17 Nov 2011

Laki-laki disumpal mulut atasnya, perempuan mulut bawahnya.

Jangan Seperti Orang di Jawa yg Saling Menyumpal Mulut Satu Sama Lain
by Leonardo Rimba on Tuesday, November 15, 2011 at 11:33pm

Dengan sangat menyesal terpaksa saya ucapkan terus terang bahwa spiritualitas Barat lebih tinggi dibandingkan spiritualitas Timur. Puncaknya dikandung dalam lagu "Amazing Grace" yg amat sederhana, yaitu kita tidak perlu bayar untuk masuk Surga. Tidak perlu amal ibadah. Cukup percaya saja. Percaya bahwa kita suci murni. Disini dan saat ini. Tidak berdosa. Tidak nazis seperti dikhotbahkan orang yg jualan agama.



Tidak perlu kasih sumbangan ke lembaga keagamaan, tidak perlu santuni yatim piatu, tidak perlu berziarah ke tempat orang mati. Cukup percaya saja. Dan itulah spiritualitas yg tertinggi. As simple as that.



Tidak perlu bhakti, tidak perlu amal jariah, tidak perlu hubungan sex dengan lawan jenis saja. Bisa juga dengan yg sejenis, asal suka sama suka.



Tidak perlu pake Yesus. Tidak perlu pake Buddha. Tidak perlu pake ini or itu. Pake barang sendiri aja.



Disini dan saat ini, here and now. Sudah tercapai. Bahkan tanpa pakai kata Surga. Tanpa pakai kata doa. Tanpa pakai kata Tuhan. Dengarlah bait di lagu Amazing grace. Grace yg amazing. Grace artinya gratisan. Gratis boooo !!!!!!



Yg jelas, orang-orang Barat gak mempan santet and pelet. Dikirimin leyax and berbagai dhemits tanah Jawa juga gak mempan. Mereka saxti mandraguna. Kita juga bisa seperti itu kalo mau. Caranya is, plis percaya aja. Just believe.



-



For your information, saya tidak percaya Surga dan Neraka. Saya tidak mengumpulkan pahala melalui amal ibadah. Saya tidak pernah beribadah, dan juga tidak pernah beramal, hohohohoho



Saya tidak suka menyiksa orang. Kalau orang jadi sakit karena tidak ikhlas, maka saya tinggal tanya saja, apakah kamu ikhlas? Kalau kamu ikhlas, maka kamu bisa sembuh. Kalau tidak ikhlas, maka kamu sakit terus. Saya tanya langsung. Kalau orang bilang ya, ikhlas. Maka saya akan bilang amin. - Sudah, cukup itu saja, tanpa perlu syarat potong kambing.



Saya tahu bahwa dosa itu konsep, diciptakan oleh manusia. Tuhan itu juga konsep, juga ciptaan manusia. Saya tidak suka pakai konsep dosa dan Tuhan. Saya pakai yg wajar saja. Ada perasaan bersalah, ada perasaan gagal, dan semuanya normal. Kalau orang ingin berubah dan bernasib lebih baik, maka saya bantulah. Tanpa perlu membebani orang dengan segala macam tetek bengek seperti dosa dan Tuhan.



-



Orang Indon sangat ter-obsesi dengan Tuhan. Semua sudah dipetakan dengan sempurna sejak jaman Suharto, sehingga orang Hindu di Indonesia akhirnya punya Tuhan yg namanya Sanghyang Widhi Wasa, orang Buddha punya Tuhan yg namanya Sanghyang Adi Budha, orang Kristen punya Tuhan yg namanya Yesus. Pedahal itu salah karena resminya Kristen bertuhan yg namanya Bapa, Putra dan Roh Kudus. Tiga. Tritunggal. Dan Tiga Tuhan is haram jadah, bertentangan dengan sila Ketuhanan yg Maha Esa, begitu katanya. Ketuhanan yg Maha Esa ditafsirkan berarti bertuhan satu. Itu tafsiran Rejim Suharto. Aslinya tidak begitu. Ketuhanan yg Maha Esa artinya kesalehan. Sikap pribadi yg saleh. Tidak ada hubungannya dengan Tuhan-tuhanan.



So, dari fakta seperti ini saja sudah terlihat bahwa Tuhan itu konsep. Tergantung anda mau konsepkan seperti apa. Anda mau gabungkan semua dewa dewi Hindu, dan namakan itu Sanghyang Widhi Wasa, maka jadilah. Itu dilakukan oleh umat Hindu di Indonesia demi memenuhi tuntutan Suharto. Di India sendiri tidak dikenal yg namanya Sanghyang Widhi Wasa.



Anda mau menjadikan Siddharta Gautama sebagai Tuhan juga bisa, gelarnya Sanghyang Adi Buddha. Anda mau menuhankan Yesus juga bisa, gelarnya Tuhan Yesus. Dan anda dilindungi oleh Rejim Suharto untuk mempertahankan Yesus sebagai Tuhan anda satu-satunya, as long as no more than one. Asal jangan lebih dari satu.



Agama itu dibuat, ideologi Pancasila itu dibuat, sila ketuhanan yg maha esa itu dibuat. Semuanya buatan manusia, yg tentu saja tidak menjadi masalah. Anda bisa khotbahkan Tuhan anda habis-habisan sampai bibir anda dower seperti punya Mick Jagger, dan itu tidak akan mengubah fakta bahwa Tuhan yg anda khotbahkan itu buatan. Artifisial. Dikonsepkan. Anda yg mengkonsepkan, dan anda juga yg mengkhotbahkan. Nothing special. Biasa saja.



-



Tidak ada mayoritas minoritas di jaman Suharto, sekarang juga tidak ada mayoritas minoritas. Semua orang berhak membuat Tuhan sendiri-sendiri. Buat sendiri, dan makan sendiri. Mau muntah juga muntah sendiri-sendiri.



Yg jelas, pemaksaan agama cuma akan berujung kepada pengkapiran massal. Dan itu sudah terlihat gejala-gejalanya, bahkan saat ini. Semakin dipaksakan, semakin cepat pengkapirannya.



Tentu saja masih ada kelanjutannya, yaitu nanti setelah mati anda akan dibariskan. Ada barisan Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dll. Lalu anda dipanggil satu persatu untuk diperiksa. Kalau dosanya lebih banyak masuk Neraka. Kalau pahalanya lebih banyak masuk Surga.



-



Dan tentu saja saya juga tidak tahu siapa yg menciptakan alam semesta. Saya tidak tahu dan mengaku tidak tahu. Orang-orang beragama itu sama tidak tahunya, tapi mereka sok tahu dengan bilang alam semesta diciptakan Tuhan. Pedahal, Tuhan itu dikonsepkan oleh manusia. Manusia mengkonsepkan ada Tuhan yg menciptakan alam semesta; menciptakan manusia, menciptakan segala-galanya. Itulah yg namanya mengkonsepkan. Agama dan Tuhannya itu konsep. Dibuat. Tidak jadi dengan sendirinya.



Saya tidak tahu siapa yg menciptakan alam semesta. Yg saya tahu, agama dan Tuhannya itu diciptakan oleh manusia.



-



Ada pula lagu berjudul "Maluku Panggil Pulang". This is a very nice song, my tangan dituntun sendiri untuk buka Youtube with keywords "Beta Berlayar". From Beta Berlayar, the tangan buka lagu ini yg ternyata beda. Bukan dinyanyikan oleh budak Indon. I don't think this lagu has the spirit of perbudakan, like so many of Indon songs. Different. Why ? Any idea how ?



Rasanya ini lagu dinyanyikan oleh orang Ambon di Belanda. They are "mardijkers", orang-orang merdeka. Istilah "merdeka" yg kita pakai berasal dari istilah "mardijkers" yg dipakai oleh Londo Kapir untuk menyebut manusia bebas yg bukan keturunan Belanda. Budak-budak yg dibebaskan disebut orang mardijkers.



So, you can see yourself spirit orang merdeka seperti apa. Speak out your minds. Jangan seperti orang di Jawa yg saling menyumpal mulut satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar