26 Okt 2011

kursus menjahit


Pengalaman ini terjadi antara tahun 1995-2002.
Waktu itu aku bekerja di Bank Perkeditan Rakyat di Kabupaten Gianyar, Bali. Jam kerja di kantor dari pukul 08.00 sd. 16.00, kadang agak molor sedikit, tapi biasanya jam 5 sore sudah di rumah.
Waktu luang sore sampai malam hari tersebut aku isi dengan kursus menjahit karena aku suka baju bagus.
Aku kursus menjahit di dekat rumah, biayanya murah, jadi tak perlu menyisihkan uang/ menabung secara khusus supaya bisa ikut kursus ini. Teman-teman kursus kebanyakan remaja putus sekolah, hanya tamatan SD atau SMP. Mereka kursus menjahit agar punya keterampilan, sehingga mudah mendapat pekerjaan di garmen (pabrik baju) yang banyak terdapat di Denpasar. Sekitar setahun aku kursus di tempat itu.
Suatu ketika aku punya uang lebih karena mendapat bonus tahunan dari tempat kerja. Aku ingin memperdalam ilmu di bidang jahit-menjahit ini. Aku melanjutkan di tempat kursus yang lebih bagus. Pengajar sekaligus pemilik tempat kursus ini seorang desainer, pria feminim berusia 40-an tahun. Dia eksodus dari Jakarta ke Bali.
Biaya kursus di sini sekitar 10 kali lipat dibanding di tempat kursus sebelumnya. Teman-temanku kali ini berasal dari kalangan yang mampu secara ekonomi, beberapa orang sudah memiliki usaha sendiri di bidang fashion.
Secara garis besar, materi yang diajarkan terdiri dari 3 bagian: membuat pola, menjahit, dan menggambar desain (pakaian). Untuk pelajaran membuat pola dan menjahit, aku sudah tidak asing lagi, karena sudah pernah aku pelajari di tempat kursus yang dulu.
Pelajaran menggambar desain ini yang jadi hal baru buatku. Pertama-tama diajarkan menggambar anatomi tubuh manusia. Komposisi tubuh dan wajah manusia. Ini penting, terutama komposisi tubuh, sehingga dalam menggambar badan manusia, terlihat proporsional, misalnya tidak terlihat tangan atau kakinya terlalu panjang, begitu maksudnya.
Setelah terampil menggambar tubuh manusia, barulah diajarkan menggambar baju yang dipakaikan pada tubuh tersebut. Menggambar bentuk kerah, bentuk lengan baju dan sebagainya.
Tetapi rupanya aku kurang suka/tertarik dengan bidang gambar-menggambar ini. Ada sesi di kelas desain ini, disuruh oleh guru, menggambar berbagai pose model yang ada di majalah wanita. Aku dan teman-teman sekelas, diberi setumpuk majalah wanita Femina untuk dilihat foto-foto wanita di dalamnya dan dibuat dalam bentuk gambar/sketsa. Lama satu sesi itu sekitar 2 jam, sangat membosankan bagiku, waktu itu aku lebih suka membaca majalah wanitanya dibanding kegiatan menggambar ini.
Jadinya, setelah sekitar 3 bulan kursus dengan desainer ini, aku tetap aja ngga begitu bisa menggambar desain pakaian.

5 komentar:

  1. boleh tahu dimana nama dan alamat kurus menjahit yang di gianyar itu bu?
    sekalian dengan no hp nya kalau ada.

    salam
    wawan
    Denpasar

    BalasHapus
  2. Boleh tau ga almt kursusny dimn? Krn ak ingin skl ikut jenis kursus yg sprt itu... please....

    BalasHapus
  3. ngga tau alamatnya sekarang. krn waktu itu tempat kursusnya rumah kontrakan.

    BalasHapus
  4. @apple: tempat kursusnya di denpasar. waktu itu saya memang kerjanya di sukawati,gianyar.

    BalasHapus