Stimulus atau rangsangan-rangsangan yang diterima oleh indra manusia, berupa:
- gelombang cahaya yang ditangkap oleh penglihatan;
- getaran suara yang ditangkap oleh pendengaran;
- getaran mekanik yang ditangkap oleh perabaan; dan
- zat kimia yang ditangkap oleh lidah.
Selanjutnya, saraf-saraf indra manusia mengubah semua itu menjadi aliran listrik. Dalam bahasa medis, proses penerusan rangsangan atau stimulus yang diterima oleh saraf-saraf indra, ke jaringan saraf berikutnya, disebut 'transmisi impuls'.
Transmisi impuls diselenggarakan oleh pembawa transmisi impuls, yang sesungguhnya merupakan molekul protein, dan disebut neuro-transmitter. Neuro-transmitter ini berada dalam synap yang dipancarkan dan diterima oleh membran reseptor.
Membran reseptor sendiri memiliki potensi ganda. Bagian dalam membran bermuatan ion negatif. Dan bagian luar membran bermuatan ion positif. Ini yang disebut polarisasi dalam reseptor. Neuro-transmitter menyebabkan terjadinya depolarisasi, berarti muatannya diubah dan dalam sekejap berubah lagi menjadi polarisasi.
Perubahan ini ditranmisikan atau diteruskan sepanjang serabut saraf ke sel saraf berikutnya, sehingga pada akhirnya sampai pada sel-sel saraf di otak. Kemudian proses yang sama terulangi lagi -- untuk menyampaikan respons otak kepada organ tubuh bersangkutan.
Tranmisi ini sesungguhnya terjadi dalam bentuk aliran listrik. Dalam hal ini, disebut bio-electric. Dengan terciptanya medan listrik, seluruh proses transmisi berlanjut dengan kecepatan yang sangat tinggi -- yaitu 50 meter per detik. Bila tinggi orang 2 meter, dari ujung kaki sampai ke otak dibutuhkan waktu 1/25 detik. Cepat sekali.
Singkatnya, sirkuit synap-synap saraf adalah sirkuit bio-electric. Dan, kita mengenal adanya 2 macam sirkuit -- yang asli dan artifisial.
Selera kucing terhadap ikan disebabkan oleh sirkuit bio-electric yang asli. Berarti, sejak lahir dalam dirinya sudah ada reseptor synap saraf yang membutuhkan rangsangan atau stimulus berupa ikan.
Instink-instink hewani dalam diri manusia juga merupakan sirkuit bio electric yang asli. Sejak lahir, dalam dirinya sudah ada reseptor synap saraf yang membutuhkan rangsangan atau stimulus berupa makan, seks, tidur, dan rasa nyaman. Inilah yang disebut lapisan-lapisan kesadaran hewani.
Disamping itu, dalam diri manusia ada juga kecenderungan-kecenderungan atau selera-selera tertentu yang bersifat khas. Kecenderungan-kecenderungan dan kebiasaan-kebiasaan khas tersebut menciptakan reseptor synap saraf yang bersifat khas pula.
Maka timbullah apa yang disebut 'keinginan'. Dan, jika keinginan-keinginan tersebut tidak terpenuhi, maka akan menjadi obsesi. Ini masih merupakan sirkuit bio-electric yang asli.
Sedangkan sirkuit bio-electric yang artifisial tercipta oleh synap saraf baru, yang terbentuk semasa hidup seseorang.
Ilmu medis mengakui adanya kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan khas yang sudah ada dalam diri manusia, ketika ia dilahirkan. Ini mungkin bisa dikaitkan dengan reinkarnasi.
Terbentuknya synap baru, disebabkan oleh 'perhatian' pada suatu rangsangan atau stimulus, dan 'pengulangan' atau dimunculkannya stimulus tersebut berulang-kali.
Kendati demikian, pengulangan suatu stimulus dalam jangka pendek tidak akan sempat membentuk synap baru. Seperti halnya, nomor telepon yang pernah kita ingat lalu terlupakan.
Kemudian, synap-synap baru yang sudah terbentuk pun masih bisa mengalami regresi dan lenyap, jika perangsangnya tidak dihadirkan terus-menerus.
Ketika kita mempelajari sesuatu yang baru, jalur tertentu tercipta dalam jaringan saraf otak kita. Di antara sel-sel saraf terdekat terdapat synap.
Dalam diri manusia, synap-synap baru merupakan hasil pengkondisian oleh orang tua, masyarakat, pendidikan, adat-istiadat, agama, dan lain sebagainya. Dengan begitu terbentuklah sirkuit synap-synap saraf yang lebih permanen, stabil, dan sulit dihilangkan.
Dalam bahasa meditasi, inilah yang yang disebut 'mind' -- synap-synap baru yang hampir permanen, sehingga manusia bertindak sesuai dengan pengkondisian yang dia peroleh. Ia diperbudak oleh pengkondisian tersebut dan tidak bebas lagi untuk mengekspresikan dirinya.
Tragisnya: sudah tidak bebas, dia juga tidak sadar bahwa dalam dirinya ada sesuatu yang perlu diekspresikan.
Latihan-latihan meditasi akan membebaskan manusia dari pengkondisian yang membelenggu jiwanya.
Kemudian, synap-synap baru yang masih labil, yang muncul-lenyap, muncul-lenyap adalah 'thoughts' atau satuan pikiran. Thoughts akan selalu segar. Tidak basi seperti mind. Dengan thoughts kita bisa hidup dalam kekinian.
Dengan pengkondisian yang kita peroleh dari luar tidak dapat dibayangkan lagi, berapa ribu macam sirkuit synap baru yang terbentuk dalam otak kita.
Dan, karena pengkondisian tersebut dilakukan oleh manusia-manusia robot -- yang dirinya sendiri terkondisi -- maka setiap sirkuit synap masih saja berkaitan dengan instink-instink hewani.
Lahirnya agama-agama besar sebenarnya merupakan reaspons terhadap pengkondisian yang sudah berjalan lama dan menjadi basi, tetapi dalam perjalanan sejarah, setiap agama menciptakan pengkondisian baru, sehingga setiap kali harus diperbaharui lagi.
Semua stimulus yang sempat tertangkap oleh panca indra, menjadi aliran bio-electric, baik yang ditangkap secara sadar, maupun yang ditangkap secara tak sadar.
Yang ditangkap secara sadar adalah yang melibatkan conscious mind. Ini adalah stimulus-stimulus yang berkaitan dengan kebutuhan instink-instink dalam diri manusia.
Yang ditangkap secara tidak sadar tidak melibatkan conscious mind, karena tidak berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan instink dalam diri manusia.
Kendati demikian, semua stimulus tersebut, baik yang disadari maupun tidak disadari, akan tetap terkumpul, tersimpan, dan tersusun sebagai medan energi bio-electric. Ini yang disebut subconscious mind.
Intensitas pikiran bisa membuat seseorang melampaui conscious mind dan memasuki subconscious mind. Namun ketika intensitasnya menurun, ia pun kembali pada conscious mind.
Isi subconscious mind itu bisa macam-macam. Misalnya seseorang sedang dalam perjalanan dari kota A ke kota B, maka apa pun yang yang ada akan terekam dalam subconscious mind. Padahal, banyak hal yang tidak berkaitan dengan kebutuhan instink dalam dirinya.
Misalnya, jumlah tiang listrik yang ada antara kota A dan kota B sudah jelas tidak berkaitan dengan kebutuhan instinknya, tetapi tetap juga terekam. Jadi bukan iklan makanan, iklan kondom(inium), dan iklan tempat peristirahatan saja yang terekam.
Dalam keadaan dihipnotis seseorang bisa menyebut jumlah tiang tersebut dengan tepat. Mengambil data dari subconscious mind.
Berarti, selama ini subconscious mind kita banyak menyimpan sampah juga. Termasuk filsafat.
Jika apa yang kita baca hanya dijadikan konsumsi otak, maka akan menjadi sampah dalam 'tong subconscious'. Kemudian kita akan mencocok-cocokkan apa pun yang kita baca dengan 'sampah referensi' yang sudah ada dalam 'tong subconscious' itu.
Jadi kita tidak bisa menerima 'apa adanya'. Kita akan selalu membandingkan dengan 'apa yang sudah ada' dalam referensi kita. Kesalahpahaman, pertikaian, dan perang antar-agama -- semuanya terjadi karena itu.
Segala yg tertangkap oleh panca indra, akan menjadi informasi subconscious mind, dan kapasitasnya tak terbatas. Dan informasi ini dapat diungkapkan kembali oleh conscious mind tanpa harus dihipnotis.
Caranya masukan informasi diberikan melalui rileksasi meditasi. Conscious mind dibuat tenang, hening dan badan rileks, dengan rileksasi meditasi disertai background musik yg tenang dan lembut.
Conscious mind yg demikian menjadi sangat waspada. Jadi conscious mind ya tenang dan hening, tdk ada rentetan pikiran, justru menjadi sangat waspada.
Indranya dapat menangkap beberapa sumber informasi (walaupun halus sekali) serempak, sekaligus.
Seperti suara degub jantungnya sendiri terdengar, gerakan usus dapat terasa, gesekan dedaunan di luar dapat terdengar, dan lain sebagainya.
Keadaan tenang, hening, rileks ini dapat dipertahankan untuk waktu tertentu.
Dalam kurun waktu inilah seseorang mengucap (verbal, jadi melalui indra pendengaran yang melakukan rileksasi meditasi), memberi masukan informasi yg konstruktif, realistik, universal.
Misalnya dalam upaya seseorang untuk mengganti subconscious mind yg halusinatif dengan masukan yg konstruktif, realistik, universal tadi, bagi orang atau sekelompok orang yg melakukan rileksasi meditasi tersebut.
Walaupun mereka sedang mendengarkan musik yg lembut sembari melakukan meditasi rileksasi, ucapan itu akan terdengar pula lengkap sepenuhnya. Subconscious mind juga sekaligus akan 'mendengar' dan masukan informasi 'disimpan' seluruhnya olehnya.
Kemampuan subconscious mind menyerap dan menyimpan informasi adalah tak terbatas.
Bahkan cipta pikiran atau rentetan pikiran kita sendiri disimpan dan menjadi referensinya. Maka sangat berhati-hatilah dalam berpikir.
Masukan informasi melalui rileksasi meditasi bukanlah hipnotis.
Pada proses pemasukan informasi melalui rileksasi meditasi, conscious mind tetap sadar, namun dgn kondisi tenang & hening, tdk ada pikiran,yg justru malah membuatnya menjadi waspada.
Sedangkan pada hipnotisme, conscious mind dibuat tidak berdaya.
Masukan informasi melalui rileksasi meditasi sesungguhnya adalah penyerapan informasi oleh subconscious melalui conscious yg sadar dan justru dibuat sangat waspada, tidak lengah.
Adanya rentetan pikiran pada conscious mind membuat conscious mind lengah, tak mampu menyerap serempak atau sekaligus segala sumber informasi, krn kesadaran luasnya tersita hanya tertuju ke rentetan pikiran tsb. Inilah kelengahan.
Melalui teknik ini seseorang dpt memberikan banyak informasi dlm waktu singkat. Informasi yg dlm keadaan biasa makan waktu 8 jam, dgn teknik ini cukup waktu satu jam saja.
Semacam brain washing dgn kecepatan tinggi, dari subconscious yg destruktif, halusinatif, dan sampah2 yg lain, menjadi konstruktif, realistik universal.
Teknik ini dpt juga dipakai untuk tujuan2 lain, maka akan berbahaya bila digunakan oleh penyelenggara meditasi, namun tdk mempunyai awareness, krn dpt disalahgunakan, baik dgn sengaja maupun tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar