Stimulus atau rangsangan-rangsangan yang diterima oleh indra manusia, berupa:
- gelombang cahaya yang ditangkap oleh penglihatan;
- getaran suara yang ditangkap oleh pendengaran;
- getaran mekanik yang ditangkap oleh perabaan; dan
- zat kimia yang ditangkap oleh lidah.
Selanjutnya, saraf-saraf indra manusia mengubah semua itu menjadi aliran listrik. Dalam bahasa medis, proses penerusan rangsangan atau stimulus yang diterima oleh saraf-saraf indra, ke jaringan saraf berikutnya, disebut 'transmisi impuls'.
Transmisi impuls diselenggarakan oleh pembawa transmisi impuls, yang sesungguhnya merupakan molekul protein, dan disebut neuro-transmitter. Neuro-transmitter ini berada dalam synap yang dipancarkan dan diterima oleh membran reseptor.
Membran reseptor sendiri memiliki potensi ganda. Bagian dalam membran bermuatan ion negatif. Dan bagian luar membran bermuatan ion positif. Ini yang disebut polarisasi dalam reseptor. Neuro-transmitter menyebabkan terjadinya depolarisasi, berarti muatannya diubah dan dalam sekejap berubah lagi menjadi polarisasi.
Perubahan ini ditranmisikan atau diteruskan sepanjang serabut saraf ke sel saraf berikutnya, sehingga pada akhirnya sampai pada sel-sel saraf di otak. Kemudian proses yang sama terulangi lagi -- untuk menyampaikan respons otak kepada organ tubuh bersangkutan.
Tranmisi ini sesungguhnya terjadi dalam bentuk aliran listrik. Dalam hal ini, disebut bio-electric. Dengan terciptanya medan listrik, seluruh proses transmisi berlanjut dengan kecepatan yang sangat tinggi -- yaitu 50 meter per detik. Bila tinggi orang 2 meter, dari ujung kaki sampai ke otak dibutuhkan waktu 1/25 detik. Cepat sekali.
Singkatnya, sirkuit synap-synap saraf adalah sirkuit bio-electric. Dan, kita mengenal adanya 2 macam sirkuit -- yang asli dan artifisial.
Selera kucing terhadap ikan disebabkan oleh sirkuit bio-electric yang asli. Berarti, sejak lahir dalam dirinya sudah ada reseptor synap saraf yang membutuhkan rangsangan atau stimulus berupa ikan.
Instink-instink hewani dalam diri manusia juga merupakan sirkuit bio electric yang asli. Sejak lahir, dalam dirinya sudah ada reseptor synap saraf yang membutuhkan rangsangan atau stimulus berupa makan, seks, tidur, dan rasa nyaman. Inilah yang disebut lapisan-lapisan kesadaran hewani.
Disamping itu, dalam diri manusia ada juga kecenderungan-kecenderungan atau selera-selera tertentu yang bersifat khas. Kecenderungan-kecenderungan dan kebiasaan-kebiasaan khas tersebut menciptakan reseptor synap saraf yang bersifat khas pula.
Maka timbullah apa yang disebut 'keinginan'. Dan, jika keinginan-keinginan tersebut tidak terpenuhi, maka akan menjadi obsesi. Ini masih merupakan sirkuit bio-electric yang asli.
Sedangkan sirkuit bio-electric yang artifisial tercipta oleh synap saraf baru, yang terbentuk semasa hidup seseorang.
Ilmu medis mengakui adanya kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan khas yang sudah ada dalam diri manusia, ketika ia dilahirkan. Ini mungkin bisa dikaitkan dengan reinkarnasi.
Terbentuknya synap baru, disebabkan oleh 'perhatian' pada suatu rangsangan atau stimulus, dan 'pengulangan' atau dimunculkannya stimulus tersebut berulang-kali.
Kendati demikian, pengulangan suatu stimulus dalam jangka pendek tidak akan sempat membentuk synap baru. Seperti halnya, nomor telepon yang pernah kita ingat lalu terlupakan.
Kemudian, synap-synap baru yang sudah terbentuk pun masih bisa mengalami regresi dan lenyap, jika perangsangnya tidak dihadirkan terus-menerus.
Ketika kita mempelajari sesuatu yang baru, jalur tertentu tercipta dalam jaringan saraf otak kita. Di antara sel-sel saraf terdekat terdapat synap.
Dalam diri manusia, synap-synap baru merupakan hasil pengkondisian oleh orang tua, masyarakat, pendidikan, adat-istiadat, agama, dan lain sebagainya. Dengan begitu terbentuklah sirkuit synap-synap saraf yang lebih permanen, stabil, dan sulit dihilangkan.
Dalam bahasa meditasi, inilah yang yang disebut 'mind' -- synap-synap baru yang hampir permanen, sehingga manusia bertindak sesuai dengan pengkondisian yang dia peroleh. Ia diperbudak oleh pengkondisian tersebut dan tidak bebas lagi untuk mengekspresikan dirinya.
Tragisnya: sudah tidak bebas, dia juga tidak sadar bahwa dalam dirinya ada sesuatu yang perlu diekspresikan.
Latihan-latihan meditasi akan membebaskan manusia dari pengkondisian yang membelenggu jiwanya.
Kemudian, synap-synap baru yang masih labil, yang muncul-lenyap, muncul-lenyap adalah 'thoughts' atau satuan pikiran. Thoughts akan selalu segar. Tidak basi seperti mind. Dengan thoughts kita bisa hidup dalam kekinian.
Dengan pengkondisian yang kita peroleh dari luar tidak dapat dibayangkan lagi, berapa ribu macam sirkuit synap baru yang terbentuk dalam otak kita.
Dan, karena pengkondisian tersebut dilakukan oleh manusia-manusia robot -- yang dirinya sendiri terkondisi -- maka setiap sirkuit synap masih saja berkaitan dengan instink-instink hewani.
Lahirnya agama-agama besar sebenarnya merupakan respons terhadap pengkondisian yang sudah berjalan lama dan menjadi basi, tetapi dalam perjalanan sejarah, setiap agama menciptakan pengkondisian baru, sehingga setiap kali harus diperbaharui lagi.
Label
about me
(94)
spiritual indonesia
(92)
leonardo rimba
(64)
pengembangan diri
(44)
humor
(17)
cinta
(16)
english
(14)
science
(14)
psikologi
(13)
baju dan aksesoris
(12)
kesehatan
(12)
sosial
(9)
sufi
(8)
budaya
(6)
osho
(6)
ekonomi
(5)
koleksi gambar
(5)
pendidikan
(5)
sex
(5)
memberdaya diri
(4)
uneg-uneg
(3)
lingkungan
(2)
meditasi
(2)
wisata spiritual
(2)
facebook
(1)
pajak
(1)
pertanian
(1)
30 Nov 2011
Sinterklaas ataupun Santa Claus Bukan Budak
Leonardo Rimba II:
Sinteerklaas juga simbol Tuhan. Tidak sadis, melainkan reasonable. Anda dapat hadiah kalau rajin ibadah, gemar menabung dan jarang masturbasi.
by Leonardo Rimba II on Wednesday, November 30, 2011 at 10:49am
Untuk teman-teman yg belum tahu, tenaga anda akan lebih dihargai oleh orang bule (AS, Inggris, Australia, Jerman, dll). Otak anda akan dihargai, argumen anda akan didengar. Dan itu kebalikan dibandingkan anda menjual diri kepada orang Indon. Dengan orang Indon, anda akan dibayar relatif lebih kecil. Otak anda tidak dihargai, argumen anda dianggap tidak ada. Dengan orang bule, anda bisa bicara dengan nada biasa. Dengan orang Indon, anda harus bicara teriak-teriak. Itu juga seringkali tidak didengar.
Apakah salah apabila disimpulkan bahwa Indon memang sinonim dengan sikap busux? Tidak menghargai manusia. Makanya orang Indon gila hormat. Mencari penghormatan dengan simbol-simbol verbal dan fisik karena tidak dihargai oleh habitatnya sendiri.
Saya sendiri lebih comfortable dengan orang bule dibandingkan dengan orang di Jawa yg pakai basa-basi setinggi gunung Himalaya. Terlalu capek menghadapi adat orang Indon. Tidak kemana-mana, jalan di tempat.
Ada orang Indon yg sebenarnya sudah jadi orang internasional seperti saya. Ada yg otax-nya masih tertutup mengira bule itu barbar, dan Jawa pusat peradaban. Terbalix.. terbalix..
Lalu, salah kaprahnya juga menjadi-jadi, Belanda disalahkan telah membawa Indonesia jadi feodal. Pedahal Belanda sama sekali tidak feodal. Belanda itu masyarakat egaliter dari dulu sampai sekarang. Egaliter dan sederhana. Bersih dan tidak korup. Yg suka bermewah-mewah dan korupsi itu masyarakat Indon. Warisan dari leluhur kita yg dipuja-puji sebagai manusia berbudi pekerti tinggi.
Ketika dipegang Belanda, Indonesia berjaya menjadi pengekspor hasil bumi. Lalu perkebunan-perkebunan Belanda dinasionalisasi oleh Sukarno, menjadi perusahaan negara dengan nama PERHUTANI. Oleh Suharto, militer ditempatkan menjadi manajer-manajer di perusahaan perkebunan ex Belanda itu. Dan hancurlah semuanya. Yg menghancurkan potensi Indonesia yg dibangun oleh Belanda adalah orang kita sendiri. Belanda membangunnya, kita menghancurkannya.
Ini cuma pengamatan sehari-hari saja, dimana jelas sekali orang Indon suka menjatuhkan satu sama lain. Semuanya dijatuhkan demi keuntungan pribadi yg menjatuhkan itu. So, anda akan ditekan sejadi-jadinya untuk membuang ego, agar anda bisa disetir seperti kuda. Atau seperti angkot. Pokoknya segalanya yg bisa disetir. Anda akan dimanipulasi agar bisa disetir demi keuntungan pihak yg menyetir, biasanya ulama, keluarga, teman-teman. Itu ciri khas orang Indon, semuanya bermain jatuh-menjatuhkan. Semuanya ahli manipulasi. Makanya semuanya bertopeng. Topeng paling umum adalah rebutan mencari hormat. Gila hormat. Gila bentuk, tanpa essensi.
-
Tentu saja kita tidak selamanya begini terus. Saya masih percaya Indonesia punya masa depan cerah. Tetapi itu tidak bisa datang begitu saja dari langit. Malaikat Jibril sudah retired sekarang, dan kita sendiri yg harus berusaha. Mulai dari diri masing-masing.
Yg pasti, kita harus belajar untuk menendang orang Indon yg mau menjadi wasit tingkah-laku kita. Mau memanipulasi. Mau jualan Allah, tradisi, adat istiadat, dlsb. Dengan kata lain, mau memaksa. Indon artinya tukang memaksa. Semua mau dipaksakan. Agama mau dipaksakan, adat mau dipaksakan. Menikah dipaksakan. Punya anak dipaksakan. Segalanya pakai pemaksaan. Itu ciri khas Indon. Ciri yg jelas tidak beradab. Uncivilized.
Kalau ditanya, jawabannya cuma satu: "dari sononya". Dari sononya? Dari sononya memang sudah goblox dan tidak bisa berubah?
Tetapi kita tidak bisa merubah orang lain. Kita cuma bisa merubah diri sendiri saja. Makanya saya merubah diri saya sendiri. Saya tidak mau lagi mengakomodasi orang yg berlindung di bawah tempurung. Baik tempurung agama, tempurung budaya, apalagi tempurung kepala orang itu sendiri. Setiap orang harus berbicara untuk dirinya sendiri-sendiri.
Orang Indon yg berpendidikan tinggi banyak juga yg bermental budax, terutama yg bekerja di pemerintahan. Mereka budax, korupsi harus jalan terus dengan jalan memperbudax manusia lainnya, yaitu anda.
-
Segalanya proses memang iyalah. Inggris saja tidak sekaligus jadi seperti ini. 200 tahun lalu orang Inggris masih kampungan. AS malahan masih kampungan sampai pertengahan abad ke 20. - Kita di abad informasi mungkin akan berubah lebih cepat. Tidak perlu harus lewat jatuh bangun ratusan tahun seperti masyarakat Barat. Saya rasa, 100 tahun dari sekarang juga sudah beda jauh. Mungkin 100 tahun dari sekarang, Indonesia akan lebih liberal daripada Jepang sekarang. Tapi, sekali lagi, yg namanya proses is always ugly. Jelek dilihatnya. Kita maunya langsung jadi, tapi itu tidak bisa, kecuali untuk diri pribadi.
Kompetisi di masyarakat Barat sudah beda hakekatnya dengan di masyarakat terbelakang seperti Indonesia. Disana kompetisi prestasi, bukan pemaksaan agama dan adat seperti di Indonesia. Bukan merenung-renung, melainkan praktek. Praktek hidup, eksperimen, trial and error. Sudah beda jauh dengan hakekat kompetisi di masyarakat setengah tertutup seperti Indonesia. Disini masih banyak kompetisi untuk menyumbat mulut orang. Saling bersaing menyumbat mulut orang (otak orang). Trick yg dipakai macam-macam, biasanya pakai kata-kata bersayap. Ujung-ujungnya menghimbau agar orang merenung. Itu pembodohan massal juga.
Orang bule banyak juga yg dogol, tapi bukan budak. Orang Indon banyak yg pintar, tapi budak. Ini soal mental. Mental merdeka vs. mental budak. Indon artinya budak. Slave. Manusia tingkat rendah, yg merasa dirinya tingkat tinggi.
-
Spiritual artinya biasa-biasa saja, ordinary, common. Tidak ada yg "wah" tentang menjadi manusia spiritual. Semua manusia sudah spiritual sejak lahir. Artinya punya spirit, roh, kesadaran, sesuatu yg tidak bisa terlihat. Yg bisa terlihat is you punya kelakuan. Whether good or bad.
Kalau good, nanti dapat hadiah dari Sinterklaas. Kalau bad, you masuk karung and digebukkin oleh Zwarte Piet.
This is my cara berbagi, sharing. Sinterklaas is part of my childhood. Bentuknya memang begitu, tidak gendut. And ada juga Piet Ireng yg bawa-bawa karung. Bawa sapu lidi too. The sapu lidi di-import dari Netherlands Indie karena di Holland tidak ada pohon kelapa. Adanya kepala-kepala. Brains. Otax.
Sinterklaas datangnya tanggal 6 Desember. Bawa buku besar yg isinya catatan you punya kelakuan setahun penuh. Kalau you suka beramal ibadah, rajin menabung, en jarang masturbasi, maka you akan dapat hadiah. Kalau suka ngomong jorox, you akan dikejar-kejar oleh si Piet Item itu.
"Jij anak nakalz heeeeehhhh... ikke poekoel pake sapoe lidie jij punya tititz...", begitu kata si Piet.
Sinterklaas dari Holland, Santa Claus dari AS.
Yg asli itu Sinterklaas, menurut legenda dia itu seorang uskup yg berasal dari satu kota di Turki sekarang. Semasa hidupnya suka membantu banyak orang. Setelah meninggal dinobatkan sebagai orang suci, makanya disebut "sint". Dalam bahasa Inggris "saint". Dalam bahasa Indonesia "santo". Tanggal 6 Desember adalah perayaan Hari Santo Nicolas (Sinterklaas), di hari itu diadakan ritual mengenang orang suci ini, yg akhirnya berkembang menjadi perayaan rakyat. Menjadi tradisi. Tradisi ini dibawa ke Amerika Utara, dan disana di-modif menjadi Santa Claus.
Santa Claus is mostly materialistic. Sinterklaas tidak begitu. Ada ajaran moralnya juga, yaitu tentang menjadi anak baik dan bertanggung jawab. Itu cara orang Belanda melatih budi pekerti kepada anak-anaknya. Saya dibesarkan dalam budaya itu. Well, at least masih kecipratan sedikit.
AS tidak klaim Santa Claus. Semua orang tahu Santa Claus asalnya dari AS. Sekarang sudah mendunia, bahkan menyaingi Sinterklaas. Tapi orang yg mengerti tahu bahwa Sinterklaas datangnya tanggal 6 Desember. Kalau Santa Claus, tanggal 24 Desember malam.
Sinterklaas ataupun Santa Claus bukan budak, mereka volunteer (sukarelawan) atau dibayar.
Sinteerklaas juga simbol Tuhan. Tidak sadis, melainkan reasonable. Anda dapat hadiah kalau rajin ibadah, gemar menabung dan jarang masturbasi.
by Leonardo Rimba II on Wednesday, November 30, 2011 at 10:49am
Untuk teman-teman yg belum tahu, tenaga anda akan lebih dihargai oleh orang bule (AS, Inggris, Australia, Jerman, dll). Otak anda akan dihargai, argumen anda akan didengar. Dan itu kebalikan dibandingkan anda menjual diri kepada orang Indon. Dengan orang Indon, anda akan dibayar relatif lebih kecil. Otak anda tidak dihargai, argumen anda dianggap tidak ada. Dengan orang bule, anda bisa bicara dengan nada biasa. Dengan orang Indon, anda harus bicara teriak-teriak. Itu juga seringkali tidak didengar.
Apakah salah apabila disimpulkan bahwa Indon memang sinonim dengan sikap busux? Tidak menghargai manusia. Makanya orang Indon gila hormat. Mencari penghormatan dengan simbol-simbol verbal dan fisik karena tidak dihargai oleh habitatnya sendiri.
Saya sendiri lebih comfortable dengan orang bule dibandingkan dengan orang di Jawa yg pakai basa-basi setinggi gunung Himalaya. Terlalu capek menghadapi adat orang Indon. Tidak kemana-mana, jalan di tempat.
Ada orang Indon yg sebenarnya sudah jadi orang internasional seperti saya. Ada yg otax-nya masih tertutup mengira bule itu barbar, dan Jawa pusat peradaban. Terbalix.. terbalix..
Lalu, salah kaprahnya juga menjadi-jadi, Belanda disalahkan telah membawa Indonesia jadi feodal. Pedahal Belanda sama sekali tidak feodal. Belanda itu masyarakat egaliter dari dulu sampai sekarang. Egaliter dan sederhana. Bersih dan tidak korup. Yg suka bermewah-mewah dan korupsi itu masyarakat Indon. Warisan dari leluhur kita yg dipuja-puji sebagai manusia berbudi pekerti tinggi.
Ketika dipegang Belanda, Indonesia berjaya menjadi pengekspor hasil bumi. Lalu perkebunan-perkebunan Belanda dinasionalisasi oleh Sukarno, menjadi perusahaan negara dengan nama PERHUTANI. Oleh Suharto, militer ditempatkan menjadi manajer-manajer di perusahaan perkebunan ex Belanda itu. Dan hancurlah semuanya. Yg menghancurkan potensi Indonesia yg dibangun oleh Belanda adalah orang kita sendiri. Belanda membangunnya, kita menghancurkannya.
Ini cuma pengamatan sehari-hari saja, dimana jelas sekali orang Indon suka menjatuhkan satu sama lain. Semuanya dijatuhkan demi keuntungan pribadi yg menjatuhkan itu. So, anda akan ditekan sejadi-jadinya untuk membuang ego, agar anda bisa disetir seperti kuda. Atau seperti angkot. Pokoknya segalanya yg bisa disetir. Anda akan dimanipulasi agar bisa disetir demi keuntungan pihak yg menyetir, biasanya ulama, keluarga, teman-teman. Itu ciri khas orang Indon, semuanya bermain jatuh-menjatuhkan. Semuanya ahli manipulasi. Makanya semuanya bertopeng. Topeng paling umum adalah rebutan mencari hormat. Gila hormat. Gila bentuk, tanpa essensi.
-
Tentu saja kita tidak selamanya begini terus. Saya masih percaya Indonesia punya masa depan cerah. Tetapi itu tidak bisa datang begitu saja dari langit. Malaikat Jibril sudah retired sekarang, dan kita sendiri yg harus berusaha. Mulai dari diri masing-masing.
Yg pasti, kita harus belajar untuk menendang orang Indon yg mau menjadi wasit tingkah-laku kita. Mau memanipulasi. Mau jualan Allah, tradisi, adat istiadat, dlsb. Dengan kata lain, mau memaksa. Indon artinya tukang memaksa. Semua mau dipaksakan. Agama mau dipaksakan, adat mau dipaksakan. Menikah dipaksakan. Punya anak dipaksakan. Segalanya pakai pemaksaan. Itu ciri khas Indon. Ciri yg jelas tidak beradab. Uncivilized.
Kalau ditanya, jawabannya cuma satu: "dari sononya". Dari sononya? Dari sononya memang sudah goblox dan tidak bisa berubah?
Tetapi kita tidak bisa merubah orang lain. Kita cuma bisa merubah diri sendiri saja. Makanya saya merubah diri saya sendiri. Saya tidak mau lagi mengakomodasi orang yg berlindung di bawah tempurung. Baik tempurung agama, tempurung budaya, apalagi tempurung kepala orang itu sendiri. Setiap orang harus berbicara untuk dirinya sendiri-sendiri.
Orang Indon yg berpendidikan tinggi banyak juga yg bermental budax, terutama yg bekerja di pemerintahan. Mereka budax, korupsi harus jalan terus dengan jalan memperbudax manusia lainnya, yaitu anda.
-
Segalanya proses memang iyalah. Inggris saja tidak sekaligus jadi seperti ini. 200 tahun lalu orang Inggris masih kampungan. AS malahan masih kampungan sampai pertengahan abad ke 20. - Kita di abad informasi mungkin akan berubah lebih cepat. Tidak perlu harus lewat jatuh bangun ratusan tahun seperti masyarakat Barat. Saya rasa, 100 tahun dari sekarang juga sudah beda jauh. Mungkin 100 tahun dari sekarang, Indonesia akan lebih liberal daripada Jepang sekarang. Tapi, sekali lagi, yg namanya proses is always ugly. Jelek dilihatnya. Kita maunya langsung jadi, tapi itu tidak bisa, kecuali untuk diri pribadi.
Kompetisi di masyarakat Barat sudah beda hakekatnya dengan di masyarakat terbelakang seperti Indonesia. Disana kompetisi prestasi, bukan pemaksaan agama dan adat seperti di Indonesia. Bukan merenung-renung, melainkan praktek. Praktek hidup, eksperimen, trial and error. Sudah beda jauh dengan hakekat kompetisi di masyarakat setengah tertutup seperti Indonesia. Disini masih banyak kompetisi untuk menyumbat mulut orang. Saling bersaing menyumbat mulut orang (otak orang). Trick yg dipakai macam-macam, biasanya pakai kata-kata bersayap. Ujung-ujungnya menghimbau agar orang merenung. Itu pembodohan massal juga.
Orang bule banyak juga yg dogol, tapi bukan budak. Orang Indon banyak yg pintar, tapi budak. Ini soal mental. Mental merdeka vs. mental budak. Indon artinya budak. Slave. Manusia tingkat rendah, yg merasa dirinya tingkat tinggi.
-
Spiritual artinya biasa-biasa saja, ordinary, common. Tidak ada yg "wah" tentang menjadi manusia spiritual. Semua manusia sudah spiritual sejak lahir. Artinya punya spirit, roh, kesadaran, sesuatu yg tidak bisa terlihat. Yg bisa terlihat is you punya kelakuan. Whether good or bad.
Kalau good, nanti dapat hadiah dari Sinterklaas. Kalau bad, you masuk karung and digebukkin oleh Zwarte Piet.
This is my cara berbagi, sharing. Sinterklaas is part of my childhood. Bentuknya memang begitu, tidak gendut. And ada juga Piet Ireng yg bawa-bawa karung. Bawa sapu lidi too. The sapu lidi di-import dari Netherlands Indie karena di Holland tidak ada pohon kelapa. Adanya kepala-kepala. Brains. Otax.
Sinterklaas datangnya tanggal 6 Desember. Bawa buku besar yg isinya catatan you punya kelakuan setahun penuh. Kalau you suka beramal ibadah, rajin menabung, en jarang masturbasi, maka you akan dapat hadiah. Kalau suka ngomong jorox, you akan dikejar-kejar oleh si Piet Item itu.
"Jij anak nakalz heeeeehhhh... ikke poekoel pake sapoe lidie jij punya tititz...", begitu kata si Piet.
Sinterklaas dari Holland, Santa Claus dari AS.
Yg asli itu Sinterklaas, menurut legenda dia itu seorang uskup yg berasal dari satu kota di Turki sekarang. Semasa hidupnya suka membantu banyak orang. Setelah meninggal dinobatkan sebagai orang suci, makanya disebut "sint". Dalam bahasa Inggris "saint". Dalam bahasa Indonesia "santo". Tanggal 6 Desember adalah perayaan Hari Santo Nicolas (Sinterklaas), di hari itu diadakan ritual mengenang orang suci ini, yg akhirnya berkembang menjadi perayaan rakyat. Menjadi tradisi. Tradisi ini dibawa ke Amerika Utara, dan disana di-modif menjadi Santa Claus.
