13 Des 2011

Narkotika Alami

Cuplikan Leonardo R. notes.

Endorfin (Narkotika Alami) ::

Jika kita telah didiagnosa dan mendapat resep obat penenang seperti Prozac, Paxil, Zoloft, atau Xanax maka disarankan untuk berhati-hati di dalam pemakaiannya, dan apabila masih dapat kita hentikan sebaiknya kita hentikan saja karena bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi keadaan pikiran kita, sementara keadaan pikiran juga dapat mempengaruhi kondisi kimiawi saraf kita, karena semuanya itu pasti akan terjadi adalah ketidak seimbangan kimiawi sementara, bahkan mungkin menciptakan masalah mental atau fisik yg tidak terduga.
Meditasi sebenarnya merupakan cara yg paling aman untuk menyembuhkan ketidak-seimbangan kimiawi tubuh pada kasus-kasus depresi.
Peneliti dari Skotlandia bernama John Hughes dan Hans Kosterlitz, menemukan bahwa hormon Endorfin terdiri dari tiga yaitu alfa, beta dan gamma.
Hormon Endorphin beta dinyatakan sebagai zat penyembuh efektif di dalam tubuh. Zat ini dapat menciptakan kekebalan tubuh, mencegah bahkan membunuh sel-sel kanker, menjaga keseimbangan kadar gula darah, menjaga kesetabilan tekanan darah, menghilangkan Anxietas (cemas, panic, paranoid), menghilangkan rasa sakit, mengurangi berat badan, meredam masalah psikis, seperti marah, benci dan sebagainya, yg akhirnya menimbulkan aura positif di dalam diri.
Endorphin adalah bahan kimia alami yg dihasilkan otak pada saat kita sedang melakukan olahraga, dan dapat membuat kita bersemangat. Endorphin dapat juga dihasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada gelombang alfa/teta, dan juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat. Para ilmuawan percaya bahwa bagian otak yg menghasilkan endorphin berada pada bagian area yg sama yg terlibat dalam proses belajar dan mengingat. Dengan kata lain proses belajar dan mengingat akan lebih mudah dilakukan apabila terdapat cukup banyak endorphin dalam otak kita, ini bisa diperoleh apabila kondisi otak kita berada pada gelombang alfa/teta.
Keuntungan lainnya bila kita fokus pada konfigurasi gelombang otak alfa/teta ini, kita lebih mudah mengubah citra diri dari mental negatif menjadi mental positif. Selain itu semua, alfa/teta juga sangat baik untuk relaksasi, ketika kita relaks secara mental, seluruh badan kita juga relaks, hal ini menigkatkan volume darah dan oksigen ke otak, yg menyebabkan diri kita lebih peka dan perhatian.

Endorphin memiliki efek yg serupa dengan narkotika alami, yaitu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa gembira, juga memainkan peran dalam meningkatkan nafsu makan, aktivitas seksual, tekanan darah, suasana hati, belajar dan ingatan.
Begitu juga dapat kita lihat hubungan endorphin dengan kenikmatan yg dialami ketika menjalin kontak sosial. Penelitian memperlihatakan bahwa kontak antara bayi dengan ibunya dapat merangsang endorphin bayi, yg selanjutnya dapat memperkuat ikatan antara si ibu dengan bayinya, juga dapat terjadi pada tahap awal cinta yg penuh gairah antara orang dewasa, yg menjelaskan perasaan melambung (euphoria) dari seorang yg sedang jatuh cinta.
Praktik meditasi dan olah pernapasan terbukti sangat berperan bagi kesehatan karena memberikan sangat banyak manfaat.
Meditasi yang dilakukan sekitar 30 menit di pagi hari antara jam 6-14 siang dan 30 menit di sore hari antara jam 18-02 pagi akan memberikan kita kedamaian dari dalam, mengurangi resiko penyakit, dan bahkan bisa menambah beberapa tahun kehidupan kita.
Riset menunjukkan bukti yg menjanjikan bahwa meditasi dapat memperlambat penuaan pada tingkat sel, yg berarti memperpanjang waktu hidup kita.
Melihat sejarah dari meditasi itu sendiri, sebelum banyak pengembangan teknik secara modern, adalah suatu kegiatan dari Timur yg bermanfaat mencerdaskan nilai spiritual dalam diri dan merupakan proses integrasi pengajaran spiritual untuk memberikan pemahaman terhadap tujuan hidup, hingga akhirnya mencapai kebebasan spiritual.
Bahkan menurut publikasi Annals of The New York Academy of Sciences, rutinitas melatih teknik meditasi akan menghasilkan konsentrasi kesadaran yg semakin intens, atau kemampuan untuk menguasai fokus mental dengan jernih di setiap saat serta dapat menunda proses penuaan.
Karena para ilmuawan saat ini telah menganggap panjangnya telomere sebagai penanda umur sel semakin pendek (telomere).
Hal ini berarti sel dan seluruh organisme di dalam tubuh semakin tua dan semakin kelelahan, di bawah tekanan atau kegelisahan, tubuh kita lebih banyak melepaskan hormon pemicu stres seperti kortisol dan kathekolamin. Pemotongan pada hormon ini berkaitan dengan pemendekan telomere, yg menandai penuaan secara fisik.

Beberapa penyakit yg berhasil disembuhkan dengan latihan meditasi dan olah pernapasan secara terus menerus tanpa putus atau berhalangan dengan melakukannya 30 menit di pagi hari dan 30 menit di malam hari.
Beberapa contohnya adalah Lemah Syahwat, Asam Urat, Migrain, Jantung Koroner, Hipertensi, Diabetes Melitus, Darah Rendah, Reumatik, Kolesterol Tinggi, Petusis, TBC, Paru-paru Basah, Batu Ginjal, Saraf, Batu Empedu, Vertigo, Hepatitis, Tifus, Malaria, Maag, Stroke Ringan, Bahkan penyakit yg berhubungan dengan virus.
Boleh dicoba membuktikannya lakukan dahulu tanpa putus selama 3 bulan….:)

SUMBER SADURAN:
Cambell (2001) dalam bukunya Efek Mozart;
Stenberg dan Salovery (1997);
Daniel Goleman (1995) dalam bukunya Emotional Intelligences (EQ);
Siegel (1999) Ahli pengembangan otak;
Glen (1992) pengamat music;
Weisskoff (1981) pengamat music;
Bailey (1980) pengamat music;
Gardner (1983);
James N,Parker, MD & Philip M.Parker, PHD. Medical Dictionary Bibliography & Annoted Research Guide.1960;
Holmes, J., Psychoterapy 2000: Some Predictions for the coming Decade, British Journal of Psychiatry, 1991;
Ekman, P., Davidason, R.J. & Friesen, W.V., The Duchenne Smile Emotional Expression and Brain Physiology II, Jurnal of Personality & Social Psychology, 1990;
Blows,M.(Ed), Towards the Whole Person: Integrating Eastern & Western Approaches to Body Mind Skills, Proceedings of the workshop, The Transnational Network for the Study of Physical, Psychological & Spiritual Wellbeing, Kenthust NSW: Linking Publications, 1993;
Bankart, C.P., Koshikawa, F., Nedate, K. & Haruki, Y., When West meet East: Contribution of Eastern Traditions to the Future of Psychoterapy. Psychophysiology, 1992 ;
dan lain lain dan lain lain…….:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar