Ni Nengah Hardiani:
Share pengalaman bersekolah di SMPN I Denpasar.
SMPN I Denpasar terletak di pusat kota denpasar, sekitar 2 km dari monumen kota yg jadi penanda 0 km di pusat kota.
Aku mulai bersekolah di kota ini tahun 1990, naik kelas 2, sebelumnya bersekolah di SMPN 2 Kodya Bengkulu.
Setiap hari berjalan kaki pulang pergi ke sekolah yg jaraknya sekitar 2 km dari tempat tinggal.
Kebanyakan gurunya sudah tua2, kakek2 dan nenek2 mungkin hampir pensiun. Tapi semua guru di sini baik2. Yg muda juga ada guru bahasa inggris, masih muda dan cantik, tapi kurus sekali.
Toiletnya walaupun sederhana, tapi bersih, selalu tersedia air bersih, sepertinya selalu dibersihkan setiap hari oleh penjaga sekolah/petugas kebersihan.
Halaman sekolah terawat baik, ada bapak2 tua penjaga sekolah yg pagi2 sudah menyirami tanaman dan halaman juga disiram supaya tak terlalu berdebu.
Di peraturan sekolah tertulis jelas murid tak boleh membawa kendaråan bermotor ke sekolah. Jadi kalau bawa sepeda tak bermotor boleh parkir di halaman sekolah/di depan kelas.
Esther Indra Susanti:
Woow msh ingat detail bgtss :)
Ni Nengah Hardiani:
Tapi kalau membawa sepeda motor atau mobil, maka diparkir di pinggir jalan di depan sekolah. Mereka walaupun anak SMP yg blm cukup umur untuk bikin SIM, biasanya menipu umur untuk urusan SIM ini.
Yg jadi perbincangan merek mobil yg dibawa, katanya ada yg bawa mobil BMW, mobil yg tergolong mewah untuk ukuran såat itu.
Esther Indra Susanti: Yup betul, daku sempat bw speda jg k skull looo
Hmmm kl itu aq Ъќ>:/ tau :)
Ni Nengah Hardiani:
Aku ingat salah satu ketua osis, kendaraannya ke sekolah adalah sepeda mini butut, cowok bermata sipit dan berkacamata agak tebal, tinggalnya sepertinya di salah satu ruko di pertokoan di pusat kota.
Kendaråan pak kepala sekolah --Pak Mejana, orangnya udah tua-- adalah skuter yg terawat baik, tapi mereknya bukan vespa.
Di depan sekolah ada deretan beberapa kantor bank. Kami suka menabung di bank BTN. Lucu, kadang yg nabung cuma satu orang, tapi datang bertiga. Soalnya di situ ada permen di toples yg boleh diambil dan air putih dingin dari dispencer.
Ada temen yg tinggalnya di kuta, sekitar 15 km dari sekolah, diantar jemput bis berlangganan sebagai alat transportnya.
Ada teman sekelas juga, namanya nama bali, bapaknya pendeta kristen, diantar jemput sopir kalau ke sekolah.
Esther waktu itu pake sepeda mini yg ada keranjangnya di depan, kan?
Esther Indra Susanti: Aq dulu jg nabung d btn hhihi.... Yup betul sepedaq itu skarang msh ada d rmh papaq :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar