20 Des 2011

memahami pikiran-pikiran pra bahasa (bahasa telepati)

Setelah bermeditasi selama 6-8 hari terus menerus, maka kelenjar pineal akan mulai memproduksi hormone 5-Meo-DMT, yg mana hormone ini bersifat luminescens (mendatangkan cahaya) dan fosforenscens (mengeluarkan cahaya) karena sejumlah fosfen (kilatan cahaya sewaktu kita menutup dan membuka mata) disalurkan ke korteks mata dan orang akan melihat sinar terang di kepalanya. Dalam penelitian bersama yg dilakukan Eduard P.A Van Wijka (International Institute of Biophysics, Neuss, Jerman), J.Ackermanc (Universitas Utrecht, Belanda), Roeland Van Wijka (Cottage Hospital, Santa Barbara, California, USA) menunjukkan bahwa meditasi menghasilkan emisi foton ultra lemah (Ultra Weak Photon Emission) pada lengan dan dahi meditator yg di observasi. Foton sendiri adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Seorang meditator akan mengeluarkan emisi foton pada tubuhnya, tetapi hanya dapat dilihat oleh mereka yg memiliki “mata ketiga” terutama pada anak-anak di bawah usia 7 tahun, karena kelenjar pinealnya masih berfungsi normal. Anak-anak itu akan menutup wajahnya dan mengatakan “sangat menyilaukan” seperti sinar matahari yg terik. Hormon 5-Meo-DMT berinterkalasi dengan perantara RNA (ribonucleic acid), visualisasi dari orang-orang tersebut kemudian mampu melihat “visualisasi halo” atau mata ketiga, seperti memahami pikiran-pikiran pra bahasa (bahasa telepati) pada orang lain. Oleh karenanya orang yg telah mencapai tingkat ini dapat mengetahui keadaan psikologi seseorang tanpa mengadakan interview.(Leonardo R. notes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar