Apa bedanya klenik dengan spiritual, menurut teman-teman?
Like · · Unfollow Post · Tuesday at 5:09pm via mobile
Innocent Grunge, Neline Agata and Win Shady like this.
Edo Hoki: klenik itu dokter punya.. ups salaaaaahh...klinik itu mah..hehe
Tuesday at 5:12pm via mobile · Unlike · 1
Ustadz Suro Koplo: Aku sebenarnya penganut klenik.tapi belum tahu arti spiritual.aku tahu klenik,tapi nggak bisa menerangkan klenik wek wek wek.
Tuesday at 5:31pm via mobile · Unlike · 1
Ki Mansu: klenik itu hal2 yang berhubungan dengan mistis,ghaib, kadang2 gak masuk akal, sedang spiritual bis dijelaskan dengan logika/nalar
Tuesday at 5:42pm · Unlike · 3
Yerikho Oen: klenik juga termasuk ranah spiritual bagi beberapa orang menurutku,mbok. walaupun ga mesti spiritualisme itu selalu klenik
Tuesday at 6:12pm · Unlike · 3
Suyono Dharmika: Betul kata Ki Mansu, bahasa halusnya klenik adalah "traditional spiritual" yang berbasis pada tradisi turun temurun dari suatu masyarakat. Sedangkan spiritual yg skrg banyak dibicarakan dan dipraktekkan berbasis pada bidang ilmu metafisika. Sebetulnya hampir sama saja hanya "modern spiritual" yg berbasis metafisika dpt dijelaskan dan dibuktikan hingga dpt dicerna dgn logika, sedangkan klenik banyak diwarnai dgn berbagai upacara sehingga terkesan sebagai sesuatu yg magis. Seperti "ngrogoh sukmo" (jawa) kalau bhs spiritualnya "astral projection" sedangkan "meramal" bhs kerennya "chanelling" dsb.
Tuesday at 7:34pm · Unlike · 2
Anang Budi Winarko: tidak ada bedanya. Hanya karena "mindset" kita yg sdh terpola bahwa "klenik" itu bersifat NEGATIF, sdg Spiritual itu POSITIF... padahal semuanya sama. Kita menyebut sesuatu hal sbg gaib, mistis, karena NALAR KITA BELUM DAPAT MENJANGKAUNYA.
Tuesday at 11:23pm · Unlike · 1
Samuel Nainggolan: waduh...menarik...mohon penjelasannya lebih lanjut, Mas Anang Budi...
12 hours ago · Like
Satya v'Dhamma: Klenik itu lebih berfokus kpd mengejar kemampuan2 gaib/ kesaktian. Sedangkan spiritual/ spiritualitas mengejar enlightenment atau tingkat kesadaran rohani yg lebih tinggi, dan etika/moralitas sangat penting, sedangkan kemampuan2 gaib justru hanya akan mengalihkan manusia dari tujuan tertinggi itu, yaitu Enlightenment atau penyatuan dg yg Absolut.
11 hours ago via mobile · Like
Suyono Dharmika: Mungkin klenik yang dipahami banyak org adalah yang mengandalkan kemampuan dari entitas lain seperti makhluk gaib untuk memperoleh kekebalan/ kesaktian. Sedangkan spiritual adalah murni mengandalkan kemampuan supranatural diri sendiri dengan bantuan energi alam semesta/Ilahi tentunya. Karena kecerdasan spiritual sdh ada pd setiap pribadi manusia, hanya kebanyakan org tdk sadar dan blm mengerti cara menggunakannya. Untuk dapat mengakses kemampuan supranatural kita kuncinya adalah rajin bermeditasi untuk menambah kewaskitaan kita.
10 hours ago via mobile · Unlike · 1
Rusmarni Rusli: Spiritual mnjadikan kita mahluk yg cerdas dalam sgala hal, karena Mendayagunakan sgala cipta karya & karsa dlm diri sendiri. Sedangkan Klenik sbaliknya.
Label
about me
(94)
spiritual indonesia
(92)
leonardo rimba
(64)
pengembangan diri
(44)
humor
(17)
cinta
(16)
english
(14)
science
(14)
psikologi
(13)
baju dan aksesoris
(12)
kesehatan
(12)
sosial
(9)
sufi
(8)
budaya
(6)
osho
(6)
ekonomi
(5)
koleksi gambar
(5)
pendidikan
(5)
sex
(5)
memberdaya diri
(4)
uneg-uneg
(3)
lingkungan
(2)
meditasi
(2)
wisata spiritual
(2)
facebook
(1)
pajak
(1)
pertanian
(1)
29 Des 2011
Di Malam Natal Saya Tidur dan Bermimpi
by Leonardo Rimba on Sunday, December 25, 2011 at 10:49pm
Di malam Natal saya tidur dan bermimpi. Saya lihat gedung gereja yg telah berfungsi menjadi bioskop. Bagian atas gereja itu hancur, walau aslinya indah. Gedungnya sudah hancur, dan sekarang digunakan sebagai bioskop. Suatu simbol yg pas sekali, saya pikir. Itulah gedung gereja, tempat banyak orang datang untuk menonton tayangan. Ada bermacam kisah layar perak, tinggal pilih saja yg anda suka. Jangan lupa datang tepat pada waktunya.
Gereja-gereja itu tempat menampilkan pertunjukan, saudaraku. Ada yg berperan menjadi pengkhotbah, ada yg berperan menjadi manusia berdosa. Tetapi, sebagian besar cuma ikut-ikutan. Ikutan nonton dengan harapan terhibur. Tentu saja itu tidak apa, suka-suka orang. Kalau suka, datanglah. Nonton dan terhibur. Kalau tidak suka, tidak usah datang. Saya tidak suka, makanya saya tidak datang. Saya tidur di malam Natal, dan dapat mimpi itu. Subhanalloh.
Satu dunia beradab adalah pasar terbuka, open market, setiap orang bebas berjual-beli. Anda mau jual apapun, pasti ada yg beli. Ada harganya. Ada transaksi, uang berpindah tangan. Begitulah agama. Bagian dari produk yg diperjual-belikan di masyarakat terbuka. Yg tidak boleh adalah pemaksaan. Memaksa orang membeli produk anda menyalahi kaidah pasar terbuka. Kalau beriklan, tidak menyalahi. Beriklanlah sebanyak-banyaknya, karena anda tahu akan ada juga yg akan tertarik, dan menjadi pelanggan anda.
Kalau anda tidak suka produk yg ditawarkan, anda bisa produksi barang jenis baru. Anda pasarkan sendiri. Namanya inovasi. Kalau lain dari yg lain namanya terobosan. Dan, memang seperti itulah yg terjadi, sejak dunia mulai berputar dan manusia ada. Agama diciptakan, agama punah dan muncul agama baru. Perkembangan terakhir menyiratkan bahwa agama akan punah. Orang tidak suka nonton di bioskop. Di rumah juga bisa, tinggal putar saja mau film apa. Bisa juga nonton di HP. Bisa menjadi pemeran, penjual, sekaligus penikmat. Bisa direkam, bisa pula tidak. Nothing is impossible with humankind. Walaupun, tentu saja, pemilik dan penikmat produk lama akan bilang: tidak mungkin.. tidak mungkin..
Saya tahu, film yg diputar di bioskop itu dibuat. Ada yg membuatnya, dan tidak begitu saja langsung jadi dan bisa dipentaskan untuk banyak orang. Tetapi, mungkin, banyak yg tidak sadar bahwa film-film itu dibuat. Mereka pikir, film itu memang sudah ada dari sononya. Tidak ada yg membuat, dan jadi begitu saja. Itu film-film ajaib. Seolah-olah hidup, dan memang hidup. Bisa bergerak-gerak. Tetapi cuma permainan cahaya saja. Ada programnya. Kode-kode elektronik yg diterjemahkan mesin dan disorotkan ke atas layar berwarna putih. Banyak yg belum tahu itu, saudaraku. Mereka pikir, semuanya ada secara gaib. Supernatural. Pedahal mekanisme natural saja, biasa dan tak ada yg istimewa. Supernatural cuma istilah, artinya orang belum mengerti. Kalau sudah mengerti akan bilang itu natural saja. Dan itulah agama dan mekanismenya. Natural saja.
Tentu saja saya sudah tahu sejak dulu bahwa gedung gereja itu tempat menampilkan pertunjukan. Yg agak istimewa, gereja sebagai bioskop sekarang menjadi simbol juga bagi saya. Menjadi simbol karena telah muncul sebagai penglihatan di dalam mimpi. Di malam Natal, saya tidur dan bermimpi. Saya mimpi lihat gereja yg jadi gedung bioskop. Alam bawah sadar saya tahu, dan menampilkan simbol-simbol yg pas pada saatnya. Dan itu wajar saja. Natural. Alam pikiran kita adalah mesin pengolah data. Kumpulan data bisa dimengerti dan dimunculkan sebagai simbol. Simbol tinggal diartikan saja.
Banyak pertunjukan yg ditawarkan. Semua tempat beribadah adalah gedung bioskop dimana diputar pertunjukan. Anda bisa memilih mau nonton yg mana. Tidak mau nonton juga tidak apa. Sudah tidak masanya menggiring orang untuk menyaksikan pertunjukan tertentu saja. Setiap orang berhak memilih untuk nonton apa. Bisa juga memilih untuk tidak nonton dengan alasan terlalu membosankan.
There is a new kind of spirituality which says that you are the performer, and the audience as well. Anda bisa jadi pemeran sekaligus penontonnya. Tidak perlu harus dipentaskan di gereja atau tempat-tempat peribadatan lainnya. Bisa dipentaskan dimana saja. Anda tentukan sendiri dimana tempatnya. Anda pentaskan, dan anda nikmati. Anda aktor, aktris, sutradara, penulis naskah, dan penontonnya sekaligus. Itulah spiritualitas jenis baru.
-
Saya mengucapkan Selamat Natal karena ini hari Natal. Minggu depan saya akan mengucapkan Selamat Tahun Baru karena itu hari Tahun Baru. Sama saja seperti saya mengucapkan Selamat Pagi ketika masih pagi, dan Selamat Siang ketika sudah siang. Cuma itu saja, jangan mikir macam-macam.
Kalau orang mengucapkan Selamat Natal kepada anda, balasannya adalah Selamat Natal juga. Itu etiket sopan-santunnya. Jadi, sama saja seperti orang mengucapkan Assalamualaikum kepada anda, yg balasannya adalah Waalaikumsalam. Ini soal balas berbalas ucapan standard, bagian dari basa-basi bersopan-santun dalam masyarakat yg beradab. Tidak ada hubungannya dengan agama.
Sama saja seperti membalas ucapan Selamat Idul Fitrie. Kalau orang mengucapkan Selamat Idul Fitrie kepada anda, maka balasannya adalah Selamat Idul Fitrie juga. Itu etiket sopan santunnya. Tanpa ada embel-embel apapun seperti bilang maaf saya tidak merayakannya, dlsb. Itu tidak perlu. Anda cukup membalas dengan ucapan yg sama.
Untuk anda yg masih ragu, buanglah jauh-jauh perasaan itu, karena ucapan Selamat Natal atau Merry Christmas digunakan oleh semua orang. Bahkan di kalangan orang-orang yg sama sekali tidak beragama. Ini ucapan yg sangat umum. Satu dunia pakai ini. Di negara-negara beradab, anda bahkan diharapkan untuk mengucapkan Merry Christmas kepada semua orang di kantor sebelum Liburan Natal. Say: Merry Christmas! And the reply: Merry Christmas, too!
Inga.. inga.. Jangan kampungan!
Di malam Natal saya tidur dan bermimpi. Saya lihat gedung gereja yg telah berfungsi menjadi bioskop. Bagian atas gereja itu hancur, walau aslinya indah. Gedungnya sudah hancur, dan sekarang digunakan sebagai bioskop. Suatu simbol yg pas sekali, saya pikir. Itulah gedung gereja, tempat banyak orang datang untuk menonton tayangan. Ada bermacam kisah layar perak, tinggal pilih saja yg anda suka. Jangan lupa datang tepat pada waktunya.
Gereja-gereja itu tempat menampilkan pertunjukan, saudaraku. Ada yg berperan menjadi pengkhotbah, ada yg berperan menjadi manusia berdosa. Tetapi, sebagian besar cuma ikut-ikutan. Ikutan nonton dengan harapan terhibur. Tentu saja itu tidak apa, suka-suka orang. Kalau suka, datanglah. Nonton dan terhibur. Kalau tidak suka, tidak usah datang. Saya tidak suka, makanya saya tidak datang. Saya tidur di malam Natal, dan dapat mimpi itu. Subhanalloh.
Satu dunia beradab adalah pasar terbuka, open market, setiap orang bebas berjual-beli. Anda mau jual apapun, pasti ada yg beli. Ada harganya. Ada transaksi, uang berpindah tangan. Begitulah agama. Bagian dari produk yg diperjual-belikan di masyarakat terbuka. Yg tidak boleh adalah pemaksaan. Memaksa orang membeli produk anda menyalahi kaidah pasar terbuka. Kalau beriklan, tidak menyalahi. Beriklanlah sebanyak-banyaknya, karena anda tahu akan ada juga yg akan tertarik, dan menjadi pelanggan anda.
Kalau anda tidak suka produk yg ditawarkan, anda bisa produksi barang jenis baru. Anda pasarkan sendiri. Namanya inovasi. Kalau lain dari yg lain namanya terobosan. Dan, memang seperti itulah yg terjadi, sejak dunia mulai berputar dan manusia ada. Agama diciptakan, agama punah dan muncul agama baru. Perkembangan terakhir menyiratkan bahwa agama akan punah. Orang tidak suka nonton di bioskop. Di rumah juga bisa, tinggal putar saja mau film apa. Bisa juga nonton di HP. Bisa menjadi pemeran, penjual, sekaligus penikmat. Bisa direkam, bisa pula tidak. Nothing is impossible with humankind. Walaupun, tentu saja, pemilik dan penikmat produk lama akan bilang: tidak mungkin.. tidak mungkin..
Saya tahu, film yg diputar di bioskop itu dibuat. Ada yg membuatnya, dan tidak begitu saja langsung jadi dan bisa dipentaskan untuk banyak orang. Tetapi, mungkin, banyak yg tidak sadar bahwa film-film itu dibuat. Mereka pikir, film itu memang sudah ada dari sononya. Tidak ada yg membuat, dan jadi begitu saja. Itu film-film ajaib. Seolah-olah hidup, dan memang hidup. Bisa bergerak-gerak. Tetapi cuma permainan cahaya saja. Ada programnya. Kode-kode elektronik yg diterjemahkan mesin dan disorotkan ke atas layar berwarna putih. Banyak yg belum tahu itu, saudaraku. Mereka pikir, semuanya ada secara gaib. Supernatural. Pedahal mekanisme natural saja, biasa dan tak ada yg istimewa. Supernatural cuma istilah, artinya orang belum mengerti. Kalau sudah mengerti akan bilang itu natural saja. Dan itulah agama dan mekanismenya. Natural saja.
Tentu saja saya sudah tahu sejak dulu bahwa gedung gereja itu tempat menampilkan pertunjukan. Yg agak istimewa, gereja sebagai bioskop sekarang menjadi simbol juga bagi saya. Menjadi simbol karena telah muncul sebagai penglihatan di dalam mimpi. Di malam Natal, saya tidur dan bermimpi. Saya mimpi lihat gereja yg jadi gedung bioskop. Alam bawah sadar saya tahu, dan menampilkan simbol-simbol yg pas pada saatnya. Dan itu wajar saja. Natural. Alam pikiran kita adalah mesin pengolah data. Kumpulan data bisa dimengerti dan dimunculkan sebagai simbol. Simbol tinggal diartikan saja.
Banyak pertunjukan yg ditawarkan. Semua tempat beribadah adalah gedung bioskop dimana diputar pertunjukan. Anda bisa memilih mau nonton yg mana. Tidak mau nonton juga tidak apa. Sudah tidak masanya menggiring orang untuk menyaksikan pertunjukan tertentu saja. Setiap orang berhak memilih untuk nonton apa. Bisa juga memilih untuk tidak nonton dengan alasan terlalu membosankan.
There is a new kind of spirituality which says that you are the performer, and the audience as well. Anda bisa jadi pemeran sekaligus penontonnya. Tidak perlu harus dipentaskan di gereja atau tempat-tempat peribadatan lainnya. Bisa dipentaskan dimana saja. Anda tentukan sendiri dimana tempatnya. Anda pentaskan, dan anda nikmati. Anda aktor, aktris, sutradara, penulis naskah, dan penontonnya sekaligus. Itulah spiritualitas jenis baru.
-
Saya mengucapkan Selamat Natal karena ini hari Natal. Minggu depan saya akan mengucapkan Selamat Tahun Baru karena itu hari Tahun Baru. Sama saja seperti saya mengucapkan Selamat Pagi ketika masih pagi, dan Selamat Siang ketika sudah siang. Cuma itu saja, jangan mikir macam-macam.
Kalau orang mengucapkan Selamat Natal kepada anda, balasannya adalah Selamat Natal juga. Itu etiket sopan-santunnya. Jadi, sama saja seperti orang mengucapkan Assalamualaikum kepada anda, yg balasannya adalah Waalaikumsalam. Ini soal balas berbalas ucapan standard, bagian dari basa-basi bersopan-santun dalam masyarakat yg beradab. Tidak ada hubungannya dengan agama.
Sama saja seperti membalas ucapan Selamat Idul Fitrie. Kalau orang mengucapkan Selamat Idul Fitrie kepada anda, maka balasannya adalah Selamat Idul Fitrie juga. Itu etiket sopan santunnya. Tanpa ada embel-embel apapun seperti bilang maaf saya tidak merayakannya, dlsb. Itu tidak perlu. Anda cukup membalas dengan ucapan yg sama.
Untuk anda yg masih ragu, buanglah jauh-jauh perasaan itu, karena ucapan Selamat Natal atau Merry Christmas digunakan oleh semua orang. Bahkan di kalangan orang-orang yg sama sekali tidak beragama. Ini ucapan yg sangat umum. Satu dunia pakai ini. Di negara-negara beradab, anda bahkan diharapkan untuk mengucapkan Merry Christmas kepada semua orang di kantor sebelum Liburan Natal. Say: Merry Christmas! And the reply: Merry Christmas, too!
Inga.. inga.. Jangan kampungan!

28 Des 2011
melepaskan
Tidak bisa melepas secara paksa, mesti natural, pelan-pelan.
Like · · Share · 23 hours ago via mobile
Agung Gede Suryawan, Iwan Christ AuLia, Lasty Utarko and 16 others like this.
Zulfikar Fik Fikar: apa kabar? lama tak menyapa.
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: @zulfikar: baik2 saja (jawaban standar) :)
23 hours ago · Like
Zulfikar Fik Fikar: hahahhahahhah
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Ada saat menendang dgn tegas. Ada saat melepas dgn pelan dan natural, seperti daun menguning yg lepas dari pohonnya.
23 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Kadang mesti ada proses yg harus dijalani, memaksa melempar, terkadang menjadikan kita terpaksa memungutnya kembali suatu saat nanti.
23 hours ago · Like · 1
Zulfikar Fik Fikar: ya laksanakan kebijakan dengan baik. alam menyeleksinya
23 hours ago · Unlike · 2
Andri Hamada: Semuanya berjalan seperti air mengalir,tapi kita kadang tidak menyadari dan kadang menolaknya
22 hours ago · Unlike · 1
Like · · Share · 23 hours ago via mobile
Agung Gede Suryawan, Iwan Christ AuLia, Lasty Utarko and 16 others like this.
Zulfikar Fik Fikar: apa kabar? lama tak menyapa.
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: @zulfikar: baik2 saja (jawaban standar) :)
23 hours ago · Like
Zulfikar Fik Fikar: hahahhahahhah
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Ada saat menendang dgn tegas. Ada saat melepas dgn pelan dan natural, seperti daun menguning yg lepas dari pohonnya.
23 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Kadang mesti ada proses yg harus dijalani, memaksa melempar, terkadang menjadikan kita terpaksa memungutnya kembali suatu saat nanti.
23 hours ago · Like · 1
Zulfikar Fik Fikar: ya laksanakan kebijakan dengan baik. alam menyeleksinya
23 hours ago · Unlike · 2
Andri Hamada: Semuanya berjalan seperti air mengalir,tapi kita kadang tidak menyadari dan kadang menolaknya
22 hours ago · Unlike · 1
disiplin dalam meditasi
Sahabati Semu:
mo tanya.. tuk yang suka melatih/yang sudah ahli dalam bermeditasi, kadang pernah tidak rasanya tuk bermeditasi tidak ada mood sama skali, entah pikiran kesana kemari tidak tenang,
mungkin bisa saja dikarenakan lg banyak pikiran, sedang sakit,dsb.
cara yang sering digunakan untuk agar bisa menjalankan meditasi/setidaknya membuat pikiran dan mood ini sperti biasanya resep2/cara yang sring dilakukan apa yah sahabat2 yg disini.. mohon kasih sarannya.. siapa tahu ada saran yang cocok untuk saya.. trims.. smoga smua mahluk berbahagiaLike · · Unfollow Post · Yesterday at 12:33am
Wisnu Agung W likes this.
Xavela Bwise: Yg bukan ahli,gak boleh komen dong...qiqiqi
Yesterday at 12:41am · Like
Lambang MH: Nyanyi "anak ayam turun seribu, mati satu tinggal.... "
Yesterday at 1:01am · Like
Sahabati Semu: yang sama2 masih bljar tentunya boleh dong.. kan tuk yang suka melatih~ kalo nyanyi2 mah udah dilaksanakan mas lambang mh sewaktu mandi hampir tiap hari malah. hahaa.. ada yg lain?
Yesterday at 1:21am · Like
Slamet Dwi Cahyo Setiono: kalo ga mood ga usah meditasi...
Yesterday at 2:04am · Like · 1
Sahabati Semu: iy memang.
Yesterday at 2:15am · Like
Ni Nengah Hardiani: Kalo emang niat mau disiplin, mòod atau tidak ya tetap dijalankan. Lama2 pikiran bisa terlatih, ini masalah latihan, mirip dgn melatih anak kecil, kadang dia bisa rewel dan ngambek, tapi ngga usah terlalu peduli, latihan jalan terus.
Yesterday at 6:18am via mobile · Like · 2
Ki Mansu: Dibikin enjoy aja, kalo pikiran melayang2 biarkan sebentar, sadari sedang melayang, kemudian ajak lagi untuk meditasi/fokus, terus begitu,
Yesterday at 10:38am via mobile · Like · 1
Sahabati Semu: trims.. iy juga y.. memang harus trus dilatih.. klo malah nuruti mood.. ibaratnya sperti memanjakan diri.
16 hours ago · Like
mo tanya.. tuk yang suka melatih/yang sudah ahli dalam bermeditasi, kadang pernah tidak rasanya tuk bermeditasi tidak ada mood sama skali, entah pikiran kesana kemari tidak tenang,
mungkin bisa saja dikarenakan lg banyak pikiran, sedang sakit,dsb.
cara yang sering digunakan untuk agar bisa menjalankan meditasi/setidaknya membuat pikiran dan mood ini sperti biasanya resep2/cara yang sring dilakukan apa yah sahabat2 yg disini.. mohon kasih sarannya.. siapa tahu ada saran yang cocok untuk saya.. trims.. smoga smua mahluk berbahagiaLike · · Unfollow Post · Yesterday at 12:33am
Wisnu Agung W likes this.
Xavela Bwise: Yg bukan ahli,gak boleh komen dong...qiqiqi
Yesterday at 12:41am · Like
Lambang MH: Nyanyi "anak ayam turun seribu, mati satu tinggal.... "
Yesterday at 1:01am · Like
Sahabati Semu: yang sama2 masih bljar tentunya boleh dong.. kan tuk yang suka melatih~ kalo nyanyi2 mah udah dilaksanakan mas lambang mh sewaktu mandi hampir tiap hari malah. hahaa.. ada yg lain?
Yesterday at 1:21am · Like
Slamet Dwi Cahyo Setiono: kalo ga mood ga usah meditasi...
Yesterday at 2:04am · Like · 1
Sahabati Semu: iy memang.
Yesterday at 2:15am · Like
Ni Nengah Hardiani: Kalo emang niat mau disiplin, mòod atau tidak ya tetap dijalankan. Lama2 pikiran bisa terlatih, ini masalah latihan, mirip dgn melatih anak kecil, kadang dia bisa rewel dan ngambek, tapi ngga usah terlalu peduli, latihan jalan terus.
Yesterday at 6:18am via mobile · Like · 2
Ki Mansu: Dibikin enjoy aja, kalo pikiran melayang2 biarkan sebentar, sadari sedang melayang, kemudian ajak lagi untuk meditasi/fokus, terus begitu,
Yesterday at 10:38am via mobile · Like · 1
Sahabati Semu: trims.. iy juga y.. memang harus trus dilatih.. klo malah nuruti mood.. ibaratnya sperti memanjakan diri.
16 hours ago · Like
27 Des 2011
Siapa yg Mau Menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
Leonardo Rimba:
Jadilah manusia yg realistis dan tidak mengkhayal mau mengembalikan kejayaan Nusantara, karena itu tidak pernah ada. Yg bisa ada, kejayaan Nusantara di masa depan, yaitu apabila kita bersama-sama melenyapkan satu demi satu sisa-sisa kebathilan yg ada di Indonesia, seperti menempatkan perempuan di bawah lelaki, memaksa manusia untuk beragama dan, kalau sudah beragama, memaksa untuk kawin dengan yg seagama pula.
Siapa yg Mau Menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
by Leonardo Rimba II on Sunday, December 25, 2011 at 4:14pm
Seorang teman bertanya kepada saya, sbb:
Ada sobat kita yang sharing mengenai rencana pernikahannya, mereka berdua berbeda dogma. Mereka sudah pusing memikirkannya. Si wanita bertanya padaku, bagaimana baiknya pernikahan kami?
Saya jawab:
Di Indonesia masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, yg menginjak-injak HAM (Hak Asasi Manusia) yg berhak menikah tanpa diskriminasi berdasarkan SARA. UU itu mendiskriminasi karena mensyaratkan perkawinan dilakukan antara orang yg seagama. Cepat atau lambat UU ini akan ditendang ke lobang kakus. Tetapi saat ini masih berlaku sehingga harus tahu cara menyikapinya. Saya sarankan masukkan gugatan permintaan pencatatan perkawinan ke Pengadilan Negeri. Harus konsultasi ke pengacara yg berpengalaman dahulu. Jadi, kurang lebih di pengadilan negeri kedua calon mempelai akan menyatakan melepaskan diri dari agama. Berdasarkan penetapan melepaskan diri dari agama masing-masing, mereka bisa menikah di Catatan Sipil. Bisa juga penggugat tidak menyatakan diri melepaskan diri dari agama, tetapi dinyatakan melepaskan agama oleh pengadilan negeri, sehingga akhirnya layak menikah di Catatan Sipil. Bisa salah satu pihak dinyatakan melepaskan agama, bisa keduanya sekaligus. Maksudnya, supaya kedua calon mempelai itu "beragama sama" (dalam tanda kutip).
Kalau mau jadi pahlawan, bisa menggugat UU Perkawinan No. Tahun 1974, dengan bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk mencatatkan perkawinan mereka. Karena berbeda agama, tentu akan ditolak. Nah, penolakan itu harus resmi. Harus ada buktinya. Dengan bukti itu ajukan gugatan di Mahkamah Konstitusi. Cukup dengan bukti penolakan perkawinan. Yg digugat adalah keabsahan UU Perkawinan No. Tahun 1974. Minta agar Mahkamah Konstitusi menyatakan UU itu tidak sah atau tidak konstitusional. Atau bertentangan dengan UUD 45.
UUD 45 seharusnya melindungi segenap HAM warganegara. Kalau ada UU yg bisa terbukti merugikan hak-hak asasi warganegara, maka UU itu bisa dinyatakan tidak konstitusional. So, karena buktinya ada, ajukan saja gugatan. Alasannya, merasa hak sebagai warganegara untuk menikah dihalangi oleh UU itu. Tidak perlu dalil-dalil segala macam. Cukup bawa bukti bahwa hak konstitusional anda untuk menikah dirugikan. Begitu caranya. Very easy. Dan, tentu saja, masih bisa minta tambahan banyak orang untuk ikut serta sebagai penggugat. Bawa bukti-bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk menikahkan anda sebagai bukti.
Itu yg harus dilakukan sekarang. Semoga saja ada yg mau maju dan menggugat UU itu agar dinyatakan tidak konstitusional. Setelah dinyatakan tidak konstitusional, otomatis anda akan bisa menikah di Catatan Sipil. Sama seperti sebelum ada UU jahat itu. Agama tidak akan menjadi masalah.
So, dengan kata lain, ajaran agama tentang perkawinan berlaku pribadi. Kalau anda mau mengikuti, itu urusan anda sendiri. Kalau anda tidak mau mengikuti tidak masalah. Anda menikah artinya anda mengikatkan diri dalam suatu perjanjian sipil. Dalam hal ini berbentuk perkawinan. Negara bertugas mencatatkannya. Setelah dicatat oleh negara barulah perkawinan anda sah, legal. Sedangkan perkawinan ala agama tidak ada keabsahannya. Perkawinan di gereja tidak sah secara hukum apabila tidak dicatatkan di Catatan Sipil. Apabila upacara saja, maka sama saja seperti kumpul kebo. Secara hukum dianggap tidak ada. Begitu pula perkawinan di hadapan ustad dengan saksi-saksi. Tanpa ada pencatatan sipil oleh petugas negara, surat nikah yg dikeluarkan si ustad sama saja seperti bungkusan kacang goreng. Atau tissue. Tetapi itu bisa juga dipakai kalau anda mau. Anda bisa menikah di depan ustad, dan tidak dicatatkan oleh petugas negara. Secara agama mungkin dianggap sah, tetapi secara legal tidak sah. Abal-abal.
UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tetap akan ada kecuali:
1) Diganti dengan UU baru oleh DPR; atau
2) Digugat di Mahkamah Konstitusi, dan MK menyatakan UU itu tidak konstitusional.
Yg pertama mungkin masih cukup jauh karena dianggap terlalu sensitif. So, yg paling mungkin saat ini adalah pengajuan ke Mahkamah Konstitusi oleh mereka yg merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan oleh adanya UU itu, yg mensyaratkan pencatatan pernikahan oleh negara dilakukan untuk mereka yg seagama saja. Memang ada "loophole", yaitu melalui penetapan pengadilan ketika kedua calon mempelai menyatakan melepaskan agama mereka masing-masing, sehingga setelah itu bisa dicatatkan pernikahannya di Catatan Sipil. Tetapi bukan itu maksudnya. Warganegara bermaksud menikah, dan bukan bermaksud melepaskan agama.
So, siapa yg mau menggugat ke Mahkamah Konstitusi?

Leonardo Rimba II: Saya hari ini sudah kirim 2 (dua) posting ke Group Spiritual Indonesia http://www.facebook.com/groups/spiritual.indonesia/. So, saya akan posting yg ini besok saja disana. Sekarang dipingit dulu, jadi Satrio Piningit.
Spiritual Indonesia
Teori dan praktek spiritualitas adalah tema dari Group Spiritual Indonesia ini. ...See More
Sunday at 4:17pm · Like · 1
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Enak jadi satrio kecepit (di tengah) waktu threesome :)
Sunday at 4:19pm · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (kaget)
Sunday at 4:23pm · Like · 1
Vivi D. Noviyanti: informasi dr pak nurcholish dr icrp, bbrp waktu yg lalu pasangan menikah beda agama berhasil memenangkan gugatan. Dan sekarang ada bbrp pasangan yg mengajukan gugatannya. Coba hubungi icrp.
Sunday at 4:53pm · Like · 4
Leonardo Rimba:
Itu gugatan di Pengadilan Negeri, yaitu gugatan meminta pernikahannya dicatatkan oleh negara. Tetapi gugatan di Mahkamah Konstitusi belum ada. Kalau menggugat di Mahkamah Konstitusi, yg dipersoalkan adalah UU Perkawinan itu sendiri, yg melecehkan HAM warganegara. Kalau terbukti melecehkan HAM warganegara untuk menikah dengan siapa saja tanpa diskriminasi, maka UU itu harus dibatalkan. Dinyatakan tidak konstitusional. Otomatis batal demi hukum. Tidak berlaku lagi.
Sunday at 4:57pm · Like · 6
Leonardo Rimba: Setahu saya, kalau menggugat di Pengadilan Negeri, salah satu calon mempelai akan dianggap melepaskan agamanya. Bisa juga keduanya dianggap melepaskan agama. Setelah itu baru perkawinannya bisa dicatatkan. Tetapi jadinya lawakan. Mereka mau menikah, dan bukan mau melepaskan agama.
Sunday at 5:02pm · Like · 2
Leonardo Rimba:
Probabilitas UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dinyatakan tidak konstitusional cukup besar sebab Piagam HAM Universal menyatakan jelas-jelas bahwa tidak boleh ada manusia yg didiskriminasi untuk menikah berdasarkan SARA. Sedangkan UU itu jelas-jelas diskriminasi SARA. Pasal-pasal HAM dari piagam itu semuanya sudah masuk ke dalam UUD 45, walaupun khusus untuk perkawinan agak disamarkan, jadi seolah-olah warganegara cuma berhak untuk menikah kalau seagama. Itu yg perlu diperjelas melalui gugatan. Kalau benar UUD 45 diskriminasi warganegara yg mau menikah berdasarkan SARA, haruslah itu dipublikasikan sebesar-besarnya. Kalau tidak diskriminasi, seharusnya UU Perkawinan itu dinyatakan tidak konstitusional. Otomatis batal demi hukum.
Alasan lain, di negara-negara beradab tidak ada UU yg membatasi perkawinan hanya antara calon mempelai seagama. Bahkan di Indonesia masa lalu juga tidak. Ingat, itu UU yg relatif baru, dibuat di tahun 1974. Tadinya tidak ada itu. Tadinya siapa pun bisa saling menikah, tanpa diskriminasi berdasarkan agama.
Sunday at 5:07pm · Like · 7
Leonardo Rimba II:
Menggugat UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 sama saja sifatnya seperti ketika ada yg menggugat UU Pelarangan Buku di Mahkamah Konstitusi. Yg digugat adalah keabsahan UU itu. Akhirnya UU Pelarangan Buku dinyatakan tidak konstitusional. Kalau tidak digugat, itu UU haram jadah masih ada sampai sekarang. Akan masih dipakai. Dengan Kejaksaan Agung mengumpulkan daftar buku-buku apa saja yg bisa dilarang. Dan itu masih dilakukan sampai tahun lalu ketika the UU dinyatakan tidak konstitusional. Kalau tidak digugat, akan tetap berlaku, karena pemerintah tidak perduli anda. Pemerintah NKRI tidak perduli masih ada UU yg melecehkan HAM warganegara. Malah pemerintah mengirimkan wakil-wakilnya untuk mempertahankan UU yg digugat. Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, karena saya ikut menjadi saksi yg merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan oleh adanya UU Pelarangan Buku.
Sunday at 5:21pm · Like · 4
Andra Widjaja: | gimana cara menggugatnya, mas..? mekanismenya..
Sunday at 7:22pm · Like · 2
Leonardo Rimba II: Untuk menghubungi Mahkamah Konstitusi, dan prosedur mengajukan perkara, silahkan klik link berikut http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan Lembaga Peradilan Modern dan Terpercaya.
Sunday at 10:24pm · Like · 1
Rudi Cool: brada Leonardo Rimba II: bagus diangkat dan diseminarkan nih dibuka bgumum yg adakan SI.
Sunday at 10:30pm · Like · 2
Kang Nur: UU egois dan sadis
Yesterday at 8:10am · Like · 2
Iwan Christ AuLia: im free
2 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Mungkin teman-teman banyak yg belum tahu bahwa Indonesia telah meratifikasi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Berikut teks lengkapnya. Karena sudah diratifikasi, maka essensi dari piagam ini telah masuk ke dalam UUD 45. Amandeman UUD 45 boleh bilang cuma memasukkan pasal-pasal dari Deklarasi HAM yg telah diringkaskan.
http://annabelle.aumars.perso.sfr.fr/Teks%20lengkap%20deklarasi%20universal%20HAM.htm
.:: Umar Said - Personal Website ::.
annabelle.aumars.perso.sfr.fr
Le contenu de cette page nécessite une version plus récente d’Adobe Flash Player.
2 hours ago · Like · 2 ·
Leonardo Rimba: Sekarang buka link di atas, dan baca:
-
"Artikel 16
1. Semua orang, laki-laki maupun perempuan dewasa, tanpa pembatasan ras, kebangsaan atau agama, berhak untuk kawin dan membentuk rumahtangga. Mereka mempunyai hak yang sama mengenai masalah perkawinan, selama perkawinan dan ketika perceraian."
2 hours ago · Unlike · 4
Leonardo Rimba Sedangkan kita tahu di Indonesia masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yg membatasi perkawinan antara calon pasangan yg seagama saja. Artinya, sampai saat ini Indonesia masih melanggar pasal yg dicantumkan di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Walaupun resminya Indonesia sudah meratifikasi deklarasi itu dan, bahkan, sudah memasukkan pasal-pasalnya ke dalam UUD 45 yg telah diamandemen.
2 hours ago · Unlike · 6
Angel Protons: masalah CINTA,perkawinan,itu individual--kalau yg satu kristen,yg satu islam,atau agama2 lain---agama nggak perlu menghambat--karena kalau cinta nya memang tulus---dan luhur---agama tak perlu menjadi penghambat---banyak kisah2 cinta sedemikian itu---dan mereka hidup baik2 saja---diindonesia banyak selebrities yg kawin meski beda agama dan etnis---dan itu semua baik adanya--sering2 cinta mereka bahkan lebih awet--karena bisa saling menghargai. Contoh lain: perkawinan Muhammad akbar-sultan Mogul yg menguasai India--kawin dng Ratu Hindustan pemuja Khrisna---masing2 dengan agama masing2---dan sang Raja nggak mengharuskan istrinya masuk Islam.sang raja bahkan kagum terhadap ke kuatan Iman istrinya---cara Istrinya memuja Tuhan Nya--yg tentunya sebuah pengalaman individual pula.
2 hours ago · Like · 2
Leonardo Rimba: Untuk anda yg mau menggugat keabsahan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, silahkan hubungi langsung Mahkamah Konstitusi http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/ . Bisa tanya langsung kepada petugas disana bagaimana mendaftarkan gugatan, dan pengacara konstitusi siapa saja yg ada. Saya punya pengalaman lucu tanya-jawab dengan Ketua MK, Mahfud MD, waktu saya jadi saksi dalam kasus gugatan terhadap keabsahan UU Pelarangan Buku. Sebagai saksi, saya cukup cerita saja mengapa saya merasa dirugikan dengan adanya UU itu. Dan ketika saya cerita tentang buku-buku yg dilarang di masa Orde Baru, semuanya bahasa Inggris, Mahfud MD bahkan bisa ikut menyelesaikan kata-kata saya. Dia tahu judul-judul bukunya apa, dan siapa penulisnya.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan Lembaga Peradilan Modern dan Terpercaya.
2 hours ago · Like · 4 ·
Leonardo Rimba: UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 jelas merugikan hak konstitusional warganegara. Bertentangan dengan UUD 45 yg pada dasarnya menjamin hak-hak konstitusional warganegara. Hak konstitusional kita termasuk HAM (Hak Asasi Manusia). HAM yg seperti apa? Yg seperti tercantum di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yg telah diratifikasi Indonesia.
2 hours ago · Like · 3
Leonardo Rimba: Karena UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 merugikan hak konstitusional WNI, maka akan bisa dinyatakan tidak konstitusional. Artinya, tidak sesuai dengan UUD 45. Tetapi tidak bisa begitu saja dinyatakan, harus ada WNI yg menggugat di Mahkamah Konstitusi. So, siapa yg mau menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
about an hour ago · Like
Leonardo Rimba: Para pengasong agama berhak untuk sumpah kerak keruk bahwa pembeli agama mereka tidak boleh menikah dengan pembeli agama lainnya. Itu bisa saja, dan diperbolehkan. Namanya hak asasi untuk berjualan agama. Yg tidak boleh adalah pemaksaan oleh negara. Negara tidak boleh memaksa warganya untuk menikah dengan yg seagama saja. UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 itu pemaksaan perkawinan hanya untuk calon pasangan yg seagama saja. Tugas negara hanya mencatatkan perkawinan warganya, dan bukan mengatur agar perkawinan dilakukan antara yg seagama saja.
about an hour ago · Like · 1
Andyana Saja: Memangnya kalo seagama trus nggak ceraiii?? Just taat dgn komitmen, persamaan atau perbedaan agama just ur ID, no more!
about an hour ago · Like · 1
Angel Protons: Deklarasi Universal nya bagus---memang harus begitu---dan banyak negera demokrasi didunia yg lagi menuju kesono---meski belum sempurna sempurna juga---dan sebenarnya Indonesia punya potensi untuk menuju kesana--cuman saja ,indonesia masih balita dalam hal berdemokrasi---karena aplikasi dari rules of law nya aja masih tersendat sendat--perlu gerakan moral dan serentak kalau mau maju--dan kesadaran berbangsa dan bernegara--perlu CINTA bangsa----dan negara---.semoga Fb ini menjadi salah satu alatnya.
about an hour ago · Like · 2
Leonardo Rimba: So, jangan goblok, saudaraku. Saya sudah perlihatkan disini bahwa merupakan hak asasi anda untuk menikah dengan siapa saja tanpa dibedakan oleh SARA. Hak itu tercantum di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, yg sudah diratifikasi (diterima, disahkan) oleh NKRI, dan bahkan pasal-pasalnya sudah masuk dalam UUD 45 yg diamandeman, tetapi prakteknya masih terjadi diskriminasi, karena masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Selama belum ada yg menggugat dan UU itu dinyatakan tidak konstitusional, maka UU itu tetap akan masih dipakai. Kasusnya sama seperti UU Pelarangan Buku, yg walaupun bertentangan dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan UUD 45, tetap saja dipakai. Tetap dipakai sampai ada yg menggugat UU itu di Mahkamah Konstitusi. Setelah digugat, dan diperiksa, dan setelah mendengarkan kesaksian warganegara yg dirugikan (termasuk saya), akhirnya UU Pelarangan Buku dinyatakan tidak konstitusional. Jadi, harus ada yg menggugat dulu di MK baru bisa dinyatakan tidak konstitusional.
about an hour ago · Like · 2
Berthy Yelly: Saya SANGAT setuju bahwa pernikahan dilarang bagi yg beda KEYAKINAN...soalnya susah kalo ceweknya yakin ia cantik tapi cowoknya ga yakin..berabe kan??
about an hour ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (kaget)
about an hour ago · Like · 1
Berthy Yelly: Orang Indonesia itu ga mau repot & cnice people ga suka ribut2 (termasuk saya Ko Leo)...qqqqqqq...saya & suami beda "agama"..tapi kami 1 keyakinan .. Yakin bahwa kami saling cinta & mampu saling menghormati...saya nikah 1995 di gereja...trus 1996 nya di Pura..saya ga maksud menghina tata cara pernikahan secara agama .. tapi kami saat itu lagi ga cukup uang utk melarikan diri nikah di Singapur..
about an hour ago · Like · 2
Raymond Agung Susilo: agama itu kategorisasi manusia, begitu pula dengan suku ras asal-usul (bibit bebet bobot), negara dst dll. hal2 demikian cuma membuat ribetz manusia jaman sekarang. kita sudah bukan macam pemburu pengumpul yang perlu berkelompok kecil2an cuman buat bertahan hidup. hal seperti itu warisan masa lampau yang seringkali menghambat.
about an hour ago · Like
Ki Mansu Kalo: mau jaya, harus bersama2 dengan masyarakat dunia internasional, gak bisa jaya sendiri, karena masyarakat yg maju itu yg memperjuangkan kejayaan seluruh umat manusia, kalo memperjuangkan sekelompok manusia saja, seperti yg ingin dilakukan oleh agama tertentu, dijamin tidak akan berhasil, itu perjuangan sia2,
about an hour ago via mobile · Like · 2
Ajeng Rusty: saya & sebagian besar saudara nikah beda agama... so far fine2 aja.. mau nikah agama apapun ga masalah.. toh utk formalitas & isi kolom KTP.... If you have a particular faith or religion, that is good. But you can survive without it...… your religion is not a matter... what matter is what it makes you.. :)
about an hour ago · Like · 2
Ki Sawungpraja: Beda tipis antara kewajiban dan keterpaksaan ....
about an hour ago · Like
Wawan Epu: iya .. ini indonesia, bukan arab, cina, india, persia maupun yunani
yg selallu dipenuhi mitos dan paksaan sepaham
about an hour ago · Like
Leonardo Rimba: Untuk teman-teman yg belum mengerti mengenai hak asasi manusia, perlu saya ulangi sekali lagi, bahwa agama merupakan urusan pribadi warganegara. Mau beragama ataupun tidak beragama adalah hak warganegara, negara tidak ikut campur. Tugas negara adalah mencatatkan perkawinan warganegaranya, dan BUKAN mengatur agama apa yg harus dianut warganegaranya. Kalau negara mau mengatur agar mereka yg menikah seagama, itu namanya negara keblinger, melecehkan HAM. Dan itulah NKRI sekarang ini. Negara keblinger, salah kaprah yg terakhir dan sempurna.
about an hour ago · Like · 4
Angel Protons: hayaa---dulu sewaktu berkunjung ke China--kusaksikan wanita2 China ex Uighur dan sinkiang---cuantik2---matanya gabungan antara bangsa Han--persia--dan Bule Erpa-- --waduh --selebritis indonesia masih jauh---kupikir --kalau aku mengawini salah satu diantaranya--puaslah aku ---karena kasiar2 Tiongkok juga membawa Putri Harum dari sono buat jadi selir atau istrinya--mereka Muslim--- dan aku nggak peduli-- konon putri Harum kulitnya berbau harum--dan aku nggak mau pikir agama mereka----kalau seneng dan cinta---agama adalah nomor 2. Tapi sayang---aku kesana --didampingi oleh istriku---yg sudah lolos kriteria nya--meski beragama lain. Dan poligami bukanlah pilihanku--karena pasti cuapeh punya banyak istri. Maka aku selalu bilang: Agama bukanlah hambatan untuk saling mencintai. Ada saatnya Indonesia akan berubah nanti.tapi memang perlu perjuangan.
about an hour ago · Like · 1
Neline Agata: klo nikah di atur atur like ngatur bebek begini,, kenyataannya bnyak yang Asal kawin,,g pke Nikah... XD
about an hour ago · Like
Angel Protons: nonton TV,kusaksikan banyak Kawin campur diantara celebrities dan aku berkata dalam ha tiku: Contoh yg bagus,Semoga Allah dan Tuhan memberkati mereka. Tidak ada satu lembaga ataupun institusi yg perlu mengatur hubungan cinta mereka--karena itu INNER. Bukan OUTER>
about an hour ago · Like · 3
Noni Rafael: oleh karena itu, maka sudah seharusnya negara melepaskan urusan beragama. negara ga usah ikut campur. seperti kata Leonardo Rimba "tugas negara cuma nyatet" that's it..!!
4 hours ago · Like · 1
Ichsant Sopian: ini negara memang penuh salah kaprah.. agama diurusin.. orang mau nikah diatur2 pake acara seagama. yang perlu diurusin ga diurus, dan yang ga perlu diurusin eh diurus.. indon oh indon
4 hours ago · Like · 2
Wulandari Retno: Sering agama justru mencerai-beraikakan umat manusia. Dan banyak melahirkan penderitaan bagi orang-orang yang seharusnya menjalani kehidupan ini dengan penuh cinta & kasih sayang.
3 hours ago · Like · 1
Eric Siregar: sy dulu salah satu korban yang tidak bs menikah dengan pacar sy yg berbeda agama ^_^
2 hours ago · Like · 1
Eric Siregar: padahal saat itu sudah 7 thn menjalin hubungan sejak kuliah, dan berhubungan layaknya suami istri selama 3 thn di zaman kuliah hehe
2 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Waktu UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 digugat di Mahkamah Konstitusi nanti, mereka yg pernah menjadi korban akan bisa menjadi saksi. Namanya Saksi Korban. Tanpa bertele-tele anda cukup berdiri dan menceritakan pengalaman anda tidak bisa menikah dengan calon pasangan anda gara-gara UU itu. - Begitu cara menjadi saksi di Mahkamah Konstitusi, cukup cerita saja. Cerita pengalaman asli dan tidak dibuat-buat. Saya juga begitu waktu jadi saksi dalam kasus UU Pelarangan Buku. Saya tinggal berdiri saja dan cerita. Dan ketua MK, Mahfud MD, manggut-manggut saja. Akhirnya, mungkin karena kesaksian saya, itu UU Pelarangan Buku dinyatakan tidak konstitusional. Bertentangan dengan UUD 45. Batal demi hukum, walaupun korbannya sudah tak terhingga, yg tidak bisa menuntut balik kerugian selama UU itu diberlakukan.
2 hours ago · Like · 2
Taba Nasuha: aku korban,aku terpaksa,aku tertekan,aku bingung,aku hampa,
2 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Oh (kasihan)
2 hours ago · Like · 1
Jadilah manusia yg realistis dan tidak mengkhayal mau mengembalikan kejayaan Nusantara, karena itu tidak pernah ada. Yg bisa ada, kejayaan Nusantara di masa depan, yaitu apabila kita bersama-sama melenyapkan satu demi satu sisa-sisa kebathilan yg ada di Indonesia, seperti menempatkan perempuan di bawah lelaki, memaksa manusia untuk beragama dan, kalau sudah beragama, memaksa untuk kawin dengan yg seagama pula.
Siapa yg Mau Menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
by Leonardo Rimba II on Sunday, December 25, 2011 at 4:14pm
Seorang teman bertanya kepada saya, sbb:
Ada sobat kita yang sharing mengenai rencana pernikahannya, mereka berdua berbeda dogma. Mereka sudah pusing memikirkannya. Si wanita bertanya padaku, bagaimana baiknya pernikahan kami?
Saya jawab:
Di Indonesia masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, yg menginjak-injak HAM (Hak Asasi Manusia) yg berhak menikah tanpa diskriminasi berdasarkan SARA. UU itu mendiskriminasi karena mensyaratkan perkawinan dilakukan antara orang yg seagama. Cepat atau lambat UU ini akan ditendang ke lobang kakus. Tetapi saat ini masih berlaku sehingga harus tahu cara menyikapinya. Saya sarankan masukkan gugatan permintaan pencatatan perkawinan ke Pengadilan Negeri. Harus konsultasi ke pengacara yg berpengalaman dahulu. Jadi, kurang lebih di pengadilan negeri kedua calon mempelai akan menyatakan melepaskan diri dari agama. Berdasarkan penetapan melepaskan diri dari agama masing-masing, mereka bisa menikah di Catatan Sipil. Bisa juga penggugat tidak menyatakan diri melepaskan diri dari agama, tetapi dinyatakan melepaskan agama oleh pengadilan negeri, sehingga akhirnya layak menikah di Catatan Sipil. Bisa salah satu pihak dinyatakan melepaskan agama, bisa keduanya sekaligus. Maksudnya, supaya kedua calon mempelai itu "beragama sama" (dalam tanda kutip).
Kalau mau jadi pahlawan, bisa menggugat UU Perkawinan No. Tahun 1974, dengan bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk mencatatkan perkawinan mereka. Karena berbeda agama, tentu akan ditolak. Nah, penolakan itu harus resmi. Harus ada buktinya. Dengan bukti itu ajukan gugatan di Mahkamah Konstitusi. Cukup dengan bukti penolakan perkawinan. Yg digugat adalah keabsahan UU Perkawinan No. Tahun 1974. Minta agar Mahkamah Konstitusi menyatakan UU itu tidak sah atau tidak konstitusional. Atau bertentangan dengan UUD 45.
UUD 45 seharusnya melindungi segenap HAM warganegara. Kalau ada UU yg bisa terbukti merugikan hak-hak asasi warganegara, maka UU itu bisa dinyatakan tidak konstitusional. So, karena buktinya ada, ajukan saja gugatan. Alasannya, merasa hak sebagai warganegara untuk menikah dihalangi oleh UU itu. Tidak perlu dalil-dalil segala macam. Cukup bawa bukti bahwa hak konstitusional anda untuk menikah dirugikan. Begitu caranya. Very easy. Dan, tentu saja, masih bisa minta tambahan banyak orang untuk ikut serta sebagai penggugat. Bawa bukti-bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk menikahkan anda sebagai bukti.
Itu yg harus dilakukan sekarang. Semoga saja ada yg mau maju dan menggugat UU itu agar dinyatakan tidak konstitusional. Setelah dinyatakan tidak konstitusional, otomatis anda akan bisa menikah di Catatan Sipil. Sama seperti sebelum ada UU jahat itu. Agama tidak akan menjadi masalah.
So, dengan kata lain, ajaran agama tentang perkawinan berlaku pribadi. Kalau anda mau mengikuti, itu urusan anda sendiri. Kalau anda tidak mau mengikuti tidak masalah. Anda menikah artinya anda mengikatkan diri dalam suatu perjanjian sipil. Dalam hal ini berbentuk perkawinan. Negara bertugas mencatatkannya. Setelah dicatat oleh negara barulah perkawinan anda sah, legal. Sedangkan perkawinan ala agama tidak ada keabsahannya. Perkawinan di gereja tidak sah secara hukum apabila tidak dicatatkan di Catatan Sipil. Apabila upacara saja, maka sama saja seperti kumpul kebo. Secara hukum dianggap tidak ada. Begitu pula perkawinan di hadapan ustad dengan saksi-saksi. Tanpa ada pencatatan sipil oleh petugas negara, surat nikah yg dikeluarkan si ustad sama saja seperti bungkusan kacang goreng. Atau tissue. Tetapi itu bisa juga dipakai kalau anda mau. Anda bisa menikah di depan ustad, dan tidak dicatatkan oleh petugas negara. Secara agama mungkin dianggap sah, tetapi secara legal tidak sah. Abal-abal.
UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tetap akan ada kecuali:
1) Diganti dengan UU baru oleh DPR; atau
2) Digugat di Mahkamah Konstitusi, dan MK menyatakan UU itu tidak konstitusional.
Yg pertama mungkin masih cukup jauh karena dianggap terlalu sensitif. So, yg paling mungkin saat ini adalah pengajuan ke Mahkamah Konstitusi oleh mereka yg merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan oleh adanya UU itu, yg mensyaratkan pencatatan pernikahan oleh negara dilakukan untuk mereka yg seagama saja. Memang ada "loophole", yaitu melalui penetapan pengadilan ketika kedua calon mempelai menyatakan melepaskan agama mereka masing-masing, sehingga setelah itu bisa dicatatkan pernikahannya di Catatan Sipil. Tetapi bukan itu maksudnya. Warganegara bermaksud menikah, dan bukan bermaksud melepaskan agama.
So, siapa yg mau menggugat ke Mahkamah Konstitusi?

Leonardo Rimba II: Saya hari ini sudah kirim 2 (dua) posting ke Group Spiritual Indonesia http://www.facebook.com/groups/spiritual.indonesia/. So, saya akan posting yg ini besok saja disana. Sekarang dipingit dulu, jadi Satrio Piningit.
Spiritual Indonesia
Teori dan praktek spiritualitas adalah tema dari Group Spiritual Indonesia ini. ...See More
Sunday at 4:17pm · Like · 1
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Enak jadi satrio kecepit (di tengah) waktu threesome :)
Sunday at 4:19pm · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (kaget)
Sunday at 4:23pm · Like · 1
Vivi D. Noviyanti: informasi dr pak nurcholish dr icrp, bbrp waktu yg lalu pasangan menikah beda agama berhasil memenangkan gugatan. Dan sekarang ada bbrp pasangan yg mengajukan gugatannya. Coba hubungi icrp.
Sunday at 4:53pm · Like · 4
Leonardo Rimba:
Itu gugatan di Pengadilan Negeri, yaitu gugatan meminta pernikahannya dicatatkan oleh negara. Tetapi gugatan di Mahkamah Konstitusi belum ada. Kalau menggugat di Mahkamah Konstitusi, yg dipersoalkan adalah UU Perkawinan itu sendiri, yg melecehkan HAM warganegara. Kalau terbukti melecehkan HAM warganegara untuk menikah dengan siapa saja tanpa diskriminasi, maka UU itu harus dibatalkan. Dinyatakan tidak konstitusional. Otomatis batal demi hukum. Tidak berlaku lagi.
Sunday at 4:57pm · Like · 6
Leonardo Rimba: Setahu saya, kalau menggugat di Pengadilan Negeri, salah satu calon mempelai akan dianggap melepaskan agamanya. Bisa juga keduanya dianggap melepaskan agama. Setelah itu baru perkawinannya bisa dicatatkan. Tetapi jadinya lawakan. Mereka mau menikah, dan bukan mau melepaskan agama.
Sunday at 5:02pm · Like · 2
Leonardo Rimba:
Probabilitas UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dinyatakan tidak konstitusional cukup besar sebab Piagam HAM Universal menyatakan jelas-jelas bahwa tidak boleh ada manusia yg didiskriminasi untuk menikah berdasarkan SARA. Sedangkan UU itu jelas-jelas diskriminasi SARA. Pasal-pasal HAM dari piagam itu semuanya sudah masuk ke dalam UUD 45, walaupun khusus untuk perkawinan agak disamarkan, jadi seolah-olah warganegara cuma berhak untuk menikah kalau seagama. Itu yg perlu diperjelas melalui gugatan. Kalau benar UUD 45 diskriminasi warganegara yg mau menikah berdasarkan SARA, haruslah itu dipublikasikan sebesar-besarnya. Kalau tidak diskriminasi, seharusnya UU Perkawinan itu dinyatakan tidak konstitusional. Otomatis batal demi hukum.
Alasan lain, di negara-negara beradab tidak ada UU yg membatasi perkawinan hanya antara calon mempelai seagama. Bahkan di Indonesia masa lalu juga tidak. Ingat, itu UU yg relatif baru, dibuat di tahun 1974. Tadinya tidak ada itu. Tadinya siapa pun bisa saling menikah, tanpa diskriminasi berdasarkan agama.
Sunday at 5:07pm · Like · 7
Leonardo Rimba II:
Menggugat UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 sama saja sifatnya seperti ketika ada yg menggugat UU Pelarangan Buku di Mahkamah Konstitusi. Yg digugat adalah keabsahan UU itu. Akhirnya UU Pelarangan Buku dinyatakan tidak konstitusional. Kalau tidak digugat, itu UU haram jadah masih ada sampai sekarang. Akan masih dipakai. Dengan Kejaksaan Agung mengumpulkan daftar buku-buku apa saja yg bisa dilarang. Dan itu masih dilakukan sampai tahun lalu ketika the UU dinyatakan tidak konstitusional. Kalau tidak digugat, akan tetap berlaku, karena pemerintah tidak perduli anda. Pemerintah NKRI tidak perduli masih ada UU yg melecehkan HAM warganegara. Malah pemerintah mengirimkan wakil-wakilnya untuk mempertahankan UU yg digugat. Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, karena saya ikut menjadi saksi yg merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan oleh adanya UU Pelarangan Buku.
Sunday at 5:21pm · Like · 4
Andra Widjaja: | gimana cara menggugatnya, mas..? mekanismenya..
Sunday at 7:22pm · Like · 2
Leonardo Rimba II: Untuk menghubungi Mahkamah Konstitusi, dan prosedur mengajukan perkara, silahkan klik link berikut http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan Lembaga Peradilan Modern dan Terpercaya.
Sunday at 10:24pm · Like · 1
Rudi Cool: brada Leonardo Rimba II: bagus diangkat dan diseminarkan nih dibuka bgumum yg adakan SI.
Sunday at 10:30pm · Like · 2
Kang Nur: UU egois dan sadis
Yesterday at 8:10am · Like · 2
Iwan Christ AuLia: im free
2 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Mungkin teman-teman banyak yg belum tahu bahwa Indonesia telah meratifikasi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Berikut teks lengkapnya. Karena sudah diratifikasi, maka essensi dari piagam ini telah masuk ke dalam UUD 45. Amandeman UUD 45 boleh bilang cuma memasukkan pasal-pasal dari Deklarasi HAM yg telah diringkaskan.
http://annabelle.aumars.perso.sfr.fr/Teks%20lengkap%20deklarasi%20universal%20HAM.htm
.:: Umar Said - Personal Website ::.
annabelle.aumars.perso.sfr.fr
Le contenu de cette page nécessite une version plus récente d’Adobe Flash Player.
2 hours ago · Like · 2 ·
Leonardo Rimba: Sekarang buka link di atas, dan baca:
-
"Artikel 16
1. Semua orang, laki-laki maupun perempuan dewasa, tanpa pembatasan ras, kebangsaan atau agama, berhak untuk kawin dan membentuk rumahtangga. Mereka mempunyai hak yang sama mengenai masalah perkawinan, selama perkawinan dan ketika perceraian."
2 hours ago · Unlike · 4
Leonardo Rimba Sedangkan kita tahu di Indonesia masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yg membatasi perkawinan antara calon pasangan yg seagama saja. Artinya, sampai saat ini Indonesia masih melanggar pasal yg dicantumkan di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Walaupun resminya Indonesia sudah meratifikasi deklarasi itu dan, bahkan, sudah memasukkan pasal-pasalnya ke dalam UUD 45 yg telah diamandemen.
2 hours ago · Unlike · 6
Angel Protons: masalah CINTA,perkawinan,itu individual--kalau yg satu kristen,yg satu islam,atau agama2 lain---agama nggak perlu menghambat--karena kalau cinta nya memang tulus---dan luhur---agama tak perlu menjadi penghambat---banyak kisah2 cinta sedemikian itu---dan mereka hidup baik2 saja---diindonesia banyak selebrities yg kawin meski beda agama dan etnis---dan itu semua baik adanya--sering2 cinta mereka bahkan lebih awet--karena bisa saling menghargai. Contoh lain: perkawinan Muhammad akbar-sultan Mogul yg menguasai India--kawin dng Ratu Hindustan pemuja Khrisna---masing2 dengan agama masing2---dan sang Raja nggak mengharuskan istrinya masuk Islam.sang raja bahkan kagum terhadap ke kuatan Iman istrinya---cara Istrinya memuja Tuhan Nya--yg tentunya sebuah pengalaman individual pula.
2 hours ago · Like · 2
Leonardo Rimba: Untuk anda yg mau menggugat keabsahan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, silahkan hubungi langsung Mahkamah Konstitusi http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/ . Bisa tanya langsung kepada petugas disana bagaimana mendaftarkan gugatan, dan pengacara konstitusi siapa saja yg ada. Saya punya pengalaman lucu tanya-jawab dengan Ketua MK, Mahfud MD, waktu saya jadi saksi dalam kasus gugatan terhadap keabsahan UU Pelarangan Buku. Sebagai saksi, saya cukup cerita saja mengapa saya merasa dirugikan dengan adanya UU itu. Dan ketika saya cerita tentang buku-buku yg dilarang di masa Orde Baru, semuanya bahasa Inggris, Mahfud MD bahkan bisa ikut menyelesaikan kata-kata saya. Dia tahu judul-judul bukunya apa, dan siapa penulisnya.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan Lembaga Peradilan Modern dan Terpercaya.
2 hours ago · Like · 4 ·
Leonardo Rimba: UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 jelas merugikan hak konstitusional warganegara. Bertentangan dengan UUD 45 yg pada dasarnya menjamin hak-hak konstitusional warganegara. Hak konstitusional kita termasuk HAM (Hak Asasi Manusia). HAM yg seperti apa? Yg seperti tercantum di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yg telah diratifikasi Indonesia.
2 hours ago · Like · 3
Leonardo Rimba: Karena UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 merugikan hak konstitusional WNI, maka akan bisa dinyatakan tidak konstitusional. Artinya, tidak sesuai dengan UUD 45. Tetapi tidak bisa begitu saja dinyatakan, harus ada WNI yg menggugat di Mahkamah Konstitusi. So, siapa yg mau menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
about an hour ago · Like
Leonardo Rimba: Para pengasong agama berhak untuk sumpah kerak keruk bahwa pembeli agama mereka tidak boleh menikah dengan pembeli agama lainnya. Itu bisa saja, dan diperbolehkan. Namanya hak asasi untuk berjualan agama. Yg tidak boleh adalah pemaksaan oleh negara. Negara tidak boleh memaksa warganya untuk menikah dengan yg seagama saja. UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 itu pemaksaan perkawinan hanya untuk calon pasangan yg seagama saja. Tugas negara hanya mencatatkan perkawinan warganya, dan bukan mengatur agar perkawinan dilakukan antara yg seagama saja.
about an hour ago · Like · 1
Andyana Saja: Memangnya kalo seagama trus nggak ceraiii?? Just taat dgn komitmen, persamaan atau perbedaan agama just ur ID, no more!
about an hour ago · Like · 1
Angel Protons: Deklarasi Universal nya bagus---memang harus begitu---dan banyak negera demokrasi didunia yg lagi menuju kesono---meski belum sempurna sempurna juga---dan sebenarnya Indonesia punya potensi untuk menuju kesana--cuman saja ,indonesia masih balita dalam hal berdemokrasi---karena aplikasi dari rules of law nya aja masih tersendat sendat--perlu gerakan moral dan serentak kalau mau maju--dan kesadaran berbangsa dan bernegara--perlu CINTA bangsa----dan negara---.semoga Fb ini menjadi salah satu alatnya.
about an hour ago · Like · 2
Leonardo Rimba: So, jangan goblok, saudaraku. Saya sudah perlihatkan disini bahwa merupakan hak asasi anda untuk menikah dengan siapa saja tanpa dibedakan oleh SARA. Hak itu tercantum di dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, yg sudah diratifikasi (diterima, disahkan) oleh NKRI, dan bahkan pasal-pasalnya sudah masuk dalam UUD 45 yg diamandeman, tetapi prakteknya masih terjadi diskriminasi, karena masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Selama belum ada yg menggugat dan UU itu dinyatakan tidak konstitusional, maka UU itu tetap akan masih dipakai. Kasusnya sama seperti UU Pelarangan Buku, yg walaupun bertentangan dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan UUD 45, tetap saja dipakai. Tetap dipakai sampai ada yg menggugat UU itu di Mahkamah Konstitusi. Setelah digugat, dan diperiksa, dan setelah mendengarkan kesaksian warganegara yg dirugikan (termasuk saya), akhirnya UU Pelarangan Buku dinyatakan tidak konstitusional. Jadi, harus ada yg menggugat dulu di MK baru bisa dinyatakan tidak konstitusional.
about an hour ago · Like · 2
Berthy Yelly: Saya SANGAT setuju bahwa pernikahan dilarang bagi yg beda KEYAKINAN...soalnya susah kalo ceweknya yakin ia cantik tapi cowoknya ga yakin..berabe kan??
about an hour ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Oh (kaget)
about an hour ago · Like · 1
Berthy Yelly: Orang Indonesia itu ga mau repot & cnice people ga suka ribut2 (termasuk saya Ko Leo)...qqqqqqq...saya & suami beda "agama"..tapi kami 1 keyakinan .. Yakin bahwa kami saling cinta & mampu saling menghormati...saya nikah 1995 di gereja...trus 1996 nya di Pura..saya ga maksud menghina tata cara pernikahan secara agama .. tapi kami saat itu lagi ga cukup uang utk melarikan diri nikah di Singapur..
about an hour ago · Like · 2
Raymond Agung Susilo: agama itu kategorisasi manusia, begitu pula dengan suku ras asal-usul (bibit bebet bobot), negara dst dll. hal2 demikian cuma membuat ribetz manusia jaman sekarang. kita sudah bukan macam pemburu pengumpul yang perlu berkelompok kecil2an cuman buat bertahan hidup. hal seperti itu warisan masa lampau yang seringkali menghambat.
about an hour ago · Like
Ki Mansu Kalo: mau jaya, harus bersama2 dengan masyarakat dunia internasional, gak bisa jaya sendiri, karena masyarakat yg maju itu yg memperjuangkan kejayaan seluruh umat manusia, kalo memperjuangkan sekelompok manusia saja, seperti yg ingin dilakukan oleh agama tertentu, dijamin tidak akan berhasil, itu perjuangan sia2,
about an hour ago via mobile · Like · 2
Ajeng Rusty: saya & sebagian besar saudara nikah beda agama... so far fine2 aja.. mau nikah agama apapun ga masalah.. toh utk formalitas & isi kolom KTP.... If you have a particular faith or religion, that is good. But you can survive without it...… your religion is not a matter... what matter is what it makes you.. :)
about an hour ago · Like · 2
Ki Sawungpraja: Beda tipis antara kewajiban dan keterpaksaan ....
about an hour ago · Like
Wawan Epu: iya .. ini indonesia, bukan arab, cina, india, persia maupun yunani
yg selallu dipenuhi mitos dan paksaan sepaham
about an hour ago · Like
Leonardo Rimba: Untuk teman-teman yg belum mengerti mengenai hak asasi manusia, perlu saya ulangi sekali lagi, bahwa agama merupakan urusan pribadi warganegara. Mau beragama ataupun tidak beragama adalah hak warganegara, negara tidak ikut campur. Tugas negara adalah mencatatkan perkawinan warganegaranya, dan BUKAN mengatur agama apa yg harus dianut warganegaranya. Kalau negara mau mengatur agar mereka yg menikah seagama, itu namanya negara keblinger, melecehkan HAM. Dan itulah NKRI sekarang ini. Negara keblinger, salah kaprah yg terakhir dan sempurna.
about an hour ago · Like · 4
Angel Protons: hayaa---dulu sewaktu berkunjung ke China--kusaksikan wanita2 China ex Uighur dan sinkiang---cuantik2---matanya gabungan antara bangsa Han--persia--dan Bule Erpa-- --waduh --selebritis indonesia masih jauh---kupikir --kalau aku mengawini salah satu diantaranya--puaslah aku ---karena kasiar2 Tiongkok juga membawa Putri Harum dari sono buat jadi selir atau istrinya--mereka Muslim--- dan aku nggak peduli-- konon putri Harum kulitnya berbau harum--dan aku nggak mau pikir agama mereka----kalau seneng dan cinta---agama adalah nomor 2. Tapi sayang---aku kesana --didampingi oleh istriku---yg sudah lolos kriteria nya--meski beragama lain. Dan poligami bukanlah pilihanku--karena pasti cuapeh punya banyak istri. Maka aku selalu bilang: Agama bukanlah hambatan untuk saling mencintai. Ada saatnya Indonesia akan berubah nanti.tapi memang perlu perjuangan.
about an hour ago · Like · 1
Neline Agata: klo nikah di atur atur like ngatur bebek begini,, kenyataannya bnyak yang Asal kawin,,g pke Nikah... XD
about an hour ago · Like
Angel Protons: nonton TV,kusaksikan banyak Kawin campur diantara celebrities dan aku berkata dalam ha tiku: Contoh yg bagus,Semoga Allah dan Tuhan memberkati mereka. Tidak ada satu lembaga ataupun institusi yg perlu mengatur hubungan cinta mereka--karena itu INNER. Bukan OUTER>
about an hour ago · Like · 3
Noni Rafael: oleh karena itu, maka sudah seharusnya negara melepaskan urusan beragama. negara ga usah ikut campur. seperti kata Leonardo Rimba "tugas negara cuma nyatet" that's it..!!
4 hours ago · Like · 1
Ichsant Sopian: ini negara memang penuh salah kaprah.. agama diurusin.. orang mau nikah diatur2 pake acara seagama. yang perlu diurusin ga diurus, dan yang ga perlu diurusin eh diurus.. indon oh indon
4 hours ago · Like · 2
Wulandari Retno: Sering agama justru mencerai-beraikakan umat manusia. Dan banyak melahirkan penderitaan bagi orang-orang yang seharusnya menjalani kehidupan ini dengan penuh cinta & kasih sayang.
3 hours ago · Like · 1
Eric Siregar: sy dulu salah satu korban yang tidak bs menikah dengan pacar sy yg berbeda agama ^_^
2 hours ago · Like · 1
Eric Siregar: padahal saat itu sudah 7 thn menjalin hubungan sejak kuliah, dan berhubungan layaknya suami istri selama 3 thn di zaman kuliah hehe
2 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba: Waktu UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 digugat di Mahkamah Konstitusi nanti, mereka yg pernah menjadi korban akan bisa menjadi saksi. Namanya Saksi Korban. Tanpa bertele-tele anda cukup berdiri dan menceritakan pengalaman anda tidak bisa menikah dengan calon pasangan anda gara-gara UU itu. - Begitu cara menjadi saksi di Mahkamah Konstitusi, cukup cerita saja. Cerita pengalaman asli dan tidak dibuat-buat. Saya juga begitu waktu jadi saksi dalam kasus UU Pelarangan Buku. Saya tinggal berdiri saja dan cerita. Dan ketua MK, Mahfud MD, manggut-manggut saja. Akhirnya, mungkin karena kesaksian saya, itu UU Pelarangan Buku dinyatakan tidak konstitusional. Bertentangan dengan UUD 45. Batal demi hukum, walaupun korbannya sudah tak terhingga, yg tidak bisa menuntut balik kerugian selama UU itu diberlakukan.
2 hours ago · Like · 2
Taba Nasuha: aku korban,aku terpaksa,aku tertekan,aku bingung,aku hampa,
2 hours ago via mobile · Like
Leonardo Rimba: Oh (kasihan)
2 hours ago · Like · 1
26 Des 2011
agama
Johannes Nugroho Onggo Sanusi:
Agama itu bak social club aja, kayak jadi anggota grup di FB, mau jadi anggota 10 atau 100 grup sah-sah aja. Agama juga ga ada hubungannya dengan tuhan karena hubungan dengan tuhan (atau apapun nama anda untuk ini) itu individual. Makanya jangan merasa berdosa kalau sudah tidak nyaman di agama awal anda. Konsep dosa kan hanya untuk mengikat anda pada sebuah klub. Kalo klub nya udah ga asyik ya dibubarkan saja. Ok dokie? :D
Unlike · · Unfollow Post · 8 hours ago
You, Abang Sihar, Kang Tom's, Andi Susanto and 18 others like this.
Ajeng Rusty: totally agree Jo.... :D
8 hours ago · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Klubnya ditinggalkan aja, kalo ngga ada anggota kan bubar sendiri.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Haryono Harry: Kalau anggotanya keluar satu persatu kan lama-lama klubnya bubar sendiri karena gak ada yang menyokong.
7 hours ago · Like · 3
Benediktus Sudjanto: itu mirip arisan tuhan, kapan tuhan dikopyok dengan doa dan ratapan, keluar kode nya: senang atau susah. padahal waktu kopyoknya itu sebenarnya yg mendebarkan, dan manusia memang hobi berdebar-debar. kalau masih bisa berdebar-debar, club nya bisa jalan terus.
7 hours ago · Like · 3
Alma Fuadi: doggie style :P
7 hours ago · Like · 2
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Supaya berdebar-debar terus ada hal-hal yang dimisterikan, supa anggota club penasaran terus. Kalo dibuka semuanya, anggota pada bilang, "Oh cuma begini ya."
7 hours ago · Like · 3
Ni Nengah Hardiani: Agama masih perlu untuk isian kolom di KTP. Sebaiknya permintaan data mengenai agama di KTP ditiadakan, karena beragama atau tidak, itu urusan pribadi. Yg penting manusianya tidak melanggar hukum negara.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Koko Doank: dan dogma agama itu ibarat tato yang digambar oleh lingkungan sekitar sangat sulit untuk dihilangkan
7 hours ago · Like
Julius Disain Arch: Agama tidak bisa bubar krn merantai umatnya dgn pelbagai aturan,dogma,iman....
6 hours ago · Like
Rudi Cool: Johannes Onggo : se7 deh. Nitip jempoL yah brada :)
6 hours ago · Like · 1
Budi Widarma: bagi yg beragama and gak beragama ...tetap thank you...salam ondel-ondel untuk semuanya....
5 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: @julius: rantai lama2 juga bisa karatan.
4 hours ago via mobile · Like
Agama itu bak social club aja, kayak jadi anggota grup di FB, mau jadi anggota 10 atau 100 grup sah-sah aja. Agama juga ga ada hubungannya dengan tuhan karena hubungan dengan tuhan (atau apapun nama anda untuk ini) itu individual. Makanya jangan merasa berdosa kalau sudah tidak nyaman di agama awal anda. Konsep dosa kan hanya untuk mengikat anda pada sebuah klub. Kalo klub nya udah ga asyik ya dibubarkan saja. Ok dokie? :D
Unlike · · Unfollow Post · 8 hours ago
You, Abang Sihar, Kang Tom's, Andi Susanto and 18 others like this.
Ajeng Rusty: totally agree Jo.... :D
8 hours ago · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Klubnya ditinggalkan aja, kalo ngga ada anggota kan bubar sendiri.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Haryono Harry: Kalau anggotanya keluar satu persatu kan lama-lama klubnya bubar sendiri karena gak ada yang menyokong.
7 hours ago · Like · 3
Benediktus Sudjanto: itu mirip arisan tuhan, kapan tuhan dikopyok dengan doa dan ratapan, keluar kode nya: senang atau susah. padahal waktu kopyoknya itu sebenarnya yg mendebarkan, dan manusia memang hobi berdebar-debar. kalau masih bisa berdebar-debar, club nya bisa jalan terus.
7 hours ago · Like · 3
Alma Fuadi: doggie style :P
7 hours ago · Like · 2
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Supaya berdebar-debar terus ada hal-hal yang dimisterikan, supa anggota club penasaran terus. Kalo dibuka semuanya, anggota pada bilang, "Oh cuma begini ya."
7 hours ago · Like · 3
Ni Nengah Hardiani: Agama masih perlu untuk isian kolom di KTP. Sebaiknya permintaan data mengenai agama di KTP ditiadakan, karena beragama atau tidak, itu urusan pribadi. Yg penting manusianya tidak melanggar hukum negara.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Koko Doank: dan dogma agama itu ibarat tato yang digambar oleh lingkungan sekitar sangat sulit untuk dihilangkan
7 hours ago · Like
Julius Disain Arch: Agama tidak bisa bubar krn merantai umatnya dgn pelbagai aturan,dogma,iman
6 hours ago · Like
Rudi Cool: Johannes Onggo : se7 deh. Nitip jempoL yah brada :)
6 hours ago · Like · 1
Budi Widarma: bagi yg beragama and gak beragama ...tetap thank you...salam ondel-ondel untuk semuanya....
5 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: @julius: rantai lama2 juga bisa karatan.
4 hours ago via mobile · Like
hari ibu
Hari Ibu di Indonesia yg dirayakan tanggal 22 Desember berasal dari perjuangan para perempuan radikal. Ekstrimis. Tidak mau dijajah pria dan dijadikan istri kedua. Ini perempuan-perempuan perkasa, banyak yg kemudian bergabung dengan GERWANI, yaitu onderbouw PKI. Kita semua tahu PKI akhirnya diberangus oleh Suharto dengan alasan terlibat G30S (Pedahal.. pedahal..). Tidak terhitung anggota GERWANI yg didzolimi oleh Suharto dan kroni-nya. So, kalau anda merayakan Hari Ibu, ingatlah, ini hari perempuan-perempuan radikal. Bukan perempuan yg rajin mencium tangan suaminya.
Plis jangan lagi salah kaprah, dan mengira Hari Ibu adalah untuk ibu-ibu penurut. Bukan itu, jauh panggang dari api. Hari Ibu adalah peringatan perjuangan para Kartini, yaitu para perempuan yg menggunakan otaknya, dan bukan vagina-nya saja.
Kalau anda merayakan Hari Ibu, plis ngat kepada perempuan yg sudah terbebaskan (enlightened women) yg gemar berhubungan sex tanpa harus terikat pernikahan, dan bahkan tanpa terikat jenis kelamin.
Ingat pula kepada pria-pria homosex yg rela menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak hasil hubungan gelap. Ibu dari anak-anak haram jadah ini adalah perempuan gatel, yg meninggalkan anaknya begitu saja setelah dilahirkan. So, the pria homosex menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak seperti ini.
Saya tulis disini sebab saya kenal pribadi seorang pria, member di Group Spiritual Indonesia, teman kita sendiri, yg baru saja mengangkat seorang bayi yg disia-siakan oleh ibu kandungnya karena anak ini hasil hubungan gelap dengan seorang pria jalang yg sekarang sudah kabur entah kemana. Bayi tidak berdosa ini adalah member kita yg termuda. Usianya kurang dari 3 bulan.
So, sekali lagi, jangan anda pikir Hari Ibu adalah hari perempuan lemah gemulai yg pasrah dikerjain oleh pria Mokodo (Modal Kontol Doang). Hari Ibu adalah untuk mengingat bahwa perempuan Indonesia aslinya radikal, ekstrimis. Tidak perduli dengan kontol karena tak ada rotan akarpun jadilah. Tak ada penis, vaginapun suka. Dan itu tidak apa karena cepat atau lambat UU Perkawinan Sejenis juga akan diterapkan di Indonesia. Tinggal tunggu waktunya saja.
Hari Ibu di Indonesia mengikuti inspirasi Mother's Day di AS. Berkaitan langsung dengan gerakan emansipasi perempuan. Feminisme. Ini perempuan-perempuan feminis, dan bukan perempuan sholehah. Yg sholehah kerjanya masuk dapur, ngaji dan nangis bombay ketika suaminya kawin lagi. Tetapi perempuan radikal tidak begitu. Ketika suami kawin lagi, perempuan radikal ikut kawin juga. At least berhubungan sex dulu dengan lelaki atau perempuan yg bisa memuaskannya.
Mungkin sekarang anda sudah mengerti bahwa saya bukan nasionalis fanatik. Bukan orang konservatif yg mati-matian mempertahankan pembodohan massal atau salah kaprah di berbagai bidang. Menurut saya, kalau masih ada etnik tertentu yg merasa berderajat lebih tinggi dari etnik-etnik Indonesia lainnya dan keturunan imigran dari Cina, Arab, India dan Eropa; kalau masih ada kelompok beragama tertentu yg masih merasa berhak menginjak-injak kelompok beragama lainnya; kalau masih tidak ada kebebasan berpikir dan berpendapat dengan alasan merusak tatanan dimana etnik tertentu dan agama tertentu memperoleh kedudukan istimewa; maka lebih baik negara ini dibubarkan saja.
(Leonardo R. notes)
Plis jangan lagi salah kaprah, dan mengira Hari Ibu adalah untuk ibu-ibu penurut. Bukan itu, jauh panggang dari api. Hari Ibu adalah peringatan perjuangan para Kartini, yaitu para perempuan yg menggunakan otaknya, dan bukan vagina-nya saja.
Kalau anda merayakan Hari Ibu, plis ngat kepada perempuan yg sudah terbebaskan (enlightened women) yg gemar berhubungan sex tanpa harus terikat pernikahan, dan bahkan tanpa terikat jenis kelamin.
Ingat pula kepada pria-pria homosex yg rela menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak hasil hubungan gelap. Ibu dari anak-anak haram jadah ini adalah perempuan gatel, yg meninggalkan anaknya begitu saja setelah dilahirkan. So, the pria homosex menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak seperti ini.
Saya tulis disini sebab saya kenal pribadi seorang pria, member di Group Spiritual Indonesia, teman kita sendiri, yg baru saja mengangkat seorang bayi yg disia-siakan oleh ibu kandungnya karena anak ini hasil hubungan gelap dengan seorang pria jalang yg sekarang sudah kabur entah kemana. Bayi tidak berdosa ini adalah member kita yg termuda. Usianya kurang dari 3 bulan.
So, sekali lagi, jangan anda pikir Hari Ibu adalah hari perempuan lemah gemulai yg pasrah dikerjain oleh pria Mokodo (Modal Kontol Doang). Hari Ibu adalah untuk mengingat bahwa perempuan Indonesia aslinya radikal, ekstrimis. Tidak perduli dengan kontol karena tak ada rotan akarpun jadilah. Tak ada penis, vaginapun suka. Dan itu tidak apa karena cepat atau lambat UU Perkawinan Sejenis juga akan diterapkan di Indonesia. Tinggal tunggu waktunya saja.
Hari Ibu di Indonesia mengikuti inspirasi Mother's Day di AS. Berkaitan langsung dengan gerakan emansipasi perempuan. Feminisme. Ini perempuan-perempuan feminis, dan bukan perempuan sholehah. Yg sholehah kerjanya masuk dapur, ngaji dan nangis bombay ketika suaminya kawin lagi. Tetapi perempuan radikal tidak begitu. Ketika suami kawin lagi, perempuan radikal ikut kawin juga. At least berhubungan sex dulu dengan lelaki atau perempuan yg bisa memuaskannya.
Mungkin sekarang anda sudah mengerti bahwa saya bukan nasionalis fanatik. Bukan orang konservatif yg mati-matian mempertahankan pembodohan massal atau salah kaprah di berbagai bidang. Menurut saya, kalau masih ada etnik tertentu yg merasa berderajat lebih tinggi dari etnik-etnik Indonesia lainnya dan keturunan imigran dari Cina, Arab, India dan Eropa; kalau masih ada kelompok beragama tertentu yg masih merasa berhak menginjak-injak kelompok beragama lainnya; kalau masih tidak ada kebebasan berpikir dan berpendapat dengan alasan merusak tatanan dimana etnik tertentu dan agama tertentu memperoleh kedudukan istimewa; maka lebih baik negara ini dibubarkan saja.
(Leonardo R. notes)
25 Des 2011
nikah beda agama
Rudi Cool:
Leonardo Rimba II: ada sobat kita yang sharing mengenai rencana pernikahannya, mereka ber2 berbeda dogma. Mereka sudah pusing memikirkannya. Si'wanita bertanya padaku... bagaimana baiknya pernikahan kami??
Dengan senyum aku jawab: cepat datang ke pertemuan Spiritual Indonesia di pertengahan Januari thn depan, krn disana akan banyak teman mem'blezz kalian berdua. Gituh aja kok repot :P qiqiqiqiqii
Like · · Unfollow Post · 9 hours ago
Arie Infernum El-Nashhara, Kang Tom's, Muallif Al Chasani and 16 others like this.
Ki Mansu: wakakakakakaka......komunitas SI yang akan jadi penghulunya?, dijamin sah!
8 hours ago · Like · 3
Rudi Cool: Ki Mansu: yah...mereka ber2 korban dari kebiadaban aturan pernikahan di republik ini.
8 hours ago · Like · 1
Aurelius Abell: Repot amat, Nikah aja ditempay yg lebih Liberal
8 hours ago via mobile · Like · 1
Aurelius Abell: Memangnya dogma si Pria dan Wanita apa bro? Hehehe
7 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: Aurelius Abell: sepertinya berbau jazirah gurun dan vatikan :D
7 hours ago · Like · 1
Handhy Dwi Maxmoro: Oh.. kesian kesian kesian. Nikah di Singapore aja.
7 hours ago · Like · 1
Aurelius Abell: Wakakakak udah Nikah di Gereja aja kl gitu, kan ada Layanan Pernikahan Campuran, atau engga kl ga mau repot ya Langsung Pestanya aja :p
7 hours ago via mobile · Like · 1
Darsono Mukti Wibowo: halahhhh ndak usah nikah saja..repot...yang kumpul kambing saja ndak bingung..wkwkwkw...
7 hours ago · Like · 1
Handhy Dwi Maxmoro: Soalnya kita msih berhubungan dengan masyarakat yg masih perlu simbol berupa surat.
7 hours ago · Like · 2
Aurelius Abell: Kalau kumpul Kambing bahaya, nanti bisa digrebek orang Kampung, hahaha
7 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: soal surat dan tempat aku pikir banyak cara tuk menikah dlm perbedaan ini, hanya aturan ke2 dogma yg berbeda tsb yg bikin mrk pusing. Andai sj mereka mau jd kafir saat menikah kan mudah...trs trs serah mo balik lg beragama setelah menikah itu urusan mrk :P :D :)) LoL
7 hours ago · Unlike · 2
Ni Nengah Hardiani: Kok bingung? Tergantung maunya mereka sebenarnya. Kalau mau nikah pake surat, ambil cara yg paling mudah. Kalau mau kawin pake urat.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Batara Jaya: Yang mungkin perlu di pertanyakan adalah, apakah mereka sudah siap dengan segala tanggung jawab dan konsekuensi yang mungkin akan mereka dapatkan dalam keluarga mereka maupun dalam tatanan masyarakat kita..
6 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: Ni Nengah: yah memang itu pas sekali. /'/ .bang Batara : aku pikir mrk hrs bijak dan sama sama berpikir dan menyikapi nya untuk hal itu kelak
6 hours ago · Like
Virgiawan Wisanggeni: http://www.facebook.com/pages/HPK-Himpunan-Penghayat-Kepercayaan-kepada-Tuhan-YME/142848442441765... langsung kesini saja bisa Mas Rudi Cool.
HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan YME)
Menyatukan umat beragama di seluruh muka bumi agar Tenteram, Damai, Gemah Ripah Loh Jinawi.
Page: 88 like this
6 hours ago · Like · 1 ·
Virgiawan Wisanggeni: Alamat lengkap daerah DKI :
Jalan Ir.H.Juanda No 4 A, Dki Jakarta, Indonesia 10120
6 hours ago · Like
Rudi Cool: Virgiawan Wisanggeni: aturan ke2 dogma yg berbeda tsb yg bikin mrk pusing. Andai sj : mslh aturan ke2 dogma yg berbeda tsb yg bikin mrk pusing. Jk mereka mau jd kafir saat menikah kan mudah...trs trs serah mo balik lg beragama setelah menikah itu urusan mrk :P :D :)) LoL
6 hours ago · Like · 1
Virgiawan Wisanggeni: Wakakaka ya itu solusinya kalau mereka serius mau nikah tinggal cekidot langsung Mas Rudi Cool =)
6 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: Virgi Albiant: cekidot? yoooi...tuL banget tuh :D
6 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku punya beberapa teman yg sudah menikah dan agamanya beda. Biasa aja, bisa awet dan punya anak. Mengenai surat kan bisa diatur, asal serius mau menikah dan sama2 dewasa. Keduanya betul2 beda agama dan saling dukung untuk menjalankan ibadah agama masing2.
6 hours ago via mobile · Like · 1
Aurelius Abell: Kalau aku sih selalu menekankan sikap bahwa "Agama itu sangat Pribadi, bahkan Privasi"
6 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: Ni Nengah: itu sangat baik dan bijaksana. Memang hrs demikian ada nya. Jk mengikuti ajaran dogma masing2 nggak ada habis habisnya. /'/ Aurelius: kembali ke diri masing2 intinya. Good
6 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Di Indonesia masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, yg meninjak-injak HAM (Hak Asasi Manusia) yg berhak menikah tanpa diskriminasi berdasarkan SARA. UU itu mendiskriminasi karena mensyaratkan perkawinan dilakukan antara orang yg seagama. Cepat atau lambat UU ini akan ditendang ke lobang kakus. Tetapi saat ini masih berlaku sehingga harus tahu cara menyikapinya. Saya sarankan masukkan gugatan permintaan pencatatan perkawinan ke Pengadilan Negeri. Harus konsultasi ke pengacara yg berpengalaman dahulu. Jadi, kurang lebih di pengadilan negeri kedua calon mempelai akan menyatakan melepaskan diri dari agama. Berdasarkan penetapan melepaskan diri dari agama masing-masing, mereka bisa menikah di Catatan Sipil.
Kalau mau jadi pahlawan, bisa menggugat UU Perkawinan No. Tahun 1974, dengan bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk mencatatkan perkawinan mereka. Karena berbeda agama, tentu akan ditolak. Nah, penolakan itu harus resmi. Harus ada buktinya. Dengan bukti itu ajukan gugatan di Mahkamah Konstitusi. Cukup dengan bukti penolakan perkawinan. Yg digugat adalah keabsahan UU Perkawinan No. Tahun 1974. Minta agar Mahkamah Konstitusi menyatakan UU itu tidak konstitusional. Atau bertentangan dengan UUD 45.
UUD 45 seharusnya melindungi segenap HAM warganegara. Kalau ada UU yg bisa terbukti merugikan hak-hak asasi warganegara, maka UU itu bisa dinyatakan tidak konstitusional. So, buktinya ada, ajukan saja gugatan. Alasannya, merasa hak sebagai warganegara untuk menikah dihalangi oleh UU itu.
Tidak perlu dali-dalil segala macam. Cukup bawa bukti bahwa hak konstitusional anda untuk menikah dirugikan. Begitu caranya. Very easy. Dan, tentu saja, masih bisa minta tambahan banyak orang untuk ikut serta sebagai penggugat. Bawa bukti-bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk menikahkan anda sebagai bukti.
Itu yg harus dilakukan sekarang. Semoga saja ada yg mau maju dan menggugat UU najis laknatullah itu agar dinyatakan tidak konstitusional. Setelah dinyatakan tidak konstitusional, otomatis anda akan bisa menikah di Catatan Sipil. Sama seperti sebelum ada UU jahat itu. Agama tidak akan menjadi masalah.
6 hours ago · Unlike · 4
Leonardo Rimba II: So, dengan kata lain, ajaran agama tentang perkawinan berlaku pribadi. Kalau anda mau mengikuti, itu urusan anda sendiri. Kalau anda tidak mau mengikuti tidak masalah. Anda menikah artinya anda mengikatkan diri dalam suatu perjanjian sipil. Dalam hal ini berbentuk perkawinan. Negara bertugas mencatatkannya. Setelah dicatat oleh negara barulah perkawinan anda sah, legal. Sedangkan perkawinan ala agama tidak ada keabsahannya. Perkawinan di gereja tidak sah secara hukum apabila tidak dicatatkan di Catatan Sipil. Apabila upacara saja, maka sama saja kumpul kebo. Secara hukum dianggap tidak ada. Begitu pula perkawinan di hadapan ustad dengan saksi-saksi. Tanpa ada pencatatan sipil oleh petugas negara, surat nikah yg dikeluarkan si ustad sama saja bungkusan kacang goreng. Atau tissue. Tetapi itu bisa juga dipakai kalau anda mau. Anda bisa menikah di depan ustad, dan tidak dicatatkan oleh petugas negara. Secara agama mungkin dianggap sah, tetapi secara legal tidak sah. Abal-abal.
5 hours ago · Unlike · 3
Rudi Cool: Leonardo Rimba II: betul penjelasan mu itu, sebenarnya ahli hukum sdh tau akan keberadaan hal tsb, dan mrk jg paham akan keberadaan hal tsb yg sangat tdk menjunjung kebebasan setiap insan. Tp kenapa msh saja berlaku? Di suatu media pernah ada pembahasan hal ini...yg menjadi mslh ada ajaran dogma yg menentang keras akan usulan pemberangusan UU th74 tsb. Dan sampai skrg aku tdk lg mendengar keberadaan pembahasannya tsb lg. Ini ironis sekali
5 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba II: UU itu tetap akan ada kecuali: 1) Diganti dengan UU baru oleh DPR; atau 2) Digugat di Mahkamah Konstitusi, dan MK menyatakan UU itu tidak konstitusional. --- Yg pertama mungkin masih cukup jauh karena dianggap terlalu sensitif. So, yg paling mungkin saat ini adalah pengajuan ke Mahkamah Konstitusi oleh mereka yg merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan oleh adanya UU Perkawinan No. Tahun 1974 itu, yg mensyaratkan pencatatan pernikahan oleh negara dilakukan untuk mereka yg seagama. Memang ada "loophole", yaitu melalui penetapan pengadilan ketika kedua calon mempelai menyatakan melepaskan agama mereka masing-masing, sehingga setelah itu bisa dinikahkan di Catatan Sipil. Tetapi bukan itu maksudnya. Warganegara bermaksud menikah, dan bukan bermaksud melepaskan agama.
5 hours ago · Unlike · 4
Leonardo Rimba II: So, siapa yg mau menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
5 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: http://www.komnasperempuan.or.id/wp-content/uploads/2011/09/TOR-Seminar-Nasional-UUP.pdf
5 hours ago · Like
Aurelius Abell: Bukannya kalau tidak dicatatkan di Pencatatan Sipil itu boleh ya? Nikah Siri? Sama Nikah apa lg gt namanya... HAHAHA!
5 hours ago via mobile · Like · 1
Aurelius Abell: Kalau saya nanti memang cocok sama Wanita Muslim, saya akan coba menggugat, andai kata tidak, aku akan membantu Teman yg Kesulitan dengan Aturan tsb
5 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Bole aja nikah siri, tapi gak ada kekuatañnya secara hukum, ga bisa menggugat ke pengadilan misalnya kalo ada masalah dgn anak, jadi seperti punya anak di luar nikah, di mata hukum.
5 hours ago via mobile · Like · 1
Leonardo Rimba II: ada sobat kita yang sharing mengenai rencana pernikahannya, mereka ber2 berbeda dogma. Mereka sudah pusing memikirkannya. Si'wanita bertanya padaku... bagaimana baiknya pernikahan kami??
Dengan senyum aku jawab: cepat datang ke pertemuan Spiritual Indonesia di pertengahan Januari thn depan, krn disana akan banyak teman mem'blezz kalian berdua. Gituh aja kok repot :P qiqiqiqiqii
Like · · Unfollow Post · 9 hours ago
Arie Infernum El-Nashhara, Kang Tom's, Muallif Al Chasani and 16 others like this.
Ki Mansu: wakakakakakaka......komunitas SI yang akan jadi penghulunya?, dijamin sah!
8 hours ago · Like · 3
Rudi Cool: Ki Mansu: yah...mereka ber2 korban dari kebiadaban aturan pernikahan di republik ini.
8 hours ago · Like · 1
Aurelius Abell: Repot amat, Nikah aja ditempay yg lebih Liberal
8 hours ago via mobile · Like · 1
Aurelius Abell: Memangnya dogma si Pria dan Wanita apa bro? Hehehe
7 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: Aurelius Abell: sepertinya berbau jazirah gurun dan vatikan :D
7 hours ago · Like · 1
Handhy Dwi Maxmoro: Oh.. kesian kesian kesian. Nikah di Singapore aja.
7 hours ago · Like · 1
Aurelius Abell: Wakakakak udah Nikah di Gereja aja kl gitu, kan ada Layanan Pernikahan Campuran, atau engga kl ga mau repot ya Langsung Pestanya aja :p
7 hours ago via mobile · Like · 1
Darsono Mukti Wibowo: halahhhh ndak usah nikah saja..repot...yang kumpul kambing saja ndak bingung..wkwkwkw...
7 hours ago · Like · 1
Handhy Dwi Maxmoro: Soalnya kita msih berhubungan dengan masyarakat yg masih perlu simbol berupa surat.
7 hours ago · Like · 2
Aurelius Abell: Kalau kumpul Kambing bahaya, nanti bisa digrebek orang Kampung, hahaha
7 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: soal surat dan tempat aku pikir banyak cara tuk menikah dlm perbedaan ini, hanya aturan ke2 dogma yg berbeda tsb yg bikin mrk pusing. Andai sj mereka mau jd kafir saat menikah kan mudah...trs trs serah mo balik lg beragama setelah menikah itu urusan mrk :P :D :)) LoL
7 hours ago · Unlike · 2
Ni Nengah Hardiani: Kok bingung? Tergantung maunya mereka sebenarnya. Kalau mau nikah pake surat, ambil cara yg paling mudah. Kalau mau kawin pake urat.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Batara Jaya: Yang mungkin perlu di pertanyakan adalah, apakah mereka sudah siap dengan segala tanggung jawab dan konsekuensi yang mungkin akan mereka dapatkan dalam keluarga mereka maupun dalam tatanan masyarakat kita..
6 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: Ni Nengah: yah memang itu pas sekali. /'/ .bang Batara : aku pikir mrk hrs bijak dan sama sama berpikir dan menyikapi nya untuk hal itu kelak
6 hours ago · Like
Virgiawan Wisanggeni: http://www.facebook.com/pages/HPK-Himpunan-Penghayat-Kepercayaan-kepada-Tuhan-YME/142848442441765... langsung kesini saja bisa Mas Rudi Cool.
HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan YME)
Menyatukan umat beragama di seluruh muka bumi agar Tenteram, Damai, Gemah Ripah Loh Jinawi.
Page: 88 like this
6 hours ago · Like · 1 ·
Virgiawan Wisanggeni: Alamat lengkap daerah DKI :
Jalan Ir.H.Juanda No 4 A, Dki Jakarta, Indonesia 10120
6 hours ago · Like
Rudi Cool: Virgiawan Wisanggeni: aturan ke2 dogma yg berbeda tsb yg bikin mrk pusing. Andai sj : mslh aturan ke2 dogma yg berbeda tsb yg bikin mrk pusing. Jk mereka mau jd kafir saat menikah kan mudah...trs trs serah mo balik lg beragama setelah menikah itu urusan mrk :P :D :)) LoL
6 hours ago · Like · 1
Virgiawan Wisanggeni: Wakakaka ya itu solusinya kalau mereka serius mau nikah tinggal cekidot langsung Mas Rudi Cool =)
6 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: Virgi Albiant: cekidot? yoooi...tuL banget tuh :D
6 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Aku punya beberapa teman yg sudah menikah dan agamanya beda. Biasa aja, bisa awet dan punya anak. Mengenai surat kan bisa diatur, asal serius mau menikah dan sama2 dewasa. Keduanya betul2 beda agama dan saling dukung untuk menjalankan ibadah agama masing2.
6 hours ago via mobile · Like · 1
Aurelius Abell: Kalau aku sih selalu menekankan sikap bahwa "Agama itu sangat Pribadi, bahkan Privasi"
6 hours ago via mobile · Like · 1
Rudi Cool: Ni Nengah: itu sangat baik dan bijaksana. Memang hrs demikian ada nya. Jk mengikuti ajaran dogma masing2 nggak ada habis habisnya. /'/ Aurelius: kembali ke diri masing2 intinya. Good
6 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Di Indonesia masih ada UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, yg meninjak-injak HAM (Hak Asasi Manusia) yg berhak menikah tanpa diskriminasi berdasarkan SARA. UU itu mendiskriminasi karena mensyaratkan perkawinan dilakukan antara orang yg seagama. Cepat atau lambat UU ini akan ditendang ke lobang kakus. Tetapi saat ini masih berlaku sehingga harus tahu cara menyikapinya. Saya sarankan masukkan gugatan permintaan pencatatan perkawinan ke Pengadilan Negeri. Harus konsultasi ke pengacara yg berpengalaman dahulu. Jadi, kurang lebih di pengadilan negeri kedua calon mempelai akan menyatakan melepaskan diri dari agama. Berdasarkan penetapan melepaskan diri dari agama masing-masing, mereka bisa menikah di Catatan Sipil.
Kalau mau jadi pahlawan, bisa menggugat UU Perkawinan No. Tahun 1974, dengan bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk mencatatkan perkawinan mereka. Karena berbeda agama, tentu akan ditolak. Nah, penolakan itu harus resmi. Harus ada buktinya. Dengan bukti itu ajukan gugatan di Mahkamah Konstitusi. Cukup dengan bukti penolakan perkawinan. Yg digugat adalah keabsahan UU Perkawinan No. Tahun 1974. Minta agar Mahkamah Konstitusi menyatakan UU itu tidak konstitusional. Atau bertentangan dengan UUD 45.
UUD 45 seharusnya melindungi segenap HAM warganegara. Kalau ada UU yg bisa terbukti merugikan hak-hak asasi warganegara, maka UU itu bisa dinyatakan tidak konstitusional. So, buktinya ada, ajukan saja gugatan. Alasannya, merasa hak sebagai warganegara untuk menikah dihalangi oleh UU itu.
Tidak perlu dali-dalil segala macam. Cukup bawa bukti bahwa hak konstitusional anda untuk menikah dirugikan. Begitu caranya. Very easy. Dan, tentu saja, masih bisa minta tambahan banyak orang untuk ikut serta sebagai penggugat. Bawa bukti-bukti penolakan Catatan Sipil atau KUA untuk menikahkan anda sebagai bukti.
Itu yg harus dilakukan sekarang. Semoga saja ada yg mau maju dan menggugat UU najis laknatullah itu agar dinyatakan tidak konstitusional. Setelah dinyatakan tidak konstitusional, otomatis anda akan bisa menikah di Catatan Sipil. Sama seperti sebelum ada UU jahat itu. Agama tidak akan menjadi masalah.
6 hours ago · Unlike · 4
Leonardo Rimba II: So, dengan kata lain, ajaran agama tentang perkawinan berlaku pribadi. Kalau anda mau mengikuti, itu urusan anda sendiri. Kalau anda tidak mau mengikuti tidak masalah. Anda menikah artinya anda mengikatkan diri dalam suatu perjanjian sipil. Dalam hal ini berbentuk perkawinan. Negara bertugas mencatatkannya. Setelah dicatat oleh negara barulah perkawinan anda sah, legal. Sedangkan perkawinan ala agama tidak ada keabsahannya. Perkawinan di gereja tidak sah secara hukum apabila tidak dicatatkan di Catatan Sipil. Apabila upacara saja, maka sama saja kumpul kebo. Secara hukum dianggap tidak ada. Begitu pula perkawinan di hadapan ustad dengan saksi-saksi. Tanpa ada pencatatan sipil oleh petugas negara, surat nikah yg dikeluarkan si ustad sama saja bungkusan kacang goreng. Atau tissue. Tetapi itu bisa juga dipakai kalau anda mau. Anda bisa menikah di depan ustad, dan tidak dicatatkan oleh petugas negara. Secara agama mungkin dianggap sah, tetapi secara legal tidak sah. Abal-abal.
5 hours ago · Unlike · 3
Rudi Cool: Leonardo Rimba II: betul penjelasan mu itu, sebenarnya ahli hukum sdh tau akan keberadaan hal tsb, dan mrk jg paham akan keberadaan hal tsb yg sangat tdk menjunjung kebebasan setiap insan. Tp kenapa msh saja berlaku? Di suatu media pernah ada pembahasan hal ini...yg menjadi mslh ada ajaran dogma yg menentang keras akan usulan pemberangusan UU th74 tsb. Dan sampai skrg aku tdk lg mendengar keberadaan pembahasannya tsb lg. Ini ironis sekali
5 hours ago · Like · 1
Leonardo Rimba II: UU itu tetap akan ada kecuali: 1) Diganti dengan UU baru oleh DPR; atau 2) Digugat di Mahkamah Konstitusi, dan MK menyatakan UU itu tidak konstitusional. --- Yg pertama mungkin masih cukup jauh karena dianggap terlalu sensitif. So, yg paling mungkin saat ini adalah pengajuan ke Mahkamah Konstitusi oleh mereka yg merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan oleh adanya UU Perkawinan No. Tahun 1974 itu, yg mensyaratkan pencatatan pernikahan oleh negara dilakukan untuk mereka yg seagama. Memang ada "loophole", yaitu melalui penetapan pengadilan ketika kedua calon mempelai menyatakan melepaskan agama mereka masing-masing, sehingga setelah itu bisa dinikahkan di Catatan Sipil. Tetapi bukan itu maksudnya. Warganegara bermaksud menikah, dan bukan bermaksud melepaskan agama.
5 hours ago · Unlike · 4
Leonardo Rimba II: So, siapa yg mau menggugat ke Mahkamah Konstitusi?
5 hours ago · Like · 1
Rudi Cool: http://www.komnasperempuan.or.id/wp-content/uploads/2011/09/TOR-Seminar-Nasional-UUP.pdf
5 hours ago · Like
Aurelius Abell: Bukannya kalau tidak dicatatkan di Pencatatan Sipil itu boleh ya? Nikah Siri? Sama Nikah apa lg gt namanya... HAHAHA!
5 hours ago via mobile · Like · 1
Aurelius Abell: Kalau saya nanti memang cocok sama Wanita Muslim, saya akan coba menggugat, andai kata tidak, aku akan membantu Teman yg Kesulitan dengan Aturan tsb
5 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Bole aja nikah siri, tapi gak ada kekuatañnya secara hukum, ga bisa menggugat ke pengadilan misalnya kalo ada masalah dgn anak, jadi seperti punya anak di luar nikah, di mata hukum.
5 hours ago via mobile · Like · 1
telaah psikologis
Orang yg suka buat satus atau komen di facebook pake huruf besar semua, biasanya orangnya suka omong besar.
Like · · Share · Yesterday at 10:10am via mobile
Santosa Idh, Salam Ganesa, Nite BedCover and 7 others like this.
Adi Hadi: halah... diajak canda aja biar tambah lucu
Yesterday at 10:12am · Like · 1
Julianto Wangi Hati: aku nda suka pake huruf besar jd saya golongan omong kecil..hehe.
Yesterday at 10:17am · Like · 1
Sih Handoyo: kalo gitu, org yg banyak update status/kirim postingan biasanya banyak omong
Yesterday at 10:22am · Like · 1
Neline Agata: owh'BESAR''
Yesterday at 10:26am · Like · 1
Anita Yohanna Wewegombel: org yg omongnya besar tapi nulis di fb pake huruf kecil semua berarti luar biasa...
Yesterday at 10:28am · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Ada beberapa yg aku unfriend yg demikian. Ngga tau netiket, gunakanlah huruf besar pada tempatnya.
Yesterday at 10:47am · Like
Elvin Zainal: Kalau yg suka gonta ganti profil pictur biasanya bosenan dan kurang PD
Yesterday at 10:59am · Like
Salam Ganesa: Neline Agata>sukanya yg Jumbo? hah!
Yesterday at 11:39am · Like
Tri Tjiptaningsih: Gak juga, bisa jadi karena penglihatannya gak jelas
Yesterday at 11:43am · Like
Santosa Idh Biasa: Ni, dia mau cari perhatian dan suka membual.
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Bosenan bagus juga, memicu kreativitas dan dinamis, sesuatu yg stagnan cenderung busuk.
23 hours ago · Like
Aaroems Soeparmantow AE: Gk ush menjelek_jelekan org laen
coalx blm tntu diri kita ne bnar'
. .
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Ngga ada yg menjelek-jelekkan. Ini telaah psikologis.
23 hours ago · Like
Iman Silahi: tulisan saya jelek ..makanya jarang update status.
18 hours ago · Unlike · 1
Like · · Share · Yesterday at 10:10am via mobile
Santosa Idh, Salam Ganesa, Nite BedCover and 7 others like this.
Adi Hadi: halah... diajak canda aja biar tambah lucu
Yesterday at 10:12am · Like · 1
Julianto Wangi Hati: aku nda suka pake huruf besar jd saya golongan omong kecil..hehe.
Yesterday at 10:17am · Like · 1
Sih Handoyo: kalo gitu, org yg banyak update status/kirim postingan biasanya banyak omong
Yesterday at 10:22am · Like · 1
Neline Agata: owh'BESAR''
Yesterday at 10:26am · Like · 1
Anita Yohanna Wewegombel: org yg omongnya besar tapi nulis di fb pake huruf kecil semua berarti luar biasa...
Yesterday at 10:28am · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Ada beberapa yg aku unfriend yg demikian. Ngga tau netiket, gunakanlah huruf besar pada tempatnya.
Yesterday at 10:47am · Like
Elvin Zainal: Kalau yg suka gonta ganti profil pictur biasanya bosenan dan kurang PD
Yesterday at 10:59am · Like
Salam Ganesa: Neline Agata>sukanya yg Jumbo? hah!
Yesterday at 11:39am · Like
Tri Tjiptaningsih: Gak juga, bisa jadi karena penglihatannya gak jelas
Yesterday at 11:43am · Like
Santosa Idh Biasa: Ni, dia mau cari perhatian dan suka membual.
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Bosenan bagus juga, memicu kreativitas dan dinamis, sesuatu yg stagnan cenderung busuk.
23 hours ago · Like
Aaroems Soeparmantow AE: Gk ush menjelek_jelekan org laen
coalx blm tntu diri kita ne bnar'
. .
23 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Ngga ada yg menjelek-jelekkan. Ini telaah psikologis.
23 hours ago · Like
Iman Silahi: tulisan saya jelek ..makanya jarang update status.
18 hours ago · Unlike · 1
apa cieh yg di maksud HALUSINASI
Ryan AèwiSlakh:
,, apa cieh yg di maksud HALUSINASI. . .
Like · · Follow Post · 12 hours ago via mobile
Handhy Dwi Maxmoro: Cari aja di google
12 hours ago · Like · 1
Agung Pindha: lawan kata dari KASARINASI....
11 hours ago · Like · 2
Akoe Lagie Djomblo: nasi dihalusin
10 hours ago via mobile · Like · 1
Jehan Moghul: Menghayal seolah2 nyata.. Kayak anak kecil yg suka ngomong sendiri berhayal maen perang2an setelah nonton felm ultraman..
Ciaaattt wuuusss..!! Mati kamu penjahat (anak ane suka begitu)..
He he he
10 hours ago via mobile · Like
Sasong Kosong: Mengulek/ menggiling nasi sampai halus -----> Halusin nasi.
Hehe.,..
10 hours ago via mobile · Like · 2
Handhy Dwi Maxmoro: Otak biasanya memproses apa yg ditangkap indera. Tetapi dlm halusinasiOtak melakukan proses tanpa stimulus indera. Jd orang menagkap gambaran, mendengar suara atau mencium bau yg sebenarnya tidak ada dlm realitas. Biasanya terjadi bila ada ketidak seimbangan kimia dlm otak.. Ini beda dengan imajinasi saat anak bermain.
2 hours ago · Unlike · 1
,, apa cieh yg di maksud HALUSINASI. . .
Like · · Follow Post · 12 hours ago via mobile
Handhy Dwi Maxmoro: Cari aja di google
12 hours ago · Like · 1
Agung Pindha: lawan kata dari KASARINASI....
11 hours ago · Like · 2
Akoe Lagie Djomblo: nasi dihalusin
10 hours ago via mobile · Like · 1
Jehan Moghul: Menghayal seolah2 nyata.. Kayak anak kecil yg suka ngomong sendiri berhayal maen perang2an setelah nonton felm ultraman..
Ciaaattt wuuusss..!! Mati kamu penjahat (anak ane suka begitu)..
He he he
10 hours ago via mobile · Like
Sasong Kosong: Mengulek/ menggiling nasi sampai halus -----> Halusin nasi.
Hehe.,..
10 hours ago via mobile · Like · 2
Handhy Dwi Maxmoro: Otak biasanya memproses apa yg ditangkap indera. Tetapi dlm halusinasiOtak melakukan proses tanpa stimulus indera. Jd orang menagkap gambaran, mendengar suara atau mencium bau yg sebenarnya tidak ada dlm realitas. Biasanya terjadi bila ada ketidak seimbangan kimia dlm otak.. Ini beda dengan imajinasi saat anak bermain.
2 hours ago · Unlike · 1
24 Des 2011
teman
Ni Nengah Hardiani:
Selalu ada teman kalau kita mau terus berjalan.
Like · · Share · 19 hours ago via mobile
Iman Silahi, Lasty Utarko, Solikin Kendal and 13 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Teman datang dan pergi selama perjalanan. Yang relatif lama bersama, bisa juga disebut teman setia.
Kadang-kadang bertemu lagi dengan teman lama tanpa diduga.
19 hours ago · Like
Andreas Hendrik Wattimena: He he he,
Ya, kita tidak sendirian, selalu ada kawan jika kita terus menggerakan hidup kita, bumi luas maka cara pandang pun harus lebih luas.
Thanks
18 hours ago · Unlike · 1
Selalu ada teman kalau kita mau terus berjalan.
Like · · Share · 19 hours ago via mobile
Iman Silahi, Lasty Utarko, Solikin Kendal and 13 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Teman datang dan pergi selama perjalanan. Yang relatif lama bersama, bisa juga disebut teman setia.
Kadang-kadang bertemu lagi dengan teman lama tanpa diduga.
19 hours ago · Like
Andreas Hendrik Wattimena: He he he,
Ya, kita tidak sendirian, selalu ada kawan jika kita terus menggerakan hidup kita, bumi luas maka cara pandang pun harus lebih luas.
Thanks
18 hours ago · Unlike · 1
Jangan Mengucapkan Selamat Tahun Baru Untuk Yg Merayakannya
by Leonardo Rimba on Saturday, December 24, 2011 at 11:40am
Hari Ibu di Indonesia yg dirayakan tanggal 22 Desember berasal dari perjuangan para perempuan radikal. Ekstrimis. Tidak mau dijajah pria dan dijadikan istri kedua. Ini perempuan-perempuan perkasa, banyak yg kemudian bergabung dengan GERWANI, yaitu onderbouw PKI. Kita semua tahu PKI akhirnya diberangus oleh Suharto dengan alasan terlibat G30S (Pedahal.. pedahal..). Tidak terhitung anggota GERWANI yg didzolimi oleh Suharto dan kroni-nya. So, kalau anda merayakan Hari Ibu, ingatlah, ini hari perempuan-perempuan radikal. Bukan perempuan yg rajin mencium tangan suaminya.
Plis jangan lagi salah kaprah, dan mengira Hari Ibu adalah untuk ibu-ibu penurut. Bukan itu, jauh panggang dari api. Hari Ibu adalah peringatan perjuangan para Kartini, yaitu para perempuan yg menggunakan otaknya, dan bukan vagina-nya saja.
Kalau anda merayakan Hari Ibu, plis ngat kepada perempuan yg sudah terbebaskan (enlightened women) yg gemar berhubungan sex tanpa harus terikat pernikahan, dan bahkan tanpa terikat jenis kelamin.
Ingat pula kepada pria-pria homosex yg rela menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak hasil hubungan gelap. Ibu dari anak-anak haram jadah ini adalah perempuan gatel, yg meninggalkan anaknya begitu saja setelah dilahirkan. So, the pria homosex menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak seperti ini.
Saya tulis disini sebab saya kenal pribadi seorang pria, member di Group Spiritual Indonesia, teman kita sendiri, yg baru saja mengangkat seorang bayi yg disia-siakan oleh ibu kandungnya karena anak ini hasil hubungan gelap dengan seorang pria jalang yg sekarang sudah kabur entah kemana. Bayi tidak berdosa ini adalah member kita yg termuda. Usianya kurang dari 3 bulan.
So, sekali lagi, jangan anda pikir Hari Ibu adalah hari perempuan lemah gemulai yg pasrah dikerjain oleh pria Mokodo (Modal Kontol Doang). Hari Ibu adalah untuk mengingat bahwa perempuan Indonesia aslinya radikal, ekstrimis. Tidak perduli dengan kontol karena tak ada rotan akarpun jadilah. Tak ada penis, vaginapun suka. Dan itu tidak apa karena cepat atau lambat UU Perkawinan Sejenis juga akan diterapkan di Indonesia. Tinggal tunggu waktunya saja.
Hari Ibu di Indonesia mengikuti inspirasi Mother's Day di AS. Berkaitan langsung dengan gerakan emansipasi perempuan. Feminisme. Ini perempuan-perempuan feminis, dan bukan perempuan sholehah. Yg sholehah kerjanya masuk dapur, ngaji dan nangis bombay ketika suaminya kawin lagi. Tetapi perempuan radikal tidak begitu. Ketika suami kawin lagi, perempuan radikal ikut kawin juga. At least berhubungan sex dulu dengan lelaki atau perempuan yg bisa memuaskannya.
Mungkin sekarang anda sudah mengerti bahwa saya bukan nasionalis fanatik. Bukan orang konservatif yg mati-matian mempertahankan pembodohan massal atau salah kaprah di berbagai bidang. Menurut saya, kalau masih ada etnik tertentu yg merasa berderajat lebih tinggi dari etnik-etnik Indonesia lainnya dan keturunan imigran dari Cina, Arab, India dan Eropa; kalau masih ada kelompok beragama tertentu yg masih merasa berhak menginjak-injak kelompok beragama lainnya; kalau masih tidak ada kebebasan berpikir dan berpendapat dengan alasan merusak tatanan dimana etnik tertentu dan agama tertentu memperoleh kedudukan istimewa; maka lebih baik negara ini dibubarkan saja.
-
Untuk anda yg belum tahu, kita juga bisa meditasi dan tarik energi dari simbol Tuhan. Ketika meditasi, wajah anda jangan menunduk. Angkat wajah anda ke depan. Ada Tuhan di hadapan anda, menghadap kepada wajah anda. Lihat saja, pandang saja the Tuhan sampe salting (salah tingkah) sendiri. Kalau mau bisa bilang, bisik-bisik, Tuhan aku mau sedot Kamu. Bilang dengan tegas, supaya the Tuhan tidak kabur ketakutan karena takut itu-Nya kamu gigit sampe putus. Sedotnya pakai cakra mata ketiga. When you meditate using your mata ketiga, it means you do just that. You sedot whatever you want to sedot. And this time we want to sedot Tuhan.
Tidak usah perdulikan prana yg mengalir keluar dari cakra mata ketiga anda dan berjalan-jalan sendiri. Anda bukan kena penyakit Raja Singa sehingga ada kuman-kuman yg berjalan bebas merdeka di wajah anda, turun ke leher, ke dada, ke lengan, dan ke alat kelamin anda. Bukan itu, saudara-saudariku. Yg berjalan-jalan itu namanya prana, keluar dari cakra mata ketiga anda ketika anda meditasi.
Kita bisa tarik energi dari simbol Tuhan Yesus. Kita tarik beramai-ramai dan rasakan seperti apa. Jangan berimajinasi, tetapi rasakan. Rasakan sendiri. Energi ini sudah gentayangan di satu dunia sejak 2,000 tahun lalu. Asalnya dari kota kecil di Timur Tengah, yg bernama Bethlehem. Letaknya di wilayah Palestina sekarang. Jesus is a Palestinian. Orang Palestina. Karena lahir di Palestina. Ibunya bernama Maria (atau Mariyem kalau menggunakan lafal Jawa), bapaknya tidak jelas. Ini anak haram jadah, tetapi Allah berbelas kasihan sehingga mengadopsinya. Sehingga Yesus menjadi anak Allah, dan sekarang dikenal dengan nama Tuhan Yesus.
Angkat wajah anda tinggi-tinggi, jangan menunduk. Anda tidak salah apa-apa, tidak usah merasa takut. Lihatlah ke hadapan anda, itu wajah Tuhan. Tuhan selalu memandang anda, dan sekarang pandanglah Tuhan. Dan itulah meditasi. Angkat wajah anda tinggi-tinggi, and buka paha anda lebar-lebar, because duduknya bersila, haha
Sekarang letakkanlah semua beban hidup anda di hadapan Tuhan. Anda tahu semuanya tidak berarti di hadapan Tuhan. Apapun yg terjadi dengan hidup anda, anda tetap berharga. Angkatlah wajah anda tinggi-tinggi. Anda berharga di hadapan Tuhan. Anda anak-anak Tuhan. Dunia ini datang dan pergi, tetapi Tuhan dan anda tetap.
Apa yg telah lalu, telah berlalu. Apa yg akan terjadi, akan terlampaui. Tetapi anda tetap. Tidak akan ada yg berubah dalam hubungan anda dengan Tuhan. Selama Tuhan ada, anda ada. Dunia ini bisa kejam kepada anda, dan anda bisa kejam kepada dunia. Tetapi anda tahu Tuhan tidak kejam kepada anda. Tuhan hidup selama anda hidup, dan anda tahu bahwa anda hidup. Anda tidak pernah mati.
Sekali lagi, cara meditasinya mudah saja. Cukup duduk tegak, bisa bersila, bisa di atas kursi. Pejamkan mata anda, bisa setengah terpejam. Rasakan kesadaran anda di titik antara kedua alis mata, bisa juga di tengah batok kepala. Rasakan saja, enjoy saja. Itulah tempat Tuhan di diri anda. Kita kali ini meditasi dengan simbol Tuhan. Kita tarik energi dari simbol Tuhan Yesus.
Dan kalau anda ngantuk ketika meditasi, sebaiknya tidur saja dulu, bisa diniatkan untuk meditasi di dalam tidur, dan ingat pengalamannya ketika bangun. Pengalaman meditasi tiap orang beda-beda, semuanya valid.
-
Karena sekarang tanggal 24 Desember, kita sudah bisa mengucapkan Feliz Navidad, Merry Christmas, Selamat Natal to all (begitu cara mengucapkannya, tanpa embel-embel untuk yg merayakannya, jangan salah kaprah lagi) . Kita sudah menjadi bagian dari satu dunia beradab, komunitas masyarakat internasional. Jangan bikin muka kita tambah tercoreng-moreng karena kalau kita pakai kata-kata "untuk yg merayakannya" orang akan tahu kalau kita kampungan, tidak bergaul. Jangan bikin malu orang Indon.
Etiket mengucapkan Selamat Natal sama seperti mengucapkan Selamat Idul Fitri, yaitu tidak pakai embel-embel untuk anda yg merayakannya. Anda bisa mengucapkan Selamat Natal, Merry Christmas, kepada siapa saja. Dan jawabannya adalah Selamat Natal juga, Merry Christmas too. Ini hari perayaan kemanusiaan satu dunia, dirayakan dimana-mana. Bukan agama, tetapi kemanusiaan.
Sebagian orang agnostic dan atheist memilih mengucapkan Season's Greetings, yg saya sendiri bingung menterjemahkannya. Tidak ada padanannya dalam bahasa Indon.
So, saat ini kita saling menyapa satu sama lain dengan etiket internasional. Kita bisa bilang Merry Christmas. Balasannya Merry Christmas too. Bisa juga bilang Season's Greetings. Dan balasannya adalah Season's Greetings too. Saat ini adalah waktu bersuka-cita bagi seluruh dunia. Dirayakan di satu dunia sampai satu minggu ke depan, yaitu ketika kita memasuki tahun baru 2012. Dan, nanti, jangan mengucapkan Selamat Tahun Baru untuk yg merayakannya.
Hari Ibu di Indonesia yg dirayakan tanggal 22 Desember berasal dari perjuangan para perempuan radikal. Ekstrimis. Tidak mau dijajah pria dan dijadikan istri kedua. Ini perempuan-perempuan perkasa, banyak yg kemudian bergabung dengan GERWANI, yaitu onderbouw PKI. Kita semua tahu PKI akhirnya diberangus oleh Suharto dengan alasan terlibat G30S (Pedahal.. pedahal..). Tidak terhitung anggota GERWANI yg didzolimi oleh Suharto dan kroni-nya. So, kalau anda merayakan Hari Ibu, ingatlah, ini hari perempuan-perempuan radikal. Bukan perempuan yg rajin mencium tangan suaminya.
Plis jangan lagi salah kaprah, dan mengira Hari Ibu adalah untuk ibu-ibu penurut. Bukan itu, jauh panggang dari api. Hari Ibu adalah peringatan perjuangan para Kartini, yaitu para perempuan yg menggunakan otaknya, dan bukan vagina-nya saja.
Kalau anda merayakan Hari Ibu, plis ngat kepada perempuan yg sudah terbebaskan (enlightened women) yg gemar berhubungan sex tanpa harus terikat pernikahan, dan bahkan tanpa terikat jenis kelamin.
Ingat pula kepada pria-pria homosex yg rela menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak hasil hubungan gelap. Ibu dari anak-anak haram jadah ini adalah perempuan gatel, yg meninggalkan anaknya begitu saja setelah dilahirkan. So, the pria homosex menjadi ibu (sekaligus ayah) bagi anak-anak seperti ini.
Saya tulis disini sebab saya kenal pribadi seorang pria, member di Group Spiritual Indonesia, teman kita sendiri, yg baru saja mengangkat seorang bayi yg disia-siakan oleh ibu kandungnya karena anak ini hasil hubungan gelap dengan seorang pria jalang yg sekarang sudah kabur entah kemana. Bayi tidak berdosa ini adalah member kita yg termuda. Usianya kurang dari 3 bulan.
So, sekali lagi, jangan anda pikir Hari Ibu adalah hari perempuan lemah gemulai yg pasrah dikerjain oleh pria Mokodo (Modal Kontol Doang). Hari Ibu adalah untuk mengingat bahwa perempuan Indonesia aslinya radikal, ekstrimis. Tidak perduli dengan kontol karena tak ada rotan akarpun jadilah. Tak ada penis, vaginapun suka. Dan itu tidak apa karena cepat atau lambat UU Perkawinan Sejenis juga akan diterapkan di Indonesia. Tinggal tunggu waktunya saja.
Hari Ibu di Indonesia mengikuti inspirasi Mother's Day di AS. Berkaitan langsung dengan gerakan emansipasi perempuan. Feminisme. Ini perempuan-perempuan feminis, dan bukan perempuan sholehah. Yg sholehah kerjanya masuk dapur, ngaji dan nangis bombay ketika suaminya kawin lagi. Tetapi perempuan radikal tidak begitu. Ketika suami kawin lagi, perempuan radikal ikut kawin juga. At least berhubungan sex dulu dengan lelaki atau perempuan yg bisa memuaskannya.
Mungkin sekarang anda sudah mengerti bahwa saya bukan nasionalis fanatik. Bukan orang konservatif yg mati-matian mempertahankan pembodohan massal atau salah kaprah di berbagai bidang. Menurut saya, kalau masih ada etnik tertentu yg merasa berderajat lebih tinggi dari etnik-etnik Indonesia lainnya dan keturunan imigran dari Cina, Arab, India dan Eropa; kalau masih ada kelompok beragama tertentu yg masih merasa berhak menginjak-injak kelompok beragama lainnya; kalau masih tidak ada kebebasan berpikir dan berpendapat dengan alasan merusak tatanan dimana etnik tertentu dan agama tertentu memperoleh kedudukan istimewa; maka lebih baik negara ini dibubarkan saja.
-
Untuk anda yg belum tahu, kita juga bisa meditasi dan tarik energi dari simbol Tuhan. Ketika meditasi, wajah anda jangan menunduk. Angkat wajah anda ke depan. Ada Tuhan di hadapan anda, menghadap kepada wajah anda. Lihat saja, pandang saja the Tuhan sampe salting (salah tingkah) sendiri. Kalau mau bisa bilang, bisik-bisik, Tuhan aku mau sedot Kamu. Bilang dengan tegas, supaya the Tuhan tidak kabur ketakutan karena takut itu-Nya kamu gigit sampe putus. Sedotnya pakai cakra mata ketiga. When you meditate using your mata ketiga, it means you do just that. You sedot whatever you want to sedot. And this time we want to sedot Tuhan.
Tidak usah perdulikan prana yg mengalir keluar dari cakra mata ketiga anda dan berjalan-jalan sendiri. Anda bukan kena penyakit Raja Singa sehingga ada kuman-kuman yg berjalan bebas merdeka di wajah anda, turun ke leher, ke dada, ke lengan, dan ke alat kelamin anda. Bukan itu, saudara-saudariku. Yg berjalan-jalan itu namanya prana, keluar dari cakra mata ketiga anda ketika anda meditasi.
Kita bisa tarik energi dari simbol Tuhan Yesus. Kita tarik beramai-ramai dan rasakan seperti apa. Jangan berimajinasi, tetapi rasakan. Rasakan sendiri. Energi ini sudah gentayangan di satu dunia sejak 2,000 tahun lalu. Asalnya dari kota kecil di Timur Tengah, yg bernama Bethlehem. Letaknya di wilayah Palestina sekarang. Jesus is a Palestinian. Orang Palestina. Karena lahir di Palestina. Ibunya bernama Maria (atau Mariyem kalau menggunakan lafal Jawa), bapaknya tidak jelas. Ini anak haram jadah, tetapi Allah berbelas kasihan sehingga mengadopsinya. Sehingga Yesus menjadi anak Allah, dan sekarang dikenal dengan nama Tuhan Yesus.
Angkat wajah anda tinggi-tinggi, jangan menunduk. Anda tidak salah apa-apa, tidak usah merasa takut. Lihatlah ke hadapan anda, itu wajah Tuhan. Tuhan selalu memandang anda, dan sekarang pandanglah Tuhan. Dan itulah meditasi. Angkat wajah anda tinggi-tinggi, and buka paha anda lebar-lebar, because duduknya bersila, haha
Sekarang letakkanlah semua beban hidup anda di hadapan Tuhan. Anda tahu semuanya tidak berarti di hadapan Tuhan. Apapun yg terjadi dengan hidup anda, anda tetap berharga. Angkatlah wajah anda tinggi-tinggi. Anda berharga di hadapan Tuhan. Anda anak-anak Tuhan. Dunia ini datang dan pergi, tetapi Tuhan dan anda tetap.
Apa yg telah lalu, telah berlalu. Apa yg akan terjadi, akan terlampaui. Tetapi anda tetap. Tidak akan ada yg berubah dalam hubungan anda dengan Tuhan. Selama Tuhan ada, anda ada. Dunia ini bisa kejam kepada anda, dan anda bisa kejam kepada dunia. Tetapi anda tahu Tuhan tidak kejam kepada anda. Tuhan hidup selama anda hidup, dan anda tahu bahwa anda hidup. Anda tidak pernah mati.
Sekali lagi, cara meditasinya mudah saja. Cukup duduk tegak, bisa bersila, bisa di atas kursi. Pejamkan mata anda, bisa setengah terpejam. Rasakan kesadaran anda di titik antara kedua alis mata, bisa juga di tengah batok kepala. Rasakan saja, enjoy saja. Itulah tempat Tuhan di diri anda. Kita kali ini meditasi dengan simbol Tuhan. Kita tarik energi dari simbol Tuhan Yesus.
Dan kalau anda ngantuk ketika meditasi, sebaiknya tidur saja dulu, bisa diniatkan untuk meditasi di dalam tidur, dan ingat pengalamannya ketika bangun. Pengalaman meditasi tiap orang beda-beda, semuanya valid.
-
Karena sekarang tanggal 24 Desember, kita sudah bisa mengucapkan Feliz Navidad, Merry Christmas, Selamat Natal to all (begitu cara mengucapkannya, tanpa embel-embel untuk yg merayakannya, jangan salah kaprah lagi) . Kita sudah menjadi bagian dari satu dunia beradab, komunitas masyarakat internasional. Jangan bikin muka kita tambah tercoreng-moreng karena kalau kita pakai kata-kata "untuk yg merayakannya" orang akan tahu kalau kita kampungan, tidak bergaul. Jangan bikin malu orang Indon.
Etiket mengucapkan Selamat Natal sama seperti mengucapkan Selamat Idul Fitri, yaitu tidak pakai embel-embel untuk anda yg merayakannya. Anda bisa mengucapkan Selamat Natal, Merry Christmas, kepada siapa saja. Dan jawabannya adalah Selamat Natal juga, Merry Christmas too. Ini hari perayaan kemanusiaan satu dunia, dirayakan dimana-mana. Bukan agama, tetapi kemanusiaan.
Sebagian orang agnostic dan atheist memilih mengucapkan Season's Greetings, yg saya sendiri bingung menterjemahkannya. Tidak ada padanannya dalam bahasa Indon.
So, saat ini kita saling menyapa satu sama lain dengan etiket internasional. Kita bisa bilang Merry Christmas. Balasannya Merry Christmas too. Bisa juga bilang Season's Greetings. Dan balasannya adalah Season's Greetings too. Saat ini adalah waktu bersuka-cita bagi seluruh dunia. Dirayakan di satu dunia sampai satu minggu ke depan, yaitu ketika kita memasuki tahun baru 2012. Dan, nanti, jangan mengucapkan Selamat Tahun Baru untuk yg merayakannya.

23 Des 2011
meditasi diyakini mampu menjaga kesehatan dan mengatasi stres
sudah diketahui bahwa insulin dapat menetralkan efek adrenalin, jika insulin menjadi dominan maka kadar gula darah akan stabil, dan di samping itu juga insulin dapat mencegah adanya timbunan lipid (kolesterol) dan kerusakan protein. Bagi para meditator, pengaruh insulin juga akan dominan. Dengan demikian, meditasi akan dapat mencegah terjadinya diabetes melitus, penyakit jantung serta penyakit pembuluh darah (hipertensi). Dari aspek psikis, aktivasi teta penstimulus otak melalui praktek meditasi, dan olah pernapasan terbukti ampuh mencegah dan mengatasi dua jenis stres sekaligus. Pertama stress akut/mendadak yg diakibatkan gangguan hidup sehari hari, kedua stress kronis yg diakibatkan peristiwa masa lalu, seperti rasa dendam yg mendalam dan penyesalan yg belum terungkap. Jika terdapat rangsangan yg dapat menimbulkan stress, maka neurotransmiter yg ada di otak akan bekerja menghambat atau memutuskan rangsangan penyebab stress sehingga rangsangan yg sampai di otak bawah sadar menjadi kecil atau bahkan dihilangkan. Di samping itu otak juga menghasilkan substansi kimiawi yg bekerja identik dengan valium atau obat penenang yaitu asam isobutirat. Pada meditator proses tersebut dapat terjadi dengan intensitas yg lebih besar dari orang yg tidak bermeditasi. Akibatnya, meditator dapat mencegah sejak dini stres yg terjadi pada dirinya. Di saraf tepi, bekerja substansi kimia hasil meditasi yg identik dengan “beta-blocker“ (pengurangan hormone stres), yg memblokir simpul-simpul saraf simpatis. Dari adanya proses di saraf pusat, saraf tepi, dan perubahan kimiawi di dalam darah inilah muncul kesimpulan mengapa meditasi diyakini mampu menjaga kesehatan dan mengatasi stres…..:) (Leonardo R. notes)
22 Des 2011
FREEDOM FROM, FREEDOM FOR
Never think in terms of being free from; always think in terms of being free for. And the difference is vast, tremendously vast. Don't think in terms of from – think for. Be for God, be free for truth, but don't think that you want to be free from the crowd, free from the church, free from this and that. You may be able to go far away one day, but you will never be free, never. It is going to be some sort of suppression.
Why are you so afraid of the crowd?... If the pull is there, then your fear simply shows your pull, your attraction. Whenever you go you will remain dominated by the crowd.
What I am saying is just look at the facts of it – that there is no need to think in terms of the crowd. Just think in terms of your being. It can be dropped right now. You cannot be free if you struggle. You can drop it because there is no point in struggling. The crowd is not the problem – you are the problem. The crowd is not pulling you – you are being pulled, not by somebody else but by your own unconscious conditioning.
Always remember not to throw the responsibility somewhere on somebody else, because then you will never be free of it. Deep down it is your responsibility. Why should one be so much against the crowd? Poor crowd! Why should you be so much against it? Why do you carry such a wound? The crowd cannot do anything unless you cooperate. So the question is of your cooperation. You can drop the cooperation just now, just like that. If you put any effort into it, then you will be in trouble. So do it instantly. It is just on the spur of the moment, of spontaneous understanding, if you can see the point that if you fight, you will be fighting a losing battle. In the very fighting you are emphasizing the crowd.
That's what happened to millions of people. Somebody wants to escape from women – in India they have done that for centuries. Then they become more and more engrossed in it. They want to get rid of sex and their whole mind then becomes sexual; they think only for sex and nothing else. They fast, and they will not go to sleep; they will do this and that pranayama and yoga and a thousand and one things – all nonsense. The more they fight with sex the more they are enforcing it, the more they are concentrating on it. It becomes so significant, out of all proportion.
That is what has happened to Christian Monasteries. They became so repressed, just afraid. The same can happen to you if you become afraid to much of the crowd. The crowd cannot do anything unless you cooperate, so it is a question of your alertness. Don't cooperate!
This is my observation: that whatsoever happens to you, you are responsible. Nobody else is doing it to you. You wanted if to be done, so it has been done. Somebody exploits you because you wanted to be exploited. Somebody has put you into a prison because you wanted to be imprisoned. There must have been a certain search for it. Maybe you used to call it security. Your name may have been different, but you were hankering to be imprisoned because in a prison one is safe and there is no insecurity.
But don't fight with the prison walls. Look inside. Find that hankering for security and how the crowd can manipulate you. You must be asking for something from the crowd – recognition, honor, respect, respectability. If you ask them, you have to repay them. Then the crowd says, “Okay, we give you respect, and you give us your freedom.” It is a simple bargain. But the crowd has never done anything to you – it is basically you. So get out of your own way!
(Osho)
Why are you so afraid of the crowd?... If the pull is there, then your fear simply shows your pull, your attraction. Whenever you go you will remain dominated by the crowd.
What I am saying is just look at the facts of it – that there is no need to think in terms of the crowd. Just think in terms of your being. It can be dropped right now. You cannot be free if you struggle. You can drop it because there is no point in struggling. The crowd is not the problem – you are the problem. The crowd is not pulling you – you are being pulled, not by somebody else but by your own unconscious conditioning.
Always remember not to throw the responsibility somewhere on somebody else, because then you will never be free of it. Deep down it is your responsibility. Why should one be so much against the crowd? Poor crowd! Why should you be so much against it? Why do you carry such a wound? The crowd cannot do anything unless you cooperate. So the question is of your cooperation. You can drop the cooperation just now, just like that. If you put any effort into it, then you will be in trouble. So do it instantly. It is just on the spur of the moment, of spontaneous understanding, if you can see the point that if you fight, you will be fighting a losing battle. In the very fighting you are emphasizing the crowd.
That's what happened to millions of people. Somebody wants to escape from women – in India they have done that for centuries. Then they become more and more engrossed in it. They want to get rid of sex and their whole mind then becomes sexual; they think only for sex and nothing else. They fast, and they will not go to sleep; they will do this and that pranayama and yoga and a thousand and one things – all nonsense. The more they fight with sex the more they are enforcing it, the more they are concentrating on it. It becomes so significant, out of all proportion.
That is what has happened to Christian Monasteries. They became so repressed, just afraid. The same can happen to you if you become afraid to much of the crowd. The crowd cannot do anything unless you cooperate, so it is a question of your alertness. Don't cooperate!
This is my observation: that whatsoever happens to you, you are responsible. Nobody else is doing it to you. You wanted if to be done, so it has been done. Somebody exploits you because you wanted to be exploited. Somebody has put you into a prison because you wanted to be imprisoned. There must have been a certain search for it. Maybe you used to call it security. Your name may have been different, but you were hankering to be imprisoned because in a prison one is safe and there is no insecurity.
But don't fight with the prison walls. Look inside. Find that hankering for security and how the crowd can manipulate you. You must be asking for something from the crowd – recognition, honor, respect, respectability. If you ask them, you have to repay them. Then the crowd says, “Okay, we give you respect, and you give us your freedom.” It is a simple bargain. But the crowd has never done anything to you – it is basically you. So get out of your own way!
(Osho)
Otak Manusia dan Evolusi Kesadaran
Sesungguhnya otak manusia adalah alat yang paling sempurna di dunia dan dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran manusia atau membantunya dalam berevolusi lebih lanjut karena jalur evolusi yang mesti ditempuh atau diupayakan manusia adalah evolusi mental, bukan lagi evolusi fisik. Evolusi mental inilah yang kemudian dapat mengantar manusia pada tingkat Kesadaran Spiritual.
Bila menggunakan bahasa umum maka otak manusia terdiri atas dua bagian utama. Masing-masing bagian ini terdiri dari sekian banyak sub bagian yang kita sebut saja dua sistem utama:
1. Sistem Limbic disebut juga sebagai otak hewani, karena kita mewarisinya dari evolusi panjang organisme bersel tunggal. Bagian otak ini pula yang dimiliki oleh hewan-hewan lainnya. Kadang bagian ini juga disebut reptile brain, karena reptil pun memilikinya.
2. Sistem Neo-Cortex disebut juga mammal atau human brain, karena jenis kehidupan reptil tidak memilikinya. Bagian ini dimiliki oleh mamalia dan manusia (yang juga merupakan bagian dari mamalia).
Sistem Limbic
Biasanya dikaitkan dengan Fungsi Insting yang juga disebut Insting Hewani. Oleh karena itu seringkali sistem ini tidak diperhatikan padahal sistem ini memiliki peran yang sangat penting untuk mempertahankan tubuh manusia, termasuk organ otak itu sendiri.
Fungsi insting melibatkan Sistem Syaraf Otonom (SSO) yang memungkinkannya bekerja tanpa henti. Ia berjalan sendiri (secara otonom) sejak hari pertama kelahiran manusia hingga kematiannya. Ketika kita dalam keadaan tidur lelap pun, ia tidak ikut tidur. Sesungguhnya, sistem ini bisa berjalan terus, nyaris langgeng dan abadi, bila kita memenuhi kebutuhannya secara teratur dan tidak berlebihan atau berkurangan.
Apa yang menjadi kebutuhan dasar insting manusia? Makan, minum, tidur, seks, dan sebagainya yang berkecukupan. Tidak melampaui batas juga tidak berada jauh di bawah kebutuhannya. Bila melampaui batas atau kekurangan, tubuh manusia akan jatuh sakit, organ-organnya mengalami kerusakan dan akhirnya tubuh pun mati (tidak dapat berfungsi lagi).
Saraf Otonom
Dengan bantuan saraf otonom, Limbic System juga melakukan koordinasi antar sel dalam tubuh manusia dan antara otak dengan tubuh. Koordinasi ini berjalan dan harmonis sesuai dengan muatan informasi dalam DNA masing-masing. Keharmonisan ini hanya terganggu bila pikiran manusia (mind atau konstitusi mental) menyebabkannya.
Apa saja yang mengganggu kesempurnaan kerja Limbic System lewat saraf-saraf otonom? Segala macam pikiran, ide, konsep, gagasan, imajinasi dan sebagainya yang tidak harmonis, tidak selaras, dan tidak serasi dengan semesta.
Bagaimana kita mengetahui bahwa apa yang saya pikirkan itu harmonis, selaras, dan serasi dengan semesta? Mudah sekali. Segala macam pikiran, ide, konsep, gagasan, imajinasi dan lain sebagainya yang bersifat luas dan membebaskan adalah pikiran yang selaras dengan semesta. Karena alam semesta Maha Luas dan Maha Bebas adanya. Ia tidak terkurung, tak terbingkai, dan tak terbatas. Sebaliknya, pikiran-pikiran yang kerdil, sempit, membatasi, dan memenjarakan seperti dogma-dogma dan doktrin-doktrin yang membuat kita berpikiran picik sudah jelas tidak harmonis, selaras dan serasi dengan semesta.
Dampak Pikiran Terhadap Otak dan Tubuh
Pikiran yang picik menimbulkan berbagai macam keadaan psikologis yang tidak menunjang peningkatan kesadaran. Keadaan psikologis yang dimaksud antara lain rasa takut, khawatir, kecewa, marah, iri, benci, dendam, sedih dan depresi. Keadaan psikologis seperti ini pada awalnya merusak organ otak itu sendiri. Kemudian, otak yang rusak meneruskan kerusakan itu ke organ-organ lain. Efek berantai ini akan terlebih dahulu berdampak negatif terhadap organ-organ yang berada dalam keadaan lemah atau sudah mulai melemah. Inilah penyebab penyakit dari yang ringan hingga yang mematikan.
Sistem Neo-Cortex
Memang lazimnya sistem ini disebut Neo atau baru karena “baru” dalam diri manusialah sistem ini berkembang secara optimal. Bagian otak yang biasa disebut Front Lobe (Bagian Depan, atau Lobus Frontal) adalah bagian dari sistem Neo-Cortex. Front Lobe sendiri terdiri atas dua bagian utama, yaitu Right dan Left Hemishphere yang dalam bahasa awam disebut Otak Kanan dan Otak Kiri.
Kedua bagian inilah yang sesungguhnya menjadi pusat Spiritualitas dan Kecerdasan/Intelek. Bagian Kanan yang biasa disebut Intuitif adalah bagian yang terkait dengan Kesadaran Spiritual, Seni dan sebagainya. Sementara itu, bagian kiri yang biasa disebut Logis/Matematis adalah bagian yang terkait dengan Kecerdasan, Intelek, dan sebagainya.
Perlunya Mengembangkan Neo-Cortex Terlebih Dahulu
Tanpa perkembangan Neo-Cortex, manusia tidak sadar tentang hal-hal yang tepat dan tidak tepat, yang baik dan tidak baik bagi dirinya. Dalam keadaan seperti itu, ia tidak akan mampu memahami kebutuhan insting yang diterimanya dari Bagian Limbic lewat Jaringan Saraf Otonom. Bila insting mengirimkan pesan “lapar”, maka ia bisa saja makan berlebihan, sehingga merusak kesehatannya sendiri. Begitu pula dengan hal-hal lain yang sesungguhnya merupakan kebutuhan dasar dan harus dipenuhinya secara cerdas dan berimbang dengan penuh kesadaran, misalnya memilih makanan yang baik bagi kesehatannya sehingga tidak makan apa saja secara sembarangan. Dengan kata lain, mesti ada kerja sama yang baik antara Bagian Limbic dan Neo-Cortex. Tanpa kerja sama seperti itu, manusia akan mencelakakan dirinya. Hal ini tidak terkait dengan tubuh atau kesehatan raganya saja, tetapi juga dengan pikiran dan lapisan-lapisan kesadarannya yang lain. Jadi Limbic memberi tahu kebutuhan, sedangkan Neo-Cortex menentukan bagaimana dan dengan cara apa memenuhi kebutuhan itu supaya menunjang kesehatan dan kehidupan, bukan merusak atau mematikannya.
(Neospirituality & Neuroscience, Anand Krishna & Dr. Bambang Setiawan, Gramedia 2010)
Bila menggunakan bahasa umum maka otak manusia terdiri atas dua bagian utama. Masing-masing bagian ini terdiri dari sekian banyak sub bagian yang kita sebut saja dua sistem utama:
1. Sistem Limbic disebut juga sebagai otak hewani, karena kita mewarisinya dari evolusi panjang organisme bersel tunggal. Bagian otak ini pula yang dimiliki oleh hewan-hewan lainnya. Kadang bagian ini juga disebut reptile brain, karena reptil pun memilikinya.
2. Sistem Neo-Cortex disebut juga mammal atau human brain, karena jenis kehidupan reptil tidak memilikinya. Bagian ini dimiliki oleh mamalia dan manusia (yang juga merupakan bagian dari mamalia).
Sistem Limbic
Biasanya dikaitkan dengan Fungsi Insting yang juga disebut Insting Hewani. Oleh karena itu seringkali sistem ini tidak diperhatikan padahal sistem ini memiliki peran yang sangat penting untuk mempertahankan tubuh manusia, termasuk organ otak itu sendiri.
Fungsi insting melibatkan Sistem Syaraf Otonom (SSO) yang memungkinkannya bekerja tanpa henti. Ia berjalan sendiri (secara otonom) sejak hari pertama kelahiran manusia hingga kematiannya. Ketika kita dalam keadaan tidur lelap pun, ia tidak ikut tidur. Sesungguhnya, sistem ini bisa berjalan terus, nyaris langgeng dan abadi, bila kita memenuhi kebutuhannya secara teratur dan tidak berlebihan atau berkurangan.
Apa yang menjadi kebutuhan dasar insting manusia? Makan, minum, tidur, seks, dan sebagainya yang berkecukupan. Tidak melampaui batas juga tidak berada jauh di bawah kebutuhannya. Bila melampaui batas atau kekurangan, tubuh manusia akan jatuh sakit, organ-organnya mengalami kerusakan dan akhirnya tubuh pun mati (tidak dapat berfungsi lagi).
Saraf Otonom
Dengan bantuan saraf otonom, Limbic System juga melakukan koordinasi antar sel dalam tubuh manusia dan antara otak dengan tubuh. Koordinasi ini berjalan dan harmonis sesuai dengan muatan informasi dalam DNA masing-masing. Keharmonisan ini hanya terganggu bila pikiran manusia (mind atau konstitusi mental) menyebabkannya.
Apa saja yang mengganggu kesempurnaan kerja Limbic System lewat saraf-saraf otonom? Segala macam pikiran, ide, konsep, gagasan, imajinasi dan sebagainya yang tidak harmonis, tidak selaras, dan tidak serasi dengan semesta.
Bagaimana kita mengetahui bahwa apa yang saya pikirkan itu harmonis, selaras, dan serasi dengan semesta? Mudah sekali. Segala macam pikiran, ide, konsep, gagasan, imajinasi dan lain sebagainya yang bersifat luas dan membebaskan adalah pikiran yang selaras dengan semesta. Karena alam semesta Maha Luas dan Maha Bebas adanya. Ia tidak terkurung, tak terbingkai, dan tak terbatas. Sebaliknya, pikiran-pikiran yang kerdil, sempit, membatasi, dan memenjarakan seperti dogma-dogma dan doktrin-doktrin yang membuat kita berpikiran picik sudah jelas tidak harmonis, selaras dan serasi dengan semesta.
Dampak Pikiran Terhadap Otak dan Tubuh
Pikiran yang picik menimbulkan berbagai macam keadaan psikologis yang tidak menunjang peningkatan kesadaran. Keadaan psikologis yang dimaksud antara lain rasa takut, khawatir, kecewa, marah, iri, benci, dendam, sedih dan depresi. Keadaan psikologis seperti ini pada awalnya merusak organ otak itu sendiri. Kemudian, otak yang rusak meneruskan kerusakan itu ke organ-organ lain. Efek berantai ini akan terlebih dahulu berdampak negatif terhadap organ-organ yang berada dalam keadaan lemah atau sudah mulai melemah. Inilah penyebab penyakit dari yang ringan hingga yang mematikan.
Sistem Neo-Cortex
Memang lazimnya sistem ini disebut Neo atau baru karena “baru” dalam diri manusialah sistem ini berkembang secara optimal. Bagian otak yang biasa disebut Front Lobe (Bagian Depan, atau Lobus Frontal) adalah bagian dari sistem Neo-Cortex. Front Lobe sendiri terdiri atas dua bagian utama, yaitu Right dan Left Hemishphere yang dalam bahasa awam disebut Otak Kanan dan Otak Kiri.
Kedua bagian inilah yang sesungguhnya menjadi pusat Spiritualitas dan Kecerdasan/Intelek. Bagian Kanan yang biasa disebut Intuitif adalah bagian yang terkait dengan Kesadaran Spiritual, Seni dan sebagainya. Sementara itu, bagian kiri yang biasa disebut Logis/Matematis adalah bagian yang terkait dengan Kecerdasan, Intelek, dan sebagainya.
Perlunya Mengembangkan Neo-Cortex Terlebih Dahulu
Tanpa perkembangan Neo-Cortex, manusia tidak sadar tentang hal-hal yang tepat dan tidak tepat, yang baik dan tidak baik bagi dirinya. Dalam keadaan seperti itu, ia tidak akan mampu memahami kebutuhan insting yang diterimanya dari Bagian Limbic lewat Jaringan Saraf Otonom. Bila insting mengirimkan pesan “lapar”, maka ia bisa saja makan berlebihan, sehingga merusak kesehatannya sendiri. Begitu pula dengan hal-hal lain yang sesungguhnya merupakan kebutuhan dasar dan harus dipenuhinya secara cerdas dan berimbang dengan penuh kesadaran, misalnya memilih makanan yang baik bagi kesehatannya sehingga tidak makan apa saja secara sembarangan. Dengan kata lain, mesti ada kerja sama yang baik antara Bagian Limbic dan Neo-Cortex. Tanpa kerja sama seperti itu, manusia akan mencelakakan dirinya. Hal ini tidak terkait dengan tubuh atau kesehatan raganya saja, tetapi juga dengan pikiran dan lapisan-lapisan kesadarannya yang lain. Jadi Limbic memberi tahu kebutuhan, sedangkan Neo-Cortex menentukan bagaimana dan dengan cara apa memenuhi kebutuhan itu supaya menunjang kesehatan dan kehidupan, bukan merusak atau mematikannya.
(Neospirituality & Neuroscience, Anand Krishna & Dr. Bambang Setiawan, Gramedia 2010)
21 Des 2011
Disana yg Banyak Pasir
Leonardo Rimba:
Main air basah, main api terbakar, main pasir kelilipan..
Disana yg Banyak Pasir
by Leonardo Rimba II on Wednesday, December 21, 2011 at 3:59pm
Saya tidak suka menipu diri sendiri dan orang lain dengan bilang leluhur kita berbudi-pekerti tinggi. Setahu saya, leluhur saya yg dari Sulawesi gemar potong kepala orang sebagai bagian dari ritual inisiasi memasuki alam kedewasaan. Praktek mengayau (potong kepala orang dari kampung tetangga) dipraktekkan oleh banyak etnik Indonesia. Dan praktek bejad seperti itu baru bisa dikikis habis setelah Belanda masuk. Praktek-praktek tidak berperi-kemanusiaan dilarang tegas oleh Belanda, termasuk praktek suttee (menceburkan diri ke api pembakaran jenazah suami), yg masih dipraktekkan di Bali sampai akhir abad ke 19.
Setahu saya Leluhur itu produk juga; bisa dijual, ada konsumennya.
Yg paling lucu, orang Belanda selalu disalahkan mengingat masih maraknya mental feodal di kalangan orang Indon. Selalu disalahkan penyebabnya adalah penjajahan oleh Belanda. Itu benar-benar pendapat salah kaprah yg bikin orang Belanda sendiri gulang-guling sambil tertawa terbahak-bahak hahaha
Why? Karena Belanda sendiri bukan negara feodal. Bentuknya memang kerajaan, tetapi raja or ratu adalah jabatan turun-temurun. Raja or ratu Belanda is pejabat, ada sumpahnya. Pakai sumpah jabatan dan bukan penobatan. Yg pakai penobatan itu raja-raja Jawa, dan itulah yg feodal dari dulu dan, mungkin, sampai sekarang.
Saudi Arabia lain lagi, itu negara milik satu keluarga, yaitu keluarga Al Saud. Saudi Arabia artinya Arabia milik keluarga Al Saud. Rajanya dipilih oleh anak-anak pendiri negara itu. Semuanya masih anak dari pendiri negara itu karena, maklumlah, anaknya banyak sekali. Ratusan. Dia kuat berhubungan sex dengan banyak perempuan.
Setahu saya, Belanda adalah negara yg paling demokratis dan liberal di satu dunia. Sudah demokratis dan liberal bahkan sebelum negara AS berdiri. Bahkan lebih demokratis dan liberal dibandingkan Inggris yg masih punya sisa-sisa budaya feodal. Raja atau ratu Inggris dinobatkan. Ada upacara penobatannya. Tetapi raja atau ratu Belanda tidak pakai acara penobatan. Cuma disumpah saja.
So, kita belajar untuk makin lama makin pintar. Makin banyak yg terbuka, dan kita makin bisa berpikir dengan lurus dan tidak bengkok-bengkok.
Kalau anda lupa, mungkin perlu saya ingatkan bahwa RA Kartini berjuang melawan feodalisme Jawa, dan bukan feodalisme Belanda. Yg membantu Kartini adalah orang-orang Belanda, sedangkan orang-orang Jawa sendiri menganggap sudah sepantasnya Kartini berhenti sekolah dan menjadi istri bupati atau, lebih tepat, istri resmi bupati, karena the bupati sudah dan masih punya beberapa istri lainnya. Itulah feodalisme. Feodalisme Jawa, bukan Belanda.
Saya rasa etnik-etnik lainnya di Indonesia tidak segila etnik Jawa dalam hal ingin dihormati. Tidak gila hormat sampai sebegitu jauh. Gila hormat itu ciri masyarakat feodal. Ingin dihormati dengan segala macam cara, bahkan biasanya dengan cara menekan manusia-manusia lainnya dan mempertontonkan segala macam gelar. Itu sikap kampungan. Masih banyak di Indonesia.
So, spiritualitas adalah hal menjadi diri sendiri saja. Menjadi diri sendiri termasuk berpikiir biasa-biasa saja. Tidak ada yg hebat luar biasa dari apa yg saya tuliskan. Saya rasa semua teman juga sudah tahu itu, walaupun mungkin ragu karena tidak ada yg membicarakannya. Kita bisa bicarakan apa adanya saja dan, kalau mau, bisa mencoba menyodorkan solusinya. Solusi dari saya sudah ada, yaitu anda tidak perlu panggil saya pakai gelar. Panggil saya Leo saja. Saya bukan feodal.
Pejabat-pejabat NKRI juga kelakuannya sengak. Mereka pelayan rakyat, tetapi bertingkah-laku seolah-olah tuan. Mungkin meniru gaya priyayi Jawa. Gaya feodal. Maunya dilayani. Pelayan kok mau dilayani?
Tentu saja gaya feodal NKRI juga relatif baru setelah sempat hilang beberapa saat di jaman pemerintahan Sukarno. Waktu itu anda cukup panggil presiden dengan Bung saja, yaitu Bung Karno. Bung itu sapaan dari Indonesia Timur. Dipakai karena tidak berkonotasi feodal. Tetapi, setelah Bung Karno ditendang ke habitatnya yg sempurna, NKRI kembali lagi menjadi feodal. Sekarang main bapak-bapakan. Kalau sudah merasa diri senior, harus dipanggil bapak. Kalau tidak begitu, merasa tersinggung. Itu konyol. Gila hormat. Cuma orang Indon yg tidak kenal dunia internasional saja yg gila dipanggil bapak. Saya sendiri tidak mau dipanggil bapak.
Demi menjaga kelurusan you punya otak, mungkin perlu juga saya tuliskan bahwa Saudi Arabia bukan negara feodal. Itu negara tribal atau kesukuan. Yg berkuasa sekarang adalah suku atau clan Al Saud. Feodalisme berkonotasi dengan penguasaan tanah, sedangkan Saudi Arabia miskin tanah. Disana yg banyak pasir.

Banyu Segara: Bahkan sampe detik ini, ratu belanda kalo bepergian naik transportasi umum, tdk dengan pengawalan ekstrim dan malah bergabung umpel2an di kereta bersama warganya.. Bener2 patut diacungi jempol..!!
4 hours ago via mobile · Like · 2
Johannes Nugroho Onggo: Sanusi Nah itu etimologinya kata gelar perlu diteliti Leo, kok kesannya memang gelar harus dikeluarkan seperti gelar tikar.
4 hours ago · Like · 1
Banyu Segara: Beda dengan orang kita, beli mobil second kreditan, maunya dibukain pintu sama sopirnya, sambil kipas2 dan mbenerin gincu.. Norak.!!
4 hours ago via mobile · Like · 1
Benediktus Sudjanto: sebenarnya di masa kini, jika kenal pribadi atau kenal kumpulan dekat misalnya raja Solo maupun anak-2nya (krn satu sekolah), mereka orang biasa yg suka kluyuran dan ingin bebas. hanya yg nanggung (misalkan OKB atau pejabat) yg malahan sering salah tingkah.
4 hours ago · Like · 2
Benediktus Sudjanto: feudalism versi kerajaan di Indonesia sudah hilang krn memang dipreteli oleh pemerintah, feudalism tanpa kekuasaan nyata dan uang akan terlihat lucu. perannya sudah pindah ke para pejabat publik, diperkuat oleh praktek agama dimana pejabat adalah juru bicara tuhan yg seakan kenal betul apa mau nya tuhan (bayangan pejabat) yg tentu saja pujangga-2 istana sudah digantikan oleh pendakwah-2 agama di media massa atau pertemuan-2 massal
4 hours ago · Like · 2
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Indonesia memang sangat beradab, sampai ada kata beliau, ada juga bahasa daerah yg ada tingkatan "kehalusannya" tapi kenapa kok sedikit-sedikit rusuh ya?
4 hours ago · Like
Benediktus Sudjanto: beliau-beliau biasanya yg bikin rusuh lho, terus disebutnya juga mentereng sbg 'aktor intelektual'
4 hours ago · Like · 2
Shilloh Jehova: cuma main kan?
3 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Cuma main, gak ada hadiahnya.
3 hours ago · Like · 1
Shilloh Jehova: wong cuma main thox, yo ga perlu ada hadiah.
3 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Kalo mao hadiah harus usaha sendiri, mark up proyek.
3 hours ago · Like · 1
Shilloh Jehova: setuju Mas Leo,tapi klo mark up proyek ntar ketangkep KPK gimana?
3 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Oh (semua bisa diatur)
3 hours ago · Like · 1
Shilloh Jehova: gitu ya?
3 hours ago · Like
Tri Kurniawan: bangsa indon memang biadab, haus darah, bahkan sampe skrg
3 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Semua bisa diatur, bisa pesen kamar di LP yg ada ac-nya full fasilitas, kayak kamar hotel.
2 hours ago via mobile · Like · 1
Yana Savera: Wani pirooo ? :D
2 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Sewanya setahun, puluhan juta katanya.
2 hours ago via mobile · Like · 1
Jasiyem Pyung: wong,,,mai mainan ko pada repot seh,,,
2 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Iya knapa repot2 main ke arab kalo sampe sana dipancung dan diperkosa. Disini pasir kan banyak di pantai, sampai diekspor ke singapura.
2 hours ago via mobile · Like · 1
Kang Nur: gila hormat lama-lama gila beneran.
3 hours ago · Like · 3
Leonardo Rimba II: Sudah jadi gila beneran, kalau anda belum tahu. Silahkan klik link berikut yg memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki tingkat kegilaan tertinggi di satu dunia http://en.wikipedia.org/wiki/Epidemiology_of_schizophrenia
Epidemiology of schizophrenia - Wikipedia, the free encyclopedia
en.wikipedia.org
By using precise methods in its diagnosis and a large, representative population...See More
3 hours ago · Like · 3
Main air basah, main api terbakar, main pasir kelilipan..
Disana yg Banyak Pasir
by Leonardo Rimba II on Wednesday, December 21, 2011 at 3:59pm
Saya tidak suka menipu diri sendiri dan orang lain dengan bilang leluhur kita berbudi-pekerti tinggi. Setahu saya, leluhur saya yg dari Sulawesi gemar potong kepala orang sebagai bagian dari ritual inisiasi memasuki alam kedewasaan. Praktek mengayau (potong kepala orang dari kampung tetangga) dipraktekkan oleh banyak etnik Indonesia. Dan praktek bejad seperti itu baru bisa dikikis habis setelah Belanda masuk. Praktek-praktek tidak berperi-kemanusiaan dilarang tegas oleh Belanda, termasuk praktek suttee (menceburkan diri ke api pembakaran jenazah suami), yg masih dipraktekkan di Bali sampai akhir abad ke 19.
Setahu saya Leluhur itu produk juga; bisa dijual, ada konsumennya.
Yg paling lucu, orang Belanda selalu disalahkan mengingat masih maraknya mental feodal di kalangan orang Indon. Selalu disalahkan penyebabnya adalah penjajahan oleh Belanda. Itu benar-benar pendapat salah kaprah yg bikin orang Belanda sendiri gulang-guling sambil tertawa terbahak-bahak hahaha
Why? Karena Belanda sendiri bukan negara feodal. Bentuknya memang kerajaan, tetapi raja or ratu adalah jabatan turun-temurun. Raja or ratu Belanda is pejabat, ada sumpahnya. Pakai sumpah jabatan dan bukan penobatan. Yg pakai penobatan itu raja-raja Jawa, dan itulah yg feodal dari dulu dan, mungkin, sampai sekarang.
Saudi Arabia lain lagi, itu negara milik satu keluarga, yaitu keluarga Al Saud. Saudi Arabia artinya Arabia milik keluarga Al Saud. Rajanya dipilih oleh anak-anak pendiri negara itu. Semuanya masih anak dari pendiri negara itu karena, maklumlah, anaknya banyak sekali. Ratusan. Dia kuat berhubungan sex dengan banyak perempuan.
Setahu saya, Belanda adalah negara yg paling demokratis dan liberal di satu dunia. Sudah demokratis dan liberal bahkan sebelum negara AS berdiri. Bahkan lebih demokratis dan liberal dibandingkan Inggris yg masih punya sisa-sisa budaya feodal. Raja atau ratu Inggris dinobatkan. Ada upacara penobatannya. Tetapi raja atau ratu Belanda tidak pakai acara penobatan. Cuma disumpah saja.
So, kita belajar untuk makin lama makin pintar. Makin banyak yg terbuka, dan kita makin bisa berpikir dengan lurus dan tidak bengkok-bengkok.
Kalau anda lupa, mungkin perlu saya ingatkan bahwa RA Kartini berjuang melawan feodalisme Jawa, dan bukan feodalisme Belanda. Yg membantu Kartini adalah orang-orang Belanda, sedangkan orang-orang Jawa sendiri menganggap sudah sepantasnya Kartini berhenti sekolah dan menjadi istri bupati atau, lebih tepat, istri resmi bupati, karena the bupati sudah dan masih punya beberapa istri lainnya. Itulah feodalisme. Feodalisme Jawa, bukan Belanda.
Saya rasa etnik-etnik lainnya di Indonesia tidak segila etnik Jawa dalam hal ingin dihormati. Tidak gila hormat sampai sebegitu jauh. Gila hormat itu ciri masyarakat feodal. Ingin dihormati dengan segala macam cara, bahkan biasanya dengan cara menekan manusia-manusia lainnya dan mempertontonkan segala macam gelar. Itu sikap kampungan. Masih banyak di Indonesia.
So, spiritualitas adalah hal menjadi diri sendiri saja. Menjadi diri sendiri termasuk berpikiir biasa-biasa saja. Tidak ada yg hebat luar biasa dari apa yg saya tuliskan. Saya rasa semua teman juga sudah tahu itu, walaupun mungkin ragu karena tidak ada yg membicarakannya. Kita bisa bicarakan apa adanya saja dan, kalau mau, bisa mencoba menyodorkan solusinya. Solusi dari saya sudah ada, yaitu anda tidak perlu panggil saya pakai gelar. Panggil saya Leo saja. Saya bukan feodal.
Pejabat-pejabat NKRI juga kelakuannya sengak. Mereka pelayan rakyat, tetapi bertingkah-laku seolah-olah tuan. Mungkin meniru gaya priyayi Jawa. Gaya feodal. Maunya dilayani. Pelayan kok mau dilayani?
Tentu saja gaya feodal NKRI juga relatif baru setelah sempat hilang beberapa saat di jaman pemerintahan Sukarno. Waktu itu anda cukup panggil presiden dengan Bung saja, yaitu Bung Karno. Bung itu sapaan dari Indonesia Timur. Dipakai karena tidak berkonotasi feodal. Tetapi, setelah Bung Karno ditendang ke habitatnya yg sempurna, NKRI kembali lagi menjadi feodal. Sekarang main bapak-bapakan. Kalau sudah merasa diri senior, harus dipanggil bapak. Kalau tidak begitu, merasa tersinggung. Itu konyol. Gila hormat. Cuma orang Indon yg tidak kenal dunia internasional saja yg gila dipanggil bapak. Saya sendiri tidak mau dipanggil bapak.
Demi menjaga kelurusan you punya otak, mungkin perlu juga saya tuliskan bahwa Saudi Arabia bukan negara feodal. Itu negara tribal atau kesukuan. Yg berkuasa sekarang adalah suku atau clan Al Saud. Feodalisme berkonotasi dengan penguasaan tanah, sedangkan Saudi Arabia miskin tanah. Disana yg banyak pasir.

Banyu Segara: Bahkan sampe detik ini, ratu belanda kalo bepergian naik transportasi umum, tdk dengan pengawalan ekstrim dan malah bergabung umpel2an di kereta bersama warganya.. Bener2 patut diacungi jempol..!!
4 hours ago via mobile · Like · 2
Johannes Nugroho Onggo: Sanusi Nah itu etimologinya kata gelar perlu diteliti Leo, kok kesannya memang gelar harus dikeluarkan seperti gelar tikar.
4 hours ago · Like · 1
Banyu Segara: Beda dengan orang kita, beli mobil second kreditan, maunya dibukain pintu sama sopirnya, sambil kipas2 dan mbenerin gincu.. Norak.!!
4 hours ago via mobile · Like · 1
Benediktus Sudjanto: sebenarnya di masa kini, jika kenal pribadi atau kenal kumpulan dekat misalnya raja Solo maupun anak-2nya (krn satu sekolah), mereka orang biasa yg suka kluyuran dan ingin bebas. hanya yg nanggung (misalkan OKB atau pejabat) yg malahan sering salah tingkah.
4 hours ago · Like · 2
Benediktus Sudjanto: feudalism versi kerajaan di Indonesia sudah hilang krn memang dipreteli oleh pemerintah, feudalism tanpa kekuasaan nyata dan uang akan terlihat lucu. perannya sudah pindah ke para pejabat publik, diperkuat oleh praktek agama dimana pejabat adalah juru bicara tuhan yg seakan kenal betul apa mau nya tuhan (bayangan pejabat) yg tentu saja pujangga-2 istana sudah digantikan oleh pendakwah-2 agama di media massa atau pertemuan-2 massal
4 hours ago · Like · 2
Johannes Nugroho Onggo Sanusi: Indonesia memang sangat beradab, sampai ada kata beliau, ada juga bahasa daerah yg ada tingkatan "kehalusannya" tapi kenapa kok sedikit-sedikit rusuh ya?
4 hours ago · Like
Benediktus Sudjanto: beliau-beliau biasanya yg bikin rusuh lho, terus disebutnya juga mentereng sbg 'aktor intelektual'
4 hours ago · Like · 2
Shilloh Jehova: cuma main kan?
3 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Cuma main, gak ada hadiahnya.
3 hours ago · Like · 1
Shilloh Jehova: wong cuma main thox, yo ga perlu ada hadiah.
3 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Kalo mao hadiah harus usaha sendiri, mark up proyek.
3 hours ago · Like · 1
Shilloh Jehova: setuju Mas Leo,tapi klo mark up proyek ntar ketangkep KPK gimana?
3 hours ago · Like
Leonardo Rimba II: Oh (semua bisa diatur)
3 hours ago · Like · 1
Shilloh Jehova: gitu ya?
3 hours ago · Like
Tri Kurniawan: bangsa indon memang biadab, haus darah, bahkan sampe skrg
3 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Semua bisa diatur, bisa pesen kamar di LP yg ada ac-nya full fasilitas, kayak kamar hotel.
2 hours ago via mobile · Like · 1
Yana Savera: Wani pirooo ? :D
2 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Sewanya setahun, puluhan juta katanya.
2 hours ago via mobile · Like · 1
Jasiyem Pyung: wong,,,mai mainan ko pada repot seh,,,
2 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Iya knapa repot2 main ke arab kalo sampe sana dipancung dan diperkosa. Disini pasir kan banyak di pantai, sampai diekspor ke singapura.
2 hours ago via mobile · Like · 1
Kang Nur: gila hormat lama-lama gila beneran.
3 hours ago · Like · 3
Leonardo Rimba II: Sudah jadi gila beneran, kalau anda belum tahu. Silahkan klik link berikut yg memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki tingkat kegilaan tertinggi di satu dunia http://en.wikipedia.org/wiki/Epidemiology_of_schizophrenia
Epidemiology of schizophrenia - Wikipedia, the free encyclopedia
en.wikipedia.org
By using precise methods in its diagnosis and a large, representative population...See More
3 hours ago · Like · 3
santet
Di bali, untuk urusan kesehatan, bukan dokter pribadi/langganan aja yg ada, tapi 'dukun' pribadi/langganan keluarga, masih sangat umum sampai sekarang.
Handoyo Kurniawan, Dewa Mayun, Andi Susanto and 3 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Untuk berbagai urusan, relatif lengkap, menangkal santet, penglaris, pelet dan menyantet juga bisa, tergantung 'bayaran'-nya. Mau racun/santet yg halus atau kasar, semua tersedia.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ichsant Sopian: :))
8 hours ago · Like
Salvatore Cenz: di bali bagian mana mbak? saya skeluarga jarang tuh pake dukun"an, yg ada saya pake dokter keluarga.. bes liunan balian, ane cen kaden bakat percayain, luwungan ngalih dokter, ilmune patuh mekejang.
8 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Bagi yg percaya, semua ada konsekwensinya.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Salvatore Cenz: kalo gitu bukan sangat umum namanya, tapi masihj ada.. hehehe :)
8 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Di keluarga besar saya, dokter dan rumah sakit langganan ada, tapi 'dukun' langganan baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi juga ada.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ki Mansu: Kalo di kampungku, dukun sudah gak laku, yg laku ustadz,
8 hours ago via mobile · Like · 1
Salam Ganesa: dukun jaman skrg emang mata duitan apalagi klo dpt pasien cw cantik?langsung di embat!
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Berdasarkan pengalamanku tinggal di jawa dan sumatera, prosentase penggunaan jasa dukun di bali besar dibanding umumnya di jawa dan sumatera. Orang2 sumatera umumnya lebih lugas, jadi kalau ada masalah atau ganjalan dia lebih terus terang.
8 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Di bali dalam pergaulan di tempat kerja atau sehari-hari, biasa terjadi, kalau ada masalah atau ganjalan dgn seseorang kadang ngga mau mengungkapkan, dgn alasan ngga enak, tetap bermulut manis di depannya, tapi di belakang, santetnya yg jalan.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ichsant Sopian: :)
8 hours ago · Like
Andi Susanto: ^_^
7 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Mungkin mereka pikir, kalau terang-terangan membunuh pake pisau atau pistol, bisa masuk penjara karena bali daerah yg tergolong maju, banyak polisi dan kantor pengadilan, tercover hukum dengan baik.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Andi Susanto: serem jg yah...
7 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Menurut cerita yg biasa aku dengar cetik/racun/santet yg halus (kualitasnya bagus, mahal) itu akan membunuh korbannya pelan-pelan, tak bisa dideteksi atau disembuhkan secara medis. Pelaku biasanya orang dekat/masih keluarga.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Menurut pendapatku orang yg menggunakan santet secara psikologis tidak sehat krn dia munafik, manis di luar benci di dalam. Orang seperti itu tidak bisa benar-benar bahagia.
7 hours ago via mobile · Like · 2
Dewa Mayun: saya jg sempt menggunaakan jasa balian, saat sakit saya jika dibawa kedokter gak terdeteksi, kemampuan mereka sangat bervariasi, ada juga yg udah modern; pakai acara bedah gak pakai bius cuma dikit geli dan hasilnya cukup mujarb krna operasinya cuma berbekas goresan dikit( ktnya atas bantuan "wong samar")
7 hours ago · Unlike · 2
Dewa Mayun: kita kesana pada umumnya karena kedokter biaya gak ter jangkau, atau udah gak punya pilihan lain, dan akhirnya dipakai kebiasaan atau promosi mengenai dunia perdukunan mungkin lebih bagus daripada d. kedokteran walaupun cuma dari mulut kemulut
7 hours ago · Like · 1
Nur Wachid: ni: apa anda termasuk Dukun?
klo di Sidoarjo yg marak dukun cabul......
He he he...
7 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: 'balian'='dukun'
'wong samar'=makhluk halus
7 hours ago via mobile · Like
Dewa Mayun: saya bukan dukun, paman saya seorang dukun tradisional thn 80'an, beliau banyak punya pengikut, kalau hari2 tertentu rumah saya ramai kedatangan orang, biasanya mereka diajak thirta yatra kepura2 tertentu, tapi saat ini beliau udah gak ada dan penerusnya jg gak ada
7 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Saya bukan dukun.
7 hours ago via mobile · Like · 2
Nur Wachid: Ni: klo pakai jasa dukun untuk membunuh orang,konsekwensinya kira2 apa?
about an hour ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Konsekwensi sebanding perbuatan, hanya masalah waktu saja. Seperti hutang, diambil dimuka, bayar belakangan plus bunganya.
53 minutes ago via mobile · Like · 1
Handoyo Kurniawan, Dewa Mayun, Andi Susanto and 3 others like this.
Ni Nengah Hardiani: Untuk berbagai urusan, relatif lengkap, menangkal santet, penglaris, pelet dan menyantet juga bisa, tergantung 'bayaran'-nya. Mau racun/santet yg halus atau kasar, semua tersedia.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ichsant Sopian: :))
8 hours ago · Like
Salvatore Cenz: di bali bagian mana mbak? saya skeluarga jarang tuh pake dukun"an, yg ada saya pake dokter keluarga.. bes liunan balian, ane cen kaden bakat percayain, luwungan ngalih dokter, ilmune patuh mekejang.
8 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Bagi yg percaya, semua ada konsekwensinya.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Salvatore Cenz: kalo gitu bukan sangat umum namanya, tapi masihj ada.. hehehe :)
8 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Di keluarga besar saya, dokter dan rumah sakit langganan ada, tapi 'dukun' langganan baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi juga ada.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ki Mansu: Kalo di kampungku, dukun sudah gak laku, yg laku ustadz,
8 hours ago via mobile · Like · 1
Salam Ganesa: dukun jaman skrg emang mata duitan apalagi klo dpt pasien cw cantik?langsung di embat!
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Berdasarkan pengalamanku tinggal di jawa dan sumatera, prosentase penggunaan jasa dukun di bali besar dibanding umumnya di jawa dan sumatera. Orang2 sumatera umumnya lebih lugas, jadi kalau ada masalah atau ganjalan dia lebih terus terang.
8 hours ago via mobile · Like · 2
Ni Nengah Hardiani: Di bali dalam pergaulan di tempat kerja atau sehari-hari, biasa terjadi, kalau ada masalah atau ganjalan dgn seseorang kadang ngga mau mengungkapkan, dgn alasan ngga enak, tetap bermulut manis di depannya, tapi di belakang, santetnya yg jalan.
8 hours ago via mobile · Like · 1
Ichsant Sopian: :)
8 hours ago · Like
Andi Susanto: ^_^
7 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Mungkin mereka pikir, kalau terang-terangan membunuh pake pisau atau pistol, bisa masuk penjara karena bali daerah yg tergolong maju, banyak polisi dan kantor pengadilan, tercover hukum dengan baik.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Andi Susanto: serem jg yah...
7 hours ago · Like
Ni Nengah Hardiani: Menurut cerita yg biasa aku dengar cetik/racun/santet yg halus (kualitasnya bagus, mahal) itu akan membunuh korbannya pelan-pelan, tak bisa dideteksi atau disembuhkan secara medis. Pelaku biasanya orang dekat/masih keluarga.
7 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Menurut pendapatku orang yg menggunakan santet secara psikologis tidak sehat krn dia munafik, manis di luar benci di dalam. Orang seperti itu tidak bisa benar-benar bahagia.
7 hours ago via mobile · Like · 2
Dewa Mayun: saya jg sempt menggunaakan jasa balian, saat sakit saya jika dibawa kedokter gak terdeteksi, kemampuan mereka sangat bervariasi, ada juga yg udah modern; pakai acara bedah gak pakai bius cuma dikit geli dan hasilnya cukup mujarb krna operasinya cuma berbekas goresan dikit( ktnya atas bantuan "wong samar")
7 hours ago · Unlike · 2
Dewa Mayun: kita kesana pada umumnya karena kedokter biaya gak ter jangkau, atau udah gak punya pilihan lain, dan akhirnya dipakai kebiasaan atau promosi mengenai dunia perdukunan mungkin lebih bagus daripada d. kedokteran walaupun cuma dari mulut kemulut
7 hours ago · Like · 1
Nur Wachid: ni: apa anda termasuk Dukun?
klo di Sidoarjo yg marak dukun cabul......
He he he...
7 hours ago via mobile · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: 'balian'='dukun'
'wong samar'=makhluk halus
7 hours ago via mobile · Like
Dewa Mayun: saya bukan dukun, paman saya seorang dukun tradisional thn 80'an, beliau banyak punya pengikut, kalau hari2 tertentu rumah saya ramai kedatangan orang, biasanya mereka diajak thirta yatra kepura2 tertentu, tapi saat ini beliau udah gak ada dan penerusnya jg gak ada
7 hours ago · Like · 1
Ni Nengah Hardiani: Saya bukan dukun.
7 hours ago via mobile · Like · 2
Nur Wachid: Ni: klo pakai jasa dukun untuk membunuh orang,konsekwensinya kira2 apa?
about an hour ago via mobile · Like
Ni Nengah Hardiani: Konsekwensi sebanding perbuatan, hanya masalah waktu saja. Seperti hutang, diambil dimuka, bayar belakangan plus bunganya.
53 minutes ago via mobile · Like · 1
20 Des 2011
Hal Gila yang Bisa Wanita Lakukan di Facebook
Banyak hal yang bisa Anda lakukan di Facebook. Tidak hanya sebagai wadah bersosialisasi, situs jejaring ini juga bisa dijadikan tempat untuk memantau dan memengaruhi orang lain.
Menurut beberapa pria, seperti yang dikutip dari foxnews.com, wanita bisa memanfaatkan Facebook, tidak hanya dalam hal positif, tapi juga hal negatif. Salah satunya jika terkait masalah hubungan dengan lawan jenis.
Berikut opini beberapa pria yang membeberkan hal mengejutkan yang bisa dilakukan wanita di Facebook.
1. Membuat profil palsu untuk menguntit mantan pacar
Hal satu ini mungkin tampak sedikit ekstrem. Tapi, banyak wanita sengaja membuat profil palsu untuk bisa memantau mantan pacar tanpa diketahui pasangannya. Daripada menelepon atau mengirimkan sms, sekadar menulis “Apa kabar?” di wall Facebook, cara ini memang lebih aman.
2. Memanipulasi penampilan
Menurut pria, tidak sedikit wanita yang sering memasang foto di Facebook untuk menampilkan citra diri yang tidak sesuai realitas. Dalam foto-foto mungkin ingin terlihat lebih seksi dan berani atau sebaliknya, dan berlawanan dengan kenyataan. Hati-hati, hal ini bisa menjadi bumerang buat wanita.
3. Menulis status berlebihan dan provokatif
Status di Facebook bisa dibaca siapa saja dan banyak wanita yang mengggunakannya untuk tujuan provokasi atau pamer. Bagi pria, hal yang paling menyebalkan adalah “curhat”, soal kehidupan pribadi di status. Menurut pria, lebih baik berbicara langsung daripada mengumbarnya di Facebook, karena kesannya seperti mengharap belas kasihan. Selain itu, pamer soal kelebihan atau tempat yang didatangi dan langsung memasangnya di status.
4. Memasang foto ambigu
Status sudah berhubungan dengan seseorang, tetapi dalam beberapa foto terlihat mesra dengan pria lain. Hal ini seperti ingin “membakar” rasa cemburu pasangan dengan cara kekanakan. Foto ambigu itu juga menurut pria, sengaja untuk membuat orang lain mempertanyakan hubungannya, dan memberikan perhatian padanya.
5. Status hubungan palsu
Beberapa wanita lajang banyak memasang status hubungan dengan “in a relationship”. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi “kasihan” orang atas statusnya yang masih lajang. Hal ini menurut pria, sangat tidak masuk akal, karena justru status tersebut menghambatnya mendapat
pasangan. Apakah Anda juga melakukan hal sama? Hati-hati, menurut opini pria, kebiasaan ini bisa menjadi bumerang bagi wanita!
sumber: http://linkbee.com/FNQ3X
Menurut beberapa pria, seperti yang dikutip dari foxnews.com, wanita bisa memanfaatkan Facebook, tidak hanya dalam hal positif, tapi juga hal negatif. Salah satunya jika terkait masalah hubungan dengan lawan jenis.
Berikut opini beberapa pria yang membeberkan hal mengejutkan yang bisa dilakukan wanita di Facebook.
1. Membuat profil palsu untuk menguntit mantan pacar
Hal satu ini mungkin tampak sedikit ekstrem. Tapi, banyak wanita sengaja membuat profil palsu untuk bisa memantau mantan pacar tanpa diketahui pasangannya. Daripada menelepon atau mengirimkan sms, sekadar menulis “Apa kabar?” di wall Facebook, cara ini memang lebih aman.
2. Memanipulasi penampilan
Menurut pria, tidak sedikit wanita yang sering memasang foto di Facebook untuk menampilkan citra diri yang tidak sesuai realitas. Dalam foto-foto mungkin ingin terlihat lebih seksi dan berani atau sebaliknya, dan berlawanan dengan kenyataan. Hati-hati, hal ini bisa menjadi bumerang buat wanita.
3. Menulis status berlebihan dan provokatif
Status di Facebook bisa dibaca siapa saja dan banyak wanita yang mengggunakannya untuk tujuan provokasi atau pamer. Bagi pria, hal yang paling menyebalkan adalah “curhat”, soal kehidupan pribadi di status. Menurut pria, lebih baik berbicara langsung daripada mengumbarnya di Facebook, karena kesannya seperti mengharap belas kasihan. Selain itu, pamer soal kelebihan atau tempat yang didatangi dan langsung memasangnya di status.
4. Memasang foto ambigu
Status sudah berhubungan dengan seseorang, tetapi dalam beberapa foto terlihat mesra dengan pria lain. Hal ini seperti ingin “membakar” rasa cemburu pasangan dengan cara kekanakan. Foto ambigu itu juga menurut pria, sengaja untuk membuat orang lain mempertanyakan hubungannya, dan memberikan perhatian padanya.
5. Status hubungan palsu
Beberapa wanita lajang banyak memasang status hubungan dengan “in a relationship”. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi “kasihan” orang atas statusnya yang masih lajang. Hal ini menurut pria, sangat tidak masuk akal, karena justru status tersebut menghambatnya mendapat
pasangan. Apakah Anda juga melakukan hal sama? Hati-hati, menurut opini pria, kebiasaan ini bisa menjadi bumerang bagi wanita!
sumber: http://linkbee.com/FNQ3X
memahami pikiran-pikiran pra bahasa (bahasa telepati)
Setelah bermeditasi selama 6-8 hari terus menerus, maka kelenjar pineal akan mulai memproduksi hormone 5-Meo-DMT, yg mana hormone ini bersifat luminescens (mendatangkan cahaya) dan fosforenscens (mengeluarkan cahaya) karena sejumlah fosfen (kilatan cahaya sewaktu kita menutup dan membuka mata) disalurkan ke korteks mata dan orang akan melihat sinar terang di kepalanya. Dalam penelitian bersama yg dilakukan Eduard P.A Van Wijka (International Institute of Biophysics, Neuss, Jerman), J.Ackermanc (Universitas Utrecht, Belanda), Roeland Van Wijka (Cottage Hospital, Santa Barbara, California, USA) menunjukkan bahwa meditasi menghasilkan emisi foton ultra lemah (Ultra Weak Photon Emission) pada lengan dan dahi meditator yg di observasi. Foton sendiri adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Seorang meditator akan mengeluarkan emisi foton pada tubuhnya, tetapi hanya dapat dilihat oleh mereka yg memiliki “mata ketiga” terutama pada anak-anak di bawah usia 7 tahun, karena kelenjar pinealnya masih berfungsi normal. Anak-anak itu akan menutup wajahnya dan mengatakan “sangat menyilaukan” seperti sinar matahari yg terik. Hormon 5-Meo-DMT berinterkalasi dengan perantara RNA (ribonucleic acid), visualisasi dari orang-orang tersebut kemudian mampu melihat “visualisasi halo” atau mata ketiga, seperti memahami pikiran-pikiran pra bahasa (bahasa telepati) pada orang lain. Oleh karenanya orang yg telah mencapai tingkat ini dapat mengetahui keadaan psikologi seseorang tanpa mengadakan interview.(Leonardo R. notes)
Refleksi Akhir Tahun 2011 ICRP - Oleh Vivi D. Noviyanti
by Leonardo Rimba on Tuesday, December 20, 2011 at 10:18am
Teman-teman,
Berikut laporan Vivi D. Noviyanti yg mewakili Komunitas Spiritual Indonesia menghadiri acara tutup tahun ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace), yaitu lembaga yg didirikan oleh Gus Dur bersama-sama dengan teman-temannya, al. Musdah Mulia dan Djohan Effendi. Djohan Effendi juga anggota di Group Spiritual Indonesia, dan Musdah Mulia akan menjadi pembicara pertama di acara kita berikutnya di Jakarta, 14 Januari 2012 yg akan mengambil tema "Menuju Spiritualitas Universal".
Berikut laporannya:
-
-Refleksi Akhir Tahun 2011 ICRP
Terkejut juga saat menerima undangan dari Prof Musdah Mulia untuk menghadiri Konferensi dan Launching Buku ICRP pada tanggal 15 Desember 2011. Memang undangan ini secara resmi ditujukan pada komunitas SI ―dimana saya bergabung dan saya yang pertama kali memperkenalkan komunitas ini pada Prof Musdah (sedikit congkak gpp kan Mas Leo)― namun nampaknya saya pribadi wajib dan kudu hadir dalam acara tersebut. Tidak terpikir sama sekali akan melakukan apa dan bagaimana nantinya dalam konferensi tersebut, yang penting datang.
Bahaya Instrumentalisasi Agama di Indonesia, merupakan tema yang ditampilkan oleh ICRP dalam konferensi tersebut. Menurut Prof Musdah Mulia, sebagai Ketua Umum ICRP, konferensi ini merupakan agenda rutin ICRP dan kegiatan refleksi akhir tahun. Melalui konferensi ini diharapkan akan dihasilkan rekomendasi bagi ICRP berkaitan dengan tema tersebut. Secara guyon ditambahkan oleh Prof Musdah bahwa ICRP merupakan wadah untuk menampung uneg-uneg kelompok atau komunitas yang terabaikan (?). Sementara itu dari brosur yang resmi dituliskan bahwa ICRP merupakan organisasi yang bersifat non sectarian, non profit, non pemerintah, dan independen. Salah satu misi ICRP adalah menumbuh-kembangkan multikulturalisme dan pluralisme dalam kehidupan masyarakat. Profil lengkapnya dapat dibaca di www.icrp-online.org
Tema Bahaya Instrumentalisasi Agama Di Indonesia, ditampilkan berkaitan dengan fenomena instrumentalisasi agama di Indonesia yang sudah menjadi (dianggap) umum bahkan dalam konteks tertentu dianggap wajar. Berbagai kasus seperti UU No. 1/PNPS/1965, Polemik RUU Jaminan Produk Halal, RUU Kerukunan Umat Beragama, Perda Syariah, Fatwa Haram MUI atas Pluralisme, Ide Khilafah, Bom bunuh diri dengan dalih jihad dll merupakan bentuk instrumentalisasi agama.
Tentang apa dan bagaimana Instrumentalisasi Agama, telah disiapkan 3 pembicara untuk menguraikan hal tersebut dari sudut pandang yang berbeda yaitu Prof Dr. Azyumardi Azra (Akademisi), Siti Zuhro (perempuan/politik/kebijakan) dan Ade Armando (media).
Sir Azyumardi ―demikian candaan moderator seminar dalam menyebut Pak Azyumardi karena beliau menerima gelar kehormatan tsb dari kerajaan Inggris― menguraikan secara singkat instrumentalisasi agama melalui dua hal yaitu politik dan kelompok radikal transnasional. Di akhir uraiannya disampaikan bahwa untuk mengatasi instrumentalisasi agama dibutuhkan Vibrant Civil Society seperti ICRP atau organisasi sejenis, Advokasi LSM, serta Kelompok Mainstream yang solid seperti NU MUhammadiyah dll untuk melakukan kegiatan yang bersifat inklusif.
Siti Zuhroh menguraikan bahaya Instrumentalisasi Agama melalui aspek politik dan kebijakan Negara. Mendengarkan uraian ibu yang satu ini rasanya seperti mendengarkan kuliah Kewiraan atau saat mengikuti Penataran P4. Cukup sulit bagi saya untuk dapat merangkum uraiannya secara singkat dan padat. Saya hanya dapat mengutip satu butir dari ‘handout’ yang dibagikan sbb:
"kita harus menjauhkan upaya politisasi agama melalui cara-cara yang tidak bias dipertanggujawabkan. Era desentralisasi sekarang ini salah satunya menghasilkan perda yang bertentangan dengan konstitusi dan UU Pemda seperti yang diterapkannya Perda Syariah di beberapa daerah dan juga Perda Injil di Papua. Padahal sudah sangat jelas urusan agama menjadi domain Pemerintah Masional. Namun, tidak sedikit daerah dengan berbagi alasan membuat perda terkait agama”.
Pembacaan sambutan tertulis dari Menkopolhutkam oleh Asisten Menteri yaitu Bpk Sarwani yang masih bergaya Orba membuat saya bisa sejenak berkenalan dengan peserta konferensi yang duduk di samping saya. Busana muslim dan jilbab yang dikenakan membuat saya memperkirakan bahwa ibu tersebut adalah peserta dari organisasi Fathayat NU atau Muhammadiyah. Saya pengurus ICRP dan dari Ahmadiyah, nama saya Y demikian ibu tersebut memperkenalkan diri.
Sumpah mati …. Saya bengong … speechless … entah apa mau bicara apa lagi. Ibu Y juga menjelaskan kelompok Ahmadiyah saat ini seperti pengungsi di Negara sendiri. Pembicaraan tidak menjadi berkepanjangan karena Bang Ade Armando mulai tampil sebagai pembicara terakhir dengan judul Membangun Agama Kekerasan Melalui Media.
Dalam uraiannya, ia menunjukkan cara dan tujuan kelompok anti keberagaman dalam membentuk persepsi public melalui media (bad journalism), komunikasi sosial, pengajian, ceramah agama, diskusi, milis atau teknologi informasi lainnya. Penyebaran kebencian antar umat atau kelompok merupakan salah satu tujuan dari kelompok anti keberagaman tersebut. Di akhir bahasan, ia mengatakan bahwa diperlukan dukungan dari masyarakat sipil untuk menempatkan promosi keberagaman sebagai agenda penting dalam mengatasi kelompok anti keberagaman. Manajemen Persepsi juga perlu dilakukan untuk membangun persepsi positif tentang keberagaman.
Usai rehat makan siang, acara dilanjutkan dengan sessi diskusi kelompok. Romo Johannes Hariyanto, membuka sessi ini dengan menjelaskan tujuan dari Diskusi Kelompok tersebut yaitu membuat Rekomendasi bagi ICRP. Menurut Romo Hari, diskusi ini dibagi dalam 3 komisi.
Komisi 1 membahas tentang Sinergi Antar Komunitas, Komisi 2 membahas tentang Media yang efektif untuk mengatasi kelompok anti keberagaman, dan Komisi 3 membahas tentang UU atau peraturan yang bersifat diskriminatif. Romo Hari juga mempersilakan setiap peserta untuk memilih secara bebas Komisi untuk berdiskusi. Saya memutuskan untuk masuk ke Komisi 1 karena saya merasa perlu untuk memperkenalkan komunitas SI lebih dulu.
Bingung juga saat akan menyampaikan apa bagaimana komunitas Si yang penuh dengan dukun dan orang-orang aneh. Ternyata kebingungan saya tidak perlu muncul, saat saya menyebutkan nama Spiritual Indonesia dengan spontan Bapak Djohan Effendi (founder ICRP dan mantan mensesneg era Gus Dur) mengatakan ‘ooo saya tahu itu’. Lega rasanya karena komunitas dukunnya Om Leo cukup dikenal. Diskusi berlangsung cukup santai dan serius. Dalam Komisi ini saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari Ahmadiyah, Fathayat NU, Protestan, Katholik, Buddhis, Bahai, Parmalim dll.
Akhir dari acara Konferensi adalah pembacaan Rekomendasi dari setiap Komisi. Rangkuman hasil Rekomendasi adalah sbb:
Nilai-nilai masing-masing komunitas untuk kebersamaan dan dengan semangat saling menghormati.
Mendorong kegiatan bersama untuk menguatkan nilai-nilai kebersamaan tersebut.
Mendorong pemakaian media secara luas untuk menumbuhkan semangat toleransi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Pro aktif dalam membangun komunikasi dengan berbagai macam pihak terutama lembaga-lembaga resmi
Menaruh perhatian secara khusu untuk menanamkan semangat toleransi diantara kaum muda dengan memakai cara-cara yang sesuai dengan mereka.
Tinjau ulang produk-produk legislasi yang diskriminatif.
Menolak RUU jaminan produk halal dan kerukunan umat beragama.
Aktif ikut serta dalam proses legislatif yang terkait dengan keagamaan dan atau hak-hak sipil perdamaian.
Rekomendasi tersebut menjadi agenda kerja ICRP di tahun 2012. Konferensi akhirnya ditutup dan dilanjutkan dengan launching buku “Satu Dasawarsa ICRP: Melawan Kekerasan Atas Nama Agama”. Buku ini merupakan rangkuman sepak terjang ICRP selama 10 tahun. Buku yang menarik, namun saat launching, ternyata buku tersebut belum selesai dicetak jadi saya tidak dapat mengintip sekilas isi dari buku tersebut.
Yang menarik untuk dicatat, ternyata salah satu pembicara yaitu Mariana (Pimred Jurnal Perempuan) juga menceritakan bagaimana pengalamannya yang traumatis saat masuk menjadi anggota NII. Lagi-lagi saya bereaksi ndeso …. Bengong dan Speechless.
Pukul 17.30, acara berakhir dan ditutup oleh Pak Djohan Effendi. Meskipun berlangsung hampir 9 jam namun saya tidak merasa capek. Senang, takjub, dan lepas adalah emosi yang muncul saat saya pulang dari acara tersebut. Di acara tersebut saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang berbeda agama, keyakinan, kepercayaan, orientasi seksual dll. Kejujuran, ketulusan dan keberanian yang ditampilkan mereka membuat saya memiliki pemahaman baru tentang bagaimana menjalani proses hidup ini. Menjadi berbeda bukan suatu kesalahan, menjadi berbeda juga bukan sekedar lain dan unik, menjadi berbeda ternyata menjadi berani dan jujur terhadap “keberbedaan” itu sendiri.
Cukup sekian laporan saya dari Konferensi ICRP. Mudah-mudah tidak ‘bete’ baca tulisan saya, karena saya sendiri cukup ‘bete’ membaca ulang tulisan saya. Abis bagaimana lagi, saya ya seperti ini kalau menulis.
Salam,
Vivi D. Noviyanti
Teman-teman,
Berikut laporan Vivi D. Noviyanti yg mewakili Komunitas Spiritual Indonesia menghadiri acara tutup tahun ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace), yaitu lembaga yg didirikan oleh Gus Dur bersama-sama dengan teman-temannya, al. Musdah Mulia dan Djohan Effendi. Djohan Effendi juga anggota di Group Spiritual Indonesia, dan Musdah Mulia akan menjadi pembicara pertama di acara kita berikutnya di Jakarta, 14 Januari 2012 yg akan mengambil tema "Menuju Spiritualitas Universal".
Berikut laporannya:
-
-Refleksi Akhir Tahun 2011 ICRP
Terkejut juga saat menerima undangan dari Prof Musdah Mulia untuk menghadiri Konferensi dan Launching Buku ICRP pada tanggal 15 Desember 2011. Memang undangan ini secara resmi ditujukan pada komunitas SI ―dimana saya bergabung dan saya yang pertama kali memperkenalkan komunitas ini pada Prof Musdah (sedikit congkak gpp kan Mas Leo)― namun nampaknya saya pribadi wajib dan kudu hadir dalam acara tersebut. Tidak terpikir sama sekali akan melakukan apa dan bagaimana nantinya dalam konferensi tersebut, yang penting datang.
Bahaya Instrumentalisasi Agama di Indonesia, merupakan tema yang ditampilkan oleh ICRP dalam konferensi tersebut. Menurut Prof Musdah Mulia, sebagai Ketua Umum ICRP, konferensi ini merupakan agenda rutin ICRP dan kegiatan refleksi akhir tahun. Melalui konferensi ini diharapkan akan dihasilkan rekomendasi bagi ICRP berkaitan dengan tema tersebut. Secara guyon ditambahkan oleh Prof Musdah bahwa ICRP merupakan wadah untuk menampung uneg-uneg kelompok atau komunitas yang terabaikan (?). Sementara itu dari brosur yang resmi dituliskan bahwa ICRP merupakan organisasi yang bersifat non sectarian, non profit, non pemerintah, dan independen. Salah satu misi ICRP adalah menumbuh-kembangkan multikulturalisme dan pluralisme dalam kehidupan masyarakat. Profil lengkapnya dapat dibaca di www.icrp-online.org
Tema Bahaya Instrumentalisasi Agama Di Indonesia, ditampilkan berkaitan dengan fenomena instrumentalisasi agama di Indonesia yang sudah menjadi (dianggap) umum bahkan dalam konteks tertentu dianggap wajar. Berbagai kasus seperti UU No. 1/PNPS/1965, Polemik RUU Jaminan Produk Halal, RUU Kerukunan Umat Beragama, Perda Syariah, Fatwa Haram MUI atas Pluralisme, Ide Khilafah, Bom bunuh diri dengan dalih jihad dll merupakan bentuk instrumentalisasi agama.
Tentang apa dan bagaimana Instrumentalisasi Agama, telah disiapkan 3 pembicara untuk menguraikan hal tersebut dari sudut pandang yang berbeda yaitu Prof Dr. Azyumardi Azra (Akademisi), Siti Zuhro (perempuan/politik/kebijakan) dan Ade Armando (media).
Sir Azyumardi ―demikian candaan moderator seminar dalam menyebut Pak Azyumardi karena beliau menerima gelar kehormatan tsb dari kerajaan Inggris― menguraikan secara singkat instrumentalisasi agama melalui dua hal yaitu politik dan kelompok radikal transnasional. Di akhir uraiannya disampaikan bahwa untuk mengatasi instrumentalisasi agama dibutuhkan Vibrant Civil Society seperti ICRP atau organisasi sejenis, Advokasi LSM, serta Kelompok Mainstream yang solid seperti NU MUhammadiyah dll untuk melakukan kegiatan yang bersifat inklusif.
Siti Zuhroh menguraikan bahaya Instrumentalisasi Agama melalui aspek politik dan kebijakan Negara. Mendengarkan uraian ibu yang satu ini rasanya seperti mendengarkan kuliah Kewiraan atau saat mengikuti Penataran P4. Cukup sulit bagi saya untuk dapat merangkum uraiannya secara singkat dan padat. Saya hanya dapat mengutip satu butir dari ‘handout’ yang dibagikan sbb:
"kita harus menjauhkan upaya politisasi agama melalui cara-cara yang tidak bias dipertanggujawabkan. Era desentralisasi sekarang ini salah satunya menghasilkan perda yang bertentangan dengan konstitusi dan UU Pemda seperti yang diterapkannya Perda Syariah di beberapa daerah dan juga Perda Injil di Papua. Padahal sudah sangat jelas urusan agama menjadi domain Pemerintah Masional. Namun, tidak sedikit daerah dengan berbagi alasan membuat perda terkait agama”.
Pembacaan sambutan tertulis dari Menkopolhutkam oleh Asisten Menteri yaitu Bpk Sarwani yang masih bergaya Orba membuat saya bisa sejenak berkenalan dengan peserta konferensi yang duduk di samping saya. Busana muslim dan jilbab yang dikenakan membuat saya memperkirakan bahwa ibu tersebut adalah peserta dari organisasi Fathayat NU atau Muhammadiyah. Saya pengurus ICRP dan dari Ahmadiyah, nama saya Y demikian ibu tersebut memperkenalkan diri.
Sumpah mati …. Saya bengong … speechless … entah apa mau bicara apa lagi. Ibu Y juga menjelaskan kelompok Ahmadiyah saat ini seperti pengungsi di Negara sendiri. Pembicaraan tidak menjadi berkepanjangan karena Bang Ade Armando mulai tampil sebagai pembicara terakhir dengan judul Membangun Agama Kekerasan Melalui Media.
Dalam uraiannya, ia menunjukkan cara dan tujuan kelompok anti keberagaman dalam membentuk persepsi public melalui media (bad journalism), komunikasi sosial, pengajian, ceramah agama, diskusi, milis atau teknologi informasi lainnya. Penyebaran kebencian antar umat atau kelompok merupakan salah satu tujuan dari kelompok anti keberagaman tersebut. Di akhir bahasan, ia mengatakan bahwa diperlukan dukungan dari masyarakat sipil untuk menempatkan promosi keberagaman sebagai agenda penting dalam mengatasi kelompok anti keberagaman. Manajemen Persepsi juga perlu dilakukan untuk membangun persepsi positif tentang keberagaman.
Usai rehat makan siang, acara dilanjutkan dengan sessi diskusi kelompok. Romo Johannes Hariyanto, membuka sessi ini dengan menjelaskan tujuan dari Diskusi Kelompok tersebut yaitu membuat Rekomendasi bagi ICRP. Menurut Romo Hari, diskusi ini dibagi dalam 3 komisi.
Komisi 1 membahas tentang Sinergi Antar Komunitas, Komisi 2 membahas tentang Media yang efektif untuk mengatasi kelompok anti keberagaman, dan Komisi 3 membahas tentang UU atau peraturan yang bersifat diskriminatif. Romo Hari juga mempersilakan setiap peserta untuk memilih secara bebas Komisi untuk berdiskusi. Saya memutuskan untuk masuk ke Komisi 1 karena saya merasa perlu untuk memperkenalkan komunitas SI lebih dulu.
Bingung juga saat akan menyampaikan apa bagaimana komunitas Si yang penuh dengan dukun dan orang-orang aneh. Ternyata kebingungan saya tidak perlu muncul, saat saya menyebutkan nama Spiritual Indonesia dengan spontan Bapak Djohan Effendi (founder ICRP dan mantan mensesneg era Gus Dur) mengatakan ‘ooo saya tahu itu’. Lega rasanya karena komunitas dukunnya Om Leo cukup dikenal. Diskusi berlangsung cukup santai dan serius. Dalam Komisi ini saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari Ahmadiyah, Fathayat NU, Protestan, Katholik, Buddhis, Bahai, Parmalim dll.
Akhir dari acara Konferensi adalah pembacaan Rekomendasi dari setiap Komisi. Rangkuman hasil Rekomendasi adalah sbb:
Nilai-nilai masing-masing komunitas untuk kebersamaan dan dengan semangat saling menghormati.
Mendorong kegiatan bersama untuk menguatkan nilai-nilai kebersamaan tersebut.
Mendorong pemakaian media secara luas untuk menumbuhkan semangat toleransi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Pro aktif dalam membangun komunikasi dengan berbagai macam pihak terutama lembaga-lembaga resmi
Menaruh perhatian secara khusu untuk menanamkan semangat toleransi diantara kaum muda dengan memakai cara-cara yang sesuai dengan mereka.
Tinjau ulang produk-produk legislasi yang diskriminatif.
Menolak RUU jaminan produk halal dan kerukunan umat beragama.
Aktif ikut serta dalam proses legislatif yang terkait dengan keagamaan dan atau hak-hak sipil perdamaian.
Rekomendasi tersebut menjadi agenda kerja ICRP di tahun 2012. Konferensi akhirnya ditutup dan dilanjutkan dengan launching buku “Satu Dasawarsa ICRP: Melawan Kekerasan Atas Nama Agama”. Buku ini merupakan rangkuman sepak terjang ICRP selama 10 tahun. Buku yang menarik, namun saat launching, ternyata buku tersebut belum selesai dicetak jadi saya tidak dapat mengintip sekilas isi dari buku tersebut.
Yang menarik untuk dicatat, ternyata salah satu pembicara yaitu Mariana (Pimred Jurnal Perempuan) juga menceritakan bagaimana pengalamannya yang traumatis saat masuk menjadi anggota NII. Lagi-lagi saya bereaksi ndeso …. Bengong dan Speechless.
Pukul 17.30, acara berakhir dan ditutup oleh Pak Djohan Effendi. Meskipun berlangsung hampir 9 jam namun saya tidak merasa capek. Senang, takjub, dan lepas adalah emosi yang muncul saat saya pulang dari acara tersebut. Di acara tersebut saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang berbeda agama, keyakinan, kepercayaan, orientasi seksual dll. Kejujuran, ketulusan dan keberanian yang ditampilkan mereka membuat saya memiliki pemahaman baru tentang bagaimana menjalani proses hidup ini. Menjadi berbeda bukan suatu kesalahan, menjadi berbeda juga bukan sekedar lain dan unik, menjadi berbeda ternyata menjadi berani dan jujur terhadap “keberbedaan” itu sendiri.
Cukup sekian laporan saya dari Konferensi ICRP. Mudah-mudah tidak ‘bete’ baca tulisan saya, karena saya sendiri cukup ‘bete’ membaca ulang tulisan saya. Abis bagaimana lagi, saya ya seperti ini kalau menulis.
Salam,
Vivi D. Noviyanti
Langganan:
Postingan (Atom)