Santa Claus is mostly materialistic. Sinterklaas tidak begitu. Ada ajaran moralnya juga, yaitu tentang menjadi anak baik dan bertanggung jawab. Itu cara orang Belanda melatih budi pekerti kepada anak-anaknya. Saya dibesarkan dalam budaya itu. Well, at least masih kecipratan sedikit.
AS tidak klaim Santa Claus. Semua orang tahu Santa Claus asalnya dari AS. Sekarang sudah mendunia, bahkan menyaingi Sinterklaas. Tapi orang yg mengerti tahu bahwa Sinterklaas datangnya tanggal 6 Desember. Kalau Santa Claus, tanggal 24 Desember malam.
Sinterklaas ataupun Santa Claus bukan budak, mereka volunteer (sukarelawan) atau dibayar.

29 Nov 2011
pemerintahan penipu
Johannes Nugroho Onggo Sanusi:
Saya teringat dengan beberapa kalimat di otobiografi Margaret Thatcher, The Downing Street Years, di mana dia menggambarkan keheranan dia dengan negara-negara berkembang. Dia menulis, kalau sebuah negara berkembang jadi tuan rumah konferensi internasional, selalu semuanya serba wah, dari hotel, tempat pertemuan, makanan, dsb, PADAHAL rakyatnya banyak yang miskin. Bagi negara maju, kebanggan nasional itu bukan mampu mengadakan event internasional yang wah di sebuah venue yang wah, TAPI dikelilingi perkampungan kumuh seperti di Jkt. Kebanggaan nasional itu jika rakyatnya bisa hidup layak.
Unlike · · Unfollow Post · 6 minutes ago
You, Ichsant Sopian, Andi Susanto, Ajeng Rusty and 2 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Kebanggaan nasional itu jika rakyatnya bisa hidup layak. --> makanya negaranya maju.
4 minutes ago · Like
Ni Nengah Hardiani: mampu mengadakan event internasional yang wah di sebuah venue yang wah, TAPI dikelilingi perkampungan kumuh seperti di Jkt. --> pemerintahan penipu.
3 minutes ago · Like
Tia Ningsih: Ya mas Jo, pernah jg sy terlibat dlm sebuah event daerah dimana bnyk tamu perwakilan dari jerman dan mrk tdk menyentuh makanan yg disajikan krn tahu, yg dipake pesta itu ambil alokasi dana dari proyek..Memalukan
2 minutes ago · Unlike · 1
Ajeng Rusty:
aq jdi inget waktu meeting2 ma pejabat di bali pas Obama mau dtang.... rakyat kecil bener2 harus berkorban... dari mulai ga boleh masuk ke tempat kerja ( harus pake shuttle yg ada stiker dri paspampres, parkir diluar kawasan & jalan kaki panas.. kalo pejabat lewat kita harus berhenti plus macet berjam2... bis umum ga boleh ke nusa 2... naik taksi jadinya coz infonya mendadak & byar 5xlipat.. dagang ikan langgananku harus stop jualan dipinggir without kompensasi.. bnyak minus2 nya... cpd..... :(
about a minute ago · Unlike · 1
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Sikap lebay pejabat2 kita itu asalnya dari inferiority complex atau dalam bahasa Belandanya minderwaardigheid. Ya itulah asal kata minder spt yg kita gunakan sekarang. Para wakil dr negara maju bukannya "impressed" tapi tambah "disgusted."about a minute ago · Like · 1
Like · Unfollow Post · 2 minutes ago
Leonardo Rimba II: Disgusted artinya muak, jijik, jijay.
4 minutes ago · Unlike · 4
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Yang megherankan itu kenapa pejabat2 kita, yg rata2 relijius di luarnya, tidak menyadari ironi menyuruh wakil2 negara2 maju naik limousine mewah menuju tempat summit, tapi melewati perkampungan kumuh.
2 minutes ago · Unlike · 2
Ni Nengah Hardiani: ada cerita ttg mahatma gandhi, pemimpin india, dia ngga mau pake fasilitas mewah. selalu memakai kereta ekonomi kelas 3 kalau bepergian ke mana2. yg repot para pengawal dan pegawai pemerintahan india. katanya mesti memboking satu gerbong atau lebih kereta kelas ekonomi demi alasan keamanan, ekstrim juga.
about a minute ago · Like
Saya teringat dengan beberapa kalimat di otobiografi Margaret Thatcher, The Downing Street Years, di mana dia menggambarkan keheranan dia dengan negara-negara berkembang. Dia menulis, kalau sebuah negara berkembang jadi tuan rumah konferensi internasional, selalu semuanya serba wah, dari hotel, tempat pertemuan, makanan, dsb, PADAHAL rakyatnya banyak yang miskin. Bagi negara maju, kebanggan nasional itu bukan mampu mengadakan event internasional yang wah di sebuah venue yang wah, TAPI dikelilingi perkampungan kumuh seperti di Jkt. Kebanggaan nasional itu jika rakyatnya bisa hidup layak.
Unlike · · Unfollow Post · 6 minutes ago
You, Ichsant Sopian, Andi Susanto, Ajeng Rusty and 2 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Kebanggaan nasional itu jika rakyatnya bisa hidup layak. --> makanya negaranya maju.
4 minutes ago · Like
Ni Nengah Hardiani: mampu mengadakan event internasional yang wah di sebuah venue yang wah, TAPI dikelilingi perkampungan kumuh seperti di Jkt. --> pemerintahan penipu.
3 minutes ago · Like
Tia Ningsih: Ya mas Jo, pernah jg sy terlibat dlm sebuah event daerah dimana bnyk tamu perwakilan dari jerman dan mrk tdk menyentuh makanan yg disajikan krn tahu, yg dipake pesta itu ambil alokasi dana dari proyek..Memalukan
2 minutes ago · Unlike · 1
Ajeng Rusty:
aq jdi inget waktu meeting2 ma pejabat di bali pas Obama mau dtang.... rakyat kecil bener2 harus berkorban... dari mulai ga boleh masuk ke tempat kerja ( harus pake shuttle yg ada stiker dri paspampres, parkir diluar kawasan & jalan kaki panas.. kalo pejabat lewat kita harus berhenti plus macet berjam2... bis umum ga boleh ke nusa 2... naik taksi jadinya coz infonya mendadak & byar 5xlipat.. dagang ikan langgananku harus stop jualan dipinggir without kompensasi.. bnyak minus2 nya... cpd..... :(
about a minute ago · Unlike · 1
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Sikap lebay pejabat2 kita itu asalnya dari inferiority complex atau dalam bahasa Belandanya minderwaardigheid. Ya itulah asal kata minder spt yg kita gunakan sekarang. Para wakil dr negara maju bukannya "impressed" tapi tambah "disgusted."about a minute ago · Like · 1
Like · Unfollow Post · 2 minutes ago
Leonardo Rimba II: Disgusted artinya muak, jijik, jijay.
4 minutes ago · Unlike · 4
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Yang megherankan itu kenapa pejabat2 kita, yg rata2 relijius di luarnya, tidak menyadari ironi menyuruh wakil2 negara2 maju naik limousine mewah menuju tempat summit, tapi melewati perkampungan kumuh.
2 minutes ago · Unlike · 2
Ni Nengah Hardiani: ada cerita ttg mahatma gandhi, pemimpin india, dia ngga mau pake fasilitas mewah. selalu memakai kereta ekonomi kelas 3 kalau bepergian ke mana2. yg repot para pengawal dan pegawai pemerintahan india. katanya mesti memboking satu gerbong atau lebih kereta kelas ekonomi demi alasan keamanan, ekstrim juga.
about a minute ago · Like
Otaknya dipakai untuk memanipulasi, bukan untuk memperbaiki
Jengkel timbul karena ngotot. Jengkel adalah bentuk kemarahan yang merupakan manifestasi energi juga. Energi kemarahan ini bisa saja diledakkan/dikeluarkan secara membabi-buta. Bisa juga dikelola/digunakan untuk suatu tindakan yang konstruktif. Kegiatan terstruktur untuk memperbaiki keadaan buruk yang memicu rasa/emosi di awal. Kesadaran, kemampuan mengelola dan ketekunan diperlukan di sini –semacam sikap tahan banting juga.
Memendam, bisa bikin penyakit, disalurkan secara kreatif, belajar mengelolanya. Contohnya ini aku jengkel dan marah karena ada orang yg suka banget ngeles, mempertahankan penipuan dirinya. Maka aku akan membuat tulisan-tulisan yang runut. Mungkin agak pendek-pendek untuk 'mengupas' penipuan-penipuan/denial pada diri sendiri maupun orang lain. Energi ini aku gunakan untuk berpikir dan menulis. Membuat tulisan yang lebih baik lagi. Bukan meledak-ledak menjadi teriakan atau omelan.
Bila seseorang atau sesuatu tak bisa atau tak mau dirubah juga, maka tak perlu terikat padanya. Itu akan membuang waktu dan energi, karena keterikatan kita sendiri. Tetap berada di jalan yang lurus, tak perlu berputar-putar terus di situ.
Orang yang tidak jujur sulit dibantu, tidak bisa dibantu. Karena bantuan yang diberikan pasti salah karena ketidakjujurannya sendiri.
Contohnya, tak mau mengakui sedang terpuruk karena bodoh, maka tak mau belajar atau diajari sehingga terus terpuruk.
Tidak jujur sama dengan gemar menipu, tidak mengakui/mengatakan hal yang sebenarnya. Suka mencari-cari alasan. Yang dibahas tentang suatu hal, tapi berusaha menghindar dari topik yang tidak disukainya itu. Otaknya dipakai untuk memanipulasi, bukan untuk memperbaiki.
Jujur saja, kadang-kadang jujur itu memang sulit, tapi berdasarkan pengalamanku, kalau tidak jujur akan menjadi lebih sulit lagi.
Memendam, bisa bikin penyakit, disalurkan secara kreatif, belajar mengelolanya. Contohnya ini aku jengkel dan marah karena ada orang yg suka banget ngeles, mempertahankan penipuan dirinya. Maka aku akan membuat tulisan-tulisan yang runut. Mungkin agak pendek-pendek untuk 'mengupas' penipuan-penipuan/denial pada diri sendiri maupun orang lain. Energi ini aku gunakan untuk berpikir dan menulis. Membuat tulisan yang lebih baik lagi. Bukan meledak-ledak menjadi teriakan atau omelan.
Bila seseorang atau sesuatu tak bisa atau tak mau dirubah juga, maka tak perlu terikat padanya. Itu akan membuang waktu dan energi, karena keterikatan kita sendiri. Tetap berada di jalan yang lurus, tak perlu berputar-putar terus di situ.
Orang yang tidak jujur sulit dibantu, tidak bisa dibantu. Karena bantuan yang diberikan pasti salah karena ketidakjujurannya sendiri.
Contohnya, tak mau mengakui sedang terpuruk karena bodoh, maka tak mau belajar atau diajari sehingga terus terpuruk.
Tidak jujur sama dengan gemar menipu, tidak mengakui/mengatakan hal yang sebenarnya. Suka mencari-cari alasan. Yang dibahas tentang suatu hal, tapi berusaha menghindar dari topik yang tidak disukainya itu. Otaknya dipakai untuk memanipulasi, bukan untuk memperbaiki.
Jujur saja, kadang-kadang jujur itu memang sulit, tapi berdasarkan pengalamanku, kalau tidak jujur akan menjadi lebih sulit lagi.
28 Nov 2011
jalan menuju sukses
Suatu ketika, seorang pemuda berpetualang ke sebuah tempat untuk mendaki gunung dan menuju ke puncak. Pria ini kemudian berjalan menyusuri jalan setapak menuju lembah gunung untuk memulai pendakian.
Di tengah perjalanan, ia melihat banyak sekali sampah berserakan di sepanjang jalan. Sampah-sampah itu mungkin berasal dari pengunjung yang membuangnya. Sampah tersebut membuat sepanjang jalan menjadi kotor dan tidak nyaman dipandang mata.
Begitu pula dengan pemuda tersebut. Ia sungguh tidak tahan melihat sampah yang berserakan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Karena itulah ia memungut sampah itu dan menaruhnya ke dalam kantong plastik. Lalu ia memasukkannya ke dalam tas ransel yang dibawanya. Semakin jauh ia berjalan, semakin banyak pula sampah yang dipungutnya. Tas ranselnya semakin lama semakin berat. Sampai-sampai ia terpaksa menenteng sampah tersebut di tangannya karena tas ranselnya sudah tidak muat lagi.
Tas ranselnya yang semakin berat membuat perjalanannya terhambat. Jalannya semakin melambat, bahkan terlihat kelelahan. Apalagi jalannya semakin menanjak ke atas, ia terlihat makin kesulitan dan terengah-engah.
Kemudian ia bertemu dengan seorang pendaki yang baru saja turun. Pendaki itu merasa aneh dan bertanya pada pemuda itu, "Boleh tahu apa yang sedang kamu bawa? Mengapa bawaanmu banyak sekali?"
Pemuda itu menjawab sambil mengatur napas, "Oh, ini sampah yang kupungut di jalan. Orang-orang sungguh tidak bertanggungjawab membuangnya sembarangan. Aku tidak tahan melihatnya, jadi kuambil saja dan akan kubuang setelah turun nanti."
Pendaki itu tersenyum geli mendengar penjelasan pemuda tersebut. Ia berkata, "Aku kagum dengan tindakanmu. Tapi tahukah kamu sampah yang kamu bawa itu telah memberatkan perjalananmu ke atas sana?"
Pemuda itu sedikit tersadar. Pendaki itu melanjutkan, "Semakin berat bawaanmu, semakin sulit kamu mencapai puncak. Itu semua menguras tenaga dan staminamu. Itu terlihat dari napasmu yang terengah-engah. Lagipula untuk apa membawa sampah-sampah seperti itu ke atas puncak. Bukankah lebih baik Anda baru memungutnya setelah turun nanti? Bawalah barang seperlunya saja. Semakin ringan diri Anda, semakin mudah mencapai puncak!"
Dalam perjuangan kita mencapai kesuksesan, seringkali muncul suara-suara yang tidak mengenakkan. Suara-suara itu muncul dalam bentuk ejekan, hinaan, cemoohan, kritikan negatif dan sebagainya. Sebagian orang menerima suara-suara negatif itu dan memasukkannya ke dalam hati. Mereka terus teringat dengan suara-suara negatif sepanjang hari tanpa pernah bisa melupakannya. Sebagian lainnya tidak peduli, cuek dan terus melangkah jauh. Mereka tidak memasukkannya dalam hati, bahkan mereka tidak mempermasalahkannya sedetik pun.
Jika kita terus membawa suara-suara negatif tersebut, langkah kita menuju kesuksesan akan terasa berat. Suara-suara negatif itu bagaikan racun yang bisa melumpuhkan kita sampai tidak bisa berjalan lagi (menyerah). Ini sama seperti pemuda dalam cerita di atas yang membawa sampah tidak berguna yang hanya memberatkan pendakiannya ke puncak gunung.
Jika Anda ingin melangkah dengan ringan menuju kesuksesan, Anda harus bisa menutup telinga Anda dari suara-suara seperti itu dan terus melangkah maju. Suara-suara seperti itu adalah 'sampah' yang hanya mengganggu perjalanan Anda. Anda harus bisa membuang sampah seperti itu, yang hanya akan merepotkan Anda nantinya.
Sampah-sampah negatif seperti itu akan selalu berserakan di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita tidak akan bisa menghindarinya. Suara-suara yang positif dan negatif akan silih berganti muncul dalam hidup kita. Tapi keputusan untuk memilih ada di tangan kita. kita bisa memilih untuk membuang suara (sampah) negatif atau memilih untuk membawanya bersama kita.
Maka, bawalah yang berguna dan masukkan ke dalam 'tas ransel' Anda suara-suara yang positif. Sebelumnya, keluarkan semua suara-suara negatif dan buanglah. Dengan begitu, langkah Anda akan lebih ringan dalam mencapai puncak kesuksesan.
Share By : Hotata Indonesia & Inmaxpro Corp
Di tengah perjalanan, ia melihat banyak sekali sampah berserakan di sepanjang jalan. Sampah-sampah itu mungkin berasal dari pengunjung yang membuangnya. Sampah tersebut membuat sepanjang jalan menjadi kotor dan tidak nyaman dipandang mata.
Begitu pula dengan pemuda tersebut. Ia sungguh tidak tahan melihat sampah yang berserakan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Karena itulah ia memungut sampah itu dan menaruhnya ke dalam kantong plastik. Lalu ia memasukkannya ke dalam tas ransel yang dibawanya. Semakin jauh ia berjalan, semakin banyak pula sampah yang dipungutnya. Tas ranselnya semakin lama semakin berat. Sampai-sampai ia terpaksa menenteng sampah tersebut di tangannya karena tas ranselnya sudah tidak muat lagi.
Tas ranselnya yang semakin berat membuat perjalanannya terhambat. Jalannya semakin melambat, bahkan terlihat kelelahan. Apalagi jalannya semakin menanjak ke atas, ia terlihat makin kesulitan dan terengah-engah.
Kemudian ia bertemu dengan seorang pendaki yang baru saja turun. Pendaki itu merasa aneh dan bertanya pada pemuda itu, "Boleh tahu apa yang sedang kamu bawa? Mengapa bawaanmu banyak sekali?"
Pemuda itu menjawab sambil mengatur napas, "Oh, ini sampah yang kupungut di jalan. Orang-orang sungguh tidak bertanggungjawab membuangnya sembarangan. Aku tidak tahan melihatnya, jadi kuambil saja dan akan kubuang setelah turun nanti."
Pendaki itu tersenyum geli mendengar penjelasan pemuda tersebut. Ia berkata, "Aku kagum dengan tindakanmu. Tapi tahukah kamu sampah yang kamu bawa itu telah memberatkan perjalananmu ke atas sana?"
Pemuda itu sedikit tersadar. Pendaki itu melanjutkan, "Semakin berat bawaanmu, semakin sulit kamu mencapai puncak. Itu semua menguras tenaga dan staminamu. Itu terlihat dari napasmu yang terengah-engah. Lagipula untuk apa membawa sampah-sampah seperti itu ke atas puncak. Bukankah lebih baik Anda baru memungutnya setelah turun nanti? Bawalah barang seperlunya saja. Semakin ringan diri Anda, semakin mudah mencapai puncak!"
Dalam perjuangan kita mencapai kesuksesan, seringkali muncul suara-suara yang tidak mengenakkan. Suara-suara itu muncul dalam bentuk ejekan, hinaan, cemoohan, kritikan negatif dan sebagainya. Sebagian orang menerima suara-suara negatif itu dan memasukkannya ke dalam hati. Mereka terus teringat dengan suara-suara negatif sepanjang hari tanpa pernah bisa melupakannya. Sebagian lainnya tidak peduli, cuek dan terus melangkah jauh. Mereka tidak memasukkannya dalam hati, bahkan mereka tidak mempermasalahkannya sedetik pun.
Jika kita terus membawa suara-suara negatif tersebut, langkah kita menuju kesuksesan akan terasa berat. Suara-suara negatif itu bagaikan racun yang bisa melumpuhkan kita sampai tidak bisa berjalan lagi (menyerah). Ini sama seperti pemuda dalam cerita di atas yang membawa sampah tidak berguna yang hanya memberatkan pendakiannya ke puncak gunung.
Jika Anda ingin melangkah dengan ringan menuju kesuksesan, Anda harus bisa menutup telinga Anda dari suara-suara seperti itu dan terus melangkah maju. Suara-suara seperti itu adalah 'sampah' yang hanya mengganggu perjalanan Anda. Anda harus bisa membuang sampah seperti itu, yang hanya akan merepotkan Anda nantinya.
Sampah-sampah negatif seperti itu akan selalu berserakan di sepanjang perjalanan hidup ini. Kita tidak akan bisa menghindarinya. Suara-suara yang positif dan negatif akan silih berganti muncul dalam hidup kita. Tapi keputusan untuk memilih ada di tangan kita. kita bisa memilih untuk membuang suara (sampah) negatif atau memilih untuk membawanya bersama kita.
Maka, bawalah yang berguna dan masukkan ke dalam 'tas ransel' Anda suara-suara yang positif. Sebelumnya, keluarkan semua suara-suara negatif dan buanglah. Dengan begitu, langkah Anda akan lebih ringan dalam mencapai puncak kesuksesan.
Share By : Hotata Indonesia & Inmaxpro Corp
instink hewani
Jika dilihat dari sudut pandang biologis, gerak hidup binatang adalah untuk memenuhi 4 keinginan atau kebutuhan dasarnya. Ini yang disebut instink hewani:
1. Kebutuhan makan, untuk mengatasi lapar.
2. Kebutuhan seks, untuk mengatasi gejolak nafsu.
3. Kebutuhan tidur, untuk mengatasi ngantuk.
4. Kebutuhan akan rasa nyaman, sehingga untuk mengatasi rasa takut atau khawatir, binatang bisa berbuat kekerasan, bahkan membunuh.
Bila dikaitkan dengan cakra, kebutuhan makan berkaitan dengan cakra pertama, lapisan kesadaran pertama. Kemudian, kebutuhan seks berkaitan dengan cakra kedua, lapisan kesadaran kedua. Dan, kebutuhan tidur dan rasa nyaman berkaitan dengan cakra ketiga, lapisan kesadaran ketiga. Dalam teks-teks kuno di Timur, tiga lapisan kesadaran awal ini memang dikaitkan dengan instink hewani. Dalam bahasa para bijak jaman dahulu, binatang pun memiliki tiga cakra awal tersebut. Baru cakra keempat, lapisan kesadaran cinta, yang merupakan inti kemanusiaan dalam diri manusia.
Cakra kelima sampai ketujuh dikaitkan dengan keilahian. Jadi tiga lapisan pertama bersifat hewani. Lapisan keempat bersifat manusiawi. Dan lapisan kelima sampai ketujuh bersifat Ilahi.
Bila manusia dalam hidupnya berbuat segala macam hal, 'hanya' untuk memenuhi keinginan-keinginan dasar atau kebutuhan instinknya, ia masih sama seperti binatang. Ironisnya, mayoritas umat manusia sudah 'terkondisi' sedemikian rupa, sehingga mereka hidup hanya untuk memenuhi instink hewaninya.
Dan sejak sekian lama, conditioning semacam ini diteruskan, ditularkan dan disebarluaskan. Sengaja atau tidak sengaja, kita ini sudah menjadi korban –korban 'budaya robotisasi'. Kalau dianalisa secara jujur, kebanyakan dari kita sesungguhnya sudah menjadi 'robot'. Tujuan hidup kita hanya satu –terpenuhinya kebutuhan instink.
Ya, kita berbudaya, berpendidikan bahkan beragama pun untuk memenuhi instink-instink hewani tersebut. Berapa orang yang akan masih beragama dan menyembah Tuhan, jika tidak ada iming-iming sorga dan intimidasi neraka?
Demikianlah ideologi materialistik yang kita anut selama ini.
1. Kebutuhan makan, untuk mengatasi lapar.
2. Kebutuhan seks, untuk mengatasi gejolak nafsu.
3. Kebutuhan tidur, untuk mengatasi ngantuk.
4. Kebutuhan akan rasa nyaman, sehingga untuk mengatasi rasa takut atau khawatir, binatang bisa berbuat kekerasan, bahkan membunuh.
Bila dikaitkan dengan cakra, kebutuhan makan berkaitan dengan cakra pertama, lapisan kesadaran pertama. Kemudian, kebutuhan seks berkaitan dengan cakra kedua, lapisan kesadaran kedua. Dan, kebutuhan tidur dan rasa nyaman berkaitan dengan cakra ketiga, lapisan kesadaran ketiga. Dalam teks-teks kuno di Timur, tiga lapisan kesadaran awal ini memang dikaitkan dengan instink hewani. Dalam bahasa para bijak jaman dahulu, binatang pun memiliki tiga cakra awal tersebut. Baru cakra keempat, lapisan kesadaran cinta, yang merupakan inti kemanusiaan dalam diri manusia.
Cakra kelima sampai ketujuh dikaitkan dengan keilahian. Jadi tiga lapisan pertama bersifat hewani. Lapisan keempat bersifat manusiawi. Dan lapisan kelima sampai ketujuh bersifat Ilahi.
Bila manusia dalam hidupnya berbuat segala macam hal, 'hanya' untuk memenuhi keinginan-keinginan dasar atau kebutuhan instinknya, ia masih sama seperti binatang. Ironisnya, mayoritas umat manusia sudah 'terkondisi' sedemikian rupa, sehingga mereka hidup hanya untuk memenuhi instink hewaninya.
Dan sejak sekian lama, conditioning semacam ini diteruskan, ditularkan dan disebarluaskan. Sengaja atau tidak sengaja, kita ini sudah menjadi korban –korban 'budaya robotisasi'. Kalau dianalisa secara jujur, kebanyakan dari kita sesungguhnya sudah menjadi 'robot'. Tujuan hidup kita hanya satu –terpenuhinya kebutuhan instink.
Ya, kita berbudaya, berpendidikan bahkan beragama pun untuk memenuhi instink-instink hewani tersebut. Berapa orang yang akan masih beragama dan menyembah Tuhan, jika tidak ada iming-iming sorga dan intimidasi neraka?
Demikianlah ideologi materialistik yang kita anut selama ini.
Jauh Panggang dari Api
Leonardo Rimba II:
Ini buat dibaca aja, bukan buat direnungkan. Saya bukan aliran perenungan.
Jauh Panggang dari Api
by Leonardo Rimba on Sunday, November 27, 2011 at 9:17pm
Pertanyaan "Siapakah aku?" termasuk salah satu pakem yg digunakan untuk membentuk budax. Caranya:
1) Tentukan sasaran anda, yaitu siapa yg mau anda jadikan budax.
2) Ucapkanlah the pertanyaan.
3) Tunggulah jawabannya dengan wajah dibuat searif mungkin.
Dijamin you akan punya budax dan, at least, akan dipanggil sebagai guru.
Cara membentuk manusia Jawa yg berbudaya "tinggi" (dalam tanda kutip):
1) Tekan sejadi-jadinya agar tidak memiliki kepribadian, dengan alasan ego manusia jelek.
2) Harus pakai hati, semuanya pakai hati, karena otax tempat ego.
3) Suruhlah diam, suwung, karena Tuhan suka orang yg suwung.
So, setiap aliran mempunyai trick untuk merekrut budax:
Cara Islam adalah dengan bertanya: "Siapa pencipta semua ini?"
Cara Kristen dengan bertanya: "Akan kemana kamu setelah mati?"
Cara Jawa dengan bertanya: "Siapakah jati diri?"
-
Malam 1 Suro, apa yg bisa saya berikan? Mungkin cuma ini, doa saya agar Jawa terbebaskan dari pembodohan massal yg sudah berlangsung ratusan tahun. Sejak sebelum orang bulez datang ke kepulauan ini. Masyarakat Jawa memang didisain untuk melestarikan perbudakan. Belief systemnya seperti itu. -Semoga semakin tahun semakin putus segala macam keterikatan astral dengan masa lalu, semoga sikap gila hormat di masyarakat Jawa semakin pupus, semoga spirit America the Beautiful hidup dan berkembang disini.
So, wong Jawa kari separoh sebenarnya bagus. Itu sudah kemajuan. Sekarang tinggal pertanyaan, separuhnya lagi kapan habis. Kalau semuanya sudah habis, artinya sudah bebas. Sudah tercerahkan. Sudah jadi manusia modern, bukan budax.
Terus terang saya lebih nyambung dengan spiritualitas Barat, lebih khusus lagi dengan tradisi Yudeo-Kristen yg, walaupun penuh konflik, telah berjalan dengan pasti membebaskan miliaran manusia di atas muka bumi sejak 2,000 tahun lalu. Saya tidak anti budaya Jawa atau etnik-etnik Indonesia, saya cuma allergi dengan roh perbudakan yg ada di budaya-budaya Indonesia. Jijay.
Makanya saya bilang, panggil saya Leo aja. Saya sama saja seperti anda, seorang manusia yg jatuh bangun berusaha belajar menjadi diri sendiri.
Tradisi Yudeo-Kristen membebaskan manusia dari perbudakan oleh manusia lainnya; dimulai oleh Musa yg legendaris itu, membebaskan orang Yahudi dari perbudakan di Mesir. Rasionalisme Barat juga merupakan turunan dari tradisi Yudeo-Kristen, semua isme-isme itu turunan dari tradisi Yudeo-Kristen; memang jalannya penuh konflik, tetapi memang harus begitu; bahkan Liberalisme dan Komunisme merupakan turunan dari tradisi Yudeo-Kristen, prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia juga
Tradisi Yudeo-Kristen berjalan lewat proses: ada thesis, antithesis, dan sinthesis. Semuanya berputar terus menuju keseimbangan lebih baru, lebih adil, lebih mendekati kebenaran. And that's the beauty of it. Tidak ada yg mandeg dan jalan di tempat.
Saya bilanng isme-isme merupakan tradisi turunan Yudeo-Kristen karena mereka lahir, berkembang, dan menjadi monzter pemangsa segalanya di dalam budaya itu sendiri. Semacam enzyme yg merusak tatanan tetapi sebenarnya merupakan antibodi yg dikeluarkan oleh budayanya sendiri supaya bisa makin oke. Dan itu dibuktikan dengan lahirnya Liberalisme dan Demokrasi. Lahir dari dalam dirinya sendiri. Merupakan bagian dari tradisi Yudeo-Kristen.
Liberalisme dan Free-Thinking (Pemikiran Bebas) adalah essensi dari tradisi Yudeo-Kristen. Bisa pakai nama apa saja. Bisa masuk tradisi mana saja dan merubahnya dari dalam. Sudah masuk juga ke budaya-budaya asli Indonesia. Kalau anda sudah bisa berpikir kritis, maka anda sudah terpengaruh budaya Yudeo-Kristen. Anda sudah jadi orang Yudeo-Kristen seperti saya. Anda sudah jadi Israel, sudah jadi manusia bebas. Bukan budax.
Untuk anda yg belum tahu, saya tidak terlalu kagum dengan spiritualitas Timur, bahkan yg berasal dari India dan Cina. Aslinya, spiritualitas Timur berkehendak merekrut budax. Anda harus jadi budax untuk moksha, masuk Nirvana. Harus menghilangkan diri anda sendiri. Harus jadi non-entitas.
Teknik saya adalah mengkonfrontir sesuatu dengan lawannya. Konfrontir saja, dan bandingkan. Elemen perbudakan di budaya Jawa cuma terlihat apabila anda konfrontir dengan budaya Barat, contohnya. Tanpa dikonfrontir, orang Jawa akan merasa diri paling spiritual satu dunia. Spiritual Jawa itu dalam tanda kutip. Selalu dalam tanda kutip karena elemen penipuan dirinya besar sekali.
Kita sudah hidup di dunia Yudeo-Kristen. Walaupun mengaku Islam dan agama-agama lainnya, semuanya sekarang sudah pakai metode Yudeo-Kristen. Kalau otaknya sudah dipakai untuk berpikir mencari solusi, artinya sudah terkena virus Yudeo-Kristen. Kalau asli Jawa, misalnya, solusinya adalah penipuan diri sendiri yg makin lama makin tebal. Leluhur saja yg dipuji-puji, pedahal leluhur Jawa bukanlah orang tercerahkan. Semuanya memperbudax.
Khusus tentang Islam, ini agama yg isinya copas dari Yudeo-Kristen. Copas yg dibakukan 1,000 tahun lalu. Makanya begitu terbelakang. Islam itu Yudeo-Kristen juga, tetapi Yudeo-Kristen masa lalu. Makanya saya tidak sebut secara tersendiri. Setelah Islam yg merupakan turunan Yudeo-Kristen, muncul juga turunan-turunan lainnya: macam-macam isme, termasuk Deisme, Agnostisme dan Atheisme. Atheisme itu juga turunan dari tradisi Yudeo-Kristen.
Patokannya, kalau anda sudah bisa berpikir rasional dengan menggunakan you punya otax, maka anda sudah terkena virus Yudeo-Kristen.
Silahkan baca kembali pemaparan saya di atas. Jangan takut untuk diulang-ulang. Walaupun sekarang anda schock, nanti akan mengerti juga bahwa kita sekarang hidup di budaya Yudeo-Kristen. Semua isme-isme yg lahir 2,000 tahun ini di dunia Barat dan menyebar ke seluruh penjuru dunia berasal dari tradisi Yudeo-Kristen. Nietsczhe dengan konsepnya "Allah telah mati" juga berasal dari tradisi Yudeo-Kristen. Nietsczhe bahkan sangat amat kental roh Yudeo-Kristennya, dalam arti sangat amat membebaskan. Ketika anda membebaskan manusia dari perbudakan, artinya anda telah menggunakan prinsip-prinsip Yudeo-Kristen.
Dan itu memang lawan dari spiritualitas Timur yg pada umumnya gemar memperbudak orang.
-
Yg menyatukan kepulauan Indonesia adalah energi dari lagu kebangsaan Belanda "Wilhelmus", dan bukan sumpah kerak-keruk dari Majapahit. Bukan demi penyebaran agama, melainkan dagang only. Dagang rempah-rempah: lada, cengkeh, dlsb. Dagang daging juga atawa yg sekarang dikenal sebagai kawin campur untuk memperbaiki keturunanz.
Saya berkesimpulan Belanda datang ke kepulauan Indonesia untuk membawa pembebasan. Pembebasan dari perbudakan. Belanda tidak memperbudak orang, melainkan membebaskan. Makanya ada istilah "mardijkers" yg di-melayu-kan sebagai "merdeka". Orang mardijkers artinya orang pribumi yg dimerdekakan, tidak di bawah kuasa penguasa pribumi. Kalau masih di bawah penguasa pribumi, artinya belum mardijkers. Belum merdeka.
Saya rasa kita sudah bisa PD meluruskan sejarah, tanpa perlu malu-malu kucingz. Jakarta, contohnya, ini kota yg didirikan oleh Jan Pieterzoon Coen, gubernur jendral VOC. Nama aslinya Batavia, nama yg sangat penuh dengan energi gaib dari Eropa karena Batavia adalah nama nenek-moyang orang Belanda. Batavia itu energinya besar sekali. Dari Batavia, Belanda bisa menyatukan satu kepulauan dari Sabang sampai Merauke.
Merupakan kesalahan besar apabila negara ini menarik Majapahit sebagai nenek-moyang. Majapahit itu penjajah bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Hubungannya antara tuan dan budak. Negara kolonial Hindia Belanda tidak begitu. Tidak ada perbudakan antara orang Belanda dan pribumi. Yg ada, perbudakan oleh pribumi terhadap pribumi, dan itu masih berlangsung sampai sekarang.
Waktu Belanda datang ke kepulauan Indonesia, perbudakan masih legal di seluruh dunia. Penguasa pribumi masih bisa menarik pajak dari rakyat dalam bentuk kerja rodi. Sistem Tanam Paksa yg diterapkan Belanda menggunakan sistem rodi, yaitu pembayaran pajak oleh rakyat terhadap penguasa. Jadi, bukan Belanda yg langsung memeras rakyat, tetapi rakyat diperas oleh pemimpinnya sendiri. Sistem itu lalu dihapuskan. Dihapuskan oleh Belanda sendiri, dan bukan oleh penguasa pribumi. Ketika Belanda hengkang, sudah tidak ada lagi perbudakan di Indonesia, kecuali oleh pemimpin pribumi terhadap rakyatnya, dan oleh ulama pribumi terhadap umatnya.
Orang-orang mardijkers masih ada. Mardijkers yg kemudian disebut sebagai "merdeka" oleh orang kita adalah pribumi yg menjadi Kristen. Karena menjadi Kristen, otomatis tidak lagi di bawah pemimpin pribumi. Mereka menjadi orang mardijkers. Jadi orang merdeka. Secara umum, inilah yg sekarang anda kenal sebagai orang Maluku Selatan dan orang Manado. Kurang lebih seperti itu. Orang-orang yg memang sudah merdeka sejak jaman kolonial.
Orang-orang di Jawa dan pulau-pulau lainnya tidak seperti the mardijkers, yaitu orang Ambon dan orang Manado. Mereka umumnya budax. Mentalnya budax. Tidak mengerti mental orang merdeka seperti apa. Yg mengerti mental mardijkers, mental merdeka, cuma orang Ambon dan orang Manado. Karena sudah mardijkers sejak jaman kolonial. Seperti itu situasinya. Jangan terbulak-balik dan mengada-ada seperti kebiasaan orang Indon.
-
Saya tidak percaya spiritualitas Jawa termasuk kelas tinggi. Kelas medium juga tidak. Itu kelas bawah. Tentu saja saya tidak merendahkan. Ini cuma klasifikasi saja. Ada spiritualitas kelas atas, yaitu yg menggunakan otak dan bisa menghasilkan terobosan-terobosan. Ada spiritualitas medium yg bisa menyesuaikan diri dengan jaman. Ada spiritualitas kelas bawah yg, walaupun diberikan kesempatan, tidak maju-maju juga. Terlalu banyak penipuan diri. Karena ada spiritualitas kelas rendah, makanya kita bisa membuat klasifikasi kelas medium dan kelas tinggi. Spiritualitas Jawa terlalu banyak ngeyelnya. Saya juga suka ngeyel-ngeyel, tetapi saya bergerak maju. Gaya ngeyel saya tidak jalan di tempat.
Jadi, ada spiritualitas kelas atas, yaitu yg menggunakan otak dan bisa menghasilkan terobosan-terobosan. Ada spiritualitas medium yg bisa menyesuaikan diri dengan jaman. Ada spiritualitas kelas bawah yg, walaupun diberikan kesempatan, tidak maju-maju juga.
Pada pihak lain, spiritualitas Jawa pada umumnya tidak berani atau tidak mau bersikap kritis dan analitis. Semuanya serba disamarkan. Dan itulah salah satu ciri dari spiritualitas kelas rendah. Tidak mau atau mungkin lebih tepat tidak bisa berpikir. Semuanya dibayangkan pakai hati. Pantas tidak pernah maju.
Jangan harap saya bisa termakan oleh anda yg membawa spiritualitas Jawa dengan kata-kata kuncinya seperti: jati diri, ego, dll. Saya tahu, jenis-jenis spiritualitas. Ada yg kelas atas, kelas medium dan kelas bawah. Yg di Jawa termasuk kelas bawah dengan ciri lainnya yaitu selalu ingin meninggikan diri. Ada juga patokan-patokan tertentu di spiritualitas Jawa, yaitu tidak boleh memperlihatkan emosi, harus pasang wajah arif bijaksana, dlsb. Itu semuanya topeng. So, spiritualitas Jawa is also spiritualitas topeng.
Tentu saja spiritualitas Jawa yg saya maksud adalah yg berkaitan dengan etnik. Kalau pakai etnik-etnikan, maka sudah jelas itu kelas rendah. Tidak universal dan selalu pakai acara meninggikan diri sendiri, sebagai kompensasi dari rasa rendah diri menghadapi orang-orang yg berasal dari latar belakang berbeda.
Mungkin yg asli menganut spiritualitas Jawa akan mencak-mencak dan mencoba mengaburkan topik sejadi-jadinya. Itu juga ciri khas spiritualitas Jawa dari dahulu sampai sekarang. Selalu berusaha mengaburkan topik. Makanya tidak bisa maju. Tidak bisa kritis dan analitis. Tidak bisa menawarkan solusi. Bisanya berputar-putar jalan di tempat.
Terakhir, untuk mereka yg masih berusaha membuktikan bahwa orang Jawa keturunan Atlantis, baiklah saya kemukakan sekali lagi disini bahwa saya tidak percaya. Atlantis itu isinya manusia genius. Pintar sekali. Tidak mungkin orang Jawa keturunan Atlantis. Jauh panggang dari api.

Ni Nengah Hardiani: Bagus banget leo notesnya.
10 hours ago · Like · 1
Dewa Mayun: keseringan pakai hati jadi gagap dlm berpikir, bertindak, dan berbicara,...jadi makan hatilah!!!
10 hours ago · Like · 2
Leonardo Rimba II: Oh (habis makan nasi minum susu)
10 hours ago · Unlike · 2
Leonardo Rimba II: Oh (tinggal pilih mau nenen atas or nenen bawah)
10 hours ago · Unlike · 2
Dewa Mayun: terlalu banyak aturan dan konsep, harus gini harus gitu,jadi lupa tujuan yg sesungguhnya.....otak jadi buntu, berfikir pun diatur...
10 hours ago · Like · 2
Sati Mahisa Ireng: hehehe...pada kenyataannya orang bodoh tdk mungkin mencapai spiritual jawa tertinggi..memang ajaran yang beredar selalu disamarkan dan punya tujuan tertentu..tapi tidak apalah jika yang dibicarakan itu orang jawa pada umumnya..karena kenyataannya dari dulu terjadi pembodohan terhadap orang jawa hingga hampir tidak banyak bibit unggul yang muncul...
10 hours ago · Like · 2
Frans Hananto: note ini saya baca malam gini jadi terasa nyaman ya...membumi dan berakar serta menuju kenyataan..realitas berpikir manusia dewasa!
salute Leo!
9 hours ago · Unlike · 3
Dewa Mayun: pada kenyataannya orang cerdas di Indonesia banyak direkrut pihak asing, disini katanya nggak dihargai, apa mungkin karena org2 sini takut disaingi...
9 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: brada Leonardo: tulisan mu bagus dan sangat berguna :) pemahaman yg berani dan benar. thanks you brada
9 hours ago · Unlike · 2
Aurelius Abell: As always, Sir Leo's note is awesome, may i call you Mr.Millenium? =D
8 hours ago · Unlike · 2
Ita Apulina Silangit: leo mbanget..saya bacanya sambil ketawa2..amiin
5 hours ago · Unlike · 2
Marga Mombes: Yes Leo hahahaa...
4 hours ago · Unlike · 2
Fajar Prihattanto: Belanda ternyata bukan penjajah....malah pemerdeka?terdengar rancu namun masuk akal....
38 minutes ago · Unlike · 2
Shunt Wirasubrata: _/♥\_
11 hours ago · Like · 3
Budi Widarma: ayam bakarnya ...gak bakalan mateng nih....
11 hours ago · Like · 3
Shunt Wirasubrata: fiuhhhh...jatuh cinta ♥
11 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Tulisan ini mewakili uneg-unegku selama ini, thanks leo.
11 hours ago via mobile · Like · 4
Leonardo Rimba II: Manusia spiritual adalah manusia yg jujur, bukan yg menipu diri sendiri dan orang lain.
10 hours ago · Unlike · 3
Lisia Christina Djohary: dahsyattt.. setubuhhhh.... eeeh,, setujuh banget sama Leo! Spiritualitas asia timur cuma bikin mental budak!!! :D
Kutembak Telurmu: Selamat ato gak yang penting pantang jadi budakssss
2 hours ago via mobile · Like · 1
Ini buat dibaca aja, bukan buat direnungkan. Saya bukan aliran perenungan.
Jauh Panggang dari Api
by Leonardo Rimba on Sunday, November 27, 2011 at 9:17pm
Pertanyaan "Siapakah aku?" termasuk salah satu pakem yg digunakan untuk membentuk budax. Caranya:
1) Tentukan sasaran anda, yaitu siapa yg mau anda jadikan budax.
2) Ucapkanlah the pertanyaan.
3) Tunggulah jawabannya dengan wajah dibuat searif mungkin.
Dijamin you akan punya budax dan, at least, akan dipanggil sebagai guru.
Cara membentuk manusia Jawa yg berbudaya "tinggi" (dalam tanda kutip):
1) Tekan sejadi-jadinya agar tidak memiliki kepribadian, dengan alasan ego manusia jelek.
2) Harus pakai hati, semuanya pakai hati, karena otax tempat ego.
3) Suruhlah diam, suwung, karena Tuhan suka orang yg suwung.
So, setiap aliran mempunyai trick untuk merekrut budax:
Cara Islam adalah dengan bertanya: "Siapa pencipta semua ini?"
Cara Kristen dengan bertanya: "Akan kemana kamu setelah mati?"
Cara Jawa dengan bertanya: "Siapakah jati diri?"
-
Malam 1 Suro, apa yg bisa saya berikan? Mungkin cuma ini, doa saya agar Jawa terbebaskan dari pembodohan massal yg sudah berlangsung ratusan tahun. Sejak sebelum orang bulez datang ke kepulauan ini. Masyarakat Jawa memang didisain untuk melestarikan perbudakan. Belief systemnya seperti itu. -Semoga semakin tahun semakin putus segala macam keterikatan astral dengan masa lalu, semoga sikap gila hormat di masyarakat Jawa semakin pupus, semoga spirit America the Beautiful hidup dan berkembang disini.
So, wong Jawa kari separoh sebenarnya bagus. Itu sudah kemajuan. Sekarang tinggal pertanyaan, separuhnya lagi kapan habis. Kalau semuanya sudah habis, artinya sudah bebas. Sudah tercerahkan. Sudah jadi manusia modern, bukan budax.
Terus terang saya lebih nyambung dengan spiritualitas Barat, lebih khusus lagi dengan tradisi Yudeo-Kristen yg, walaupun penuh konflik, telah berjalan dengan pasti membebaskan miliaran manusia di atas muka bumi sejak 2,000 tahun lalu. Saya tidak anti budaya Jawa atau etnik-etnik Indonesia, saya cuma allergi dengan roh perbudakan yg ada di budaya-budaya Indonesia. Jijay.
Makanya saya bilang, panggil saya Leo aja. Saya sama saja seperti anda, seorang manusia yg jatuh bangun berusaha belajar menjadi diri sendiri.
Tradisi Yudeo-Kristen membebaskan manusia dari perbudakan oleh manusia lainnya; dimulai oleh Musa yg legendaris itu, membebaskan orang Yahudi dari perbudakan di Mesir. Rasionalisme Barat juga merupakan turunan dari tradisi Yudeo-Kristen, semua isme-isme itu turunan dari tradisi Yudeo-Kristen; memang jalannya penuh konflik, tetapi memang harus begitu; bahkan Liberalisme dan Komunisme merupakan turunan dari tradisi Yudeo-Kristen, prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia juga
Tradisi Yudeo-Kristen berjalan lewat proses: ada thesis, antithesis, dan sinthesis. Semuanya berputar terus menuju keseimbangan lebih baru, lebih adil, lebih mendekati kebenaran. And that's the beauty of it. Tidak ada yg mandeg dan jalan di tempat.
Saya bilanng isme-isme merupakan tradisi turunan Yudeo-Kristen karena mereka lahir, berkembang, dan menjadi monzter pemangsa segalanya di dalam budaya itu sendiri. Semacam enzyme yg merusak tatanan tetapi sebenarnya merupakan antibodi yg dikeluarkan oleh budayanya sendiri supaya bisa makin oke. Dan itu dibuktikan dengan lahirnya Liberalisme dan Demokrasi. Lahir dari dalam dirinya sendiri. Merupakan bagian dari tradisi Yudeo-Kristen.
Liberalisme dan Free-Thinking (Pemikiran Bebas) adalah essensi dari tradisi Yudeo-Kristen. Bisa pakai nama apa saja. Bisa masuk tradisi mana saja dan merubahnya dari dalam. Sudah masuk juga ke budaya-budaya asli Indonesia. Kalau anda sudah bisa berpikir kritis, maka anda sudah terpengaruh budaya Yudeo-Kristen. Anda sudah jadi orang Yudeo-Kristen seperti saya. Anda sudah jadi Israel, sudah jadi manusia bebas. Bukan budax.
Untuk anda yg belum tahu, saya tidak terlalu kagum dengan spiritualitas Timur, bahkan yg berasal dari India dan Cina. Aslinya, spiritualitas Timur berkehendak merekrut budax. Anda harus jadi budax untuk moksha, masuk Nirvana. Harus menghilangkan diri anda sendiri. Harus jadi non-entitas.
Teknik saya adalah mengkonfrontir sesuatu dengan lawannya. Konfrontir saja, dan bandingkan. Elemen perbudakan di budaya Jawa cuma terlihat apabila anda konfrontir dengan budaya Barat, contohnya. Tanpa dikonfrontir, orang Jawa akan merasa diri paling spiritual satu dunia. Spiritual Jawa itu dalam tanda kutip. Selalu dalam tanda kutip karena elemen penipuan dirinya besar sekali.
Kita sudah hidup di dunia Yudeo-Kristen. Walaupun mengaku Islam dan agama-agama lainnya, semuanya sekarang sudah pakai metode Yudeo-Kristen. Kalau otaknya sudah dipakai untuk berpikir mencari solusi, artinya sudah terkena virus Yudeo-Kristen. Kalau asli Jawa, misalnya, solusinya adalah penipuan diri sendiri yg makin lama makin tebal. Leluhur saja yg dipuji-puji, pedahal leluhur Jawa bukanlah orang tercerahkan. Semuanya memperbudax.
Khusus tentang Islam, ini agama yg isinya copas dari Yudeo-Kristen. Copas yg dibakukan 1,000 tahun lalu. Makanya begitu terbelakang. Islam itu Yudeo-Kristen juga, tetapi Yudeo-Kristen masa lalu. Makanya saya tidak sebut secara tersendiri. Setelah Islam yg merupakan turunan Yudeo-Kristen, muncul juga turunan-turunan lainnya: macam-macam isme, termasuk Deisme, Agnostisme dan Atheisme. Atheisme itu juga turunan dari tradisi Yudeo-Kristen.
Patokannya, kalau anda sudah bisa berpikir rasional dengan menggunakan you punya otax, maka anda sudah terkena virus Yudeo-Kristen.
Silahkan baca kembali pemaparan saya di atas. Jangan takut untuk diulang-ulang. Walaupun sekarang anda schock, nanti akan mengerti juga bahwa kita sekarang hidup di budaya Yudeo-Kristen. Semua isme-isme yg lahir 2,000 tahun ini di dunia Barat dan menyebar ke seluruh penjuru dunia berasal dari tradisi Yudeo-Kristen. Nietsczhe dengan konsepnya "Allah telah mati" juga berasal dari tradisi Yudeo-Kristen. Nietsczhe bahkan sangat amat kental roh Yudeo-Kristennya, dalam arti sangat amat membebaskan. Ketika anda membebaskan manusia dari perbudakan, artinya anda telah menggunakan prinsip-prinsip Yudeo-Kristen.
Dan itu memang lawan dari spiritualitas Timur yg pada umumnya gemar memperbudak orang.
-
Yg menyatukan kepulauan Indonesia adalah energi dari lagu kebangsaan Belanda "Wilhelmus", dan bukan sumpah kerak-keruk dari Majapahit. Bukan demi penyebaran agama, melainkan dagang only. Dagang rempah-rempah: lada, cengkeh, dlsb. Dagang daging juga atawa yg sekarang dikenal sebagai kawin campur untuk memperbaiki keturunanz.
Saya berkesimpulan Belanda datang ke kepulauan Indonesia untuk membawa pembebasan. Pembebasan dari perbudakan. Belanda tidak memperbudak orang, melainkan membebaskan. Makanya ada istilah "mardijkers" yg di-melayu-kan sebagai "merdeka". Orang mardijkers artinya orang pribumi yg dimerdekakan, tidak di bawah kuasa penguasa pribumi. Kalau masih di bawah penguasa pribumi, artinya belum mardijkers. Belum merdeka.
Saya rasa kita sudah bisa PD meluruskan sejarah, tanpa perlu malu-malu kucingz. Jakarta, contohnya, ini kota yg didirikan oleh Jan Pieterzoon Coen, gubernur jendral VOC. Nama aslinya Batavia, nama yg sangat penuh dengan energi gaib dari Eropa karena Batavia adalah nama nenek-moyang orang Belanda. Batavia itu energinya besar sekali. Dari Batavia, Belanda bisa menyatukan satu kepulauan dari Sabang sampai Merauke.
Merupakan kesalahan besar apabila negara ini menarik Majapahit sebagai nenek-moyang. Majapahit itu penjajah bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Hubungannya antara tuan dan budak. Negara kolonial Hindia Belanda tidak begitu. Tidak ada perbudakan antara orang Belanda dan pribumi. Yg ada, perbudakan oleh pribumi terhadap pribumi, dan itu masih berlangsung sampai sekarang.
Waktu Belanda datang ke kepulauan Indonesia, perbudakan masih legal di seluruh dunia. Penguasa pribumi masih bisa menarik pajak dari rakyat dalam bentuk kerja rodi. Sistem Tanam Paksa yg diterapkan Belanda menggunakan sistem rodi, yaitu pembayaran pajak oleh rakyat terhadap penguasa. Jadi, bukan Belanda yg langsung memeras rakyat, tetapi rakyat diperas oleh pemimpinnya sendiri. Sistem itu lalu dihapuskan. Dihapuskan oleh Belanda sendiri, dan bukan oleh penguasa pribumi. Ketika Belanda hengkang, sudah tidak ada lagi perbudakan di Indonesia, kecuali oleh pemimpin pribumi terhadap rakyatnya, dan oleh ulama pribumi terhadap umatnya.
Orang-orang mardijkers masih ada. Mardijkers yg kemudian disebut sebagai "merdeka" oleh orang kita adalah pribumi yg menjadi Kristen. Karena menjadi Kristen, otomatis tidak lagi di bawah pemimpin pribumi. Mereka menjadi orang mardijkers. Jadi orang merdeka. Secara umum, inilah yg sekarang anda kenal sebagai orang Maluku Selatan dan orang Manado. Kurang lebih seperti itu. Orang-orang yg memang sudah merdeka sejak jaman kolonial.
Orang-orang di Jawa dan pulau-pulau lainnya tidak seperti the mardijkers, yaitu orang Ambon dan orang Manado. Mereka umumnya budax. Mentalnya budax. Tidak mengerti mental orang merdeka seperti apa. Yg mengerti mental mardijkers, mental merdeka, cuma orang Ambon dan orang Manado. Karena sudah mardijkers sejak jaman kolonial. Seperti itu situasinya. Jangan terbulak-balik dan mengada-ada seperti kebiasaan orang Indon.
-
Saya tidak percaya spiritualitas Jawa termasuk kelas tinggi. Kelas medium juga tidak. Itu kelas bawah. Tentu saja saya tidak merendahkan. Ini cuma klasifikasi saja. Ada spiritualitas kelas atas, yaitu yg menggunakan otak dan bisa menghasilkan terobosan-terobosan. Ada spiritualitas medium yg bisa menyesuaikan diri dengan jaman. Ada spiritualitas kelas bawah yg, walaupun diberikan kesempatan, tidak maju-maju juga. Terlalu banyak penipuan diri. Karena ada spiritualitas kelas rendah, makanya kita bisa membuat klasifikasi kelas medium dan kelas tinggi. Spiritualitas Jawa terlalu banyak ngeyelnya. Saya juga suka ngeyel-ngeyel, tetapi saya bergerak maju. Gaya ngeyel saya tidak jalan di tempat.
Jadi, ada spiritualitas kelas atas, yaitu yg menggunakan otak dan bisa menghasilkan terobosan-terobosan. Ada spiritualitas medium yg bisa menyesuaikan diri dengan jaman. Ada spiritualitas kelas bawah yg, walaupun diberikan kesempatan, tidak maju-maju juga.
Pada pihak lain, spiritualitas Jawa pada umumnya tidak berani atau tidak mau bersikap kritis dan analitis. Semuanya serba disamarkan. Dan itulah salah satu ciri dari spiritualitas kelas rendah. Tidak mau atau mungkin lebih tepat tidak bisa berpikir. Semuanya dibayangkan pakai hati. Pantas tidak pernah maju.
Jangan harap saya bisa termakan oleh anda yg membawa spiritualitas Jawa dengan kata-kata kuncinya seperti: jati diri, ego, dll. Saya tahu, jenis-jenis spiritualitas. Ada yg kelas atas, kelas medium dan kelas bawah. Yg di Jawa termasuk kelas bawah dengan ciri lainnya yaitu selalu ingin meninggikan diri. Ada juga patokan-patokan tertentu di spiritualitas Jawa, yaitu tidak boleh memperlihatkan emosi, harus pasang wajah arif bijaksana, dlsb. Itu semuanya topeng. So, spiritualitas Jawa is also spiritualitas topeng.
Tentu saja spiritualitas Jawa yg saya maksud adalah yg berkaitan dengan etnik. Kalau pakai etnik-etnikan, maka sudah jelas itu kelas rendah. Tidak universal dan selalu pakai acara meninggikan diri sendiri, sebagai kompensasi dari rasa rendah diri menghadapi orang-orang yg berasal dari latar belakang berbeda.
Mungkin yg asli menganut spiritualitas Jawa akan mencak-mencak dan mencoba mengaburkan topik sejadi-jadinya. Itu juga ciri khas spiritualitas Jawa dari dahulu sampai sekarang. Selalu berusaha mengaburkan topik. Makanya tidak bisa maju. Tidak bisa kritis dan analitis. Tidak bisa menawarkan solusi. Bisanya berputar-putar jalan di tempat.
Terakhir, untuk mereka yg masih berusaha membuktikan bahwa orang Jawa keturunan Atlantis, baiklah saya kemukakan sekali lagi disini bahwa saya tidak percaya. Atlantis itu isinya manusia genius. Pintar sekali. Tidak mungkin orang Jawa keturunan Atlantis. Jauh panggang dari api.

Ni Nengah Hardiani: Bagus banget leo notesnya.
10 hours ago · Like · 1
Dewa Mayun: keseringan pakai hati jadi gagap dlm berpikir, bertindak, dan berbicara,...jadi makan hatilah!!!
10 hours ago · Like · 2
Leonardo Rimba II: Oh (habis makan nasi minum susu)
10 hours ago · Unlike · 2
Leonardo Rimba II: Oh (tinggal pilih mau nenen atas or nenen bawah)
10 hours ago · Unlike · 2
Dewa Mayun: terlalu banyak aturan dan konsep, harus gini harus gitu,jadi lupa tujuan yg sesungguhnya.....otak jadi buntu, berfikir pun diatur...
10 hours ago · Like · 2
Sati Mahisa Ireng: hehehe...pada kenyataannya orang bodoh tdk mungkin mencapai spiritual jawa tertinggi..memang ajaran yang beredar selalu disamarkan dan punya tujuan tertentu..tapi tidak apalah jika yang dibicarakan itu orang jawa pada umumnya..karena kenyataannya dari dulu terjadi pembodohan terhadap orang jawa hingga hampir tidak banyak bibit unggul yang muncul...
10 hours ago · Like · 2
Frans Hananto: note ini saya baca malam gini jadi terasa nyaman ya...membumi dan berakar serta menuju kenyataan..realitas berpikir manusia dewasa!
salute Leo!
9 hours ago · Unlike · 3
Dewa Mayun: pada kenyataannya orang cerdas di Indonesia banyak direkrut pihak asing, disini katanya nggak dihargai, apa mungkin karena org2 sini takut disaingi...
9 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: brada Leonardo: tulisan mu bagus dan sangat berguna :) pemahaman yg berani dan benar. thanks you brada
9 hours ago · Unlike · 2
Aurelius Abell: As always, Sir Leo's note is awesome, may i call you Mr.Millenium? =D
8 hours ago · Unlike · 2
Ita Apulina Silangit: leo mbanget..saya bacanya sambil ketawa2..amiin
5 hours ago · Unlike · 2
Marga Mombes: Yes Leo hahahaa...
4 hours ago · Unlike · 2
Fajar Prihattanto: Belanda ternyata bukan penjajah....malah pemerdeka?terdengar rancu namun masuk akal....
38 minutes ago · Unlike · 2
Shunt Wirasubrata: _/♥\_
11 hours ago · Like · 3
Budi Widarma: ayam bakarnya ...gak bakalan mateng nih....
11 hours ago · Like · 3
Shunt Wirasubrata: fiuhhhh...jatuh cinta ♥
11 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Tulisan ini mewakili uneg-unegku selama ini, thanks leo.
11 hours ago via mobile · Like · 4
Leonardo Rimba II: Manusia spiritual adalah manusia yg jujur, bukan yg menipu diri sendiri dan orang lain.
10 hours ago · Unlike · 3
Lisia Christina Djohary: dahsyattt.. setubuhhhh.... eeeh,, setujuh banget sama Leo! Spiritualitas asia timur cuma bikin mental budak!!! :D
Kutembak Telurmu: Selamat ato gak yang penting pantang jadi budakssss
2 hours ago via mobile · Like · 1
27 Nov 2011
jawa
Leonardo Rimba:
Malam 1 Suro, apa yg bisa saya berikan? Mungkin cuma ini, doa saya agar Jawa terbebaskan dari pembodohan massal yg sudah berlangsung ratusan tahun. Sejak sebelum orang bulez datang ke kepulauan ini. Masyarakat Jawa memang didisain untuk melestarikan perbudakan. Belief systemnya seperti itu. - Semoga semakin tahun semakin putus segala macam keterikatan astral dengan masa lalu, semoga sikap gila hormat di masyarakat Jawa semakin pupus, semoga spirit America the Beautiful hidup dan berkembang disini.
http://www.youtube.com/watch?v=AlYpjTSqMHs&feature=related
Bon Jovi - America The Beautiful (Live In Tokyo, 11/09/2002)
www.youtube.com
Bon Jovi - America The Beautiful (Live In Tokyo, 11/09/2002) ZEPP TOKYO
Unlike · · Unfollow Post · Share · 23 hours ago
You, De Kafirun King, Arjun Gomo, Bambang Parikesit and 37 others like this.
Leonardo Rimba: Kalau tidak berbakat memperbudak orang, artinya anda sudah tercerahkan. Kalau masih suka membanggakan kejawaan, anda termasuk budax. Merasa diri berspiritual tinggi, tetapi sampah.
23 hours ago · Like · 8
Leonardo Rimba: Jawa artinya penipuan diri sendiri. Semakin mahir anda menipu diri sendiri, anda semakin Jawa.
23 hours ago · Like · 4
Leonardo Rimba: So, wong Jawa kari separoh sebenarnya bagus. Itu sudah kemajuan. Sekarang tinggal pertanyaan, separuhnya lagi kapan habis. Kalau semuanya sudah habis, artinya sudah bebas. Sudah tercerahkan. Sudah jadi manusia modern, bukan budax.
22 hours ago · Like · 4
Mas Iman Brahmantia: waduh jawa mana mas ,timur,tengah ,barat.................
22 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (semuanya, ini umum saja)
22 hours ago · Like · 2
Leonardo Rimba: Oh (itu Bon Jovi, manusia bebas, bukan budax)
22 hours ago · Like · 1
Mas Iman Brahmantia: LIFE FREE OR DIE....................
22 hours ago · Like
Leonardo Rimba: Stop Press ... http://regional.kompas.com/read/2011/11/26/17021438/Jembatan.Kutai.Kartanegara.Runtuh ... Kalau di AS, ada emergency seperti ini pemerintah akan langsung turun tangan, masuk rapat non stop di Situation Room. Di White House dan di negara bagian. Tetapi karena ini di Indonesia, maka tenang-tenang saja. Masih pesta-pesta dulu. Maklum budaya Jawa, budaya bedzatz.
Jembatan Kutai Kartanegara Runtuh
regional.kompas.com
Jembatan terpanjang di Kalimantan, Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan Tenggarong dengan Tenggarong seberang, ambrol.
22 hours ago · Like · 10 ·
Cipta Dewangga: Awalnya harus ada revolusi pemikiran dari setiap individunya...!:)
22 hours ago via mobile · Like · 1
Portgas D Satria Pacifista: Tradisi org jawa, ditampar pi2 kiri kasih pi2 kanan, manut2 wae,
18 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Semua yg dikatakan leo benar. Dia tidak tega lihat manusia diinjak2 dan ditipu. Terpaksa bicara juga, dgn resiko dimaki2 oleh para budak yg tak sadar sedang jadi korban penipuan.
14 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Alam tidak bisa ditipu, dia jujur dan adil, tidak seperti pengadilan manusia yg bisa dimanipulasi.
14 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku tinggal di bali, punya tetangga jawa, tentu dia selalu berwajah manis dan tersenyum, tapi buang sampah sembarangan di saluran air, bangsat!
14 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Alam tidak bisa ditipu. Di denpasar ada wilayah relatif baru yg sering banjir, itu di daerah sekitar mesjid.
14 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Aku lihat dgn mata kepalaku sendiri orang jawa itu buang sampah di saluran air di sawah. Petani orang bali yg memakai saluran air dan kakakku rutin bersih2 itu di saluran air. Orang2 yg tinggal di sekitar mesjid itu orang jawa dgn pemukiman kumuhnya.
14 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Aku tidak bermaksud saling ledek antar suku. Cuma mengungkap fakta apa adanya. Kalau orang jawa di bali bertingkah keterlaluan, alam tak bisa ditipu, dia akan membalas setimpal, sesuai dgn perlakuan yg diterima olehnya.
13 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani Saya bukan budak siapa2. Kalau kata2 manusia yg tulus dan jujur tidak diindahkan lagi, maka alam sendiri yg akan berbicara, tunggu saja.
12 hours ago via mobile · Like · 1
Leonardo Rimba II: Saya tidak merasa connect dengan Suro. Orang bilang ada jin-ny, ada khodam-nya, saya bilang kosong. Makanya saya tidak mau merayakan Suro, saya bukan budax.
9 minutes ago · Unlike · 1
Malam 1 Suro, apa yg bisa saya berikan? Mungkin cuma ini, doa saya agar Jawa terbebaskan dari pembodohan massal yg sudah berlangsung ratusan tahun. Sejak sebelum orang bulez datang ke kepulauan ini. Masyarakat Jawa memang didisain untuk melestarikan perbudakan. Belief systemnya seperti itu. - Semoga semakin tahun semakin putus segala macam keterikatan astral dengan masa lalu, semoga sikap gila hormat di masyarakat Jawa semakin pupus, semoga spirit America the Beautiful hidup dan berkembang disini.
http://www.youtube.com/watch?v=AlYpjTSqMHs&feature=related
Bon Jovi - America The Beautiful (Live In Tokyo, 11/09/2002)
www.youtube.com
Bon Jovi - America The Beautiful (Live In Tokyo, 11/09/2002) ZEPP TOKYO
Unlike · · Unfollow Post · Share · 23 hours ago
You, De Kafirun King, Arjun Gomo, Bambang Parikesit and 37 others like this.
Leonardo Rimba: Kalau tidak berbakat memperbudak orang, artinya anda sudah tercerahkan. Kalau masih suka membanggakan kejawaan, anda termasuk budax. Merasa diri berspiritual tinggi, tetapi sampah.
23 hours ago · Like · 8
Leonardo Rimba: Jawa artinya penipuan diri sendiri. Semakin mahir anda menipu diri sendiri, anda semakin Jawa.
23 hours ago · Like · 4
Leonardo Rimba: So, wong Jawa kari separoh sebenarnya bagus. Itu sudah kemajuan. Sekarang tinggal pertanyaan, separuhnya lagi kapan habis. Kalau semuanya sudah habis, artinya sudah bebas. Sudah tercerahkan. Sudah jadi manusia modern, bukan budax.
22 hours ago · Like · 4
Mas Iman Brahmantia: waduh jawa mana mas ,timur,tengah ,barat.................
22 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (semuanya, ini umum saja)
22 hours ago · Like · 2
Leonardo Rimba: Oh (itu Bon Jovi, manusia bebas, bukan budax)
22 hours ago · Like · 1
Mas Iman Brahmantia: LIFE FREE OR DIE....................
22 hours ago · Like
Leonardo Rimba: Stop Press ... http://regional.kompas.com/read/2011/11/26/17021438/Jembatan.Kutai.Kartanegara.Runtuh ... Kalau di AS, ada emergency seperti ini pemerintah akan langsung turun tangan, masuk rapat non stop di Situation Room. Di White House dan di negara bagian. Tetapi karena ini di Indonesia, maka tenang-tenang saja. Masih pesta-pesta dulu. Maklum budaya Jawa, budaya bedzatz.
Jembatan Kutai Kartanegara Runtuh
regional.kompas.com
Jembatan terpanjang di Kalimantan, Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan Tenggarong dengan Tenggarong seberang, ambrol.
22 hours ago · Like · 10 ·
Cipta Dewangga: Awalnya harus ada revolusi pemikiran dari setiap individunya...!:)
22 hours ago via mobile · Like · 1
Portgas D Satria Pacifista: Tradisi org jawa, ditampar pi2 kiri kasih pi2 kanan, manut2 wae,
18 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Semua yg dikatakan leo benar. Dia tidak tega lihat manusia diinjak2 dan ditipu. Terpaksa bicara juga, dgn resiko dimaki2 oleh para budak yg tak sadar sedang jadi korban penipuan.
14 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Alam tidak bisa ditipu, dia jujur dan adil, tidak seperti pengadilan manusia yg bisa dimanipulasi.
14 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku tinggal di bali, punya tetangga jawa, tentu dia selalu berwajah manis dan tersenyum, tapi buang sampah sembarangan di saluran air, bangsat!
14 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Alam tidak bisa ditipu. Di denpasar ada wilayah relatif baru yg sering banjir, itu di daerah sekitar mesjid.
14 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Aku lihat dgn mata kepalaku sendiri orang jawa itu buang sampah di saluran air di sawah. Petani orang bali yg memakai saluran air dan kakakku rutin bersih2 itu di saluran air. Orang2 yg tinggal di sekitar mesjid itu orang jawa dgn pemukiman kumuhnya.
14 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Aku tidak bermaksud saling ledek antar suku. Cuma mengungkap fakta apa adanya. Kalau orang jawa di bali bertingkah keterlaluan, alam tak bisa ditipu, dia akan membalas setimpal, sesuai dgn perlakuan yg diterima olehnya.
13 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani Saya bukan budak siapa2. Kalau kata2 manusia yg tulus dan jujur tidak diindahkan lagi, maka alam sendiri yg akan berbicara, tunggu saja.
12 hours ago via mobile · Like · 1
Leonardo Rimba II: Saya tidak merasa connect dengan Suro. Orang bilang ada jin-ny, ada khodam-nya, saya bilang kosong. Makanya saya tidak mau merayakan Suro, saya bukan budax.
9 minutes ago · Unlike · 1
Spiritual itu tentang kejujuran
Ni Nengah Hardiani:
Spiritual itu tentang kejujuran, bukan tipu-tipu untuk mendapatkan pengikut (budak).
Like · · Unfollow Post · 13 hours ago via mobile
Lilik Nathan, Kristina Natazia, Dedo Brintiq Dedo and 7 others like this.
Dvb Deasy: Tipu tipu untuk mendapatkan pengikut atau budak??
Ohh... no!!! Itu benar2 kedogolan yang nyata ....
12 hours ago · Like
Dia Raka JOe: jujur aku menipu diriku sendiri kalau aku ganteng heheheh....
12 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Apa pun kemasannya, hubungan budak dan tuan adalah suatu hubungan dimana si budak dihambat perkembangannya sehingga bisa terus-menerus dimanfaatkan oleh tuannya.
12 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Ganteng atau tidak itu tergantung selera yg melihat.
12 hours ago via mobile · Like · 1
Dia Raka JOe: kalau lihat sendiri ngerasa sendiri terlalu narsis diriku sista.....
12 hours ago · Like · 1
Dvb Deasy: Budak dan tuan hanya menghasilkan pembelengguan yg membuat jalannya otak tersumbat hingga akhirnya dogol permanent ...
12 hours ago · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Itu karena kamu terlalu membandingkan dgn orang lain, jadi diri sendiri saja. Kalau ngga ada yg memuji juga gpp, ga usah maksa. Kalau ada yg menjelekkan ada 2 kemungkinan, pertama selera dia beda, kedua mungkin dia lagi bt.
12 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Hidup memang bahaya, kalo mau aman, mati saja, tidur di kuburan, aman dah.
9 hours ago via mobile · Like
Julius Disain Arch: Pemimpin agama dilingkungan masyarakat BOTOLsring melakukan pembodohan massal pd umatnya krn dr situlah dia mendapatkan nafkah,tp krn dia jd pmuka masyarakat dia sgt terhormat,bebas dr jerat hukum,.....!
9 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Karena aku tak suka judi seperti yudistira, yg jadi idolaku krishna aja.
8 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Krishna mengambil wujud sebagai manusia dan memilih mati sebagai manusia biasa juga.
8 hours ago via mobile · Like
Spiritual itu tentang kejujuran, bukan tipu-tipu untuk mendapatkan pengikut (budak).
Like · · Unfollow Post · 13 hours ago via mobile
Lilik Nathan, Kristina Natazia, Dedo Brintiq Dedo and 7 others like this.
Dvb Deasy: Tipu tipu untuk mendapatkan pengikut atau budak??
Ohh... no!!! Itu benar2 kedogolan yang nyata ....
12 hours ago · Like
Dia Raka JOe: jujur aku menipu diriku sendiri kalau aku ganteng heheheh....
12 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Apa pun kemasannya, hubungan budak dan tuan adalah suatu hubungan dimana si budak dihambat perkembangannya sehingga bisa terus-menerus dimanfaatkan oleh tuannya.
12 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Ganteng atau tidak itu tergantung selera yg melihat.
12 hours ago via mobile · Like · 1
Dia Raka JOe: kalau lihat sendiri ngerasa sendiri terlalu narsis diriku sista.....
12 hours ago · Like · 1
Dvb Deasy: Budak dan tuan hanya menghasilkan pembelengguan yg membuat jalannya otak tersumbat hingga akhirnya dogol permanent ...
12 hours ago · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Itu karena kamu terlalu membandingkan dgn orang lain, jadi diri sendiri saja. Kalau ngga ada yg memuji juga gpp, ga usah maksa. Kalau ada yg menjelekkan ada 2 kemungkinan, pertama selera dia beda, kedua mungkin dia lagi bt.
12 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Hidup memang bahaya, kalo mau aman, mati saja, tidur di kuburan, aman dah.
9 hours ago via mobile · Like
Julius Disain Arch: Pemimpin agama dilingkungan masyarakat BOTOL
9 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Karena aku tak suka judi seperti yudistira, yg jadi idolaku krishna aja.
8 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Krishna mengambil wujud sebagai manusia dan memilih mati sebagai manusia biasa juga.
8 hours ago via mobile · Like
26 Nov 2011
acara tv
Ni Nengah Hardiani:
Terlau banyak acara tv yg tdk mendidik/mencerdaskan masyarakat, mereka menyebarluaskan pembodohan, melestarikan kebodohan, demi keuntungan komersil jangka pendek.
Like · · Unfollow Post · 8 hours ago via mobile
Lilik Nathan, Ibnu Tirto, Freya Swift and 8 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Tayangan kekerasan diulang-ulang beberapa kali sehari dlm bentuk siaran berita, sungguh tdk sehat bagi mental masyarakat.
8 hours ago via mobile · Like
Ki Mansu: para pemilik media tidak peduli bangsa ini mau mau maju atau mundur, yg penting dapat rating tinggi
8 hours ago · Unlike · 1
Arby Yasa: apa yg ada didepan mata memang tidak selalu sesuai dg keinginan kita. inilah kenyataan. tidak semua yg kita anggap buruk itu jelek. seperti fonomena kekerasan itu ada dan memang harus diketahui masyarakat. hal mendidik atau tidak tergantung kita menilainya dari sisi mana dan bgmana menyikpinxa ? kalau pun tayangan tsb diulang2 itu karna banyaknya stasiun TV 《coba kalo cumaTVRI saja》 dan seringnya/lamanya kita ntn tv. jadi intinya jangan terlalu apriori thdp segala sesuatu yg tdk sesuai dg kehendak kita.
8 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Kalau tidak pandai memilih dan memilah informasi yg masuk maka akan berpengaruh pada kesehatan mental.
7 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Seperti halnya makanan untuk badan fisik. Informasi yg masuk melalui telinga dan mata adalah makanan bagi psikis.
7 hours ago via mobile · Like
Hartoyo Gondomulia: Tayangan yg diulang-ulang sebenarnya merupakan salah satu teknik yg efektif utk menanamkan suatu konsep/ide/wacana/persepsi/pendapat, shg org yg selalu menonton/mendengar tayangan tsb secara tdk sadar mempercayai isi tayangan tsb sbg suatu kebenaran, padahal umumnya hanyalah utk kepentingan pihak yg menayangkan/menyuruh utk menayangkan... Contohnya gerakan Nasional Demokrat yg ditayangkan berulang-ulang setiap jeda sepanjang hari selama berbulan-bulan, yg kemudian setelah mendapat dukungan yg cukup berubah ke bentuk aslinya, yaitu kampanye terselubung dari Partai Nasional Demokrat.
7 hours ago · Unlike · 1
Agung Pindha: apalagi di Indonesia , di negara negara majupun censorshipnya saru.. brain washing square box , TV dibuat untuk mempermudah control , biar manusia ga mikir jauh , biar otak manusia kotak kotak kayak tv.
7 hours ago · Unlike · 1
Gondo Kusumo: Memang qta tdk blh apriori, tp posisi berbanding lurus dg tanggungjwb.
Maka sudah semestinya pemerintah jg media mempertimbangkan isi dr siaran media, krn ini berkaitan dg pembentukan mental ank Bangsa.
Qta tau bhw tdk smua org tua bs mendampingi putra-putrinya saat nontot tv
4 hours ago via mobile · Unlike · 1
Terlau banyak acara tv yg tdk mendidik/mencerdaskan masyarakat, mereka menyebarluaskan pembodohan, melestarikan kebodohan, demi keuntungan komersil jangka pendek.
Like · · Unfollow Post · 8 hours ago via mobile
Lilik Nathan, Ibnu Tirto, Freya Swift and 8 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Tayangan kekerasan diulang-ulang beberapa kali sehari dlm bentuk siaran berita, sungguh tdk sehat bagi mental masyarakat.
8 hours ago via mobile · Like
Ki Mansu: para pemilik media tidak peduli bangsa ini mau mau maju atau mundur, yg penting dapat rating tinggi
8 hours ago · Unlike · 1
Arby Yasa: apa yg ada didepan mata memang tidak selalu sesuai dg keinginan kita. inilah kenyataan. tidak semua yg kita anggap buruk itu jelek. seperti fonomena kekerasan itu ada dan memang harus diketahui masyarakat. hal mendidik atau tidak tergantung kita menilainya dari sisi mana dan bgmana menyikpinxa ? kalau pun tayangan tsb diulang2 itu karna banyaknya stasiun TV 《coba kalo cumaTVRI saja》 dan seringnya/lamanya kita ntn tv. jadi intinya jangan terlalu apriori thdp segala sesuatu yg tdk sesuai dg kehendak kita.
8 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Kalau tidak pandai memilih dan memilah informasi yg masuk maka akan berpengaruh pada kesehatan mental.
7 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Seperti halnya makanan untuk badan fisik. Informasi yg masuk melalui telinga dan mata adalah makanan bagi psikis.
7 hours ago via mobile · Like
Hartoyo Gondomulia: Tayangan yg diulang-ulang sebenarnya merupakan salah satu teknik yg efektif utk menanamkan suatu konsep/ide/wacana/persepsi/pendapat, shg org yg selalu menonton/mendengar tayangan tsb secara tdk sadar mempercayai isi tayangan tsb sbg suatu kebenaran, padahal umumnya hanyalah utk kepentingan pihak yg menayangkan/menyuruh utk menayangkan... Contohnya gerakan Nasional Demokrat yg ditayangkan berulang-ulang setiap jeda sepanjang hari selama berbulan-bulan, yg kemudian setelah mendapat dukungan yg cukup berubah ke bentuk aslinya, yaitu kampanye terselubung dari Partai Nasional Demokrat.
7 hours ago · Unlike · 1
Agung Pindha: apalagi di Indonesia , di negara negara majupun censorshipnya saru.. brain washing square box , TV dibuat untuk mempermudah control , biar manusia ga mikir jauh , biar otak manusia kotak kotak kayak tv.
7 hours ago · Unlike · 1
Gondo Kusumo: Memang qta tdk blh apriori, tp posisi berbanding lurus dg tanggungjwb.
Maka sudah semestinya pemerintah jg media mempertimbangkan isi dr siaran media, krn ini berkaitan dg pembentukan mental ank Bangsa.
Qta tau bhw tdk smua org tua bs mendampingi putra-putrinya saat nontot tv
4 hours ago via mobile · Unlike · 1
Saya Sebut Motivasi sebagai Aliran Tipu-menipu Juga
by Leonardo Rimba on Saturday, November 26, 2011 at 9:00am
Mau tidak mau harus saya ungkapkan juga, bahwa sejujurnya budaya Indonesia, terutama yg ada di Jawa, adalah budaya perbudakan. Apapun agamanya, kalau budayanya masih budaya budak, tidak akan membawa perubahan. Cara tercepat dan terampuh menghapuskan budak di dalam diri anda adalah dengan kawin campur. Kawin campur dengan manusia-manusia yg bukan budak. Itu dilakukan di masa lalu (dan masa sekarang) oleh orang Indon yg menikah dengan orang luar. Terutama dengan bule. The ciri-ciri budak langsung hilang di keturunannya. Bahkan di orang yg menikah dengan the bules. Biasanya perempuan only, karena lelaki Indon as a rule tidak laku sama bule. Pasaran sepi.
Itu ratusan ribu orang Indo di Belanda adalah keturunan Indonesia. Sekarang sudah menyebar di seluruh dunia. Jutaan Peranakan Cina adalah keturunan Indonesia, sudah menyebar juga ke seluruh penjuru dunia. Secara prinsip, Indo-Belanda dan Peranakan Cina bukanlah budak. Mereka termasuk orang-orang keturunan Indonesia yg pertama-tama melepaskan ciri-ciri perbudakan. In this case, dengan cara kawin campur. Ada juga yg bisa melepaskan diri dari perbudakan walaupun tanpa kawin campur. Tapi harus operasi otax, antara lain melalui meditasi di cakra mata ketiga. Tanpa your mata ketiga di-upgrade, anda akan tetap menjadi budax, dan tidak mengerti bahwa istilah Indon sangatlah beradab. Daripada anda disebut Jawa Kowek seperti your nenek and kakek buyut, mendingan disebut orang Indon. Itu istilah paska modern. Netral.
Pada pihak lain, saya juga setuju dengan orang Malaysia yg memandang rendah orang Indonesia dan menyebutnya sebagai Orang Indon. Alasannya karena the manusia Indon is very goblox. Indon artinya goblox. Saya setuju itu. Fakta memperlihatkan bahwa sebagian besar orang Indon masih goblox. Sebagian kecil, termasuk anda dan saya, sudah tercerahkan. Sudah tidak goblox lagi.
Goblox or not, tercerahkan or not, saya prefer menggunakan istilah Indon. Menyebut istilah orang Indonesia terlalu panjang. Panjang banget, kayak kontol.
Budaya perbudakan adalah menempatkan diri sebagai budak. Memuja-muji agama, memuja-muji budaya luhur, memuja-muji Atlantis yg katanya ada di Jawa. Semuanya penipuan diri sendiri. Orang Indon, terutama yg ada di Jawa, menempati ranking teratas dalam penipuan diri sendiri. Mending menipu diri sendiri untuk maju. Ini menipu diri sendiri untuk jadi budax. Slave. Budak dari halusinasinya sendiri. Susah maju.
Sekali lagi saya ulangi, agama apapun yg dianut orang Indon, atau tanpa agama sekalipun, kalau mentalnya tidak berubah, tetap saja akan jadi budak. Cara termudah, kawin campur. Kalau anda keturunan macam-macam orang, anda akan kehilangan cara pandang Indon (Jawa) yg sangat degil itu. Punya jin perbudakan.
Pada pihak lain, cara pandang Indon ala Jawa juga tidak homogen. Macam-macam. Ada yg megalomaniak, menganggap diri keturunan Semar, Bagong dan berbagai konco-konconya. Ada yg menganggap diri keturunan bangsa paling berbudaya di satu dunia, sehingga orang Londo harus datang ke Jawa dan belajar toto kromo, things like that. Ada yg menganggap dirinya harus berkiblat ke Timur Tengah mengikuti jejak Iskandar Zulkarnain yg masuk Islam (sic!). Ada juga yg tergila-gila sama Yesus. Tapi yg terakhir ini termasuk delusi kelas rendah karena kalau sudah bosan sama Yesus, mereka tidak akan dikejar-kejar. Jawa yg Kristen masih mending, karena sudah dekat dengan agnostisme.
Apapun kasusnya, saya cuma mau ungkapkan fakta yg ada, seperti yg saya lihat. Anda masih mau tetap menipu diri sendiri tentu saja saya tidak akan perduli. Urusan orang, bukan urusan gue.
-
Untuk anda yg belum tahu, mitos Indonesia mau jadi mercusuar dunia dipopulerkan oleh Bung Karno dengan proyek-proyek mercusuarnya, al: Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Toserba Sarinah, Hotel Samudera Beach, Hotel Sanur Beach, dan Tugu Monas. Tugu Monas itu simbol dari Indonesia secara keseluruhan, dan bukan lambang kota Jakarta saja. Beberapa bulan lalu saya memperoleh penglihatan Tugu Monas jatuh. Bukan runtuh, tetapi jatuh. Jatuh terbalik ke arah Selatan. The mercusuar fisik sudah jatuh. Di alam spiritual seperti itu kelihatannya. So, mercusuar yg didirikan Bung Karno means nothing. Yg berharga adalah manusia, dan bukan mercusuar-mercusuaran. The real mercusuar are people. You, me, and the rest of us.
Saya tidak percaya Indonesia akan kembali bisa menjadi pemimpin di ASEAN. Kemungkinan besar, mulai saat ini sampai entah kapan Indonesia akan menjadi buntut Australia (yg letaknya memang di Selatan). Walaupun cuma berpenduduk 22 juta orang, Australia adalah partner abadi AS di kawasan ini. Indonesia cuma mampu jadi buntut karena pemimpin-pemimpinnya semuanya menjual diri. Mereka mempertaruhkan diri demi pelestarian pembodohan massal. Semakin bodoh penduduk Indonesia, semakin lestarilah kedudukan mereka. Terimalah nasibmu, saudaraku.
Mercusuar dunia adalah negara-negara yg penduduknya menggunakan otak. AS, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Belanda, Australia, Cina, ... - Jangan harap anda akan jadi mercusuar dunia dalam sekejap begitu Sabdo Palon muncul kembali. Sabdo Palon itu simbol, bukan orang yg datang terbungkuk-bungkuk dengan tongkat dan blangkon. Yg akan mengubah ini negara miskin menjadi mercusuar hanya dengan mengucapkan kulonuwun or things like that. Tidak begitu saudaraku. You have to use your otax.
Secara spiritual, Indonesia tidak punya pemimpin sejak Bung Karno keluar dari istana. Semua gubernur jendral Belanda tinggal di istana. Bung Karno juga tinggal di istana. Sejak Bung Karno, tidak ada lagi yg berani tinggal di istana. Istana Merdeka dan Istana Bogor ternyata angker. Cuma pemimpin Indonesia yg asli yg berani tinggal disana. Bung Karno berani, sama seperti para gubernur jendral Belanda. They were leaders, but those who came after them not. They were impostors. Think about it!
Sedikit koreksi teman-teman. Sejak Indonesia utuh terbentuk oleh Belanda pada awal abad ke 20 M, dengan nama resmi negara kolonial Hindia Belanda, hanya para gubernur jendral Belanda plus 2 (dua) orang pemimpin Indonesia yg berani tinggal di istana. Bung Karno dan Gus Dur saja. Yg lainnya takut. Mereka tahu diri, mereka bukan pemimpin.
Yg paling subhanalloh adalah Megawati Sukarnoputri yg harus dikontrakkan satu rumah khusus selama menjadi presiden. Dikontrakkan rumah karena dia tidak mau tinggal di istana. Takut setan-setan.
-
Saya tidak tahu bagaimana pendapat teman-teman, tapi bagi saya sendiri mereka yg mengiklankan diri sebagai motivator tampak sangat memuakkan. Kesan saya, mereka manusia palsu. Penuh kepalsuan. Pikiran saya bilang, kalau terhadap dirinya sendiri saja sudah menipu, bagaimana pula terhadap orang lain? Menyebut diri sendiri sebagai motivator adalah penipuan. Motivator bagi siapa? Bagi orang lain? Apa pantas ? Apa bisa?
Kejujuran menuntut kita mengakui bahwa yg memotivasi kita adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain. Kalau saya menyebut diri saya seorang motivator yg bisa memotivasi anda, maka rasanya saya seperti menjadi penipu. Makanya saya tidak mau. Kalau lihat foto-foto atau penampilan para motivator, rasanya saya mau muntah saja. Saya bilang, mereka manusia palsu yg terlalu gamblang kepalsuannya.
Tentu saja aliran motivasional masih mendingan dibandingkan aliran agama, karena tidak pakai dogma-dogma. Asalnya dari AS, bermula dari aliran positive thinking yg dikembangkan oleh Norman Vincent Peale, seorang pendeta Kristen. So, bahkan motivasional pun asalnya dari Kristen. Tapi sekarang boleh bilang sekuler, dan tujuannya untuk membentuk anda menjadi robotz. Robotz yg termotivasi.
Yg saya heran, ada orang yg tidak malu menyebut dirinya sebagai motivator. Sama herannya saya dengan orang yg tidak malu menyebut dirinya sebagai ulama. Ini dua profesi yg melibatkan penipuan manusia.
So, aliran motivasi dengan para praktisinya yg disebut, dan menyebut diri, sebagai motivator merupakan kelanjutan langsung dari agama Kristen. Itu cabang sekuler dari Kristen. Kita bahkan bisa telusuri asal-usulnya dari Pendeta Norman Vincent Peale, yg lalu diikuti oleh Dale Carnegie. Mungkin bisa ada hasilnya juga sampai taraf tertentu, terutama apabila pikiran anda tidak digunakan. Apabila anda rela dihipnotis dan menghipnotis diri. Ada penggunaan alam bawah sadar juga. Tetapi, karena banyak yg disembunyikan, maka saya sebut motivasi sebagai aliran tipu-menipu juga.
Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu.
Bedanya dengan saya, saya tidak bermain slogan. Tidak menjerit DAHSYAAAT.
Paling jauh saya mendesis "bangsat".
Aliran motivasional sudah banyak makan korban karena orang dianggap robotz. Disuruh menjerit-jerit dahsyat sampai kontolnya bener-bener gak bisa ngacengz. Pedahal tadinya masih bisa ngacengz, walaupun sedikit.
Saya mengerti teknik motivasional yg dibawakan dalam seminar. Asalnya dari teknik-teknik cuci otak di gereja-gereja Kristen. Lalu digunakan oleh Dale Carnegie dalam training-trainingnya. Secara besar-besaran digunakan oleh AMWAY, yg lalu ditiru oleh MLM lainnya di seluruh dunia. Kalau orang mau jadi robotz, tinggal memprogram dirinya saja. Tinggal ikuti the manualz. Kalau mau tentu saja bisa, dan boleh. Tidak ada yg larang. Aspek yg satu ini sama seperti agama. Merupakan pilihan. Kalau orangnya mau, maka bisa. Bisa dijalankan. Bedanya dari agama, motivasional tidak memaksa. Kalau orang BT bisa keluar, tidak jadi kapir. Mana ada drop out training motivasi dibilang kapir?
Bahkan pelatihan ESQ, walaupun pakai istilah Allah, merupakan copas langsung dari teknik-teknik gereja Kristen yg memang canggih. In this case, Kristen dari aliran evangelical yg memang rajin menobatkan orang (istilahnya memenangkan jiwa-jiwa untuk Yesus).
Sampai taraf tertentu aliran motivasional masih oke. Masih bisa membantu sebagian orang. Tetapi tentu saja ada batasnya. Ada satu saat dimana orang akan sadar dan dihadapkan kepada pilihan, tentang apakah mau melepaskan diri dari segala macam program yg ditanamkan dari luar itu?
So, kita bisa jadi robotz untuk beberapa saat. Sebagian orang (mungkin sebagian besar) menjadi robotz seumur hidup. Tetapi ada yg lebih dari itu. Life is more than that. Lebih dari sekedar membentuk diri menjadi robotz, baik robotz agama maupun robotz motivasional.
Raymond Agung Susilo: masih laku yah aliran ini, sayangnya...
8 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu.
8 hours ago · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Istana (alam semesta) tidak bisa ditipu. Dia akan menghantui pemimpin gadungan.
8 hours ago · Like · 2
Raymond Agung Susilo: iya sih, tapi sangat mungkin untuk menyetir orang2 ini jadi terlalu receptive sehingga mereka bisa dicuci otak hingga diperas habis saripatinya (uang, susu, peju, just as u said Leo) hingga kering kerontang.
8 hours ago · Like · 1
Raymond Agung Susilo: contohnya MLM
8 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: panjang amat nih :) Leonardo ! semakinaa alama orang semakin pandai saja membuat kemasan spiritual agar tampak indah terlihat bungkusnya. Saat ini sdh seharusnya otak yg hrs di gunakan dari pada ajaran buku kuno :D
8 hours ago · Like · 1
Santo Paijo Al-Kafir: Bila anda merasa diberkati, kirimkanlah donasi anda ke rekening hamba awloh di Bank Central Awloh no.666. Puji Tuhan. Haleluya 77777777777777 kali.
8 hours ago · Like
Xavient Obbie Saint: Mas Leo,boleh tau batas tertentunya sampai mana? :)
7 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba II: Oh (sampe bosen)
7 hours ago · Like
Ki Mansu: pantesan motivator menembak sasaran pada corporate, agar para karyawannya termotivasi untuk menjadi budak
7 hours ago · Like · 3
Xavient Obbie Saint: Apalagi motivator MLM,sungguh menjijikkan sekaligus menggelikan.Jingkrak2 sana sini sambil treak2 kesetanan,disambut standing applaus para fans and kacung2nya,wkwkwk..bener2 mirip dagelan sotoy.
7 hours ago · Like · 3
Ajeng Rusty: kalo aq merasa lebih nyaman bergaul dgn hewan2 peliharaan drpd dgn para motivator2 itu.. ga sefrekwensi....... :))
7 hours ago · Like · 2
Nugraha Adi Pratama:
jadi marilah kita beralih program, dari program diri ke program untuk melepaskan diri dari segala macam program. di sisi lain secara subyektif setiap orang punya pemahaman kebutuhan dan growth process yg ngga bisa dipatok pasti. dari pengertian ini dan sebagai makhluk sosial pada mulanya manusia perlu motivator untuk memotivasi dirinya sendiri. karena perlu ada external images untuk stimulate internal response. mau komplain atau ngotot sebagaimana pun itu bagian dari dinamisme sebagai spesies. nature is also a program we are bathing in, alamiah, namun bagaimana dan utk apa kita menggunakannya itu hal selanjutnya. dari pengalaman, 'pelepasan program' juga bisa jadi kontra produktif dan saat hasil dari kontra produktifitas ini dialami dalam konteks lingkungan dan berbagai macam variabelnya, dari sini timbul rasa perlunya program itu. karena kita tidak bisa sustain kalau total tanpa program. sebagaimana Ustadz Leo mengemukakan pendapatnya di tulisan ini juga adalah pengunaan suatu program. bkn dlm arti mekanistik seperti robot, tapi fluid direct experience of reality. some of us need to consciously make up stories to move on with life otherwise remaining in a state of directionless rapture.
6 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba II: Oh (rapture)
6 hours ago · Like
Noni Rafael:
Wkwkwkk ngommongin mlm jadi keingetan pernah diajak sodara ke acara salah 1 asuransi terbesar di indo...
Acaranya yah, cuma gitu2 doank, mereka yg "katanya" adalah pemegang "level atas" cerita mereka udah jalan kemana aja, mereka dapet berapa tiap bulannya.
Terus ada sesi dimana mereka nyanyi2 lagu kebangsaan mereka dengan penuh semangat en perjuangan terus teriak yel2...
Yap, acara gitu kurang lebih mirip kaya acaranya para motivator, en aku ga tertarik...
Aku suka bertanya2 sendiri, kok orang bisa nikmatin acaranya motivator di tv?ato kok orang bisa nikmatin acara di asuransi or mlm? Tapi aku anggep itu semua sangat gak penting..annoying, cuma bikin muak..
Hmm...
2 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu. Terutama untuk orang yg tidak mau berpikir.
9 hours ago · Like · 2
Rizal Sastrapraja: lah emang gak merasa disalahin kok....wkwkwk
9 hours ago via mobile · Like
Vicky Cakra Laxmana: Tipu menipu = bohong membohongi diluar kesadaran mempermainkan / hati dan akal,dimana sikorban tak berdaya dibuatnya hingga terlelap manggut manggut....xixixi
8 hours ago via mobile · Like · 2
Rizal Sastrapraja: leo jadi masalah adalah kebanyakan masyarakat kita itu memang jarang pake otak , saya bukan motivator tapi sy tau betul manusia butuh pemicu agar termotivasi ya salah satu pemicu itu kan bisa dari motivator juga leo...
8 hours ago via mobile · Like · 2
Rizal Sastrapraja: nah leo , saat anda mengajak anggota di group ini utk menggunakan otak bukankah itu semacam motivasi juga artinya anda juga termasuk motivator loh....
8 hours ago via mobile · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (kaget)
8 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Bedanya dengan saya, saya tidak bermain slogan. Tidak menjerit DAHHHSSSSYYAAATTTT
8 hours ago · Like
Rizal Sastrapraja: leo , hayoo ngaku ! anda masuk juga kan dalam kategori moivator...?!
8 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Paling jauh saya mendesis "bangsat".
8 hours ago · Like
Leonardo Rimba: Aliran motivasional sudah banyak makan korban karena orang dianggap robotz. Disuruh menjerit-jerit dahsyat sampai kontolnya bener-bener gak bisa ngacengz. Pedahal tadinya masih bisa ngaceng, walaupun sedikit.
8 hours ago · Like
Rizal Sastrapraja: huahahahahhaha...... oke leo anda tidak teriak dahsyat tapi anda teriak OH ..... iya kan termasuk teriak preett...
8 hours ago via mobile · Like
Vicky Cakra Laxmana: Ngemeng ngemeng masalah otak....dalam bernegosiasi manusia berbicara otomatis memakai otak karena siotak adalah tempat bersarangnya akal yg difungsikan memilah memilih dan menyelaikan sebuah permasalahan....jikalau tidak pakai otak berarti memakai tanduk....xixixixi
8 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Saya tahu teknik motivasional yg dibawakan dalam seminar. Asalnya dari teknik-teknik cuci otak di gereja-gereja Kristen. Lalu digunakan oleh Dale Carnegie dalam training-trainingnya. Secara besar-besaran digunakan oleh AMWAY, yg lalu ditiru oleh MLM lainnya di seluruh dunia. - Kalau orang mau jadi robotz, tinggal memprogram dirinya saja. Tinggal ikuti the manualz.
Kalau mau tentu saja bisa, dan boleh. Tidak ada yg larang. - Aspek yg satu ini sama seperti agama. Merupakan pilihan. Kalau orangnya mau, maka bisa. Bisa dijalankan. - Bedanya dari agama, motivasional tidak memaksa. Kalau orang BT bisa keluar, tidak jadi kapir. Mana ada drop out training motivasi dibilang kapir?
8 hours ago · Like · 1
Rizal Sastrapraja: hahahahaha okelah leo anda bukan motivator gmna kalo motivatol..?? haha
8 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Bahkan pelatihan ESQ, walaupun pakai istilah Allah, merupakan copas langsung dari teknik-teknik gereja Kristen yg memang canggih. In this case, Kristen dari aliran evangelical yg memang rajin menobatkan orang (istilahnya memenangkan jiwa-jiwa untuk Yesus).
Sampai taraf tertentu masih oke. Masih bisa membantu sebagian orang. Tetapi tentu saja ada batasnya. Ada satu saat dimana orang akan sadar dan dihadapkan kepada pilihan, tentang apakah mau melepaskan segala macam program dari luar itu?
So, kita bisa jadi robotz untuk beberapa saat. Sebagian orang (mungkin sebagian besar) menjadi robotz seumur hidup. Tetapi ada yg lebih dari itu. Life is more than that. Lebih dari sekedar membentuk diri menjadi robotz, baik robotz agama maupun robotz motivasional.
8 hours ago · Like · 2
Rizal Sastrapraja: hmmm... menurut saya ESQ itu tdk beda jauh dengan ceramah ke agamaan dan memanfaatkan hysteria massal semata.... sebenernya sama juga hsyterianya seperti hysteria orang-orang yg menemukan group ini...wkwkwk
8 hours ago via mobile · Like
Handhy Dwi Maxmoro: Waktu ikut MLM juga dijejali banyak buku motivasi. Setelah baca.... sebenarnya pengalaman atau kata2 manis motivator itu ada juga dan tentunya bisa kita alami sendiri dgn menemukan simpul2 pengalaman hidup yg "SUPERRRRRRRRRR". Cuma karena beban hidup atau kesibukan hidup kita membuat kita nggak ngeh dengan pengalaman hidup sendiri. Orang2 bilan "DASHYAT" "SUPER" atas kata2 manis motivator karena mereka bisa menyimpulkan pengalaman hidup kita yg kita tidak ngeh. Waktu kita dengar dan ternyata maching sama pengalaman kita maka kita bisa dengan meudah menangkapnya sebagai sesuatu yg indah dan sesuatu banget. So banyaklah meditasi dan refleksi maka anda bisa jadi motivator. at least untuk diri sendiri. Preeeet.
8 hours ago · Unlike · 3
Ki Mansu: untuk menjadi diri sendiri butuh proses, seminar2 motivasi salah satu proses yg harus dilalui
8 hours ago · Like · 1
Eric Siregar: Motivasi dalam MLM emang disusupi misi membuat kacamata kuda agar para member loyal, dulu dari thn 2005-2008 sy membantu acara2 begitu hingga sampai jd asistan motivator thn 2008 nya...seharusnya motivasi itu bkn mengikat justru memberi masukan yg baik agar seseorang mampu mengEMPOWER dr dalam, So selain negatif ada manfaat positifnya, salah satu pengembangan diri sy dibentuk drsana dan saat ini byk bekal yg bs dibawa trutama utk public speaking (training/workshop hypnosis) & terapi massal ^_^
8 hours ago · Like · 2
Tia Ningsih : skdar share, aku punya temen didunia nyata, seorang motivator dan pelatih ESQ, sy pnh ikuti pelatihannya ..Terkesan religius dan bnr2 suci. Tp sy jg tau khdupan nyatanya, hemm ceweknya bnyk, anak2 SMA dan kuliahan.. hehehe.. *bgtulah adanya, sama aja, y udh, sy ambil yg bs sy manfaatkan bg sy aja*
7 hours ago via mobile · Like · 2
Eric Siregar: Mbak Tia Ningsih ya begitulah tantangan seorang public figure terkadang dibutuhkan penguasaan diri yg lebih baik, krn energy mereka bs menarik org utk mengaguminya tak jarang dipakai ke hal2 yg tdk sesuai, mrk memiliki daya hipnotis yg kuat ^_^
6 hours ago · Like
-Leny Dhamayantie-: Jadi ingat si edi badai motivator peeak, hihihi
6 hours ago · Unlike · 1
Budi Setyawan: Bisnis tanpa 'after sales service'
12 minutes ago · Like
Arjun Gomo: Realitanya sih, meski tipu tipu sugesti, lebih banyak manfaatnya dong keberadaan seorang motivator di suatu lingkungan dari pada tidak ada ! Terus gimana dong kesimpulan finalnya ?
about a minute ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: kalau masih suka ditipu dan dihipnotis, pakailah motivator.
Leonardo Rimba II: Motivasi datang dari dalam diri anda sendiri. Anda tidak perlu orang lain untuk memotivasi anda, untuk membawa-bawa Allah, untuk menawarkan Surga dan mengancam dengan Neraka. Anda manusia dewasa, punya otax, bisa berpikir. Bukan anak kecil lagi.
5 minutes ago · Unlike · 2
Lilik Wysa Hypnotis: @mas Leo: kerennn... Ini nyata, realita yg terjadi. @ all: Motivasi hanya dibutuhkan ke orang2 bodoh yg tidak mau berfikir, semoga kita masuk kekategori orang yg mau berfikir, sehingga di dalam Joyo boyo di sebutkan "wong bodo dadi pangane wong pinter" (orang bodoh jadi makanan orang2 pinter).
a few seconds ago via mobile · Like
a few seconds ago · Like
Mau tidak mau harus saya ungkapkan juga, bahwa sejujurnya budaya Indonesia, terutama yg ada di Jawa, adalah budaya perbudakan. Apapun agamanya, kalau budayanya masih budaya budak, tidak akan membawa perubahan. Cara tercepat dan terampuh menghapuskan budak di dalam diri anda adalah dengan kawin campur. Kawin campur dengan manusia-manusia yg bukan budak. Itu dilakukan di masa lalu (dan masa sekarang) oleh orang Indon yg menikah dengan orang luar. Terutama dengan bule. The ciri-ciri budak langsung hilang di keturunannya. Bahkan di orang yg menikah dengan the bules. Biasanya perempuan only, karena lelaki Indon as a rule tidak laku sama bule. Pasaran sepi.
Itu ratusan ribu orang Indo di Belanda adalah keturunan Indonesia. Sekarang sudah menyebar di seluruh dunia. Jutaan Peranakan Cina adalah keturunan Indonesia, sudah menyebar juga ke seluruh penjuru dunia. Secara prinsip, Indo-Belanda dan Peranakan Cina bukanlah budak. Mereka termasuk orang-orang keturunan Indonesia yg pertama-tama melepaskan ciri-ciri perbudakan. In this case, dengan cara kawin campur. Ada juga yg bisa melepaskan diri dari perbudakan walaupun tanpa kawin campur. Tapi harus operasi otax, antara lain melalui meditasi di cakra mata ketiga. Tanpa your mata ketiga di-upgrade, anda akan tetap menjadi budax, dan tidak mengerti bahwa istilah Indon sangatlah beradab. Daripada anda disebut Jawa Kowek seperti your nenek and kakek buyut, mendingan disebut orang Indon. Itu istilah paska modern. Netral.
Pada pihak lain, saya juga setuju dengan orang Malaysia yg memandang rendah orang Indonesia dan menyebutnya sebagai Orang Indon. Alasannya karena the manusia Indon is very goblox. Indon artinya goblox. Saya setuju itu. Fakta memperlihatkan bahwa sebagian besar orang Indon masih goblox. Sebagian kecil, termasuk anda dan saya, sudah tercerahkan. Sudah tidak goblox lagi.
Goblox or not, tercerahkan or not, saya prefer menggunakan istilah Indon. Menyebut istilah orang Indonesia terlalu panjang. Panjang banget, kayak kontol.
Budaya perbudakan adalah menempatkan diri sebagai budak. Memuja-muji agama, memuja-muji budaya luhur, memuja-muji Atlantis yg katanya ada di Jawa. Semuanya penipuan diri sendiri. Orang Indon, terutama yg ada di Jawa, menempati ranking teratas dalam penipuan diri sendiri. Mending menipu diri sendiri untuk maju. Ini menipu diri sendiri untuk jadi budax. Slave. Budak dari halusinasinya sendiri. Susah maju.
Sekali lagi saya ulangi, agama apapun yg dianut orang Indon, atau tanpa agama sekalipun, kalau mentalnya tidak berubah, tetap saja akan jadi budak. Cara termudah, kawin campur. Kalau anda keturunan macam-macam orang, anda akan kehilangan cara pandang Indon (Jawa) yg sangat degil itu. Punya jin perbudakan.
Pada pihak lain, cara pandang Indon ala Jawa juga tidak homogen. Macam-macam. Ada yg megalomaniak, menganggap diri keturunan Semar, Bagong dan berbagai konco-konconya. Ada yg menganggap diri keturunan bangsa paling berbudaya di satu dunia, sehingga orang Londo harus datang ke Jawa dan belajar toto kromo, things like that. Ada yg menganggap dirinya harus berkiblat ke Timur Tengah mengikuti jejak Iskandar Zulkarnain yg masuk Islam (sic!). Ada juga yg tergila-gila sama Yesus. Tapi yg terakhir ini termasuk delusi kelas rendah karena kalau sudah bosan sama Yesus, mereka tidak akan dikejar-kejar. Jawa yg Kristen masih mending, karena sudah dekat dengan agnostisme.
Apapun kasusnya, saya cuma mau ungkapkan fakta yg ada, seperti yg saya lihat. Anda masih mau tetap menipu diri sendiri tentu saja saya tidak akan perduli. Urusan orang, bukan urusan gue.
-
Untuk anda yg belum tahu, mitos Indonesia mau jadi mercusuar dunia dipopulerkan oleh Bung Karno dengan proyek-proyek mercusuarnya, al: Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Toserba Sarinah, Hotel Samudera Beach, Hotel Sanur Beach, dan Tugu Monas. Tugu Monas itu simbol dari Indonesia secara keseluruhan, dan bukan lambang kota Jakarta saja. Beberapa bulan lalu saya memperoleh penglihatan Tugu Monas jatuh. Bukan runtuh, tetapi jatuh. Jatuh terbalik ke arah Selatan. The mercusuar fisik sudah jatuh. Di alam spiritual seperti itu kelihatannya. So, mercusuar yg didirikan Bung Karno means nothing. Yg berharga adalah manusia, dan bukan mercusuar-mercusuaran. The real mercusuar are people. You, me, and the rest of us.
Saya tidak percaya Indonesia akan kembali bisa menjadi pemimpin di ASEAN. Kemungkinan besar, mulai saat ini sampai entah kapan Indonesia akan menjadi buntut Australia (yg letaknya memang di Selatan). Walaupun cuma berpenduduk 22 juta orang, Australia adalah partner abadi AS di kawasan ini. Indonesia cuma mampu jadi buntut karena pemimpin-pemimpinnya semuanya menjual diri. Mereka mempertaruhkan diri demi pelestarian pembodohan massal. Semakin bodoh penduduk Indonesia, semakin lestarilah kedudukan mereka. Terimalah nasibmu, saudaraku.
Mercusuar dunia adalah negara-negara yg penduduknya menggunakan otak. AS, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Belanda, Australia, Cina, ... - Jangan harap anda akan jadi mercusuar dunia dalam sekejap begitu Sabdo Palon muncul kembali. Sabdo Palon itu simbol, bukan orang yg datang terbungkuk-bungkuk dengan tongkat dan blangkon. Yg akan mengubah ini negara miskin menjadi mercusuar hanya dengan mengucapkan kulonuwun or things like that. Tidak begitu saudaraku. You have to use your otax.
Secara spiritual, Indonesia tidak punya pemimpin sejak Bung Karno keluar dari istana. Semua gubernur jendral Belanda tinggal di istana. Bung Karno juga tinggal di istana. Sejak Bung Karno, tidak ada lagi yg berani tinggal di istana. Istana Merdeka dan Istana Bogor ternyata angker. Cuma pemimpin Indonesia yg asli yg berani tinggal disana. Bung Karno berani, sama seperti para gubernur jendral Belanda. They were leaders, but those who came after them not. They were impostors. Think about it!
Sedikit koreksi teman-teman. Sejak Indonesia utuh terbentuk oleh Belanda pada awal abad ke 20 M, dengan nama resmi negara kolonial Hindia Belanda, hanya para gubernur jendral Belanda plus 2 (dua) orang pemimpin Indonesia yg berani tinggal di istana. Bung Karno dan Gus Dur saja. Yg lainnya takut. Mereka tahu diri, mereka bukan pemimpin.
Yg paling subhanalloh adalah Megawati Sukarnoputri yg harus dikontrakkan satu rumah khusus selama menjadi presiden. Dikontrakkan rumah karena dia tidak mau tinggal di istana. Takut setan-setan.
-
Saya tidak tahu bagaimana pendapat teman-teman, tapi bagi saya sendiri mereka yg mengiklankan diri sebagai motivator tampak sangat memuakkan. Kesan saya, mereka manusia palsu. Penuh kepalsuan. Pikiran saya bilang, kalau terhadap dirinya sendiri saja sudah menipu, bagaimana pula terhadap orang lain? Menyebut diri sendiri sebagai motivator adalah penipuan. Motivator bagi siapa? Bagi orang lain? Apa pantas ? Apa bisa?
Kejujuran menuntut kita mengakui bahwa yg memotivasi kita adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain. Kalau saya menyebut diri saya seorang motivator yg bisa memotivasi anda, maka rasanya saya seperti menjadi penipu. Makanya saya tidak mau. Kalau lihat foto-foto atau penampilan para motivator, rasanya saya mau muntah saja. Saya bilang, mereka manusia palsu yg terlalu gamblang kepalsuannya.
Tentu saja aliran motivasional masih mendingan dibandingkan aliran agama, karena tidak pakai dogma-dogma. Asalnya dari AS, bermula dari aliran positive thinking yg dikembangkan oleh Norman Vincent Peale, seorang pendeta Kristen. So, bahkan motivasional pun asalnya dari Kristen. Tapi sekarang boleh bilang sekuler, dan tujuannya untuk membentuk anda menjadi robotz. Robotz yg termotivasi.
Yg saya heran, ada orang yg tidak malu menyebut dirinya sebagai motivator. Sama herannya saya dengan orang yg tidak malu menyebut dirinya sebagai ulama. Ini dua profesi yg melibatkan penipuan manusia.
So, aliran motivasi dengan para praktisinya yg disebut, dan menyebut diri, sebagai motivator merupakan kelanjutan langsung dari agama Kristen. Itu cabang sekuler dari Kristen. Kita bahkan bisa telusuri asal-usulnya dari Pendeta Norman Vincent Peale, yg lalu diikuti oleh Dale Carnegie. Mungkin bisa ada hasilnya juga sampai taraf tertentu, terutama apabila pikiran anda tidak digunakan. Apabila anda rela dihipnotis dan menghipnotis diri. Ada penggunaan alam bawah sadar juga. Tetapi, karena banyak yg disembunyikan, maka saya sebut motivasi sebagai aliran tipu-menipu juga.
Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu.
Bedanya dengan saya, saya tidak bermain slogan. Tidak menjerit DAHSYAAAT.
Paling jauh saya mendesis "bangsat".
Aliran motivasional sudah banyak makan korban karena orang dianggap robotz. Disuruh menjerit-jerit dahsyat sampai kontolnya bener-bener gak bisa ngacengz. Pedahal tadinya masih bisa ngacengz, walaupun sedikit.
Saya mengerti teknik motivasional yg dibawakan dalam seminar. Asalnya dari teknik-teknik cuci otak di gereja-gereja Kristen. Lalu digunakan oleh Dale Carnegie dalam training-trainingnya. Secara besar-besaran digunakan oleh AMWAY, yg lalu ditiru oleh MLM lainnya di seluruh dunia. Kalau orang mau jadi robotz, tinggal memprogram dirinya saja. Tinggal ikuti the manualz. Kalau mau tentu saja bisa, dan boleh. Tidak ada yg larang. Aspek yg satu ini sama seperti agama. Merupakan pilihan. Kalau orangnya mau, maka bisa. Bisa dijalankan. Bedanya dari agama, motivasional tidak memaksa. Kalau orang BT bisa keluar, tidak jadi kapir. Mana ada drop out training motivasi dibilang kapir?
Bahkan pelatihan ESQ, walaupun pakai istilah Allah, merupakan copas langsung dari teknik-teknik gereja Kristen yg memang canggih. In this case, Kristen dari aliran evangelical yg memang rajin menobatkan orang (istilahnya memenangkan jiwa-jiwa untuk Yesus).
Sampai taraf tertentu aliran motivasional masih oke. Masih bisa membantu sebagian orang. Tetapi tentu saja ada batasnya. Ada satu saat dimana orang akan sadar dan dihadapkan kepada pilihan, tentang apakah mau melepaskan diri dari segala macam program yg ditanamkan dari luar itu?
So, kita bisa jadi robotz untuk beberapa saat. Sebagian orang (mungkin sebagian besar) menjadi robotz seumur hidup. Tetapi ada yg lebih dari itu. Life is more than that. Lebih dari sekedar membentuk diri menjadi robotz, baik robotz agama maupun robotz motivasional.
Raymond Agung Susilo: masih laku yah aliran ini, sayangnya...
8 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu.
8 hours ago · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Istana (alam semesta) tidak bisa ditipu. Dia akan menghantui pemimpin gadungan.
8 hours ago · Like · 2
Raymond Agung Susilo: iya sih, tapi sangat mungkin untuk menyetir orang2 ini jadi terlalu receptive sehingga mereka bisa dicuci otak hingga diperas habis saripatinya (uang, susu, peju, just as u said Leo) hingga kering kerontang.
8 hours ago · Like · 1
Raymond Agung Susilo: contohnya MLM
8 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: panjang amat nih :) Leonardo ! semakinaa alama orang semakin pandai saja membuat kemasan spiritual agar tampak indah terlihat bungkusnya. Saat ini sdh seharusnya otak yg hrs di gunakan dari pada ajaran buku kuno :D
8 hours ago · Like · 1
Santo Paijo Al-Kafir: Bila anda merasa diberkati, kirimkanlah donasi anda ke rekening hamba awloh di Bank Central Awloh no.666. Puji Tuhan. Haleluya 77777777777777 kali.
8 hours ago · Like
Xavient Obbie Saint: Mas Leo,boleh tau batas tertentunya sampai mana? :)
7 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba II: Oh (sampe bosen)
7 hours ago · Like
Ki Mansu: pantesan motivator menembak sasaran pada corporate, agar para karyawannya termotivasi untuk menjadi budak
7 hours ago · Like · 3
Xavient Obbie Saint: Apalagi motivator MLM,sungguh menjijikkan sekaligus menggelikan.Jingkrak2 sana sini sambil treak2 kesetanan,disambut standing applaus para fans and kacung2nya,wkwkwk..bener2 mirip dagelan sotoy.
7 hours ago · Like · 3
Ajeng Rusty: kalo aq merasa lebih nyaman bergaul dgn hewan2 peliharaan drpd dgn para motivator2 itu.. ga sefrekwensi....... :))
7 hours ago · Like · 2
Nugraha Adi Pratama:
jadi marilah kita beralih program, dari program diri ke program untuk melepaskan diri dari segala macam program. di sisi lain secara subyektif setiap orang punya pemahaman kebutuhan dan growth process yg ngga bisa dipatok pasti. dari pengertian ini dan sebagai makhluk sosial pada mulanya manusia perlu motivator untuk memotivasi dirinya sendiri. karena perlu ada external images untuk stimulate internal response. mau komplain atau ngotot sebagaimana pun itu bagian dari dinamisme sebagai spesies. nature is also a program we are bathing in, alamiah, namun bagaimana dan utk apa kita menggunakannya itu hal selanjutnya. dari pengalaman, 'pelepasan program' juga bisa jadi kontra produktif dan saat hasil dari kontra produktifitas ini dialami dalam konteks lingkungan dan berbagai macam variabelnya, dari sini timbul rasa perlunya program itu. karena kita tidak bisa sustain kalau total tanpa program. sebagaimana Ustadz Leo mengemukakan pendapatnya di tulisan ini juga adalah pengunaan suatu program. bkn dlm arti mekanistik seperti robot, tapi fluid direct experience of reality. some of us need to consciously make up stories to move on with life otherwise remaining in a state of directionless rapture.
6 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba II: Oh (rapture)
6 hours ago · Like
Noni Rafael:
Wkwkwkk ngommongin mlm jadi keingetan pernah diajak sodara ke acara salah 1 asuransi terbesar di indo...
Acaranya yah, cuma gitu2 doank, mereka yg "katanya" adalah pemegang "level atas" cerita mereka udah jalan kemana aja, mereka dapet berapa tiap bulannya.
Terus ada sesi dimana mereka nyanyi2 lagu kebangsaan mereka dengan penuh semangat en perjuangan terus teriak yel2...
Yap, acara gitu kurang lebih mirip kaya acaranya para motivator, en aku ga tertarik...
Aku suka bertanya2 sendiri, kok orang bisa nikmatin acaranya motivator di tv?ato kok orang bisa nikmatin acara di asuransi or mlm? Tapi aku anggep itu semua sangat gak penting..annoying, cuma bikin muak..
Hmm...
2 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Saya tidak bilang salah lho. Saya cuma bilang motivasi is aliran tipu-menipu. Ada manfaatnya juga, sampai batas tertentu. Terutama untuk orang yg tidak mau berpikir.
9 hours ago · Like · 2
Rizal Sastrapraja: lah emang gak merasa disalahin kok....wkwkwk
9 hours ago via mobile · Like
Vicky Cakra Laxmana: Tipu menipu = bohong membohongi diluar kesadaran mempermainkan / hati dan akal,dimana sikorban tak berdaya dibuatnya hingga terlelap manggut manggut....xixixi
8 hours ago via mobile · Like · 2
Rizal Sastrapraja: leo jadi masalah adalah kebanyakan masyarakat kita itu memang jarang pake otak , saya bukan motivator tapi sy tau betul manusia butuh pemicu agar termotivasi ya salah satu pemicu itu kan bisa dari motivator juga leo...
8 hours ago via mobile · Like · 2
Rizal Sastrapraja: nah leo , saat anda mengajak anggota di group ini utk menggunakan otak bukankah itu semacam motivasi juga artinya anda juga termasuk motivator loh....
8 hours ago via mobile · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (kaget)
8 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Bedanya dengan saya, saya tidak bermain slogan. Tidak menjerit DAHHHSSSSYYAAATTTT
8 hours ago · Like
Rizal Sastrapraja: leo , hayoo ngaku ! anda masuk juga kan dalam kategori moivator...?!
8 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Paling jauh saya mendesis "bangsat".
8 hours ago · Like
Leonardo Rimba: Aliran motivasional sudah banyak makan korban karena orang dianggap robotz. Disuruh menjerit-jerit dahsyat sampai kontolnya bener-bener gak bisa ngacengz. Pedahal tadinya masih bisa ngaceng, walaupun sedikit.
8 hours ago · Like
Rizal Sastrapraja: huahahahahhaha...... oke leo anda tidak teriak dahsyat tapi anda teriak OH ..... iya kan termasuk teriak preett...
8 hours ago via mobile · Like
Vicky Cakra Laxmana: Ngemeng ngemeng masalah otak....dalam bernegosiasi manusia berbicara otomatis memakai otak karena siotak adalah tempat bersarangnya akal yg difungsikan memilah memilih dan menyelaikan sebuah permasalahan....jikalau tidak pakai otak berarti memakai tanduk....xixixixi
8 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Saya tahu teknik motivasional yg dibawakan dalam seminar. Asalnya dari teknik-teknik cuci otak di gereja-gereja Kristen. Lalu digunakan oleh Dale Carnegie dalam training-trainingnya. Secara besar-besaran digunakan oleh AMWAY, yg lalu ditiru oleh MLM lainnya di seluruh dunia. - Kalau orang mau jadi robotz, tinggal memprogram dirinya saja. Tinggal ikuti the manualz.
Kalau mau tentu saja bisa, dan boleh. Tidak ada yg larang. - Aspek yg satu ini sama seperti agama. Merupakan pilihan. Kalau orangnya mau, maka bisa. Bisa dijalankan. - Bedanya dari agama, motivasional tidak memaksa. Kalau orang BT bisa keluar, tidak jadi kapir. Mana ada drop out training motivasi dibilang kapir?
8 hours ago · Like · 1
Rizal Sastrapraja: hahahahaha okelah leo anda bukan motivator gmna kalo motivatol..?? haha
8 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Bahkan pelatihan ESQ, walaupun pakai istilah Allah, merupakan copas langsung dari teknik-teknik gereja Kristen yg memang canggih. In this case, Kristen dari aliran evangelical yg memang rajin menobatkan orang (istilahnya memenangkan jiwa-jiwa untuk Yesus).
Sampai taraf tertentu masih oke. Masih bisa membantu sebagian orang. Tetapi tentu saja ada batasnya. Ada satu saat dimana orang akan sadar dan dihadapkan kepada pilihan, tentang apakah mau melepaskan segala macam program dari luar itu?
So, kita bisa jadi robotz untuk beberapa saat. Sebagian orang (mungkin sebagian besar) menjadi robotz seumur hidup. Tetapi ada yg lebih dari itu. Life is more than that. Lebih dari sekedar membentuk diri menjadi robotz, baik robotz agama maupun robotz motivasional.
8 hours ago · Like · 2
Rizal Sastrapraja: hmmm... menurut saya ESQ itu tdk beda jauh dengan ceramah ke agamaan dan memanfaatkan hysteria massal semata.... sebenernya sama juga hsyterianya seperti hysteria orang-orang yg menemukan group ini...wkwkwk
8 hours ago via mobile · Like
Handhy Dwi Maxmoro: Waktu ikut MLM juga dijejali banyak buku motivasi. Setelah baca.... sebenarnya pengalaman atau kata2 manis motivator itu ada juga dan tentunya bisa kita alami sendiri dgn menemukan simpul2 pengalaman hidup yg "SUPERRRRRRRRRR". Cuma karena beban hidup atau kesibukan hidup kita membuat kita nggak ngeh dengan pengalaman hidup sendiri. Orang2 bilan "DASHYAT" "SUPER" atas kata2 manis motivator karena mereka bisa menyimpulkan pengalaman hidup kita yg kita tidak ngeh. Waktu kita dengar dan ternyata maching sama pengalaman kita maka kita bisa dengan meudah menangkapnya sebagai sesuatu yg indah dan sesuatu banget. So banyaklah meditasi dan refleksi maka anda bisa jadi motivator. at least untuk diri sendiri. Preeeet.
8 hours ago · Unlike · 3
Ki Mansu: untuk menjadi diri sendiri butuh proses, seminar2 motivasi salah satu proses yg harus dilalui
8 hours ago · Like · 1
Eric Siregar: Motivasi dalam MLM emang disusupi misi membuat kacamata kuda agar para member loyal, dulu dari thn 2005-2008 sy membantu acara2 begitu hingga sampai jd asistan motivator thn 2008 nya...seharusnya motivasi itu bkn mengikat justru memberi masukan yg baik agar seseorang mampu mengEMPOWER dr dalam, So selain negatif ada manfaat positifnya, salah satu pengembangan diri sy dibentuk drsana dan saat ini byk bekal yg bs dibawa trutama utk public speaking (training/workshop hypnosis) & terapi massal ^_^
8 hours ago · Like · 2
Tia Ningsih : skdar share, aku punya temen didunia nyata, seorang motivator dan pelatih ESQ, sy pnh ikuti pelatihannya ..Terkesan religius dan bnr2 suci. Tp sy jg tau khdupan nyatanya, hemm ceweknya bnyk, anak2 SMA dan kuliahan.. hehehe.. *bgtulah adanya, sama aja, y udh, sy ambil yg bs sy manfaatkan bg sy aja*
7 hours ago via mobile · Like · 2
Eric Siregar: Mbak Tia Ningsih ya begitulah tantangan seorang public figure terkadang dibutuhkan penguasaan diri yg lebih baik, krn energy mereka bs menarik org utk mengaguminya tak jarang dipakai ke hal2 yg tdk sesuai, mrk memiliki daya hipnotis yg kuat ^_^
6 hours ago · Like
-Leny Dhamayantie-: Jadi ingat si edi badai motivator peeak, hihihi
6 hours ago · Unlike · 1
Budi Setyawan: Bisnis tanpa 'after sales service'
12 minutes ago · Like
Arjun Gomo: Realitanya sih, meski tipu tipu sugesti, lebih banyak manfaatnya dong keberadaan seorang motivator di suatu lingkungan dari pada tidak ada ! Terus gimana dong kesimpulan finalnya ?
about a minute ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: kalau masih suka ditipu dan dihipnotis, pakailah motivator.
Leonardo Rimba II: Motivasi datang dari dalam diri anda sendiri. Anda tidak perlu orang lain untuk memotivasi anda, untuk membawa-bawa Allah, untuk menawarkan Surga dan mengancam dengan Neraka. Anda manusia dewasa, punya otax, bisa berpikir. Bukan anak kecil lagi.
5 minutes ago · Unlike · 2
Lilik Wysa Hypnotis: @mas Leo: kerennn... Ini nyata, realita yg terjadi. @ all: Motivasi hanya dibutuhkan ke orang2 bodoh yg tidak mau berfikir, semoga kita masuk kekategori orang yg mau berfikir, sehingga di dalam Joyo boyo di sebutkan "wong bodo dadi pangane wong pinter" (orang bodoh jadi makanan orang2 pinter).
a few seconds ago via mobile · Like
a few seconds ago · Like
25 Nov 2011
rumah tangga
Ni Nengah Hardiani:
Berdasarkan pengamatanku perempuan2 menikah yg 'awet' menerima kekerasan dlm rumah tangga adalah yg terbiasa hidup dlm 'sangkar', kurang membumi.
Like · · Unfollow Post · 4 hours ago via mobile
Musa Halem, Wiriantini Justine, Etty Saharjz and 2 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Banyak para pria bekerja yg mengeluhkan istrinya yg ibu rumahtangga tidak tahu susahnya mencari uang, maunya terima saja, suami menjadi kesal, ini memicu konflik yg bisa jadi kekerasan fisik juga.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Punya anak banyak ga kira2, padahal penduduk banyak, jadi persaingan ketat. Beban hidup tambah berat. Suami-istri stress, anak2 kacau.
4 hours ago via mobile · Like
Ichsant Sopian: banyak faktor suami atau istri mengeluh, so komunikasi kali yak..
4 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Banyak juga perempuan muda yg sangat naif, dia kira dgn modal kecantikan saja segalanya beres, lelakinya akan tunduk dan lengket selamanya.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Padahal kecantikan waktu muda itu bisa jadi langsung berubah/pudar begitu punya anak. Karena kesibukan mengurus anak dan suami juga karena malas merawat badan.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Dikira begitu berhasil menggaet pria mapan urusan bisa beres selamanya. Karena dalam karir dan pekerjaan bisa terjadi pasang surut.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Mengembangkan diri sendiri itu penting, tidak bisa terlalu tergantung pada faktor fisik (kecantikan) dan faktor luar (laki2).
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Banyak ibu rumahtangga yg tak bekerja, terpaksa mau menerima perlakuan semena2 dari suami krn tergantung secara ekonomi dan punya anak (banyak).
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Mengenai jumlah anak, menurutku sebagai wanita yg tak mungkin tega anak terlantar, jangan punya lebih dari satu, kecuali punya warisan banyak dari ortu.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Krn kalau cerai dari suami supaya tak terlalu terbebani secara ekonomi, andaikata pas apes banget dapet laki yg ga mau tanggung jawab secara ekonomi pd anak.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Walaupun sudah hidup mapan secara ekonomi krn suami, hendaknya tak terlalu terbuai dgn hal itu krn dlm hidup tak ada yg pasti dan ajeg selamanya.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Krn bisa saja tiba2 karir suami jatuh atau tiba2 suami punya wanita lain.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Penting walaupun sudah hidup mapan terutama karena harta suami, untuk tetap mengikuti kegiatan2 yg berhubungan dgn usaha/keterampilan yg bisa jadi sumber penghasilan, jaga2 kalau ada apa2 dgn suami.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Mengikuti kursus2, seminar, kegiatan2 pengembangan diri atau buka usaha kecil-kecilan, tentu tidak mengabaikan tugas pokok mengurus rumah tangga. Penting agar tak terlalu tergantung pd pasangan.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Kalau tidak terlalu tergantung pada pasangan, tentu tak akan diperlakukan semena-mena.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ichsant Sopian: ini kejadian kalau kita tidak mengenal si pasangan dengan baik kali kah?
4 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Pengalaman pribadi dan dengerin curhat temen2 terutama perempuan.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Walaupun pernah merasa kenal baik dgn pasangan, orang kadang bisa berubah.
4 hours ago via mobile · Like
Ichsant Sopian: jangankan orang mbak, batu aja bisa berubah kan
4 hours ago · Like
Saidi Doang: Waw...
Pelajaran yg berharga...
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Iya makanya, begitu menikah biasanya orang merasa pasangannya tetap bersamanya selamanya ga mungkin lirik2 cewek lain, banyak perempuan masih berpandangan naif seperti ini.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Sering juga aku melihat wanita yg seperti terjebak. Gagal di pernikahan pertama punya anak, trus menikah lagi, punya anak lagi, dapat tipe pria yg sama lagi, tak bahagia. Karena dia terus-menerus mencari saja, tak mau intropeksi.
3 hours ago via mobile · Like
Wiriantini Justine: Ibu aku juga mengalami hal yg ibu tulis,,,
3 hours ago · Unlike · 1
Ni Nengah Hardiani: Itulah pentingnya bergaul. Ikut di kegiatan sosial. Jangan bergaul di kalangan terbatas saja. Sudahkah kita tahu bagaimana kehidupan pedagang dan petani yg sayurannya kita nikmati tiap hari di meja makan?
3 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Kalau tahu kita tak akan ketakutan tak bisa makan, hanya karena suami tak mau lagi memberi uang bulanan.
3 hours ago via mobile · Like · 2
Semedi Asmo: kalau ada kasih sayang dan saling membutuh, dan tahu tugasnya masing2 ,..bisa awet kok..
3 hours ago · Unlike · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku kadang2 ngobrol lama dgn petani yg menggarap sawah di samping rumah dan pedagang sayur keliling yg setiap hari datang.
3 hours ago via mobile · Like · 1
Semedi Asmo: ada cerita menarik juga Ni Nengah Hardiani, ada tkw di daerah jawa timur selatan, yang kebanyakan bekerja di asia timur, bercerai dengan suaminya lantara suaminya "bau tanah' atau petani..karena biasa hidup dikota besar..ada ada saja
3 hours ago · Unlike · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku sering menjumpai pernikahan semu semacam itu. Biasanya karena faktor ekonomi, suami istri mesti tinggal terpisah. Bisa jadi salah satu atau dua2nya punya pacar di lokasi masing2. Perceraian akhirnya melegalkan perpisahan suami-istri tsb.
about an hour ago via mobile · Like
Iin Indah: Tapi tdk mesti nunggu 35 tahun dulu kan untuk mengerti hal tsbt..?
buat cewek (khususnya) yg masih muda baca tuh kata2 ni nengah h .
Berdasarkan pengamatanku perempuan2 menikah yg 'awet' menerima kekerasan dlm rumah tangga adalah yg terbiasa hidup dlm 'sangkar', kurang membumi.
Like · · Unfollow Post · 4 hours ago via mobile
Musa Halem, Wiriantini Justine, Etty Saharjz and 2 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Banyak para pria bekerja yg mengeluhkan istrinya yg ibu rumahtangga tidak tahu susahnya mencari uang, maunya terima saja, suami menjadi kesal, ini memicu konflik yg bisa jadi kekerasan fisik juga.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Punya anak banyak ga kira2, padahal penduduk banyak, jadi persaingan ketat. Beban hidup tambah berat. Suami-istri stress, anak2 kacau.
4 hours ago via mobile · Like
Ichsant Sopian: banyak faktor suami atau istri mengeluh, so komunikasi kali yak..
4 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Banyak juga perempuan muda yg sangat naif, dia kira dgn modal kecantikan saja segalanya beres, lelakinya akan tunduk dan lengket selamanya.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Padahal kecantikan waktu muda itu bisa jadi langsung berubah/pudar begitu punya anak. Karena kesibukan mengurus anak dan suami juga karena malas merawat badan.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Dikira begitu berhasil menggaet pria mapan urusan bisa beres selamanya. Karena dalam karir dan pekerjaan bisa terjadi pasang surut.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Mengembangkan diri sendiri itu penting, tidak bisa terlalu tergantung pada faktor fisik (kecantikan) dan faktor luar (laki2).
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Banyak ibu rumahtangga yg tak bekerja, terpaksa mau menerima perlakuan semena2 dari suami krn tergantung secara ekonomi dan punya anak (banyak).
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Mengenai jumlah anak, menurutku sebagai wanita yg tak mungkin tega anak terlantar, jangan punya lebih dari satu, kecuali punya warisan banyak dari ortu.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Krn kalau cerai dari suami supaya tak terlalu terbebani secara ekonomi, andaikata pas apes banget dapet laki yg ga mau tanggung jawab secara ekonomi pd anak.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Walaupun sudah hidup mapan secara ekonomi krn suami, hendaknya tak terlalu terbuai dgn hal itu krn dlm hidup tak ada yg pasti dan ajeg selamanya.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Krn bisa saja tiba2 karir suami jatuh atau tiba2 suami punya wanita lain.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Penting walaupun sudah hidup mapan terutama karena harta suami, untuk tetap mengikuti kegiatan2 yg berhubungan dgn usaha/keterampilan yg bisa jadi sumber penghasilan, jaga2 kalau ada apa2 dgn suami.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Mengikuti kursus2, seminar, kegiatan2 pengembangan diri atau buka usaha kecil-kecilan, tentu tidak mengabaikan tugas pokok mengurus rumah tangga. Penting agar tak terlalu tergantung pd pasangan.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Kalau tidak terlalu tergantung pada pasangan, tentu tak akan diperlakukan semena-mena.
4 hours ago via mobile · Like · 1
Ichsant Sopian: ini kejadian kalau kita tidak mengenal si pasangan dengan baik kali kah?
4 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Pengalaman pribadi dan dengerin curhat temen2 terutama perempuan.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Walaupun pernah merasa kenal baik dgn pasangan, orang kadang bisa berubah.
4 hours ago via mobile · Like
Ichsant Sopian: jangankan orang mbak, batu aja bisa berubah kan
4 hours ago · Like
Saidi Doang: Waw...
Pelajaran yg berharga...
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Iya makanya, begitu menikah biasanya orang merasa pasangannya tetap bersamanya selamanya ga mungkin lirik2 cewek lain, banyak perempuan masih berpandangan naif seperti ini.
4 hours ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Sering juga aku melihat wanita yg seperti terjebak. Gagal di pernikahan pertama punya anak, trus menikah lagi, punya anak lagi, dapat tipe pria yg sama lagi, tak bahagia. Karena dia terus-menerus mencari saja, tak mau intropeksi.
3 hours ago via mobile · Like
Wiriantini Justine: Ibu aku juga mengalami hal yg ibu tulis,,,
3 hours ago · Unlike · 1
Ni Nengah Hardiani: Itulah pentingnya bergaul. Ikut di kegiatan sosial. Jangan bergaul di kalangan terbatas saja. Sudahkah kita tahu bagaimana kehidupan pedagang dan petani yg sayurannya kita nikmati tiap hari di meja makan?
3 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Kalau tahu kita tak akan ketakutan tak bisa makan, hanya karena suami tak mau lagi memberi uang bulanan.
3 hours ago via mobile · Like · 2
Semedi Asmo: kalau ada kasih sayang dan saling membutuh, dan tahu tugasnya masing2 ,..bisa awet kok..
3 hours ago · Unlike · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku kadang2 ngobrol lama dgn petani yg menggarap sawah di samping rumah dan pedagang sayur keliling yg setiap hari datang.
3 hours ago via mobile · Like · 1
Semedi Asmo: ada cerita menarik juga Ni Nengah Hardiani, ada tkw di daerah jawa timur selatan, yang kebanyakan bekerja di asia timur, bercerai dengan suaminya lantara suaminya "bau tanah' atau petani..karena biasa hidup dikota besar..ada ada saja
3 hours ago · Unlike · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku sering menjumpai pernikahan semu semacam itu. Biasanya karena faktor ekonomi, suami istri mesti tinggal terpisah. Bisa jadi salah satu atau dua2nya punya pacar di lokasi masing2. Perceraian akhirnya melegalkan perpisahan suami-istri tsb.
about an hour ago via mobile · Like
Iin Indah: Tapi tdk mesti nunggu 35 tahun dulu kan untuk mengerti hal tsbt..?
buat cewek (khususnya) yg masih muda baca tuh kata2 ni nengah h .
Apa yg dimaksud dengan indra keenam itu ?
Apa yg dimaksud dengan indra keenam itu ?
by Leonardo Rimba on Friday, November 25, 2011 at 12:24pm
T = Apa yg dimaksud dengan indra keenam itu ?
J = Apa ?
T = Sewaktu kita sekolah, kita mendapat pelajaran biologi mengenai penginderaan manusia, dimana manusia hanya memiliki 5 indra, yaitu: indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra perasa (kulit). Kelima indra indra tersebut kita pakai dalam keseharian kita untuk memastikan bahwa sesuatu itu benar-benar ada dan kita dapat memverifikasikannya secara ilmiah. Misalnya: kita bisa merasakan gula itu manis sewaktu kita kecap, hal ini dapat diverifikasi dan diidentifikasi secara ilmiah, begitu juga bila di lingkungan kuburan yg lebat pepohonannya dan lembab, kita bisa merasakan udara di sekitar itu dingin dan lembab dengan indra perasa kita sehingga bulu kuduk berdiri karena dingin dan lembabnya udara sekitar situ.
J = Ya, benar.
T = Akan tetapi ada kejadian-kejadian tertentu yg kadang-kadang tidak dapat dirasakan dan dianalisa oleh kelima indra kita tersebut atau di luar kemampuan nalar manusia kita untuk memverifikasinya, Misalnya kita mempunyai perasaan sesuatu akan terjadi di masa yg akan datang baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu yg agak lama, dan sesuatu itu benar-benar terjadi. Padahal secara ilmiah kita tidak mempunyai bukti-bukti ilmiah untuk memperkokoh perasaan kita tersebut. Bagaimana kita mengetahuinya akan kejadian itu ? Kemampuan inilah yg sering disebut dengan “intuisi” atau juga disebut dengan “indra keenam”.
J = Ya.
T = Ada juga orang yg mampu membaca pikiran orang lain, mampu menemukan benda yg orang lain tidak mampu dalam keadaan normal, mampu memindahkan benda tanpa menyentuh, mampu menyalakan api hanya dengan sebuah tatapan, ada yg mampu mendengar suara-suara yg tidak dapat didengar oleh indra pendengar dalam keadaan normal, atau mampu melihat sesuatu yg tidak dapat dilihat oleh indra penglihatan dalam keadaan mata normal. Hal-hal yg terjadi pada diri manusia secara abnormal dan keadaan tersebut tidak dapat diidentifikasi oleh indra manusia yg normal. Indra keenam pada zaman ini disebut juga ESP (Extra Sensory Perception), jadi istilah indra keenam, intuisi, dan ESP memiliki arti yg sama.
J = Ok.
T = Pernahkah kita merasa ragu dalam melangkah, seperti pada hari-hari libur, apakah ingin keluar rumah atau tidak. Sering terjadi yg tadinya niat kita menggebu ingin keluar rumah misalnya: piknik, berbelanja atau ke rumah saudara menjadi batal di saat-saat terakhir, karena kita menjadi merasa ragu, tidak nyaman, atau merasa keperluan keluar rumah tersebut sebenarnya dapat ditunda. Orang-orang tua kita sering mengatakan keadaan ini semacam “firasat”, yg pada umumnya banyak menghinggapi kaum perempuan. Jadi apakah intuisi (indra keenam) itu ? Bagaimana kita dapat mempergunakannya dengan lebih baik? Intuisi adalah kekuatan yg dengan cepat menyadari bahwa sesuatu itu adalah “kasusnya”, hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yg masuk akal, tidak ada langkah-langkah deduktif atau induktif yg masuk akal, tidak ada analisa yg wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi, hanya sekilas tiba-tiba muncul dan kita hanya tahu ada yg tidak sesuai. Sebagian orang ada yg membedakan anatara intuisi dan indra keenam, terutama hubungannya dengan dunia supranatural, tetapi ada juga yg menganggap keduanya sama, kalau menghubungkannya dengan dunia nyata. Namun kedua-duanya sama-sama menggunakan ketajaman rasa (feeling). Intuisi kita adalah sebuah jalan pintas untuk mencapai produktivitas, pengertian yg mendalam, pengetahuan, inovasi dan pengambilan keputusan. Jadi bagaimanakah mengeksplor intuisi agar bisa bekerja untuk kita ?
J = Bagaimana ?
T = Pernahkah kita melihat suatu masalah dan kemudian mengenal penyebab utama sekaligus solusinya dengan seketika tanpa penelitian terlebih dahulu ? Sebetulnya manusia telah diberikan bakat oleh Tuhan untuk mencurigai suara hatinya yg dalam, kemudian, seringkali dengan pembuktian secara empiris intuisi kita ternyata benar. Misalnya: pada pertandingan bola antara Indonesia vs Malaysia yg kemaren, satu hari sebelum pertandingan saya sering bertanya dalam hati siapa yg akan menang ya ? Akhirnya saya coba merenung sebentar untuk merasakan intuisi saya, dimana saya seolah olah datang ke stadion GBK jam satu malam setelah pertandingan selesai dan banyak sampah berserakan yg lagi disapu sama tukang sapu, saya melihat kepadanya dan ke stadion dan bertanya dalam hati siapa tadi yg menang ya… Tiba-tiba saya merasakan sesuatu bahwa yg menang tadi adalah Malaysia. Sewaktu melihat pertandingan langsung di tv saya tetap membilang Malaysia yg akan juara walaupun awalnya Indonesia menang dan pertandingan begitu alot berjalan, bahkan intuisi saya membilang Malaysia akan menang dalam adu penalti itu datang pada saya sewaktu nonton babak pertama pertandingan… ehh ternyata semuanya terjadi pada akhir pertandingan… begitulah kuatnya intuisi bila sudah bekerja untuk kita.
J = Ok.
T = Kita mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan seketika jika kita mempercayai diri sendiri. Kita semua pasti seperti itu, namun seringkali peringatan itu seperti tidak datang lagi, kenapa demikian ? Bagaimana kita mengeksploitasi kekuatan batin itu yakni suara batin yg mengabaikan semua kebohongan, manipulasi, dan tipuan, serta mengatakan kepada kita hal yg sebenarnya ?
J = Bagaimana ?
T = Ada enam cara untuk mempertajam intuisi/ indra keenam kita (dari berbagai catatan) sebagai berikut:
1) Pergunakanlah empati alami kita sesering mungkin ::: Bayangkan diri kita pada posisi orang lain, atau dengarkan pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Rasakanlah penderitaan batin mereka, semakin dalam perasaan kita terlibat, maka semakin memperkuat intuisi kita, dengan kata lain semua pengalaman buruk orang lain bisa memperkuat intuisi kita, tanpa kita harus mengalaminya sendiri.
2) Biarkan diri kita merasa takut dan mengalirlah melewatinya ::: Kita semua tidak menyukai rasa takut bukan ? Tetapi rasa takut adalah instink dasar yg diberikan Tuhan agar kita bisa survive di dunia ini, kita harus menyesuaikan diri dengannya dan menemukan suatu cara untuk menjadikannya teman kita, bukan sebagai musuh, kecuali jika kita adalah superman dan sudah melampaui rasa takut itu. Membiarkan diri kita untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu memberikan pengajaran kepada kita untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih kita bertempur melawannya.
3) Berhubunganlah dengan orang lain secara emosional ::: Ketika kita terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara di telepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka, apakah kedengarannya seperti bunyi marah, berbahagia, penuh harapan, gembira, tertekan, atau sedih ? Semakin banyak kita berhubungan dengan emosi orang lain semakin dalam pemahaman kita akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi kita akan berfungsi. Mengidentifikasi dan memberi nama emosi di dalam diri kita dan orang lain adalah sebuah latihan yg membutuhkan banyak energy.
4) Hentikan penilaian-penilaian pribadi (judgments) ::: Ketika kita menghakimi seseorang atau sesuatu termasuk diri kita sendiri, itu bukan intuisi, tetapi energy negative yg menghalangi intuisi. Ketika kita mendengar suara keritik di dalam benak kita yg berkata ”dia bodoh”, ”dia jahat”, ”aku akan kalah”, maka hentikanlah berpikir dan berkata seperti itu, dan berusahalah untuk merubah menjadi yg positip dan berpikirlah; kenapa aku berpikir seperti itu ? Begitu kita mulai menanyakan pertanyaan positip, maka pikiran alam bawah sadar kita akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi dalam wujud intuisi.
5) Temukan keheningan ::: Cara terbaik adalah meditasi, jadwalkan sedikitnya tiga puluh menit dalam sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran kita, merenung dan tafakur. Belajar untuk mendengarkan diri kita di dalam keheningan akan memberikan kita kesempatan untuk mendengarkan suara bagian dalam diri ketika kita sedang bersama orang lain dan pekerjaan kita, juga akan membimbing kita untuk menangkap ide-ide intuitif yg benar dan tangguh di saat kita memerlukannya.
6) Ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya ::: Ini adalah yg disebut pembangunan tubuh dari intuisi, tanya-jawab adalah cara terbaik untuk menciptakan intuisi-intuisi yg lebih kuat. Intuisi-intuisi kreatif yg paling kuat akan datang kepada kita setelah sesi-sesi tanya jawab yg lama. Itu makanya saya paling tidak suka melihat sesi-sesi tanya jawab yg hanya melahirkan sifat-sifat yg skeptic dan pem-blokan dan merasa paling benar sendiri dan harus diakui hasil jawabannya oleh si penjawab maupun si penanya, itu very dangkal manfaatnya buat keberhasilan tubuh intuisi kita dan perlu dibuang ke tong sampah karena tidak bermutu, hanya berbau emosi dan ke-egoisan semata, karena sesi-sesi tanya jawab itu adalah salah satu usaha untuk membangun tubuh intuisi kita yg kuat, kecuali sesi-sesi tersebut sudah mengarah kepada SARA dan pelecehan memang harus segera diberhentikan. Bentuklah sebuah kelompok diskusi dengan orang-orang yg mempunyai rasa curiga tinggi dan diskusikan isu-isu kompleks, seperti filsafat, politik, sains dan teknologi, dan topik-topik lain yg menantang. Kebanyakan kekuatan datangnya bukan dari jawaban-jawaba tetapi dari pertanyaan-pertanyaannya, akan membawa kita kepada alur-alur yg belum dipertimbangkan, mendatangkan pertanyaan baru dan mendatangkan lebih banyak lagi jawaban. Tidak ada cara yg lebih baik untuk melatih intuisi kita dibandingkan dengan sesi-sesi tanya jawab yg berkembang, sebagian orang mengatakan intuisi itu tidak ilmiah dan tidak beralasan, pendapat itu benar dan juga salah. Gagasan yg intuitif kreatif memang tidak ilmiah hingga kita dapat membuktikannya, karena bagaimanapun semua ilmu pengetahuan dimulai dari sebuah hipotesa, dan sebuah hipotesa berasal dari mana ? Hal-hal yg baik, kreatif, dan orisinil, itu datang karena intuisi kita, sebuah kilatan jiwa, cahaya dari Tuhan. (Sumber: dari berbagai catatan, dan tulisan Wisnawan Pamungkas).
J = Ok.
Unlike · · Unfollow Post · Share
You, Abdul Haris Bowta, Ahmad Hanif Koto, Iskandar Effendi and 12 others like this.
5 shares
Tedianto Soek: ... mohon ijin copas bro ...
5 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Notes ini menjawab pertanyaanku beberapa hari yg lalu. Banyak hal ttg mempertajam instuisi itu sudah lama aku lakukan.
5 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Bisa anda perhatikan, ini note jenis baru, yg bertanya adalah yg menjawab. Judul yg lebih tepat: "Kau yg Bertanya, Kau yg Menjawab" - Dan, seperti anda bisa lihat sendiri, it's possible. Very possible.
4 hours ago · Unlike · 4
Vat Budhiardjo T: ijin copy
3 hours ago · Like
Marihot Sumbayak: note yg membuat mangut2 saja...karena ditanya dan dijawab sendiri rupanya...hahahaha
3 hours ago · Unlike · 1
Sutarno Santosa: Ulasan yg bagus Mas Leo . . . memang itu fenomenanya . . . kunci awalnya hanya : jika pikir/aku diam, maka intuisi akan terbangunkan . . . bila pikir/aku aktif, maka intuisi akan diam/tidur . . . . rahayu . . .
2 hours ago · Like · 1
Misdawati T. Alie: Izin share ya... Thanks
2 hours ago · Like
Gunawan Suryana: idem ijin share juga yah.
2 hours ago · Like
Dianna Firefly: yang nanya malah jawab. Yang jawab kayak orang bodoh, yang bertanya sinting. Tapi ini note yg bagus.
Aku sering mengetahui sesuatu yg akan terjadi di masa depan, misalnya ketika aku merasa bhwa seniorku tdk lama lg akan mninggal, trnyata benar ia tewas dlm kecelakaan.
dan sering jg dejavu. Tapi kuanggap sbg kebetulan.
2 hours ago · Like
Dianna Firefly: dan satu hal,
aku 'berbakat seperti itu' ketika aku dekat dgn Tuhan, rajin ke Grja n brdoa,
tp ketika aku jauh sprti skrg ini, kemampuan itu mjd tumpul.
2 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: apakah perlu tinggal di gereja, supaya tajem terus?
5 minutes ago · Like
by Leonardo Rimba on Friday, November 25, 2011 at 12:24pm
T = Apa yg dimaksud dengan indra keenam itu ?
J = Apa ?
T = Sewaktu kita sekolah, kita mendapat pelajaran biologi mengenai penginderaan manusia, dimana manusia hanya memiliki 5 indra, yaitu: indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra perasa (kulit). Kelima indra indra tersebut kita pakai dalam keseharian kita untuk memastikan bahwa sesuatu itu benar-benar ada dan kita dapat memverifikasikannya secara ilmiah. Misalnya: kita bisa merasakan gula itu manis sewaktu kita kecap, hal ini dapat diverifikasi dan diidentifikasi secara ilmiah, begitu juga bila di lingkungan kuburan yg lebat pepohonannya dan lembab, kita bisa merasakan udara di sekitar itu dingin dan lembab dengan indra perasa kita sehingga bulu kuduk berdiri karena dingin dan lembabnya udara sekitar situ.
J = Ya, benar.
T = Akan tetapi ada kejadian-kejadian tertentu yg kadang-kadang tidak dapat dirasakan dan dianalisa oleh kelima indra kita tersebut atau di luar kemampuan nalar manusia kita untuk memverifikasinya, Misalnya kita mempunyai perasaan sesuatu akan terjadi di masa yg akan datang baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu yg agak lama, dan sesuatu itu benar-benar terjadi. Padahal secara ilmiah kita tidak mempunyai bukti-bukti ilmiah untuk memperkokoh perasaan kita tersebut. Bagaimana kita mengetahuinya akan kejadian itu ? Kemampuan inilah yg sering disebut dengan “intuisi” atau juga disebut dengan “indra keenam”.
J = Ya.
T = Ada juga orang yg mampu membaca pikiran orang lain, mampu menemukan benda yg orang lain tidak mampu dalam keadaan normal, mampu memindahkan benda tanpa menyentuh, mampu menyalakan api hanya dengan sebuah tatapan, ada yg mampu mendengar suara-suara yg tidak dapat didengar oleh indra pendengar dalam keadaan normal, atau mampu melihat sesuatu yg tidak dapat dilihat oleh indra penglihatan dalam keadaan mata normal. Hal-hal yg terjadi pada diri manusia secara abnormal dan keadaan tersebut tidak dapat diidentifikasi oleh indra manusia yg normal. Indra keenam pada zaman ini disebut juga ESP (Extra Sensory Perception), jadi istilah indra keenam, intuisi, dan ESP memiliki arti yg sama.
J = Ok.
T = Pernahkah kita merasa ragu dalam melangkah, seperti pada hari-hari libur, apakah ingin keluar rumah atau tidak. Sering terjadi yg tadinya niat kita menggebu ingin keluar rumah misalnya: piknik, berbelanja atau ke rumah saudara menjadi batal di saat-saat terakhir, karena kita menjadi merasa ragu, tidak nyaman, atau merasa keperluan keluar rumah tersebut sebenarnya dapat ditunda. Orang-orang tua kita sering mengatakan keadaan ini semacam “firasat”, yg pada umumnya banyak menghinggapi kaum perempuan. Jadi apakah intuisi (indra keenam) itu ? Bagaimana kita dapat mempergunakannya dengan lebih baik? Intuisi adalah kekuatan yg dengan cepat menyadari bahwa sesuatu itu adalah “kasusnya”, hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yg masuk akal, tidak ada langkah-langkah deduktif atau induktif yg masuk akal, tidak ada analisa yg wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi, hanya sekilas tiba-tiba muncul dan kita hanya tahu ada yg tidak sesuai. Sebagian orang ada yg membedakan anatara intuisi dan indra keenam, terutama hubungannya dengan dunia supranatural, tetapi ada juga yg menganggap keduanya sama, kalau menghubungkannya dengan dunia nyata. Namun kedua-duanya sama-sama menggunakan ketajaman rasa (feeling). Intuisi kita adalah sebuah jalan pintas untuk mencapai produktivitas, pengertian yg mendalam, pengetahuan, inovasi dan pengambilan keputusan. Jadi bagaimanakah mengeksplor intuisi agar bisa bekerja untuk kita ?
J = Bagaimana ?
T = Pernahkah kita melihat suatu masalah dan kemudian mengenal penyebab utama sekaligus solusinya dengan seketika tanpa penelitian terlebih dahulu ? Sebetulnya manusia telah diberikan bakat oleh Tuhan untuk mencurigai suara hatinya yg dalam, kemudian, seringkali dengan pembuktian secara empiris intuisi kita ternyata benar. Misalnya: pada pertandingan bola antara Indonesia vs Malaysia yg kemaren, satu hari sebelum pertandingan saya sering bertanya dalam hati siapa yg akan menang ya ? Akhirnya saya coba merenung sebentar untuk merasakan intuisi saya, dimana saya seolah olah datang ke stadion GBK jam satu malam setelah pertandingan selesai dan banyak sampah berserakan yg lagi disapu sama tukang sapu, saya melihat kepadanya dan ke stadion dan bertanya dalam hati siapa tadi yg menang ya… Tiba-tiba saya merasakan sesuatu bahwa yg menang tadi adalah Malaysia. Sewaktu melihat pertandingan langsung di tv saya tetap membilang Malaysia yg akan juara walaupun awalnya Indonesia menang dan pertandingan begitu alot berjalan, bahkan intuisi saya membilang Malaysia akan menang dalam adu penalti itu datang pada saya sewaktu nonton babak pertama pertandingan… ehh ternyata semuanya terjadi pada akhir pertandingan… begitulah kuatnya intuisi bila sudah bekerja untuk kita.
J = Ok.
T = Kita mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan seketika jika kita mempercayai diri sendiri. Kita semua pasti seperti itu, namun seringkali peringatan itu seperti tidak datang lagi, kenapa demikian ? Bagaimana kita mengeksploitasi kekuatan batin itu yakni suara batin yg mengabaikan semua kebohongan, manipulasi, dan tipuan, serta mengatakan kepada kita hal yg sebenarnya ?
J = Bagaimana ?
T = Ada enam cara untuk mempertajam intuisi/ indra keenam kita (dari berbagai catatan) sebagai berikut:
1) Pergunakanlah empati alami kita sesering mungkin ::: Bayangkan diri kita pada posisi orang lain, atau dengarkan pengalaman-pengalaman orang lain dan rasakan bagaimana mereka merasakannya pada saat itu. Rasakanlah penderitaan batin mereka, semakin dalam perasaan kita terlibat, maka semakin memperkuat intuisi kita, dengan kata lain semua pengalaman buruk orang lain bisa memperkuat intuisi kita, tanpa kita harus mengalaminya sendiri.
2) Biarkan diri kita merasa takut dan mengalirlah melewatinya ::: Kita semua tidak menyukai rasa takut bukan ? Tetapi rasa takut adalah instink dasar yg diberikan Tuhan agar kita bisa survive di dunia ini, kita harus menyesuaikan diri dengannya dan menemukan suatu cara untuk menjadikannya teman kita, bukan sebagai musuh, kecuali jika kita adalah superman dan sudah melampaui rasa takut itu. Membiarkan diri kita untuk merasakan ketakutan akan memperkuat intuisi karena hal itu memberikan pengajaran kepada kita untuk mendengarkan suara dari lubuk hati dan menerima rasa takut apa adanya, alih-alih kita bertempur melawannya.
3) Berhubunganlah dengan orang lain secara emosional ::: Ketika kita terlibat dengan orang lain, seperti bertatap muka, berbicara di telepon, atau online, cobalah untuk membaca emosi mereka. Beri nama emosi-emosi mereka, apakah kedengarannya seperti bunyi marah, berbahagia, penuh harapan, gembira, tertekan, atau sedih ? Semakin banyak kita berhubungan dengan emosi orang lain semakin dalam pemahaman kita akan situasi-situasi sosial dan semakin baik intuisi kita akan berfungsi. Mengidentifikasi dan memberi nama emosi di dalam diri kita dan orang lain adalah sebuah latihan yg membutuhkan banyak energy.
4) Hentikan penilaian-penilaian pribadi (judgments) ::: Ketika kita menghakimi seseorang atau sesuatu termasuk diri kita sendiri, itu bukan intuisi, tetapi energy negative yg menghalangi intuisi. Ketika kita mendengar suara keritik di dalam benak kita yg berkata ”dia bodoh”, ”dia jahat”, ”aku akan kalah”, maka hentikanlah berpikir dan berkata seperti itu, dan berusahalah untuk merubah menjadi yg positip dan berpikirlah; kenapa aku berpikir seperti itu ? Begitu kita mulai menanyakan pertanyaan positip, maka pikiran alam bawah sadar kita akan mulai menanganinya dengan memberikan solusi-solusi dalam wujud intuisi.
5) Temukan keheningan ::: Cara terbaik adalah meditasi, jadwalkan sedikitnya tiga puluh menit dalam sehari untuk menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran kita, merenung dan tafakur. Belajar untuk mendengarkan diri kita di dalam keheningan akan memberikan kita kesempatan untuk mendengarkan suara bagian dalam diri ketika kita sedang bersama orang lain dan pekerjaan kita, juga akan membimbing kita untuk menangkap ide-ide intuitif yg benar dan tangguh di saat kita memerlukannya.
6) Ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya ::: Ini adalah yg disebut pembangunan tubuh dari intuisi, tanya-jawab adalah cara terbaik untuk menciptakan intuisi-intuisi yg lebih kuat. Intuisi-intuisi kreatif yg paling kuat akan datang kepada kita setelah sesi-sesi tanya jawab yg lama. Itu makanya saya paling tidak suka melihat sesi-sesi tanya jawab yg hanya melahirkan sifat-sifat yg skeptic dan pem-blokan dan merasa paling benar sendiri dan harus diakui hasil jawabannya oleh si penjawab maupun si penanya, itu very dangkal manfaatnya buat keberhasilan tubuh intuisi kita dan perlu dibuang ke tong sampah karena tidak bermutu, hanya berbau emosi dan ke-egoisan semata, karena sesi-sesi tanya jawab itu adalah salah satu usaha untuk membangun tubuh intuisi kita yg kuat, kecuali sesi-sesi tersebut sudah mengarah kepada SARA dan pelecehan memang harus segera diberhentikan. Bentuklah sebuah kelompok diskusi dengan orang-orang yg mempunyai rasa curiga tinggi dan diskusikan isu-isu kompleks, seperti filsafat, politik, sains dan teknologi, dan topik-topik lain yg menantang. Kebanyakan kekuatan datangnya bukan dari jawaban-jawaba tetapi dari pertanyaan-pertanyaannya, akan membawa kita kepada alur-alur yg belum dipertimbangkan, mendatangkan pertanyaan baru dan mendatangkan lebih banyak lagi jawaban. Tidak ada cara yg lebih baik untuk melatih intuisi kita dibandingkan dengan sesi-sesi tanya jawab yg berkembang, sebagian orang mengatakan intuisi itu tidak ilmiah dan tidak beralasan, pendapat itu benar dan juga salah. Gagasan yg intuitif kreatif memang tidak ilmiah hingga kita dapat membuktikannya, karena bagaimanapun semua ilmu pengetahuan dimulai dari sebuah hipotesa, dan sebuah hipotesa berasal dari mana ? Hal-hal yg baik, kreatif, dan orisinil, itu datang karena intuisi kita, sebuah kilatan jiwa, cahaya dari Tuhan. (Sumber: dari berbagai catatan, dan tulisan Wisnawan Pamungkas).
J = Ok.
Unlike · · Unfollow Post · Share
You, Abdul Haris Bowta, Ahmad Hanif Koto, Iskandar Effendi and 12 others like this.
5 shares
Tedianto Soek: ... mohon ijin copas bro ...
5 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Notes ini menjawab pertanyaanku beberapa hari yg lalu. Banyak hal ttg mempertajam instuisi itu sudah lama aku lakukan.
5 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Bisa anda perhatikan, ini note jenis baru, yg bertanya adalah yg menjawab. Judul yg lebih tepat: "Kau yg Bertanya, Kau yg Menjawab" - Dan, seperti anda bisa lihat sendiri, it's possible. Very possible.
4 hours ago · Unlike · 4
Vat Budhiardjo T: ijin copy
3 hours ago · Like
Marihot Sumbayak: note yg membuat mangut2 saja...karena ditanya dan dijawab sendiri rupanya...hahahaha
3 hours ago · Unlike · 1
Sutarno Santosa: Ulasan yg bagus Mas Leo . . . memang itu fenomenanya . . . kunci awalnya hanya : jika pikir/aku diam, maka intuisi akan terbangunkan . . . bila pikir/aku aktif, maka intuisi akan diam/tidur . . . . rahayu . . .
2 hours ago · Like · 1
Misdawati T. Alie: Izin share ya... Thanks
2 hours ago · Like
Gunawan Suryana: idem ijin share juga yah.
2 hours ago · Like
Dianna Firefly: yang nanya malah jawab. Yang jawab kayak orang bodoh, yang bertanya sinting. Tapi ini note yg bagus.
Aku sering mengetahui sesuatu yg akan terjadi di masa depan, misalnya ketika aku merasa bhwa seniorku tdk lama lg akan mninggal, trnyata benar ia tewas dlm kecelakaan.
dan sering jg dejavu. Tapi kuanggap sbg kebetulan.
2 hours ago · Like
Dianna Firefly: dan satu hal,
aku 'berbakat seperti itu' ketika aku dekat dgn Tuhan, rajin ke Grja n brdoa,
tp ketika aku jauh sprti skrg ini, kemampuan itu mjd tumpul.
2 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: apakah perlu tinggal di gereja, supaya tajem terus?
5 minutes ago · Like
24 Nov 2011
fungsi otak
Penjelasan fungsi otak, dari segi medis. Dalam otak kita sesungguhnya ada beberapa sistem yang sedang bekerja. Yang pertama adalah Sistem Sensoris yang berkaitan dengan sel-sel saraf yang menerima rangsangan dari luar. Rangsangan-rangsangan itu sendiri ditangkap oleh apa yang kita sebut sebagai panca-indra – penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pencecap.
Kedua Sistem Motorik yang terdiri dari sel-sel saraf yang memerintah dan menggerakkan bagian-bagian atau organ-organ tubuh seperti kaki, tangan dan lain-lain.
Dalam yoga dan tantra kita mengenal pusat-pusat energi yang berkaitan dengan lapisan-lapisan kesadaran manusia. Ini yang biasanya disebut 'chakra'. Salah satu 'chakra' – yaitu Chakra Keenam atau Agya Chakra berkaitan dengan otak. Dan, agya berarti 'komandan' – yang memerintah.
Banyak tulisan tentang yoga, kundalini, dan chakra, tetapi hampir setiap kali dikaitkan dengan mistisme. Misalnya 'pembukaan' chakra oleh seorang guru dan sebagainya. Padahal, sebenarnya, mekanismenya tidak demikian.
Sayang sekali banyak yang menyalahartikan istilah-istilah tersebut, padahal peningkatan kundalini berarti peningkatan kesadaran. Dan dengan terjadinya peningkatan kesadaran, terjadi pula perubahan-perubahan anatomis, yang dapat dijelaskan secara ilmu kedokteran.
Kemampuan untuk melakukan perubahan atau modifikasi ini yang dalam ilmu medis disebut Plastisitas Otak.
Mekanismenya begini: misalnya, sel-sel saraf pada salah satu indera kita menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Stimulus tersebut akan diteruskan kepada sel berikutnya dan seterusnya – sampai pada sel-sel otak. Kemudian, stimulus tersebut akan 'diolah' secara integratif, koordinatif, dan asosiatif dengan simpanan pengalaman dan keinginan yang telah ada. Lalu, diputuskan respons apa yang harus diberikan.
Antara satu sel saraf dan sel saraf berikutnya ada sambungan. Dan sambungan ini disebut synap. Synap itu sendiri memiliki dua bagian. Satu yang meneruskan atau memancarkan rangsangan atau stimulus dari luar yang diterima oleh panca-indra. Satu lagi, yang menerima rangsangan atau stimulus tersebut. Bagian yang menerima rangsangan atau stimulus itu disebut reseptor. Dan reseptor atau penerima rangsangan sudah menjadi bagian dari sel saraf berikutnya. Semacam mata rantai.
Sel saraf penerima stimulus sekaligus menjadi penerus atau pemancar stimulus. Dengan kata lain, reseptor sekaligus menjadi transmiter atau pemancar.
Kedua Sistem Motorik yang terdiri dari sel-sel saraf yang memerintah dan menggerakkan bagian-bagian atau organ-organ tubuh seperti kaki, tangan dan lain-lain.
Dalam yoga dan tantra kita mengenal pusat-pusat energi yang berkaitan dengan lapisan-lapisan kesadaran manusia. Ini yang biasanya disebut 'chakra'. Salah satu 'chakra' – yaitu Chakra Keenam atau Agya Chakra berkaitan dengan otak. Dan, agya berarti 'komandan' – yang memerintah.
Banyak tulisan tentang yoga, kundalini, dan chakra, tetapi hampir setiap kali dikaitkan dengan mistisme. Misalnya 'pembukaan' chakra oleh seorang guru dan sebagainya. Padahal, sebenarnya, mekanismenya tidak demikian.
Sayang sekali banyak yang menyalahartikan istilah-istilah tersebut, padahal peningkatan kundalini berarti peningkatan kesadaran. Dan dengan terjadinya peningkatan kesadaran, terjadi pula perubahan-perubahan anatomis, yang dapat dijelaskan secara ilmu kedokteran.
Kemampuan untuk melakukan perubahan atau modifikasi ini yang dalam ilmu medis disebut Plastisitas Otak.
Mekanismenya begini: misalnya, sel-sel saraf pada salah satu indera kita menerima rangsangan atau stimulus dari luar. Stimulus tersebut akan diteruskan kepada sel berikutnya dan seterusnya – sampai pada sel-sel otak. Kemudian, stimulus tersebut akan 'diolah' secara integratif, koordinatif, dan asosiatif dengan simpanan pengalaman dan keinginan yang telah ada. Lalu, diputuskan respons apa yang harus diberikan.
Antara satu sel saraf dan sel saraf berikutnya ada sambungan. Dan sambungan ini disebut synap. Synap itu sendiri memiliki dua bagian. Satu yang meneruskan atau memancarkan rangsangan atau stimulus dari luar yang diterima oleh panca-indra. Satu lagi, yang menerima rangsangan atau stimulus tersebut. Bagian yang menerima rangsangan atau stimulus itu disebut reseptor. Dan reseptor atau penerima rangsangan sudah menjadi bagian dari sel saraf berikutnya. Semacam mata rantai.
Sel saraf penerima stimulus sekaligus menjadi penerus atau pemancar stimulus. Dengan kata lain, reseptor sekaligus menjadi transmiter atau pemancar.
Langganan:
Postingan (Atom)