26 Nov 2011

Saya Sebut Motivasi sebagai Aliran Tipu-menipu Juga

by Leonardo Rimba on Saturday, November 26, 2011 at 9:00am

Mau tidak mau harus saya ungkapkan juga, bahwa sejujurnya budaya Indonesia, terutama yg ada di Jawa, adalah budaya perbudakan. Apapun agamanya, kalau budayanya masih budaya budak, tidak akan membawa perubahan. Cara tercepat dan terampuh menghapuskan budak di dalam diri anda adalah dengan kawin campur. Kawin campur dengan manusia-manusia yg bukan budak. Itu dilakukan di masa lalu (dan masa sekarang) oleh orang Indon yg menikah dengan orang luar. Terutama dengan bule. The ciri-ciri budak langsung hilang di keturunannya. Bahkan di orang yg menikah dengan the bules. Biasanya perempuan only, karena lelaki Indon as a rule tidak laku sama bule. Pasaran sepi.



Itu ratusan ribu orang Indo di Belanda adalah keturunan Indonesia. Sekarang sudah menyebar di seluruh dunia. Jutaan Peranakan Cina adalah keturunan Indonesia, sudah menyebar juga ke seluruh penjuru dunia. Secara prinsip, Indo-Belanda dan Peranakan Cina bukanlah budak. Mereka termasuk orang-orang keturunan Indonesia yg pertama-tama melepaskan ciri-ciri perbudakan. In this case, dengan cara kawin campur. Ada juga yg bisa melepaskan diri dari perbudakan walaupun tanpa kawin campur. Tapi harus operasi otax, antara lain melalui meditasi di cakra mata ketiga. Tanpa your mata ketiga di-upgrade, anda akan tetap menjadi budax, dan tidak mengerti bahwa istilah Indon sangatlah beradab. Daripada anda disebut Jawa Kowek seperti your nenek and kakek buyut, mendingan disebut orang Indon. Itu istilah paska modern. Netral.



Pada pihak lain, saya juga setuju dengan orang Malaysia yg memandang rendah orang Indonesia dan menyebutnya sebagai Orang Indon. Alasannya karena the manusia Indon is very goblox. Indon artinya goblox. Saya setuju itu. Fakta memperlihatkan bahwa sebagian besar orang Indon masih goblox. Sebagian kecil, termasuk anda dan saya, sudah tercerahkan. Sudah tidak goblox lagi.



Goblox or not, tercerahkan or not, saya prefer menggunakan istilah Indon. Menyebut istilah orang Indonesia terlalu panjang. Panjang banget, kayak kontol.



Budaya perbudakan adalah menempatkan diri sebagai budak. Memuja-muji agama, memuja-muji budaya luhur, memuja-muji Atlantis yg katanya ada di Jawa. Semuanya penipuan diri sendiri. Orang Indon, terutama yg ada di Jawa, menempati ranking teratas dalam penipuan diri sendiri. Mending menipu diri sendiri untuk maju. Ini menipu diri sendiri untuk jadi budax. Slave. Budak dari halusinasinya sendiri. Susah maju.



Sekali lagi saya ulangi, agama apapun yg dianut orang Indon, atau tanpa agama sekalipun, kalau mentalnya tidak berubah, tetap saja akan jadi budak. Cara termudah, kawin campur. Kalau anda keturunan macam-macam orang, anda akan kehilangan cara pandang Indon (Jawa) yg sangat degil itu. Punya jin perbudakan.



Pada pihak lain, cara pandang Indon ala Jawa juga tidak homogen. Macam-macam. Ada yg megalomaniak, menganggap diri keturunan Semar, Bagong dan berbagai konco-konconya. Ada yg menganggap diri keturunan bangsa paling berbudaya di satu dunia, sehingga orang Londo harus datang ke Jawa dan belajar toto kromo, things like that. Ada yg menganggap dirinya harus berkiblat ke Timur Tengah mengikuti jejak Iskandar Zulkarnain yg masuk Islam (sic!). Ada juga yg tergila-gila sama Yesus. Tapi yg terakhir ini termasuk delusi kelas rendah karena kalau sudah bosan sama Yesus, mereka tidak akan dikejar-kejar. Jawa yg Kristen masih mending, karena sudah dekat dengan agnostisme.



Apapun kasusnya, saya cuma mau ungkapkan fakta yg ada, seperti yg saya lihat. Anda masih mau tetap menipu diri sendiri tentu saja saya tidak akan perduli. Urusan orang, bukan urusan gue.



-



Untuk anda yg belum tahu, mitos Indonesia mau jadi mercusuar dunia dipopulerkan oleh Bung Karno dengan proyek-proyek mercusuarnya, al: Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Toserba Sarinah, Hotel Samudera Beach, Hotel Sanur Beach, dan Tugu Monas. Tugu Monas itu simbol dari Indonesia secara keseluruhan, dan bukan lambang kota Jakarta saja. Beberapa bulan lalu saya memperoleh penglihatan Tugu Monas jatuh. Bukan runtuh, tetapi jatuh. Jatuh terbalik ke arah Selatan. The mercusuar fisik sudah jatuh. Di alam spiritual seperti itu kelihatannya. So, mercusuar yg didirikan Bung Karno means nothing. Yg berharga adalah manusia, dan bukan mercusuar-mercusuaran. The real mercusuar are people. You, me, and the rest of us.



Saya tidak percaya Indonesia akan kembali bisa menjadi pemimpin di ASEAN. Kemungkinan besar, mulai saat ini sampai entah kapan Indonesia akan menjadi buntut Australia (yg letaknya memang di Selatan). Walaupun cuma berpenduduk 22 juta orang, Australia adalah partner abadi AS di kawasan ini. Indonesia cuma mampu jadi buntut karena pemimpin-pemimpinnya semuanya menjual diri. Mereka mempertaruhkan diri demi pelestarian pembodohan massal. Semakin bodoh penduduk Indonesia, semakin lestarilah kedudukan mereka. Terimalah nasibmu, saudaraku.



Mercusuar dunia adalah negara-negara yg penduduknya menggunakan otak. AS, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Belanda, Australia, Cina, ... - Jangan harap anda akan jadi mercusuar dunia dalam sekejap begitu Sabdo Palon muncul kembali. Sabdo Palon itu simbol, bukan orang yg datang terbungkuk-bungkuk dengan tongkat dan blangkon. Yg akan mengubah ini negara miskin menjadi mercusuar hanya dengan mengucapkan kulonuwun or things like that. Tidak begitu saudaraku. You have to use your otax.



Secara spiritual, Indonesia tidak punya pemimpin sejak Bung Karno keluar dari istana. Semua gubernur jendral Belanda tinggal di istana. Bung Karno juga tinggal di istana. Sejak Bung Karno, tidak ada lagi yg berani tinggal di istana. Istana Merdeka dan Istana Bogor ternyata angker. Cuma pemimpin Indonesia yg asli yg berani tinggal disana. Bung Karno berani, sama seperti para gubernur jendral Belanda. They were leaders, but those who came after them not. They were impostors. Think about it!



Sedikit koreksi teman-teman. Sejak Indonesia utuh terbentuk oleh Belanda pada awal abad ke 20 M, dengan nama resmi negara kolonial Hindia Belanda, hanya para gubernur jendral Belanda plus 2 (dua) orang pemimpin Indonesia yg berani tinggal di istana. Bung Karno dan Gus Dur saja. Yg lainnya takut. Mereka tahu diri, mereka bukan pemimpin.



Yg paling subhanalloh adalah Megawati Sukarnoputri yg harus dikontrakkan satu rumah khusus selama menjadi presiden. Dikontrakkan rumah karena dia tidak mau tinggal di istana. Takut setan-setan.



-



Saya tidak tahu bagaimana pendapat teman-teman, tapi bagi saya sendiri mereka yg mengiklankan diri sebagai motivator tampak sangat memuakkan. Kesan saya, mereka manusia palsu. Penuh kepalsuan. Pikiran saya bilang, kalau terhadap dirinya sendiri saja sudah menipu, bagaimana pula terhadap orang lain? Menyebut diri sendiri sebagai motivator adalah penipuan. Motivator bagi siapa? Bagi orang lain? Apa pantas ? Apa bisa?



Kejujuran menuntut kita mengakui bahwa yg memotivasi kita adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain. Kalau saya menyebut diri saya seorang motivator yg bisa memotivasi anda, maka rasanya saya seperti menjadi penipu. Makanya saya tidak mau. Kalau lihat foto-foto atau penampilan para motivator, rasanya saya mau muntah saja. Saya bilang, mereka manusia palsu yg terlalu gamblang kepalsuannya.



Tentu saja aliran motivasional masih mendingan dibandingkan aliran agama, karena tidak pakai dogma-dogma. Asalnya dari AS, bermula dari aliran positive thinking yg dikembangkan oleh Norman Vincent Peale, seorang pendeta Kristen. So, bahkan motivasional pun asalnya dari Kristen. Tapi sekarang boleh bilang sekuler, dan tujuannya untuk membentuk anda menjadi robotz. Robotz yg termotivasi.



Yg saya heran, ada orang yg tidak malu menyebut dirinya sebagai motivator. Sama herannya saya dengan orang yg tidak malu menyebut dirinya sebagai ulama. Ini dua profesi yg melibatkan penipuan manusia.



So, aliran motivasi dengan para praktisinya yg disebut, dan menyebut diri, sebagai motivator merupakan kelanjutan langsung dari agama Kristen. Itu cabang sekuler dari Kristen. Kita bahkan bisa telusuri asal-usulnya dari Pendeta Norman Vincent Peale, yg lalu diikuti oleh Dale Carnegie. Mungkin bisa ada hasilnya juga sampai taraf tertentu, terutama apabila pikiran anda tidak digunakan. Apabila anda rela dihipnotis dan menghipnotis diri. Ada penggunaan alam bawah sadar juga. Tetapi, karena banyak yg disembunyikan, maka saya sebut motivasi sebagai aliran tipu-menipu juga.



Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu.



Bedanya dengan saya, saya tidak bermain slogan. Tidak menjerit DAHSYAAAT.



Paling jauh saya mendesis "bangsat".



Aliran motivasional sudah banyak makan korban karena orang dianggap robotz. Disuruh menjerit-jerit dahsyat sampai kontolnya bener-bener gak bisa ngacengz. Pedahal tadinya masih bisa ngacengz, walaupun sedikit.



Saya mengerti teknik motivasional yg dibawakan dalam seminar. Asalnya dari teknik-teknik cuci otak di gereja-gereja Kristen. Lalu digunakan oleh Dale Carnegie dalam training-trainingnya. Secara besar-besaran digunakan oleh AMWAY, yg lalu ditiru oleh MLM lainnya di seluruh dunia. Kalau orang mau jadi robotz, tinggal memprogram dirinya saja. Tinggal ikuti the manualz. Kalau mau tentu saja bisa, dan boleh. Tidak ada yg larang. Aspek yg satu ini sama seperti agama. Merupakan pilihan. Kalau orangnya mau, maka bisa. Bisa dijalankan. Bedanya dari agama, motivasional tidak memaksa. Kalau orang BT bisa keluar, tidak jadi kapir. Mana ada drop out training motivasi dibilang kapir?



Bahkan pelatihan ESQ, walaupun pakai istilah Allah, merupakan copas langsung dari teknik-teknik gereja Kristen yg memang canggih. In this case, Kristen dari aliran evangelical yg memang rajin menobatkan orang (istilahnya memenangkan jiwa-jiwa untuk Yesus).



Sampai taraf tertentu aliran motivasional masih oke. Masih bisa membantu sebagian orang. Tetapi tentu saja ada batasnya. Ada satu saat dimana orang akan sadar dan dihadapkan kepada pilihan, tentang apakah mau melepaskan diri dari segala macam program yg ditanamkan dari luar itu?



So, kita bisa jadi robotz untuk beberapa saat. Sebagian orang (mungkin sebagian besar) menjadi robotz seumur hidup. Tetapi ada yg lebih dari itu. Life is more than that. Lebih dari sekedar membentuk diri menjadi robotz, baik robotz agama maupun robotz motivasional.

Raymond Agung Susilo: masih laku yah aliran ini, sayangnya...
8 hours ago · Like · 1

Leonardo Rimba: Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu.
8 hours ago · Like · 2

Ni Nengah Hardiani: Istana (alam semesta) tidak bisa ditipu. Dia akan menghantui pemimpin gadungan.
8 hours ago · Like · 2

Raymond Agung Susilo: iya sih, tapi sangat mungkin untuk menyetir orang2 ini jadi terlalu receptive sehingga mereka bisa dicuci otak hingga diperas habis saripatinya (uang, susu, peju, just as u said Leo) hingga kering kerontang.
8 hours ago · Like · 1

Raymond Agung Susilo: contohnya MLM
8 hours ago · Like · 1

Rudi Cool: panjang amat nih :) Leonardo ! semakinaa alama orang semakin pandai saja membuat kemasan spiritual agar tampak indah terlihat bungkusnya. Saat ini sdh seharusnya otak yg hrs di gunakan dari pada ajaran buku kuno :D
8 hours ago · Like · 1

Santo Paijo Al-Kafir: Bila anda merasa diberkati, kirimkanlah donasi anda ke rekening hamba awloh di Bank Central Awloh no.666. Puji Tuhan. Haleluya 77777777777777 kali.
8 hours ago · Like

Xavient Obbie Saint: Mas Leo,boleh tau batas tertentunya sampai mana? :)
7 hours ago · Like · 1

Leonardo Rimba II: Oh (sampe bosen)
7 hours ago · Like

Ki Mansu: pantesan motivator menembak sasaran pada corporate, agar para karyawannya termotivasi untuk menjadi budak
7 hours ago · Like · 3

Xavient Obbie Saint: Apalagi motivator MLM,sungguh menjijikkan sekaligus menggelikan.Jingkrak2 sana sini sambil treak2 kesetanan,disambut standing applaus para fans and kacung2nya,wkwkwk..bener2 mirip dagelan sotoy.
7 hours ago · Like · 3

Ajeng Rusty: kalo aq merasa lebih nyaman bergaul dgn hewan2 peliharaan drpd dgn para motivator2 itu.. ga sefrekwensi....... :))
7 hours ago · Like · 2

Nugraha Adi Pratama:
jadi marilah kita beralih program, dari program diri ke program untuk melepaskan diri dari segala macam program. di sisi lain secara subyektif setiap orang punya pemahaman kebutuhan dan growth process yg ngga bisa dipatok pasti. dari pengertian ini dan sebagai makhluk sosial pada mulanya manusia perlu motivator untuk memotivasi dirinya sendiri. karena perlu ada external images untuk stimulate internal response. mau komplain atau ngotot sebagaimana pun itu bagian dari dinamisme sebagai spesies. nature is also a program we are bathing in, alamiah, namun bagaimana dan utk apa kita menggunakannya itu hal selanjutnya. dari pengalaman, 'pelepasan program' juga bisa jadi kontra produktif dan saat hasil dari kontra produktifitas ini dialami dalam konteks lingkungan dan berbagai macam variabelnya, dari sini timbul rasa perlunya program itu. karena kita tidak bisa sustain kalau total tanpa program. sebagaimana Ustadz Leo mengemukakan pendapatnya di tulisan ini juga adalah pengunaan suatu program. bkn dlm arti mekanistik seperti robot, tapi fluid direct experience of reality. some of us need to consciously make up stories to move on with life otherwise remaining in a state of directionless rapture.
6 hours ago · Like · 1

Leonardo Rimba II: Oh (rapture)
6 hours ago · Like

Noni Rafael:
Wkwkwkk ngommongin mlm jadi keingetan pernah diajak sodara ke acara salah 1 asuransi terbesar di indo...
Acaranya yah, cuma gitu2 doank, mereka yg "katanya" adalah pemegang "level atas" cerita mereka udah jalan kemana aja, mereka dapet berapa tiap bulannya.

Terus ada sesi dimana mereka nyanyi2 lagu kebangsaan mereka dengan penuh semangat en perjuangan terus teriak yel2...

Yap, acara gitu kurang lebih mirip kaya acaranya para motivator, en aku ga tertarik...

Aku suka bertanya2 sendiri, kok orang bisa nikmatin acaranya motivator di tv?ato kok orang bisa nikmatin acara di asuransi or mlm? Tapi aku anggep itu semua sangat gak penting..annoying, cuma bikin muak..
Hmm...
2 hours ago · Like · 1

Leonardo Rimba: Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu. Terutama untuk orang yg tidak mau berpikir.
9 hours ago · Like · 2

Rizal Sastrapraja: lah emang gak merasa disalahin kok....wkwkwk
9 hours ago via mobile · Like

Vicky Cakra Laxmana: Tipu menipu = bohong membohongi diluar kesadaran mempermainkan / hati dan akal,dimana sikorban tak berdaya dibuatnya hingga terlelap manggut manggut....xixixi
8 hours ago via mobile · Like · 2

Rizal Sastrapraja: leo jadi masalah adalah kebanyakan masyarakat kita itu memang jarang pake otak , saya bukan motivator tapi sy tau betul manusia butuh pemicu agar termotivasi ya salah satu pemicu itu kan bisa dari motivator juga leo...
8 hours ago via mobile · Like · 2

Rizal Sastrapraja: nah leo , saat anda mengajak anggota di group ini utk menggunakan otak bukankah itu semacam motivasi juga artinya anda juga termasuk motivator loh....
8 hours ago via mobile · Like · 1

Leonardo Rimba: Oh (kaget)
8 hours ago · Like · 1

Leonardo Rimba: Bedanya dengan saya, saya tidak bermain slogan. Tidak menjerit DAHHHSSSSYYAAATTTT
8 hours ago · Like

Rizal Sastrapraja: leo , hayoo ngaku ! anda masuk juga kan dalam kategori moivator...?!
8 hours ago via mobile · Like

Leonardo Rimba: Paling jauh saya mendesis "bangsat".
8 hours ago · Like

Leonardo Rimba: Aliran motivasional sudah banyak makan korban karena orang dianggap robotz. Disuruh menjerit-jerit dahsyat sampai kontolnya bener-bener gak bisa ngacengz. Pedahal tadinya masih bisa ngaceng, walaupun sedikit.
8 hours ago · Like

Rizal Sastrapraja: huahahahahhaha...... oke leo anda tidak teriak dahsyat tapi anda teriak OH ..... iya kan termasuk teriak preett...
8 hours ago via mobile · Like

Vicky Cakra Laxmana: Ngemeng ngemeng masalah otak....dalam bernegosiasi manusia berbicara otomatis memakai otak karena siotak adalah tempat bersarangnya akal yg difungsikan memilah memilih dan menyelaikan sebuah permasalahan....jikalau tidak pakai otak berarti memakai tanduk....xixixixi
8 hours ago via mobile · Like

Leonardo Rimba: Saya tahu teknik motivasional yg dibawakan dalam seminar. Asalnya dari teknik-teknik cuci otak di gereja-gereja Kristen. Lalu digunakan oleh Dale Carnegie dalam training-trainingnya. Secara besar-besaran digunakan oleh AMWAY, yg lalu ditiru oleh MLM lainnya di seluruh dunia. - Kalau orang mau jadi robotz, tinggal memprogram dirinya saja. Tinggal ikuti the manualz.

Kalau mau tentu saja bisa, dan boleh. Tidak ada yg larang. - Aspek yg satu ini sama seperti agama. Merupakan pilihan. Kalau orangnya mau, maka bisa. Bisa dijalankan. - Bedanya dari agama, motivasional tidak memaksa. Kalau orang BT bisa keluar, tidak jadi kapir. Mana ada drop out training motivasi dibilang kapir?
8 hours ago · Like · 1

Rizal Sastrapraja: hahahahaha okelah leo anda bukan motivator gmna kalo motivatol..?? haha
8 hours ago via mobile · Like

Leonardo Rimba: Bahkan pelatihan ESQ, walaupun pakai istilah Allah, merupakan copas langsung dari teknik-teknik gereja Kristen yg memang canggih. In this case, Kristen dari aliran evangelical yg memang rajin menobatkan orang (istilahnya memenangkan jiwa-jiwa untuk Yesus).

Sampai taraf tertentu masih oke. Masih bisa membantu sebagian orang. Tetapi tentu saja ada batasnya. Ada satu saat dimana orang akan sadar dan dihadapkan kepada pilihan, tentang apakah mau melepaskan segala macam program dari luar itu?

So, kita bisa jadi robotz untuk beberapa saat. Sebagian orang (mungkin sebagian besar) menjadi robotz seumur hidup. Tetapi ada yg lebih dari itu. Life is more than that. Lebih dari sekedar membentuk diri menjadi robotz, baik robotz agama maupun robotz motivasional.
8 hours ago · Like · 2

Rizal Sastrapraja: hmmm... menurut saya ESQ itu tdk beda jauh dengan ceramah ke agamaan dan memanfaatkan hysteria massal semata.... sebenernya sama juga hsyterianya seperti hysteria orang-orang yg menemukan group ini...wkwkwk
8 hours ago via mobile · Like

Handhy Dwi Maxmoro: Waktu ikut MLM juga dijejali banyak buku motivasi. Setelah baca.... sebenarnya pengalaman atau kata2 manis motivator itu ada juga dan tentunya bisa kita alami sendiri dgn menemukan simpul2 pengalaman hidup yg "SUPERRRRRRRRRR". Cuma karena beban hidup atau kesibukan hidup kita membuat kita nggak ngeh dengan pengalaman hidup sendiri. Orang2 bilan "DASHYAT" "SUPER" atas kata2 manis motivator karena mereka bisa menyimpulkan pengalaman hidup kita yg kita tidak ngeh. Waktu kita dengar dan ternyata maching sama pengalaman kita maka kita bisa dengan meudah menangkapnya sebagai sesuatu yg indah dan sesuatu banget. So banyaklah meditasi dan refleksi maka anda bisa jadi motivator. at least untuk diri sendiri. Preeeet.
8 hours ago · Unlike · 3

Ki Mansu: untuk menjadi diri sendiri butuh proses, seminar2 motivasi salah satu proses yg harus dilalui
8 hours ago · Like · 1

Eric Siregar: Motivasi dalam MLM emang disusupi misi membuat kacamata kuda agar para member loyal, dulu dari thn 2005-2008 sy membantu acara2 begitu hingga sampai jd asistan motivator thn 2008 nya...seharusnya motivasi itu bkn mengikat justru memberi masukan yg baik agar seseorang mampu mengEMPOWER dr dalam, So selain negatif ada manfaat positifnya, salah satu pengembangan diri sy dibentuk drsana dan saat ini byk bekal yg bs dibawa trutama utk public speaking (training/workshop hypnosis) & terapi massal ^_^
8 hours ago · Like · 2

Tia Ningsih ‎: skdar share, aku punya temen didunia nyata, seorang motivator dan pelatih ESQ, sy pnh ikuti pelatihannya ..Terkesan religius dan bnr2 suci. Tp sy jg tau khdupan nyatanya, hemm ceweknya bnyk, anak2 SMA dan kuliahan.. hehehe.. *bgtulah adanya, sama aja, y udh, sy ambil yg bs sy manfaatkan bg sy aja*
7 hours ago via mobile · Like · 2

Eric Siregar: Mbak Tia Ningsih ya begitulah tantangan seorang public figure terkadang dibutuhkan penguasaan diri yg lebih baik, krn energy mereka bs menarik org utk mengaguminya tak jarang dipakai ke hal2 yg tdk sesuai, mrk memiliki daya hipnotis yg kuat ^_^
6 hours ago · Like

-Leny Dhamayantie-: Jadi ingat si edi badai motivator peeak, hihihi
6 hours ago · Unlike · 1

Budi Setyawan: Bisnis tanpa 'after sales service'
12 minutes ago · Like

Arjun Gomo: Realitanya sih, meski tipu tipu sugesti, lebih banyak manfaatnya dong keberadaan seorang motivator di suatu lingkungan dari pada tidak ada ! Terus gimana dong kesimpulan finalnya ?
about a minute ago via mobile · Like

Ni Nengah Hardiani: kalau masih suka ditipu dan dihipnotis, pakailah motivator.

Leonardo Rimba II: Motivasi datang dari dalam diri anda sendiri. Anda tidak perlu orang lain untuk memotivasi anda, untuk membawa-bawa Allah, untuk menawarkan Surga dan mengancam dengan Neraka. Anda manusia dewasa, punya otax, bisa berpikir. Bukan anak kecil lagi.
5 minutes ago · Unlike · 2

Lilik Wysa Hypnotis: ‎@mas Leo: kerennn... Ini nyata, realita yg terjadi. @ all: Motivasi hanya dibutuhkan ke orang2 bodoh yg tidak mau berfikir, semoga kita masuk kekategori orang yg mau berfikir, sehingga di dalam Joyo boyo di sebutkan "wong bodo dadi pangane wong pinter" (orang bodoh jadi makanan orang2 pinter).
a few seconds ago via mobile · Like
a few seconds ago · Like

Tidak ada komentar:

Posting Komentar