17 Nov 2011

Sama najisnya seperti ajaran Timur Tengah yg anda ludahin itu

Leonardo Rimba II:
Jangan ada salah kaprah lagi disini. Kita sudah melangkah maju, tidak bisa balik lagi ke penjajahan oleh mereka yg mengaku guru spiritual, romo ini atau romo itu, khususnya di Jawa. Itu abad kegelapan. Sudah lewat.

by Leonardo Rimba on Thursday, November 17, 2011 at 3:56pm



Kolonialisme atau penjajahan bukanlah suatu momok yg menakutkan karena bisa merupakan jalan menuju pembebasan. Jalan menuju Amerika dan Nusantara baru terbuka setelah orang Spanyol dan Portugal berhasil membebaskan diri dari penjajahan Arab selama 800 tahun. Setelah itu Belanda membebaskan diri dari Spanyol dan ikut persaingan global. Imperium Spanyol di Asia cuma tersisa di Philipina sebelum disikat oleh AS. Belanda menyikat habis Spanyol dan Portugal di Indonesia. Indonesia bahkan ikut menjajah Timor Leste setelah dilepaskan oleh Portugal. Semuanya proses menuju kesatuan dunia beradab, tanpa ada yg menjajah dan dijajah, walaupun harus melalui mekanisme kolonialisme.



Dan siapa bilang kerajaan-kerajaan Nusantara tidak saling menjajah? Tidak saling menaklukkan? Bukan ada Belanda yg melakukan devide et impera, melainkan kerajaan-kerajaan lokal memang selalu berperang. Bahkan di Bali juga begitu modus operandinya. Jadi, lebih tepat dilukiskan bahwa Belanda menyatukan seluruh Nusantara. Tanpa ada Belanda, tidak ada yg bisa menyatukan kepulauan ini. - Sekali lagi, penjajahan tidak selalu berarti buruk. Kalau sekarang Indonesia masih merasa dijajah oleh para pemimpinnya, suatu saat hal itu akan berakhir juga. Siap-siap saja. Be ready, my friends.



Kalau menggunakan kata Tuhan, anda sudah memakai imajinasi; bukan berbicara fakta, tetapi fantasi. Ada faktor yg anda tidak mengerti, dan anda berhak berusaha mengertinya. Yg tidak boleh adalah memaksakan pengertian anda kepada orang lain. Itu kelakuan haram jadah manusia beragama, yaitu memaksakan pengertian mereka (fantasi mereka).



Spiritualitas Jawa dari aliran priyayi, yaitu yg dipengaruhi oleh pemikiran Hindu Buddha tidak memakai istilah Tuhan, tetapi mengasumsikan ada alam semesta yg pusatnya di Jawa. Ada ratu tanah Jawa yg harusnya juga menjadi ratu dunia. Bagaimana alam semesta bekerja ditentukan oleh perilaku sang ratu. Kalau sang ratu selaras dengan alam semesta maka segalanya lancar. Adil makmur aman sentosa. - Masalahnya sekarang, tidak ada itu yg namanya ratu tanah Jawa. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah ada. Kalaupun ada, cuma di imajinasi saja. Imajinasi yg keterlaluan mengingat ini semua dihubungkan dengan satu dunia. Satu dunia. Subhanalloh, keterlaluan.



Ada juga spiritualitas Jawa dari aliran abangan, yaitu yg percaya segala macam makhluk halus, dan berorientasikan gaya hidup praktis. Yg penting bisa ngumpul. Makan ora mangan tetap ngumpul. Agar bisa ngumpul digunakanlah berbagai macam cara untuk menyogok makhluk-makhluk halus itu. Sayangnya, sering kelewatan sehingga manusia hidup dianggap sebagai makhluk halus. Sering disogok-sogok juga. Bahkan sampai hari ini.



Spiritualitas Jawa yg beroerientasikan pencerahan pribadi dan kemajuan peradaban baru mulai ada awal abad ke-20. Ini dipengaruhi oleh Teosophi, yaitu organisasi spiritual universal yg didirikan oleh Madame Blavatsky. Teosophi sudah buka cabang dimana-mana pada awal abad ke-20, termasuk buka cabang di Jawa. Sudah mempengaruhi spiritualitas Jawa sehingga menjadi lebih terbuka. Tanpa ada pengaruh Teosophi, spiritualitas Jawa akan mandeg. Kalau tidak megalomaniak (aliran priyayi), maka paranoid (aliran abangan).



Apakah negatif ataupun positif tentu saja tergantung dari sudut pandang anda masing-masing. Saya hanya memperlihatkan kepada anda apa adanya. Kalau anda berpendapat penipuan diri sendiri sesuatu hal yg positif, maka jalanilah. Itu hidup anda sendiri. - Kalau anda sudah bosan menipu diri sendiri dan mau buang ajaran sampah, maka buanglah. Urusan anda, bukan urusan saya.



Tentu saja semua aliran itu benar, benar bagi dirinya sendiri. Itulah yg namanya Hak Asasi Manusia untuk berpendapat. Free Speech. Termasuk juga Hak Asasi Manusia untuk beragama atau berkepercayaan apapun. Itu asasi. Basic. Dasar. Kalau yg dasar saja belum dimengerti, bagaimana? Kalau anda masih mau bilang ini benar dan itu salah, bagaimana? Asas HAM mengatakan segalanya itu benar. Benar bagi penganutnya sendiri. Yg tidak benar adalah tatkala orang mau memaksakan apa yg dipercayainya itu kepada orang lain. Mau memaksa dengan segala macam cara. Dengan ancaman halus maupun kasar. Itu yg tidak benar.



Mungkin ada orang yg tersentil egonya, terbuka belangnya, keborokannya. Saya tahu kebobrokan spiritualitas Jawa yg megalomaniak. Anda mau berputar-putar tetap saja saya bisa tunjukkan. Korbannya sudah tidak terhitung. Ajaran Jawa yg memandang Jawa sebagai pusat alam semesta juga termasuk pembodohan massal. Sama najisnya seperti ajaran Timur Tengah yg anda ludahin itu.



Tetapi pembahasan kritis dan analitis terhadap agama-agama tentu saja berjalan terus. Jangan salah kaprah seperti orang Indon yg bilang agama-agama tidak bisa dibahas secara kritis. Tidak bisa dianalisa karena semuanya baik.



Itu salah kaprah yg subhanalloh, keterlaluan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar