rasa, cuma saya yg berani bawa topik ini ke permukaan. Daripada kebodohan dipelihara, lebih baik dibongkar sehingga orang bisa mulai melihat dan berubah. Oh (berubah)



Saya pernah tinggal di AS, mereka disana jauh lebih spiritual dibandingkan orang Indonesia. So, Indonesia ini memang terbulak-balik. Salah kaprah yg sudah mendekati delusi. Sampai tidak bisa lagi melihat realita apa adanya saja. Saya harap banyak teman mulai bisa terbuka mata batinnya, dan tidak menipu diri sendiri terus menerus.



Orang Indonesia termasuk yg memiliki spiritualitas rendah. Spiritualitas tinggi adanya di peradaban maju di Barat yg, sampai tahap tertentu, merasa harus mengambil faktor-faktor dari Timur. Itu dimasukkan ke dalam spiritualitas mereka.



Tapi bukan berarti mereka menjadi orang Timur. Tidak begitu. Walaupun orang bule menjadi buddhist atau hindu, mereka tidak bisa menjadi manusia budak. Steve Jobs, pendiri Apple, menjadi buddhist. Tetapi dia tidak bisa menjadi budak seperti kebanyakan penganut buddhisme tradisional. Beda jauh.



Dan itulah yg saya sebut sebagai spiritualitas post modern. Paska modern. Bukan tentang agama, tetapi tentang bagaimana manusia menghayati spiritualitasnya masing-masing, tanpa perlu membangga-banggakan masa lalu (yg juga tidak memiliki sesuatu yg bisa dibanggakan).



Semuanya tentang disini dan saat ini saja. Tentang si manusia itu sendiri, dan bukan tentang guru besar atau nabi. Bukan tentang menghambakan diri dan segala macam omong kosong. Paling jauh ada gerakan untuk membantu pencerdasan manusia-manusia lain. Itu pun dilakukan tanpa gembar-gembor, karena ini bukan agama.



Spiritualitas New Age itu tentang bagaimana menjadi diri sendiri. Bukan tentang mencetak manusia agar menjadi hamba sahaya dari tradisi. Atau dari agama. Dan, banyak dari kita sudah sampai ke level itu, walaupun tanpa memakai istilah New Age. Oh (saya sendiri tidak suka dibilang New Age)



Dengan kata lain, orang Barat bisa mengambil intisari spiritualitas Timur dan tetap menjadi diri sendiri. Kita orang Timur bisa mengambil intisari spiritualitas Barat dan tetap menjadi diri sendiri. Ini semuanya tentang menjadi diri sendiri. Dan bukan menjadi seperti yg diharapkan oleh orang lain.



Cuma tentang menjadi diri sendiri saja. Bukan tentang tekan menekan. Tekan menekan itu isi dari spiritualitas Nusantara tradisional. Tujuannya menciptakan budak. Dan itu bisa dibuang tanpa kita kehilangan sesuatu pun. Untuk menjadi diri sendiri harus ada yg dibuang. Elemen-elemen perbudakan harus dibuang, dan elemen-elemen pembebasan harus dimasukkan.

10 Feb 2012

Tujuh Penyakitt Wanita

Berdasarkan sebuah survey dari sebuah biro independent, beberapa penyakit

yang sering dan biasa dialami oleh wanita:



1. Nangisitis

akibat terlalu sensitif.

Gejalanya bibir cemberut, mata kedip-kedip.

Efek sampingnya mata bengkak, saputangan

banjir, hidung meler, bawaannya ngurung diri atau

terkena penyakit Curhatitis A.Penyakit ini bisa diobati dengan obat Tegaridol,

OBH (Obat Bersih Hati).

2. Curhatitis

Bawaannya pengen nyerocos.

Efek samping rahasia orang bisa bocor, terkena

Nangisitis.Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia

bercuhatitisnya ke orang yang tepat, apalagi

sama Tuhan.

3. Shopping Syndrome

Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot.

Efek sampingnya ngiler, mulut nganga,

dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4

(parah banget) dompet cowoknya ikut tipis.

Coba minum hematcold atau kapsul PD

(Pengendalian Diri).

4. Cerewetisme

Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung

titik koma.

Efek samping muncrat, telinga tetangga budek,

dada cowoknya bisa jadi lebih

halus karena sering mengelus.

Lebih baik segera makan pil dengar dan minum

tablet bicara lebih diperlambat.

5. Lamanian Dandanitositis

Pengennya diem depan cermin. tangan kiri gatel-

gatel pengen pegang sisir, tangan kanan kram-

kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak.

Efek samping: menor, telat, cowoknya berkarat,

gak kebagian makanan.

Minum segera Sari Bawak (Bagi Waktu) dan

Taperi (tambah percayadiri). Buat cowok minum Toleransikipil 230

sesendok sehari sesudah dan sebelum mandi.

6. Cemburunotomy

Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis

menukik.Coba cegah dengan obat sirup prasangka baik

tiga sendok sehari, Pil pengertian dan tablet selidiki dahulu.

7. Ngambekilatitis

Gejala hampir sama dengan Cemburubotomy.



Minum tablet Sabaron dan Bersyukuritis.



(Hardy Limawan)

SALAH SATU DEFINISI SPIRITUAL ADALAH KEBEBASAN JIWA. MENGIKATKAN JIWA PADA ATURAN ALAM ADALAH KEBEBASAN YANG SESUNGGUHNYA

Berjalan-jalan sore di kawasan kota tua Jakarta Utara, yang kemudian oleh Pemerintah Daerah dijadikan kawasan wisata. Hari minggu atau libur seperti ini, orang-orang menyemut. Sebagian besar para pengunjung adalah abg dan remaja tanggung. Banyak komunitas yang ingin menunjukkan existensi mereka. Beberapa komunitas Punk-ers duduk di pojokan dengan dandanan yang aneh. Beberapa kelompok seniman jalanan pun tidak mau kalah, menunjukkan karya mereka. Mendengarkan sekelompok grup musik jalanan yang membawakan lagu hasil karya mereka sendiri. Terdengar aneh di telinga namun indah, syairnya meneriakkan keresahan mereka sebagai “wong cilik”. Kepada pemerintah bahkan kepada Tuhan yang mereka yakini.



Aku berhenti dan memperhatikan seorang seniman lukis sedang menuangkan karyanya di atas sebuah kertas karton berukuran poster. Sejenak aku terpaku takjub. Terlihat gambar dua orang yang sedang berteriak. Walaupun hanya berwarna hitam putih, tetapi gambar tersebut begitu indah dan hidup. Padahal jelas ku lihat, sang seniman hanya menggunakan beberapa batang pensil dengan ketebalan yang berbeda. Dia tidak lagi menggambar dengan fikirannya. Tetapi dengan seluruh jiwanya. Bias energi jiwanya sangat terasa pada gambar yang begitu indah dan begitu hidup itu. Aku teringat belasan tahun yang lalu ketika kelompok musik Guns ‘n Roses lagi berada di atas daun. Dalam satu majalah aku pernah membaca bahwa gitaris hebatnya Slash selalu mabok minuman dulu sebelum manggung. Ketika di wawancarai apa alasannya, dia mejawab, “minuman mematikan fikiran ku, dengan begitu aku bisa bermain dengan segenap jiwa ku”.



Aku juga teringat film “hachiko” (seekor anjing yang sangat setia pada tuannya yang seorang professor seni musik). Sang profesor pernah berkata pada mahasiswanya, bahwa ketika mendengarkan karya musik dari media rekam, kita hanya bisa menikmati komposisi musik yang terdengar. Tetapi kita sama sekali tidak pernah bisa merasakan gejolak jiwa sang seniman ketika mereka memainkan musik atau menyanyikan lagu.



Aku melanjutkan melangkah dan berhenti di salah satu stand seniman tatto. Ada banyak stand para seniman rajjah tubuh di sini. Memperhatikan seorang perajah sedang menggambar di perut seorang remaja punk, dengan jarum dan kapas. Gambar kepala harimau yang sedang memamerkan giginya. Begitu hidup dan indah. Yang menggambar bukan lagi fikiran fisiknya. Tetapi jiwanya. Jiwanya lah yang membentuk gambar itu menjadi hidup dan indah.



Di sebelah utara, ada komunitas motor gede yang juga ingin exis. Umumnya mereka adalah para punkers yang lebih dewasa dan berduit. Komunitas mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti memberi makan para gembel jalanan dan pengemis dan lainnya. Bahkan ada beberapa dari mereka yang mau menyisihkan uangnya untuk membangun rumah singgah para anak-anak gembel jalanan untuk dididik dan diarahkan.



Kebanyakan para seniman jalanan dan para punkers adalah orang-orang yang mempunyai jiwa yang bebas, tidak terikat pada isme apapun. Ketidak terikatan jiwa mereka pada apapun, yang membuat mereka bebas perexpresi melakukan hal-hal positif yang justru kadang tidak disangka oleh banyak orang. Membebaskan jiwa bukan berarti bebas melakukan apa saja tanpa kontrol diri. Membebaskan jiwa berarti membiarkan jiwa berguru pada alam dan alam sendiri yang akan mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk buat mereka dan lingkungan mereka, dan alam juga yang akan mengajarkan mereka kontrol diri yang sebenarnya. Orang-orang seperti mereka justru lebih bermoral tanpa pamrih dibandingkan orang-orang yang mengikatkan jiwa mereka pada aturan baku seperti agama dan hukum negara. Bahkan orang-orang seperti mereka mempunyai toleransi dan fleksibilitas yang tinggi terhadap orang lain dan lingkungannya.



Orang-orang yang mengikatkan jiwa pada aturan baku malah terlihat kaku dan kurang peka pada gejolak sosial. Lihat para agamawan yang teriak-teriak di jalanan, di berbagai media dengan mendiskreditkan agama lainnya atau memaksakan kebenaran yang hanya dari persepsi mereka saja bahkan bila perlu dengan kekerasan yang menabrak moralitas kemanusiaan. Petantang-petenteng merasa diri paling benar hingga bahkan berani melawan hukum negara dimana mereka tinggal. Lihat para pejabat terhormat dan korup yang mengikatkan jiwanya pada aturan-aturan baku hukum negara, hingga sanggup dan berani memelintir aturan itu sendiri untuk kepentingan diri dan kelompoknya saja. Yang selalu membuat kebijakan yang tidak memihak rakyat kebanyakan.



Bagi ku pribadi, salah satu definisi spiritual adalah kebebasan jiwa. Maka berarti para seniman jalanan dan para punkers adalah para spiritualis sejati yang sesungguhnya. Mereka bebas mengexpresikan gejolak jiwa mereka dengan cara apa saja yang tentu saja dengan terukur dan terkontrol. Jiwa mereka tidak terikat pada aturan apapun yang di buat manusia. Tetapi terikat pada aturan alam, dan mengikatkan jiwa pada aturan alam justru adalah kebebasan yang sesungguhnya.



INDI SUJAWE

Praktisi Spiritual dan Shamanistic.

9 Feb 2012

Keberaniannya tampil apa adanya sangat mengagumkan!


W: Leslie adalah gay pertama yang saya kagumi! Sangat saya hormati!
Bukan karena ketampanannya, tapi karena dia berani mengakui cintanya pada pasangan gay-nya di konser yang sangat besar dan di hadiri ribuan orang!
Keberaniannya tampil apa adanya sangat mengagumkan!
Aku ngga suka dengan gay yang lebay dengan pakaian konyol..
Leslie muncul dengan penampilan sangat pria tapi memiliki hati dan cinta yang sangat wanita!
Sayangnya dia terlalu berani!
Saking beraninya, dia berani bunuh diri dan mengakhiri hidupnya dengan tragedi! :(
Apapun yg terjdi... I will always ♥ him!

J: Siapa sih ini? Maklum deh aku ngga kenal bintang-bintang Korea.
W: Bukan bintang korea, tapi Hong Kong.
Leslie Cheung... kalau pernah nonton A Chinese Ghost Story or A better Tomorrow-nya Chow yun fat, dia juga main disana.
Meninggal tahun 2003 kemarin.
Barusan aku buka-buka you tube-ku, ada playlistnya dia...
Jadi ingat-ingat lagi deh.

B: Co-pas dari Wiki :
Cheung meninggal pada 1 April 2003. Dia meloncat dari lantai 24 Hotel Mandarin Oriental, yang terletak di distrik Central, Pulau Hong Kong. Dia meninggalkan catatan yang menyatakan bahwa dia menderita depresi. Dia berusia 46 tahun. Sebagai salah satu artis terpopuler di Asia, kematian Cheung mengagetkan industri hiburan Asian dan komunitas Cina seluruh dunia.
Banyak rumor tentang penyebab kematiannya tersebar dengan cepat dan segera keluarga Cheung menghimbau mereka agar membiarkan Cheung beristirahat dengan tenang dan tidak membuat sensasi pada orientasi seksual Cheung atau alasan bunuh dirinya. Dini hari setelah kematian Cheung, partnernya, Tong, mengkonfirmasikan bahwa Cheung menderita (clinica) depression dan telah berobat ke psychiatrists selama setahun. Dia juga mengungkapkan bahwa Cheung sudah mencoba bunuh diri pada 2002. Lebih lanjut pada upacara kematian, keponakan Cheung menyatakan Cheung mengidap clinical depression dan sangat menderita selama setahun (2002-2003).

J: Pengidap clinical depression biasanya mood swingnya extreme ya? Moments of euphoria followed by bouts of depression.
B: Mood swing itu lebih ke bipolar mood disorder. Kalau clinical depression lebih ke major depressive disorder. Mereka benar-benar ngga ada tenaga sama sekali, berasa tertekan total, paling ngga selama 2 minggu.
Ada lagi yang namanya dysthymia, ngga terlampau semenekan si major depressive tapi takes longer time. Dysthymia baru bisa didiagnosa setelah 2 tahun lebih.

W: Jadi depression ada banyak tingkatan ya?
Jadi bisa dibilang dia bunuh diri karena menderita clinical depression, bukan karena patah hati atau di guna-guna (menurut gosip yg beredar luas).
Ciri-ciri clinical depression itu apa?
Kasian.... jadi artis besar, banyak tekanan, depress deh.
T: Iya makanya aku malas jadi artis.

B: Penyebab depresi kan bisa jadi ke patah hati juga, semua gangguan mental pasti ada penyebabnya masing - masing dalam alur kehidupan ataupun dari dalam diri si penderitanya.
Untuk perihal klasifikasinya, clinical depression termasuk mood disorder.
Mood disorder ada bipolar dan depresi.
Depresi ada 3 :
1. major depression yang disebut clinical depression itu, yang dibagi-bagi lagi berdasarkan gejala-gejalanya (kurang lebih ada 6)
2. dysthymia
3. depressive disorder not otherwise specified (ada 2 : depresi minor dan recurrent brief depression)
Bipolar sendiri ada 4 macam.
Wajar banget kok jadi seleb memang rentan depresi. Contohnya yah Korean stars itu paling sering bunuh diri lho. Tuntutan kerjanya tinggi.

S: Leslie menurut riwayat adalah anak broken home, anak bontot ke 10, dipelihara neneknya, sangat populer dan multi talented, penyanyi, pemain film, penari, juri dan lain-lain dan juga biseksual, kacau pernikahannya, suatu kombinasi yg memabukkan dan membingungkan. Sebagai aktor dan penyayi, enak dilihat dan didengar. ia termasuk the greatest actor in asia, pernah ditayangkan di channel tv 'biography'.

W:
Hidupnya memang sangat complicated, sejak awal kemunculannya, dia langsung tenar.. Dengan kebiasaannya yg hoby ke club malam, juga hang out, ketenaran menjadi tekanan besar buat Leslie, karena Leslie mencintai kebebasan.
Hingga akhirnya dia mengakui hubungan cintanya dengan Daffy juga demi mendapat kebebasan..
Leslie sering mengungkapkan keinginannya keluar dari dunia entertain karena tidak kuat dengan tekanan pekerjaannya...
Sekali lagi, susah jadi artis tenar!
T: Biasa-biasa aja susah apalagi jadi artis ya.

S: Enak jadi orang biasa, orang pas-pasan.
W:
Iya, jadi orang biasa-biasa aja sudah banyak yg ngejar (nagih hutang), apalagi kalau jadi artis...
Enak pas-pasan.. Pas panas naik mobil,pas lapar makan steak, pas kumur-kumur pakai Wine, pas tidur ada kamar seperti president suite bintang 5, pas mau jalan-jalan langsung shoping sampai Jepang.
Pas banget!
Cuma sesusah apapun hidup, bunuh diri jelas bukan pilihan yg terbaik untuk orang waras!
Cuma karena Leslie depresi... Tidak berarti juga tindakannya boleh ditiru dan dibenarkan!
But after all, he still my idol!

B: Menurut Freud, ada satu insting yang disebut Thanatos, the destructive one. Isinya adalah pengerahan segala macam energi negatif. Kita benci orang lain, kita rusak diri sendiri, kita bunuh diri, dan lain sebagainya yah karena insting tersebut. Pengaruhnya bisa jadi sangat kuat dalam masing-masing individu, kembali lagi yah memang apakah kita mau sekedar menunduk ke insting atau pakai otak kita lebih jauh lagi juga sih.
W: Rasanya aku ngerti maksud energi negatif itu...
Jadi ada kalanya aku coba merenung...
Merenungkan semua kesusahan, kesedihan, derita, yg buruk-buruk deh... Then I felt something, rasanya jantungku sesak seperti mau meledak, terus kepala pusing, air mata mengalir begitu saja...
Then, aku dengar sebuah lagu, lagu yg jadi code menarikku back to life dan lebih menghargai hidup.
Ada kalanya juga aku merenungkan semua kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup, yah efeknya jelas happy seperti orang-orang pada umumnya.
Sekedar iseng aja melakukan kedua hal itu.

B: Thanatos bertindak lebih jauh dari itu, ketika kita kecanduan melakukan hal yang bahkan kita tahu itu ngga baik buat kita (pengen kurus tapi makan terus, gosipin orang terus menerus sampai parno sendiri digosipin, terjebak sama tipe pasangan yang abusive dalam beberapa kali berhubungan romansa, merokok, alkoholik, membenci orang lain secara mendendam padahal nyakitin sendiri ingat masalah yang udah selesai), itu semua disebut repetition compulsion yang kadang bisa menyebabkan disonansi kognitif. Matinya logika, terjebak dalam ketidaknyamanan, "nyaman dalam penderitaan". Well, well, semua orang punya ekspresi dari Thanatosnya masing-masing menurutku, dalam level dan cara yang berbeda.
C: Oh iya.. ini penjelasan kenapa ada orang yg sepertinya 'kecanduan' rasa sakit, mau di-KDRT berkali-kali padahal dia sebenarnya bisa melawan, menikmati disakiti dan bersikap sebagai korban untuk mendapatkan simpati, dan lain-lain.
B: Exactly! Korban-korban abusive relationship memang cenderung terjebak seperti itu.

N: Aku juga malas jadi seleb.
H: Aku ngga apa-apa jadi seleb, seleb yg biasa-biasa aja. Emang ada? Iya bisa diadakan, asal mau.
N: Seleb facebook.

Indonesia Mercusuar Dunia

by Leonardo Rimba on Thursday, February 9, 2012 at 11:54am ·

Bertahun-tahun lalu saya memperoleh mimpi yg begitu jelas, saya lihat di peta dunia ada dua bagian yg bernyala, yaitu Indonesia dan Belanda. Saya bangun dan mereka-reka artinya. Saya artikan, kalau Indonesia dan Belanda bisa menyatukan energinya, maka keduanya akan menyala. Akan menjadi mercusuar dunia. Asli dan bukan cuma di bibir saja seperti selama ini. Di bibir saja untuk pihak Indonesia, walaupun Belanda sendiri memang telah menjadi mercusuar dunia sejak ratusan tahun lalu. Oh (mercusuar dunia)



And that's the reason, ikke kadang-kadang posting lagu berbahasa Belanda juga, maksudnya supaya the lagu bisa disedot-sedot energinya oleh mijn vriends yg tinggal di Indonesia. Bahasa Belanda ada energinya, tempatnya di otak, kepala, dan bukan di dada. Kalau Belanda main dada, jadinya remes-remes payudara, dan itu haram jadah. - Nein, mein vriends, the manusia Belanda always use their own otak untuk jadi mercusuar dunia. Dan setelah jadi, tidak sombong pula. Oh (rajin menabung dan tidak sombong)



Walaupun teman-teman saya gila leluhur Nusantara saja, dan berbondong-bondong meditasi di Trowulan tanpa merasa perlu membawa-bawa roh leluhur kita yg Belanda, saya tahu mereka kurang satu. Namanya kurang ajar. Mereka lupa bahwa NKRI ini disatukan oleh Belanda. Kalau mau menghormati leluhur, maka kita harus taruh simbol Belanda juga di atas altar itu. Dan disembah-sembah juga. Simbol Belanda di kesadaran bangsa Indonesia modern adalah yg paling kuat. Itu yg paling kuat. Oh (kuat)



Kita tidak bisa pakai simbol para leluhur Jawa atau etnik-etnik Nusantara sebagai titik tengah meditasi kita. Mereka aliran kocar kacir. Saling serang, iri mengiri, jatuh menjatuhkan. Dari semua leluhur Indonesia, yg bisa menyatukan Sabang sampai Merauke cuma Belanda. Bahkan sampai sekarang energi Belanda masih menjajah negeri ini, dan tak akan hilang sampai kapanpun. Modern-nya Indonesia adalah ciptaan Belanda, tidak bisa diputar balik ke jaman leluhur Nusantara dimana nenek-moyang kita berjalan jongkok di hadapan raja-raja yg korupsi seenak jidatnya. Oh (korupsi)



That's my sharing for today, mijn vriends. Jij sekarang sudah punya otak. Walaupun klenik, at least jij bisa berpikir. Berpikirlah, jangan jatuh kepada persetubuhan terlarang bernama pencaharian piramid Nusantara. Oh (piramidnya tidak ada)



Sekali lagi, pusatkan kesadaran anda di kepala. God or Allah adanya di kepala anda, dan bukan di dada. Kalau anda konsentrasi di dada, anda akan jadi budak selamanya. Kalau konsentrasi di kepala, anda akan menjadi Tuan dan Nyonya dari hidup anda sendiri. It's your own lives. Hidup anda sendiri. Anda berhak mengatur apa yg anda mau dan tidak mau pakai. Anda manusia bebas. Merdeka menjadi diri anda sendiri. Oh (baru tahu)



Oh (antek penjajah)



So, tidak semua orang Indonesia sehat jiwanya. Sebagian besar malahan berjiwa sakit. Indonesia menempati tempat teratas berpenduduk sakit jiwa satu dunia. Jiwanya sakit karena dibuat oleh masyarakatnya sendiri. Saling menipu. Saling menekan. Saling membuat kisah antah berantah yg sebenarnya tidak perlu. Mau menjadi manusia biasa saja kenapa harus ribet? Kenapa harus memaksakan diri menjadi mercusuar dunia kalau lampu listrik PLN saja masih sering byarr pett.. ?
Ini sumbernya, silahkan baca sendiri http://en.wikipedia.org/wiki/Epidemiology_of_schizophrenia ... Tingkat kegilaan masyarakat Indon TERTINGGI satu dunia, saya tidak mengada-ada.

New Age Jesus

by Leonardo Rimba on Wednesday, February 8, 2012 at 11:31am ·

Mungkin saya satu-satunya orang spiritual di Indonesia yg berani menggunakan lagu-lagu Kristen untuk disedot-sedot energinya. Orang tidak akan kaget lagi kalau kita pakai lagu Hindu-Buddha seperti Gayatri Mantram. Atau Om Mani Padme Hum. Tetapi kalau lagu "Are You Washed in the Blood"? Try this one, if you wish to. Ini energi Yesus.. energi Yesus.. Tarik saja dengan cara fokuskan your own kesadaran di titik antara kedua alis mata, dan titit antara kedua paha.



Angkat wajah anda setinggi-tingginya, jangan menunduk. Jesus loves you.. Jesus loves you..



Don't be confused with salib. Salib means a cross, persimpangan. Tiap perempatan jalan is a cross, salib. Banyak.. banyak.. semuanya haram jadah. But this is about yg lebih haram jadah. The most haram jadah thing in the world which is energi Yesus.. energi Yesus..



Saya tahu, energi dari lagu seperti inilah yg membuat dunia Barat menjadi maju seperti sekarang. Di luarnya very porno, bebas merdeka, tapi dalamnya seperti ini. Cuma kekosongan belaka, yg tidak ada dosa-dosanya arrrrRRRRGGGGHHHH



Moreover, kalau anda punya energi Yesus anda tidak akan bisa disantet and dipelet. Tapi bisa nyantet and melet kalau anda mau. Oh (santet dan pelet)



For your info, energi dari berbagai macam aliran spiritual seringkali disembunyikan di dalam musik (berbentuk instrumentalia maupun lagu). Musik dan lagu Kristen banyak sekali, ribuan, tidak terhitung. Tapi tidak banyak yg energinya bulat seperti ini. So, kita tarik yg bulat ini, dan kita buat menjadi lonjong. Oh (lonjong)



Kalau anda sudah bisa sedot energi dari lagu ini, melalui meditasi di cakra mata ketiga, maka anda tidak akan bisa dibohongi lagi oleh orang lain. Onta, domba, itik, bebek, apalagi ikan ayam tidak akan bisa lagi menipu anda. Oh (anti tipu-menipu)



Being a spiritual person means being a person yg berani, tidak takut menghadapi aliran spiritual apapun. Kalau anda takut dengan energi dari lagu ini, anda cuma akan bisa sampai pada tahap tertentu saja. Tidak bisa lagi maju lebih jauh. Pada pihak lain, kalau anda berani dan bisa meditasi dengan lagu yg kuat seperti ini, maka aliran apapun tidak akan bisa menenggelamkan anda. Itu jalan pemikirannya, karena saya tahu, lagu berikut ini berasal dari aliran spiritual yg terkuat. Itu yg paling kuat. Kalau kita tidak takut dengan yg itu, maka kita sudah bebas untuk menjadi diri kita sendiri.



Ada teman yg bertanya: "Fokus pada titit antara kedua paha, ada apa disana?"



Saya jawab: Oh (ada k.....l)



Saya serius, kita juga bisa bikin schock orang Kristen fanatik. Kita berani pakai lagu Kristen fundamentalis untuk meditasi. Kita berani berhadapan langsung dengan Yesus. Oh (Yesus)



Untuk teman-teman ketahui, yg namanya iman tempatnya di kepala. Dan itu dipupuk dengan cara meditasi. Meditasi di cakra mata ketiga, dan bukan dengan menepuk-nepuk dada seperti diajarkan di agama-agama. Kalau masih mau nepuk-nepuk dada mendingan nepuk-nepuk pantat aja. Oh (tepuk pantat)



Anda bisa pakai simbol apa saja. Bisa pakai simbol Buddha, bisa pakai simbol Siwa, bisa pakai simbol Yesus. Saya tidak mendorong anda untuk pakai simbol apapun. Saya sendiri sudah tidak lagi pakai simbol-simbol, walaupun saya bisa menunjukkan lagu dan musik relijius yg mengandung energi tertentu. Seperti energi Yesus yg sangat kuat, yg bisa disedot dari lagu ini. Oh (sedot)



Untuk anda yg belum tahu, spiritualitas tertinggi di satu dunia saat ini lahir dari aliran-aliran Post Christian. Paska Kristen. Bukan dari Hindu, Buddha, atau Islam. Tapi dari Kristen. Kristen yg menjadi kapir dan menggunakan mantra-mantra Hindu Buddha. Dan bukan Hindu Buddha yg menjadi kebarat-baratan dan menggunakan musik Kristen. Bukan begitu, tetapi sebaliknya. Kemajuan spiritualitas di satu dunia bisa begini tinggi karena orang-orang Kristen menjadi kapir, dan bukan karena orang-orang Hindu Buddha menjadi Kristen. Oh (kaget)



Oh (New Age Jesus)



Leonardo Rimba II: Dan inilah lagunya http://www.youtube.com/watch?v=h9oW91Iv8D8&feature=related. Enjoy!
Are You Washed in the Blood?
www.youtube.com
A well-known Christian hymn written by Elisha A. Hoffman in 1878. Sung in the video by the Antrim Mennonite Choir, from their album 'Amazing Grace.' Please c...
Yesterday at 11:44am · Like · 2 ·

Leonardo Rimba II: Jesus is a symbol, digunakan oleh kesadaran anda untuk berkomunikasi dengan ego anda. Ego atau konsep diri anda membentuk satu gambaran, yg lalu diajak bicara.

Dan the gambaran bisa berwujud juga, namanya makhluk halus.

Dan wujud itu bisa muncul juga.

Bisa diajak bicara.

Kalau anda bilang itu Yesus, maka jadilah Yesus.

Kalau anda bilang Jibril, jadilah.

Begitu lho, cara kerjanya.
Yesterday at 11:58am · Like · 5

Dhiva Visnu: hahahaha
Roh Manusia lbh kuat dr Roh" Yg lain
Yesterday at 11:58am via mobile · Like · 2

NediBule Citra Rahman: Pada manusia ada lima ruh yg bisa dicapainya. 1 ruh nabati 2 ruh hewani 3 ruh insani 4 ruhul kudus dan ruhul azhim. Ruh manakah yg telah anda capai? Salam
Yesterday at 12:05pm via mobile · Like · 2

Leonardo Rimba II: Oh (semuanya sudah ada, bukan harus dicapai lagi)
Yesterday at 12:07pm · Like · 5

Tsar Rai: Ruh-ut sitompul
Yesterday at 12:07pm · Like · 3

Leonardo Rimba II: Oh (Si Tumpul)
Yesterday at 12:08pm · Like · 2

Dhiva Visnu: Dlm tbh manusia hanya ada 1 ruh mcm"
Yesterday at 12:16pm via mobile · Like · 1

Leonardo Rimba II: Oh (yg ada cuma anda dan kesadaran anda, beserta perangkat-perangkatnya)

Sony Sanjaya: oh (everyone is jesus?)
Yesterday at 12:40pm · Like · 2

Leonardo Rimba: Oh (amin)

Budi Setyawan: Leo, note-nya keren,,sudah lama saya percaya lagu atau sound bisa mengandung energi dan bisa mempengaruhi mind seseorang bahkan komunitas.

Bagoes Soerahman: virtual master

7 Feb 2012

Menjadi Orang yg Tidak Fanatik

by Leonardo Rimba on Tuesday, February 7, 2012 at 1:36am

Kalau anda kenal saya langsung, anda akan tahu saya tidak pernah pakai kata Allah, kecuali ketika bercanda saja.



Oh (sebut apa ya ?)



Bocoran: Saya bicara dengan Tuhan menggunakan bahasa Inggris, saya panggil dengan sebutan Lord (kayak Lord Voldermort, di kisah Harry Potter), tapi itu juga sudah jarang sekali, karena saya tahu saya cuma bicara dengan diri saya sendiri saja. For your info, kata Lord inilah yg diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Tuhan. Pedahal terjemahan yg lebih pas, Tuan atau Gusti. Kalau God atau Allah, tidak pernah saya ajak bicara. Gak napsu aja. The kata is terlalu pasaran, dimana-mana semua orang menyebut (atau bahkan meneriakkan) kata God atau Allah itu. Bikin gak nepsong. Gak nepsong buat disepong. Bukan hemong.



Lagu meditasi saya untuk hari ini pakai bahasa Belanda, untuk menghormati sebagian leluhur saya yg orang Belanda. Don't be minder to deal with orang Belanda or orang bule pada umumnya. Mereka jauh lebih menghargai orang Indonesia dibandingkan orang Indonesia saling menghargai sesama orang Indonesia sendiri. Itu pengalaman saya. Dan itu orang-orang Belanda banyak sekali yg relijius, tanpa gembar-gembor. Tanpa sesumbar, tanpa pamer.



Dari semua orang Barat, Belanda adalah bangsa yg paling low profile. Low profile sekali walaupun sumbangannya bagi peradaban dunia besar sekali. Belanda adalah negara liberal pertama di satu dunia. Dan tetap paling liberal, paling manusiawi, sampai saat ini. Kita patut bangga karena sebagai satu negara kita disatukan oleh Belanda. Kita langsung menerima tutorial dari bangsa yg paling liberal. Tapi itupun masih kalang kabut hasilnya karena, maklumlah, dasarnya memang rapuh. Kita mewarisi terlalu banyak elemen penipuan diri sendiri yg berasal dari nenek moyang Nusantara. Terlalu banyak bakat penipuan diri sendiri, dan penipuan orang lain juga.



Belanda tidak begitu. Belanda relatif jujur. Demokratis, jujur, egaliter. Lebih segala-galanya dibandingkan Inggris yg, sampai sekarang, masih bersekat-sekat masyarakatnya. Ada kaum bangsawan dan kaum rakyat jelata. Belanda tidak begitu, semuanya rakyat jelata.



Jangan minder sama orang bule. Jangan minder sama Belanda. Mereka lebih menghargai kita dibandingkan kita menghargai diri kita sendiri. Mereka lebih menghargai kita dibandingkan kita saling menghargai sesama bangsa kita sendiri.



Gold, Gospel and Glory itu urusannya Spanyol dan Portugal. Belanda tidak menyebarkan agama. Itu negara pedagang yg kebetulan orang-orangnya relijius. Relijius liberal. Hemat cenderung pelit. Tidak bombastis, tidak suka heboh-hebohan, tidak suka membanggakan diri. Tidak seperti Spanyol dan Portugal yg kelakuannya agak kemaruk, mungkin karena 800 tahun dijajah Arab.



Anda bisa relijius dan liberal. Menjadi penyokong hak asasi manusia (HAM) nomor satu di dunia, egaliter, sekaligus menyisihkan sumbangan luar negeri terbesarnya untuk Indonesia. Itu yg dilakukan Belanda sampai saat ini. Tanpa gembar-gembor. Tanpa menyombongkan diri.



Saya sendiri heran kenapa orang Indon begini sombong karena Belanda sama sekali tidak sombong. Mungkin Belanda termasuk salah satu dari 5 bangsa yg sumbangannya paling besar bagi peradaban modern saat ini, tetapi sama sekali tidak sombong. So, dari mana asalnya kesombongan orang Indon? Sombong atau minder? Rendah diri?



Untuk anda yg belum tahu, orang Ambon dan orang Manado sejak jaman kolonial tidak pernah merasa minder berhadapan dengan orang Belanda. Mereka tahu orang Belanda tidak rasis. Orang Ambon dan orang Manado diperlakukan sama oleh orang Belanda. Tetapi, di Jawa beda. Di Jawa, orang Belanda berhubungan dengan rakyat melalui para priyayi lokal. Jadinya timbul salah kaprah sampai sekarang, seolah-olah Belanda rasis, membedakan orang. Pedahal tidak. Yg membedakan orang itu para priyayi pribumi sendiri. Belanda sendiri tidak begitu.



Di masa kolonial, ada istilah orang mardijkers, yg dengan lidah Melayu akhirnya disebut merdeka. Orang merdeka adalah orang mardijkers. Pengertian orang mardijkers adalah merdeka, artinya bukan budak. Budak bawahan para aristokrat lokal, yaitu raja-raja pribumi. Yg masuk kelompok mardijkers di masa kolonial adalah orang Ambon dan Manado. Mereka langsung diperlakukan setara dengan orang Belanda, karena tidak ada raja-raja lokal.



Di Jawa tidak begitu. Orang Jawa, bahkan yg di Jawa Barat, semuanya di bawah priyayi lokal. Makanya mentalnya beda. Merasa diri tertindas, dan menyalahkan Belanda. Pedahal yg menindas mereka dari dulu (dan mungkin sampai sekarang juga) adalah para priyayi lokal. Kaum menak di masyarakat mereka sendiri. Dan disini termasuk ulama.



Ambon dan Manado tidak begitu. Ulama-ulama Ambon dan Manado tidak berhak untuk menindas orang. Mereka pakai standard Belanda, dari dahulu sampai sekarang. Makanya pikirannya lebih maju. Liberal. Maluku Selatan dan Manado itu liberal, paling maju. Makanya Maluku Selatan tidak mau gabung dengan NKRI dahulu, karena mereka tahu di Jawa umumnya penduduknya bermental budak.



Ada juga orang-orang Sumatra Barat yg di masa kolonial minta statusnya disamakan dengan orang Belanda. Kisah-kisah mereka bisa kita baca di buku-buku hasil karya penulis generasi Pujangga Baru. Jadi, Belanda memang banyak sekali membangun sekolah di Sumatra Barat. Dan orang-orang Sumatra Barat akhirnya sadar bahwa yg namanya mardijkers atau merdeka adalah status sama seperti orang Belanda. Dan itu dinikmati oleh orang Ambon dan orang Manado. Status sama artinya berkedudukan sama di depan hukum, menggunakan hukum pidana dan perdata yg sama.



Tanpa statusnya disamakan, maka orang Sumatra Barat harus tunduk kepada para pemuka adat dan agama mereka. Dan itu bukanlah mardijkers, bukan merdeka. Merdeka adalah status sama seperti dinikmati orang Belanda, Ambon dan Manado.



Nah, ini sejarah juga, bukan? Tetapi banyak yg tidak tahu itu. Banyak yg tidak tahu bahwa setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda ke NKRI, yg namanya perbedaan status itu sudah tidak ada lagi. Merdeka atau mardijkers artinya status sama di depan hukum, tidak diperlakukan beda lagi, tidak ada lagi keharusan rakyat di Jawa dan tempat-tempat lain untuk tunduk kepada priyayi dan ulama lokal.



Itu cukup dimengerti waktu kita baru merdeka, ketika kerajaan-kerajaan itu dibubarkan oleh rakyat. Termasuk Kesunanan Solo yg dibubarkan dengan suara bulat. Sayangnya, pengertian itu mulai hilang lenyap setelah Sukarno dikudeta. Di masa Suharto, elemen tradisional yg mendorong orang untuk tunduk kepada priyayi dan ulama lokal kembali dikedepankan. Sampai saat ini. Orang sudah lupa bahwa merdeka atau mardijkers artinya bebas dari penjajahan oleh para priyayi dan ulama.



-



Walaupun Sultan Agung dipukul mundur dari Batavia, dalam literatur istana Mataram saat itu dituliskan bahwa Belanda telah mengakui Mataram sebagai atasannya. Setiap tahun mengirimkan upeti. Yg disebut upeti adalah pembayaran untuk membeli beras. Mataram menjadi supplier beras untuk Batavia. Tetapi kepada rakyat, dijejalkan kebohongan bahwa Belanda membayar upeti kepada Mataram. Dan Belanda tentu saja tidak perduli isapan jempol itu, walaupun beberapa ratus kemudian Belanda juga berubah, sehingga di saat penobatan Sultan Yogya, residen Belanda duduk di atas kursi yg sama dengan Sultan. Kalau tidak begitu, rakyat akan dibohongi terus. Dibilang, Belanda datang sebagai tamu untuk mengakui kedaulatan Sultan. Itulah cara-cara politik di Nusantara. Dan Belanda yg paling mengertinya.



Pelajaran: Kebohongan politik sudah ada sejak jaman dahulu kala.



Sumber kepustakaan: Nusantara: A History of Indonesia, oleh Bernard H.M. Vlekke. Sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia juga menjadi Nusantara: Sejarah Indonesia.



Di buku itu anda juga bisa baca bahwa Belanda menaklukkan Indonesia Timur (termasuk Bali) berdasarkan perjanjian dengan Sunan Solo, dimana dinyatakan bahwa Sunan Solo menyerahkan "wilayahnya" yg berada di sebelah Timur pulau Jawa menjadi milik Belanda. The question is, sejak kapan wilayah di sebelah Timur pulau Jawa menjadi milik Sunan Solo sehingga dia berhak menyerahkannya kepada Belanda? Tentu saja itu tidak betul. The Sunan mengaku-ngaku, dan Belanda juga tahu itu, tetapi tetap dipegang saja, sebagai alasan bagi Belanda untuk mencaplok wilayah di sebelah Timur pulau Jawa, terutama Bali. Alasannya, sudah dikasih oleh Sunan Solo, the "pemilik".



Kalau Papua lain lagi, alasan Belanda adalah perjanjian dengan Sultan Ternate yg mengakui Papua sebagai miliknya. Jadi, ketika Sultan Ternate membuat perjanjian dengan Belanda untuk menyerahkan Papua, maka Belanda memiliki alasan untuk masuk kesana. Alasannya, sudah dikasih oleh Sultan Ternate, again the "pemilik" (dalam tanda kutip.. dalam tanda kutip..)



So, yg namanya mitos devide et impera perlu dikaji lagi dengan seksama dan dalam tempo yg sesingkat-singkatnya, karena itu tidak benar. Yg lebih tepat adalah cocologi, aku-mengaku. Sunan Solo mengaku wilayah sebelah Timur dari pulau Jawa adalah miliknya. Sultan Ternate mengaku Papua adalah miliknya. Cuma aku-mengaku saja, dan merasa berhak menanda-tangani perjanjian dengan Belanda, yg isinya menyerahkan wilayah-wilayah itu untuk Belanda. Dengan imbalan materi, tentu saja. Dan Belanda masuk dengan kekuatan sendiri, berbekal justifikasi (pembenaran) yg berasal dari perjanjian-perjanjian sebelumnya dengan para penguasa lokal yg mengaku-ngaku wilayah orang sebagai miliknya.



Hohohohoho



Pada pihak lain, kalau anda perhatikan jalan pemikiran kaum kolonialis liberal, anda akan mengerti juga bahwa para kolonialis punya kewajiban untuk memajukan wilayah administrasinya masing-masing. Kewajiban Belanda di Indonesia. Kewajiban Inggris di India. Kewajiban AS di Philipina. So, ini bukan urusan peras memeras susu saja, melainkan kewajiban bangsa yg lebih beradab untuk mem-beradabkan bangsa-bangsa yg kurang beradab.



-



Dan apa yg saya tulis ini juga bukan tentang beragama atau tidak beragama, tetapi tentang isi otak. Apa yg ada di dalam otak orang, adalah isi otak orang itu sendiri. Tidak ada hubungannya dengan orang lain. Orang berhak untuk punya isi otak apapun. Asal tidak mengganggu orang lain secara fisik, maka isi otak segala macam merupakan urusan pribadi.



Menjadi orang yg tidak fanatik, artinya menjadi tidak perduli dengan segala macam isi otak orang. Orang mau percaya apapun merupakan urusan orang. Saya mau percaya apapun, atau mau tidak percaya apapun, merupakan urusan saya sendiri. Dan prinsip ini ternyata akhirnya saya tulis disini, mungkin karena banyak yg membutuhkannya. Di tempat lain cuma saya tulis secara implisit, disini saya tulis secara eksplisit karena mungkin banyak yg tidak tahu. Mungkin semuanya belum tahu.



Anda boleh berpikir apapun, itu yg namanya sikap tidak fanatik. Saya tidak perduli apapun yg anda pikirkan karena saya tidak fanatik.



Oh (menjadi orang yg tidak fanatik)

Widodo Baskoro: Oh (saya belum tahu, sekarang sudah tahu)
8 hours ago · Like · 1

Muhammad Ateis:
cuplik (mutilasi):
cocologi, aku-mengaku. Sunan Solo mengaku wilayah sebelah Timur dari pulau Jawa adalah miliknya. Sultan Ternate mengaku Papua adalah miliknya. Cuma aku-mengaku saja
---------------------------
sprt halnya orang jawa saat ini, NKRI harga mati = mengaku-aku wilayah lain diluar pijakannya bagian dr miliknya, cuman ngaku-daku-daku(bhs jawane, klo anak kecil suka mainan temannya, diakui miliknya trus diminta)
8 hours ago · Like · 2

Archer Clear: Memang asik Menjadi manusia Merdeka, dan mereka yang merdeka biasanya lebih sibuk membangun kualitas dirinya dan terus belajar. Yang fanatik akan tetap berputar-putar ditempat yang sama, dan itu sangat tragis.
8 hours ago · Like · 4

Pandu Rakasiwi:
pantesan,di manado orang terbiasa cuma panggil nama saja,tanpa embel2 apapun,dan itu kadang2 nggak pake batasan umur,anak umur 10th biasa aja tuh cuma panggil nama pada om2 umur 30th.
yg "sakit kepala" ya orang jawa yg tinggal disana...,romantisme feodalnya merasa terlukai...

ketika dipanggil "mas" pun salah kaprah jadinya,pokoknya tanpa batasan umur,orang yg dr jawa ya dipanggil mas.
hal lucupun tak terelakkan,ketika anak umur 10th panggil kakek2 penjual bakso dngan sebutan "mas"...

oh(nyambung nggak ya dngn liberalnya manado)
8 hours ago · Like · 4

Ni Nengah Hardiani: Terimaksih leo. Sejak kecil orangtua saya mengajarkan untuk tidak fanatik.
5 hours ago · Like · 1

Leonardo Rimba II: Untuk teman-teman yg belum tahu, ini buku saya yg ketiga, baru terbit satu bulan lalu, judulnya Pelangiku Warna Ungu (Sejuta Agama Satu Tuhannya), sudah bisa dibeli di semua TB Gramedia dan TB Toga Mas di Jakarta, Surabaya dan sekitarnya http://www.facebook.com/photo.php?fbid=270059226381728&set=a.270059199715064.75531.100001329572395&type=3&theater
Buku Pelangiku Warna Ungu (Sejuta Agama Satu Tuhannya)
Segera Terbit: Buku Pelangiku Warna Ungu (Sejuta Agama Satu Tuhannya)

Judul: Pelangku Warna Ungu (Sejuta Agama Satu Tuhannya)
Penyunting: Endah Sulwesi
Penyelaras Bahasa: Salahuddien Gz
Pemindai Aksara: Muhammad Bagus SM
ISBN: 978-979-17998-1-2
Harga: Rp 50.000,- (248 hlm.)
Penerbit: Dolphin
Email: bunda_laksmi@yahoo.com

---------------------------------------------------------------

Pelangiku Warna Ungu
Sejuta Agama Satu Tuhannya

“Buku ini membedah esensi jati diri manusia. Leo mengajak kita untuk melihat
diri manusia sebagaimana adanya, bukan dari sudut pandang ‘katanya’.
Kalemkan emosi, niscaya Anda akan mencecap intisarinya.”
—Achmad Chodjim, penulis buku bestseller Syekh Siti Jenar

---------------------------------------------------------------

Kover Belakang

Pelangiku Warna Ungu

Apakah Tuhan yang menciptakan manusia, ataukah manusia yang menciptakan Tuhan?
Siapakah yang membuat agama? Tuhan atau manusia?
Bisakah orang memperoleh keselamatan tanpa beragama?
Benarkah Tuhan akan menyiksa manusia jika mereka tidak menyembah-Nya?
Bagaimana cara “bertemu” dan “mengalami” Tuhan agar hidup kita bermakna?
Lima pertanyaan menantang di atas, di samping beberapa pertanyaan lainnya, akan dibahas dan diuraikan dalam buku ini, dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna, yang menggelitik kesadaran kita agar bangkit dari tidur lelapnya. Agar kita mampu melampaui simbol dan sekat-sekat yang membuat manusia menderita dan terus bertikai atas nama Tuhan dan agama.

Leonardo Rimba mengajak kita untuk menghayati dan melampaui simbol-simbol yang berserakan dalam agama-agama, demi merasakan esensi yang sesungguhnya satu adanya. Ia mencoba mengajak kita untuk mencari dan menemukan yang “ungu” dari beragam warna pelangi. Ungu adalah warna terakhir dari pelangi, warna spiritual yang melampaui beragam warna.

Buku ini mengajak kita untuk meniti ke dalam diri, menemukan warna “ungu”, yang satu, yang ada di dalam diri setiap manusia. Tanpa meniti ke dalam diri melalui jalan spiritual, mustahil kita bisa menemukan Kesatuan, Tuhan, di rimba perbedaan.

---------------------------------------------------------------

Buku ini bisa dipesan sekarang juga (secara inden) dengan diskon 20% (jadinya Rp 40.000, belum termasuk ongkos kirim) melalui “Salahuddien Gz”, email: bunda_laksmi@yahoo.com. Buku akan dikirim melalui Pos/Tiki dengan garansi. Pembayaran melalui transfer ke rekening:


BCA KCP Lamongan
No. Rekening: 3300473023
a.n. Shalahuddin Gz

Atau:

MANDIRI Cabang Fatmawati
No. Rekening: 127-00-0443912-9
a.n. Shalahuddin Gz
Kover buku Pelangiku Warna Ungu (Sejuta Agama Satu Tuhannya)
By: Leonardo Rimba
about an hour ago · Like

Oscar Darrell: mas Leo,,boleh saya copas ya? Buat note jg,,buat input temen2 fb lainnya,,to open up their minds,,thank you. :-D
55 minutes ago · Like · 1

Leonardo Rimba II: Oh (boleh)