29 Nov 2011

Otaknya dipakai untuk memanipulasi, bukan untuk memperbaiki

Jengkel timbul karena ngotot. Jengkel adalah bentuk kemarahan yang merupakan manifestasi energi juga. Energi kemarahan ini bisa saja diledakkan/dikeluarkan secara membabi-buta. Bisa juga dikelola/digunakan untuk suatu tindakan yang konstruktif. Kegiatan terstruktur untuk memperbaiki keadaan buruk yang memicu rasa/emosi di awal. Kesadaran, kemampuan mengelola dan ketekunan diperlukan di sini –semacam sikap tahan banting juga.
Memendam, bisa bikin penyakit, disalurkan secara kreatif, belajar mengelolanya. Contohnya ini aku jengkel dan marah karena ada orang yg suka banget ngeles, mempertahankan penipuan dirinya. Maka aku akan membuat tulisan-tulisan yang runut. Mungkin agak pendek-pendek untuk 'mengupas' penipuan-penipuan/denial pada diri sendiri maupun orang lain. Energi ini aku gunakan untuk berpikir dan menulis. Membuat tulisan yang lebih baik lagi. Bukan meledak-ledak menjadi teriakan atau omelan.

Bila seseorang atau sesuatu tak bisa atau tak mau dirubah juga, maka tak perlu terikat padanya. Itu akan membuang waktu dan energi, karena keterikatan kita sendiri. Tetap berada di jalan yang lurus, tak perlu berputar-putar terus di situ.

Orang yang tidak jujur sulit dibantu, tidak bisa dibantu. Karena bantuan yang diberikan pasti salah karena ketidakjujurannya sendiri.
Contohnya, tak mau mengakui sedang terpuruk karena bodoh, maka tak mau belajar atau diajari sehingga terus terpuruk.
Tidak jujur sama dengan gemar menipu, tidak mengakui/mengatakan hal yang sebenarnya. Suka mencari-cari alasan. Yang dibahas tentang suatu hal, tapi berusaha menghindar dari topik yang tidak disukainya itu. Otaknya dipakai untuk memanipulasi, bukan untuk memperbaiki.
Jujur saja, kadang-kadang jujur itu memang sulit, tapi berdasarkan pengalamanku, kalau tidak jujur akan menjadi lebih sulit lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar