6 Des 2011

Arab Kristen


by Leonardo Rimba II on Monday, December 5, 2011 at 7:02pm

Orang Arab kalau nyanyi suaranya ternyata bagus, apalagi suara perempuannya. Saya juga salah kaprah karena selama ini saya cuma tahu lagu qasidah yg suara penyanyinya monoton dan diarab-arabkan. Ternyata Arab asli tidak begitu suara dan aksennya. The language is very beautiful, aksennya juga.



Saya lebih suka lagu oleh penyanyi Arab asli daripada qasidah yg dinyanyikan orang Indon. Suaranya jelek, diarab-arabkan, pedahal Arab asli aksennya gak begitu. Arab suaranya merdu, tidak bisa ditiru oleh orang Indon.



Pelajaran hari ini yg saya peroleh setelah bongkar-bongkar lagu Natal berbahasa Arab: Ternyata orang Arab Kristen tidak menyebut Yesus sebagai Isa, melainkan Yesua. Subhanalloh. Mungkin ada juga yg menyebut Yesus sebagai Isa, walaupun yg saya temukan menggunakan kata Yesua.



Saya rasa saya kecipratan darah Arab sedikit karena nenek buyut saya namanya Halimah Usman, dulu tinggal di Poso, Sulawesi Tengah, dan kerjanya ngerumpi ke Kampung Arab. For your info, Arab Indonesia tidak ada hubungannya dengan Arab Saudi. Beda jauh. Yg disini Arab dari Hadramaut (Yemen sekarang), dan kemungkinan punya campuran Yahudi juga karena orang Yahudi dulu banyak tinggal di Hadramaut.



Islam di Hadramaut is very good. Banyak takhayulnya, tapi masih manusiawi. Tidak kejam seperti di Saudi.



Saya merasa sudah waktunya kita belajar membedakan topik pembicaraan, dan tidak asal saja mengecam. Topik Arab, misalnya, tidak berarti semuanya jelek. Banyak yg bagus juga. Kalau Arab Saudi bergajul begitu, bukan berarti semua Arab jadi jelek. Jangan terjebak kepada salah kaprah model Jawa.



Di seluruh dunia, proporsi Arab Kristen sekitar 3 persen dari seluruh keturunan Arab. Proporsi ini jauh lebih banyak di kalangan orang Lebanon dan Palestina, walaupun yg terakhir ini sudah tidak lagi tinggal di tempat asalnya, sebagian besar sudah ber-imigrasi. Saat ini Lebanon memiliki sekitar 30% populasi Kristen. Kuwait sekitar 11%. Suriah 10%. Mesir 6%. Yordania 5%. Dari keturunan Arab yg ada di Amerika Serikat, bisa dilihat aliran keluar ini; 2/3 dari seluruh keturunan Arab yg menjadi warga AS adalah Arab Kristen.



Setahu saya Kahlil Gibran yg menempati posisi teratas sebagai penulis Arab paling populer satu dunia berasal dari keluarga Kristen. In other words, Kristen Arab or Arab Kristen (sama saja).



Setidaknya otak Arab termasuk kaliber dunia. Otak Jawa tidak. Bahkan Sukarno tidak masuk kaliber dunia. Sukarno itu lokal. Di dunia internasional tidak ada prestisenya. Menurut saya, Sukarno tidak punya prestise di dunia internasional. Saya sudah cek literatur yg ada.



Suharto juga tidak punya prestise di dunia internasional. So, kita harus terima fakta ini, bahwa dunia internasional menggolongkan Sukarno dan Suharto sebagai diktator-diktator yg sudah digulingkan. Prestisenya sama seperti Marcos di Philipina atau Idi Amin di Uganda. Sama-sama diktator yg sudah out. Sama seperti Mubarak dari Mesir. Sudah digulingkan, tidak ada harganya. Orang cuma ingat kegilaannya saja, atau korupsinya. Itupun lama-lama dilupakan. Ini fakta, bukan berarti menghina.



Sukarno had no prestige among the civilized countries. Waktu ke AS, dia disuruh tunggu di depan kamar kerja Presiden AS. Disuruh tunggu sekitar 10 menit. Dalam pandangan Barat, Sukarno itu kolaborator Jepang. Memang benar. Harusnya dihukum, tetapi dibiarkan saja oleh Barat sampai akhirnya jatuh sendiri.



Indonesia merdeka atas jasa AS yg menekan Belanda. Irian Barat masuk Indonesia juga atas jasa AS. Itu yg tidak dimengerti oleh orang Indon. Mereka pikir Sukarno berjasa, pedahal Sukarno cuma aktor. Kalau masanya harus ditendang, ya ditendanglah. Suharto juga begitu. Ketika harus ditendang, ya ditendang juga. Indonesia ini bagian dari percaturan politik internasional. Posisi Indonesia lemah sekali. Tidak punya kekuatan fisik, finansial, maupun semangat.



Kalau kelemahan itu disadari, maka mungkin akan ada perbaikan. Kalau tidak mau disadari, dan tetap saja bergelimang dalam penipuan diri sendiri, maka cepat atau lambat negara ini bisa pecah. Yg berperan adalah kekuatan-kekuatan raksasa. Indonesia ini kerdil dalam hal kekuatan. Sangat kerdil. Otak maupun semangatnya. Yg gede cuma suaranya doang ketika memaki-maki orang Malaysia. Kalau perang belum tentu menang. Kemungkinan besar kalah. Melawan Singapura saja belum tentu menang. Indonesia ini keropos.



Ngomong-ngomong tentang Sukarno, bahkan orang Indon banyak yg tidak tahu bahwa biografi Sukarno yg judulnya "Sukarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" ditulis oleh seorang perempuan Yahudi. Namanya Cindy Adams. Sekarang Cindy Adams masih hidup, sudah tua sekali. Saya baca semua tulisan Cindy Adams tentang Sukarno, termasuk buku yg diberi judul "My Friend the Dictator". Itu memoir Cindy Adams tentang Sukarno, dimana dia cerita pernah diajak berhubungan sex oleh Presiden NKRI.



-



Back to the topic, yaitu tentang Arab Kristen. Saya berpendapat bahwa pada mulanya Islam dianggap sebagai salah satu sekte Kristen. Islam itu sekte Kristen, dan setelah jadi kekuatan politik barulah melepaskan diri menjadi agama sendiri. Sama saja seperti Kristen yg akhirnya melepaskan diri dari Yahudi.



Yg jelas, budaya Arab itu kosmopolitan. Sekarang orang pikir Arab terbelakang, pedahal itu cuma akhir-akhir ini saja. Aslinya Arab kosmopolitan, baru terpuruk setelah dijajah Turki. Saya rasa Arab akan bangkit kembali, tapi perlu waktu. Aslinya Arab tidak sebodoh ini. Aslinya Arab bergantung kepada Yahudi. Sekarang juga masih, tapi ditutup-tutupi.



Yahudi merupakan sintesa dari kepercayaan-kepercayaan Mesir Kuno dan Babilonia. Kristen merupakan turunan Yahudi yg dikawinkan dengan filsafat Yunani. Islam ambil dari Yahudi, Kristen, dan filsafat Yunani sekaligus, dengan akibat semua pemikirannya terlihat Yunani sekali. Kalau anda baca pemikiran-pemikiran Islam, anda akan bisa menemukan bahwa itu filsafat Yunani. Pakai istilah-istilah berbahasa Arab, tetapi sebenarnya merupakan filsafat Yunani. Sama saja seperti teologi Kristen yg juga bebas menggunakan konsep-konsep dari filsafat Yunani. Yahudi juga begitu, sudah beda sekali dari yg asli. Yahudi juga sudah pakai filsafat Yunani. So, ketiganya adalah agama Barat. Ujung-ujungnya adalah penggunaan filsafat Yunani yg disakralkan sebagai agama. Tapi orang tidak tahu itu. Saya tahu, makanya saya anggap biasa saja. Tidak ada yg aneh dengan ketiga agama itu. Semuanya rasional secara filsafati karena sudah menelan habis filsafat Yunani. Dan itu jauh lebih bagus dibandingkan kepercayaan lokal seperti dianut orang Jawa pra Islam.



So, semuanya ber-evolusi, walaupun perlu waktu ratusan tahun. Kristen sekarang beda dengan Kristen 100 tahun lalu. Sudah beda jauh. Apalagi dibandingkan dengan Kristen 500 tahun lalu, 1000 tahun lalu, 2000 tahun lalu. Yg sekarang lebih bagus dibandingkan yg dulu. Yahudi juga begitu. Walaupun doa-doanya masih sama, tetapi cara berpikirnya sudah beda. Bukan berarti semuanya bisa mulus. Konflik selalu ada. Kalau tidak ada yg mempertahankan habis-habisan, konflik akan tuntas secara alamiah. Akan terjadi perubahan tanpa kekerasan. Kalau ada yg mau mempertahankan agama "asal" dengan kekerasan, yg terjadi adalah perang. Seperti Kristen yg perang habis-habisan untuk reformasi mereka punya agama. Islam juga tidak lekang dari perubahan. Asal tidak ada yg mempertahankan dengan kekerasan, maka Islam juga bisa berubah. Menjadi lebih manusiawi. Semua agama samawi itu berubah menuju ke arah kemanusiaan. Semuanya pro manusia. Makin lama makin manusiawi.



Kalau anda pengamat, anda bisa mengambil kesimpulan bahwa Kristen Liberal, Islam Liberal dan Yahudi Liberal itu prakteknya mirip sekali. Orang-orang universal yg cuma menggunakan jargon-jargon agama seperlunya saja. Prakteknya adalah cara hidup rasional. Nah, kalau tidak ada bedanya, untuk apa beragama? Itulah kesimpulan yg diambil oleh orang yg sekuler total. Sekuler total artinya tidak lagi pakai agama. Kalau masih beragama, cuma seremonial saja. Dalam pemikiran sehari-hari, agama sudah tidak lagi masuk hitungan. Mungkin kebanyakan orang Barat sudah sampai taraf itu. Di Indonesia juga sudah cukup banyak saya rasa.



Yg seperti itu namanya agnostisme. Sekuler agnostik. Artinya, tidak perduli lagi dengan agama. Bukan karena tidak tahu, tetapi karena mengerti bahwa tidak ada gunanya. Kalau manusia bisa hidup biasa saja tanpa agama, mengapa harus pakai agama? Itu latar belakang pemikirannya, dan bisa diterima. Kenapa harus beragama kalau agama cuma bikin orang jadi repot? Cuma bikin orang jadi ribet? Cuma bikin orang jadi paranoid? So, inilah yg namanya pilihan yg terbuka bagi anda semua. Tapi, bahkan di Indonesia, orang banyak yg tidak tahu bahwa pilihan ini terbuka bagi dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar